Shingeki no Kyojin © Hajime Isayama
Peringatan: typo, alur cepat, dibuat buru-buru.
"Bertolt tungguin aku ya, sebentar lagi selesai kok. Tolong tungguin aku, aku panik banget kalau ditinggal sendirian" ucap Sasha yang sekarang sedang panik karena dia belum merampungkan laporannya.
Bertolt menjadi iba, tidak tega meninggalkan gadis kentang itu sendirian. Agak sedikit menyesal menanyakan "Laporan lu udah belum Sha?" kepada doi yang jelas-jelas sedang kelabakan di depan laptopnya. Tetapi sebenarnya walaupun agak membuang waktu, Bertolt merasa tidak keberatan menemani Sasha. Apalagi hubungan mereka sekarang sedang dekat sebagai teman. Bertolt rela tidak menemani Reiner dan Annie demi Sasha, sang teman barunya.
Awalnya Bertolt dekat dengan Sasha karena ospek jurusan, pertama tahu kerena dia yang makan kentang saat ada dosen sedang menjelaskan lalu setelah itu dimarahi kakak tingkat. Dan pulang bareng saat hari terakhir ospek. Hari itu pulang malam dan para cowo wajib memastikan bahwa teman-teman cewe sampai rumah dengan selamat. Kebetulan Bertolt membonceng Sasha.
"Bertolt maaf ya kamu sampe harus nganterin gue pulang. Padahal kossan lu jelas ga searah sama rumah gue, malah kossan lu kan deket kampus" Sasha memulai percakapan mereka.
"Slow aja kali Sha, gue juga gak tega ngebiarin cewe pulang sendiri"
"Tapi kan sekarang ada ojek online" Sasha cepat menimpali.
"Ohh iya" Bertolt baru sadar apa yang dikatakan oleh Sasha benar. Tetapi dia terlanjur menawari saat ketang (ketua angkatan) berkata masih ada yang belum kebagian temen nebeng. Bertolt sekarang malu, mukanya sedikit panas.
"Aduh. Gue terharu banget loh Bert, baru kali ini gue di anggep cewe sama orang lain. Hahah. Padahal tadi gue udah bilang ke ketang bisa pulang sendiri tapi dia ngeyel" ucap Sasha dengan ucapan yang penuh emosi. "Bertolt baik banget deh" lanjut Sasha.
"Tapi gue ga nyangka kita baru selesai jam 9. Ini udah lumayan malem sih buat orang rumahan kayak lu" sahut Bertolt.
"Ya, gara2 ketang pengen ngucapin sesuatu kan ke kita tadi. Seharusnya jam 8 udah selesai" timpal Sasha. "Padahal kalau gue masih tetanggaan sama Jean, gue bisa nebeng Jean. Trus tadi Jean malah nganterin cewe lain" terdengar nada kecewa dari perkataan Sasha barusan.
"Ohh lu dulu tetanggaan sama Jean?"
"Iya, dulu"
Percakapan malam itu terasa aneh tetapi menyenangkan bagi Bertolt. Aneh karena padahal mereka berdua baru kenal satu sama lain, tetapi dengan Sasha, dia merasa sudah menjadi teman dekat. Senang karena baru pertama kali Bertolt merasakan bertemu orang seperti Sasha.
Sasha dekat dengan semua orang di angkatannya. Dia sudah hafal semua orang setelah ospek berakhir. Kepribadiannya walaupun agak kasar dan blak-blakan, dia sangat baik dan mudah bergaul. Apalagi untuk urusan gosip di sela-sela sengangnya praktikum. Biasanya dia ikutan gosip sama Ymir, Mina, Hannah serta Annie dan Christa yang juga kadang-kadang ikut nimbrung. Sebenernya gosip mereka tidak jauh-jauh dari ngomongin cowo ganteng dan pasangan yang ada di jurusan atau fakultas mereka.
"Katanya kemarin baru ada yang jadian loh di angkatan kita" ucap Mina memulai gosip di sela praktikum mereka, selagi menunggu uji yang memakan waktu lama.
"Ahh iya mumpung ada orangnya juga disini, ya kan Annie?"
