Naruto belong to Masashi Kishimoto

Hetalia belong to Himaruya Hikadez

Tsubasa: Reservoir Chronicle belong to Clamp

Cerita punya Kopi and Co

penulis tidak mengambil keuntungan apapun dari penulisan karya transformatif ini

XXX

"Baiklah sekarang apa? " Tanya seorang pria asal Italia Selatan langsung to the point.

" Entahlah Da~ kenapa kau tanya aku ? Aku bukan orang yang mengundang kalian ke sini. " Sahut pria Russia itu.

" Terus buat apa kita di sini?! Buang-buang waktu saja " Respon sakartis seorang pria Jepang dengan rambut jabrik bak pantat ayam.

" Hm hm" Timpal salah satu anggota di perkumpulan itu.

tuk tuk tuk

Lovino-pria asal Italia Selatan itu mengetuk-ngetuk meja dengan gusar. Mukanya pun mengkerut kesal. " Aagh lama nian... Mending aku pulang ngurus tomat-tomatku. " Kata Lovino akhirnya.

Semua orang yang duduk di patio* menatap ke arah Lovi.

Lovi berdiri dan mengabil jaketnya yang tersampir di kursi. Ia berniat akan pulang meninggalkan patio namun...

" Eh eh jangan pergi dulu da " Cegah Ivan sang pria Russia.

" Ck, untuk apa? " Solot Lovi sewot.

" Paling tidak tunggu tuan rumah tiba lah. Apa lagi ? " Tanggap Sasuke datar.

" Ah bukan urusan saya. Kalau aku pulang ya itu salah tuan rumah sendiri kerena kelamaan. " Jawab Lovi yang tanpa jeda " Dah ya bye! Aku mau pulang."

Baru saja Lovi memajukan kursinya..." Eee Tuan tunggu, jangan pulang dulu." Seketika semua orang di patio menatap ke arah datangnya suara. " Gomen ne Tuan- tuan. Maafkan saya, saya terlambat. " Ucap seorang pria yang diketahui bernama Kiku Honda.

" Tak apa-apa tuan/ da/ Kiku. " Ucap mereka kompak minus Lovi. Kiku berjalan ke patio, sementara Lovi menarik kursinya dan duduk kembali.

Skip time~

Pesanan mereka pun datang. Teh matcha untuk setiap orang. Kiku menyeruput teh-nya lalu berkata " Jadi bagaimana ? Siapa yang akan memulai duluan ? " Tanya Kiku.

" Aku yang akan mulai duluan " Ucap Lovi datar. " Mengingat aku ada janji setelah ini. " Tambahnya.

Xxxxxxxxxx

notes :

Patio = semacam teras yang ada di belakang rumah. Dalam cerita ini patio diartikan satu set meja bulat dengan payung lebar dan 4 sampai 6 meja. Biasanya ada di cafe-cafe.