" Mana duit lo !?, lu kalo mao lewat sini bayar bangsad ! " teriak seorang preman yg mengahadang jalan Fano saat kerumahnya dari pulang sekolah.
" trus kalo gua kaga mau bayar, mau ape lo ?, ini jalanan bebas bro " balas Fano.
" Wah Brengsek lo ! " balas sang preman.
Dia memukul Fano tepat di wajah dengan pukulan seperti petinju.
Fano hanya diam menerima pukulan sambil terjatuh.
" Makanya, kalo mao lewat bayar dulu goblok wkwkwkwk " preman itu berjalan pergi sambil tertawa.
" Segitu Doang ?, sekarang giliran gua..." ucap Fano berdarah dingin.
" Wah masih mao ?, Oke ". balas preman.
Ia langsung mengeluarkan pukulan ke arah wajah Fano.
Seketika fano mengeluarkan pisaunya dari kantong dan menancapkannya ke jari preman itu.
jari preman itu putus dan preman itu berteriak kesakitan.
" AHHHH..., ANJIIINGG... " Teriak preman.
Fano kemudian menancapkan pisaunya ke mata preman tersebut.
" ANJING... BRENGESEK LO ... ARGHHH " teriak preman tsb.
" Mau jadi jagoan kan lo ?, jagoan kan tahan sakit " ucap Fano dengan hawa pembunuh.
kemudian Fano bertanya " Golongan Darah lo apa ?, CEPET JAWAB ANJING!!! ".
" GOLONGAN GUA O, BANGSATT ... EMANGNYA LU MAU NGAPAIN ANJING ?!! " Balasnya.
" Gua mau minum, emangnya kenapa ? wkwkwk " jawab fano dengan tertawa.
" ARGHH... ANJINGG... DASAR LO PSIKOPAT BANGSATT !!! ..." Teriak preman sambil menahan sakit.
Fano mencabut pisau yg ada dimata preman itu dan menusuk perut preman tersebut sambil mengeluarkan usus pria tsb. preman tersebut mati seketika.
Lalu ia membawa mayat pria tersebut untuk dibuang kesungai.
Sebelum ia buang ia ingin bermain rulu dengan organ sang preman tsb.
Ia pun membelai usus pria tersebut sambil memainknan organ tubuh pria tsb.
Fano berkata " Kasih sayang gua bagus kan ?, abis gua bunuh, lu gua elus kurang baek apa coba gua, hahahaha " sambil tertawa.
kemudian ia memutilasi pria tersebut, dengan beberapa bagian tubuhnya dan darah pria tersebut ia bawa pulang untuk dimakan. setelah itu ia membuang jasad pria tersebut yg hanaya terlihat seperti daging ayam sehingga tidak ada yg mencurigainya.
Akhirnya Fano melanjutkan perjalanan pulangnya sambil bersiul.