"Arggh kalian, bikin malu aja" ucap Annie yang menutup setengah wajahnya dengan buku penuntun praktikum. Untung Armin ga satu kelas praktikum dengan dia.
"Ahh yang benar Annie? Aku tidak percaya!" ucap Sasha yang heboh sendiri. "Aku ga bisa nempel-nempel sama Armin lagi buat modus nyontek konten laporan!" ucap Sasha blak-blakan seperti biasa.
Ymir memukul kepala Sasha dengan buku penuntun yang sudah digulung "Kerjain sendiri!". Buku penuntun praktikum memang serbaguna.
"Trus kata Franz, ada yang lagi deket juga loh di sini" ucap Hannah sambil melirik Sasha.
Sasha yang dilirik agak bingung melihat semua tatapan menuju ke arahnya.
"Aku? Aku gak lagi deket sama siapa-siapa kok!" sanggah Sasha.
"Yakin, sering banget ada yang ngeliat kalian jalan berdua mulu. Bilang aja! Lagi deket kan sama Bertolt?" ucap Mina dengan seringai jahilnya.
Sasha tidak menyangka mereka akan beranggapan begitu dengan hubungannya dengan Bertolt. Sasha dan Bertolt juga dekat karena mereka satu kelompok di berbagai praktikum. Sasha yang ceroboh akan hal-hal seperti itu mau tidak mau harus selalu bergantung kepada Bertolt. Bahkan berat bahan yang jelas ada di buku penuntun praktikum harus selalu ditanyakan. "Bertolt NaOH nya 3 ml kan?" atau "Bertolt ini bener begini kan nuanginnya?" "Bertolt aku ga tau cara pakai alat ini" padahal ada teman kelompok yang lain, tetapi Sasha lebih senang bergantung pada Bertolt karena dia baik dan sabar juga hebat dalam praktikum.
Sasha terdiam, ragu ingin menjawab apa. "Enggak kok, aku sama Bertolt cuma temen. Cuma kebetulan jalan bareng karena pengen ketempat yang sama". Ya selama ini Sasha berpikiran seperti. Lagipula Sasha juga berteman dekat dengan cowo lain.
"Ya ga apa-apa sih kalau lu deket sama Bertolt. Lagian lu juga deket banget sama semua cowo. Tapi awas kalau buat Bertolt baper!" ucap Annie yang serius menatap Sasha.
Jean menatap smartphone-nya dengan nanar. Bingung ingin melakukan apa di sekret bem fakultas ini sendiri. Terlebih lagi dia teringat gosip Eren dengan Armin.
"Kata Annie, Bertolt lagi dekat dengan Sasha. Trus dia khawatir"
Setelah perkataan itu, Jean tidak mau mendengar apa-apa lagi. Tidak penting bagi Jean. Dia sensitif mendengar nama Sasha disebut, ya sebagai orang yang dekat dengan Sasha, Jean merasa penasaran. Jean gusar dengan pikirannya. Semenjak dia ikut masuk BEM fakultas, dia dan Sasha jarang berbincang lagi. Dan setelah tahu Sasha dekat dengan orang lain, Jean merasa posisinya sebagai teman dekat Sasha terancam. Jean akhirnya menghubungi Sasha.
'Sha, lo dimana? Temenin gue makan yuk'
'Yah, pengen makan sih. Tapi gue udah di rumah dan capek banget heheh' ucap Sasha di sebrang sana. 'lu beneran ga ada temen Jean? Walaupun ga ada temen, jangan lupa makan ya!. Awas kalo lu sakit gara-gara ga makan hari ini. Nanti next time gue pasti ikut kalo lu ajak'
'Iya, bawel lo. Lo juga istirahat ya. Bye' tutup Jean.
Sebenarnya Jean rindu dengan segala ocehan penting atau ga penting Sasha. Kadang mendengar Sasha cerita, mood dia naik menjadi lebih baik. Maklum, Jean orangnya kadang ga bisa ngatur emosi.
"Apasih Jean sensi banget , lagi stress kali ya" ucap Sasha sendiri setelah mendapat telepon dari Jean. Dia merebahkan diri di kasur sambil menghitung kentang-kentang yang melompat agar bisa cepat tertidur. Bukannya tertidur, dia malah teringat hal lain.
"Astaga! Besok lusa kuis kalkulus. Belum belajar sama sekali. Ayok kita telpon Armin" Sasha heboh berbicara sendiri sambil mengambil smartphone-nya. Mencari nama Armin di dalam kontak dan langsung menelponnya.
'Halo Armin. Tolong ajarin aku kalkulus dong, aku belum belajar sama sekali' ujar Sasha hampir ingin menangis
'Kebetulan besok Annie mau ngajarin kalkulus nih di rumah Eren, ramean. Abis kuliah langsung'
/Keesokan hari, setelah kuliah/
Sasha tidak datang bersama dengan Armin ke rumah Eren, dia ada urusan dulu dengan teman-temannya dari ukm panahan yang dia ikuti. Sebagai pencair suasana saat dia datang nanti, Sasha membeli beberapa makanan ringan dan minuman untuk belajar bersama. Sekaligus menyenangkan hati teman-teman pikirnya. Sasha dikirimi alamat rumah Eren oleh Armin, ternyata rumah Eren dekat dengan Sasha. Wajar, Eren kan memang asli orang Shiganshina. Beda dengan Sasha yang pindah ke sini dua tahun lalu.
"Oi guyss, gue bawa makanan ̶ " Sasha langsung terdiam melihat Bertolt. Teringat perkataan Annie saat praktikum waktu itu. Yang ikut belajar bersama ada, Eren ̶ tentu saja, Armin, Mikasa, Mina, Marco, Reiner, Bertolt dan Jean, lalu ada tutor mereka hari ini Annie.
"Jean!" Sasha senang saat melihat teman dekat dan mantan tetangganya itu ada disini. Dia langsung duduk di samping Jean.
"Berisik!" ujar Jean kepada Sasha.
Mereka semua memulai sesi belajar bersama dengan Annie yang menerangkan materi yang akan masuk dalam kuis terlebih dahulu. Saat penjelasan materi, semua hampir bisa mengikuti. Eren, Sasha dan Mina kelihatan kesulitan saat mengerjakan latihan soal. Mina langsung mendekat kepada Mikasa yang tengah mengajari Eren juga. Sasha masih berjuang untuk mengerjakan sendiri walaupun sambil meringis sedih dan menahan tangis.
"Sasha, coba aku lihat hasilmu" ujar Bertolt yang beranjak lalu duduk disamping Sasha secara tiba-tiba.
"Eh, I-iya" Saking kagetnya Sasha gagap menanggapi perkataan Bertolt.
Bertolt menjelaskan dengan pelan kalau ada yang salah dengan perhitungan Sasha. Penjelasan Bertolt mudah dipahami Sasha.
"Uwoo Bertolt, aku paham sekarang. Makasih banget!" ujar Sasha, terbawa dengan perasaan senang, Sasha menatap Bertolt dengan pandangan yang kelewat antusias.
Bertolt terpana dengan ekspresi senang Sasha, itu mampu membuat Bertolt ikut tersenyum senang dan terpana. Sekilas ada debaran aneh di jantung Bertolt. "Hmm kerja bagus Sasha!"
Saat jam 11 malam, semuanya sudah lelah dan penat dengan materi kalkulus. Sasha juga sudah dihubungi oleh Mami nya untuk segera pulang. Dia izin pamit kepada semuanya untuk pulang.
"Naik apa Sha?" sahut Marco.
"Naik ojol kayaknya, rumah gue deket kok" jawab Sasha.
"Ayok sama gue Sha" "Biar gue aja yang nganterin Sha"
"Ehh?!" Sasha kaget karena Jean dan Bertolt menawarkan pada saat yang bersamaan.
Bersambung
Omake
"Ayok sama gue Sha" "Biar gue aja yang nganterin Sha"
"Ehh?!" Sasha kaget karena Jean dan Bertolt menawarkan pada saat yang bersamaan.
"Cieeee" ejek Mina menggoda mereka bertiga.
*tak*
Annie memukul Mina dengan spidolnya.
fanfic ini dibuat karena kangen sama Sasha. T_T
tapi aku tidak janji akan cepat melanjutkan ini, semua semata-mata karena rindu gadis kentang.
terima kasih yang sudah membaca.
sampai berjumpa lagi.
