Clannad After Story © Key
Dahan pohon sakura yang berada tepat di belakang rumah dengan indah bergerak-gerak diterpa angin. Sudah 11 tahun kami pindah ke rumah ini. Aku putuskan pindah dari apartemen lama ke tempat yang dekat dengan sekolah Ushio karena aku rasa akan lebih mudah mengawasi putriku jika tinggal disini.
Di tengah lamunanku seorang gadis berbadan tinggi dan berambut panjang memelukku dari belakang,"papa… papa."
"Hmmm."
Dengan cepat dia memutar tubuhnya ke depanku, "hmm? Cuma itu?"
Aku memegang kedua pipinya dan menariknya kearah yang berlawanan. Melihat wajahnya yang seperti itu, aku tidak bisa menahan tawaku lagi. Ushio langsung berlari ke Nagisa yang berjalan menuju kearah kami dengan membawa tiga gelas teh panas dengan kue kesukaannya.
Sambil menepuk-nepuk pipinya ia berkata dengan manja,"mama, lihatlah ini. Papa jahat sekali."
Nagisa hanya tersenyum kecil dan mengajaknya kembali ke teras belakang.
"Kau pulang cepat hari ini Ushio." Aku membuka percakapan diantara kami bertiga.
"Hari ini hanya latihan basket sebentar."
"Kalau sudah lelah jangan dipaksakan. Kau mengerti itu kan Ushio?"
"Tenang saja mama, aku ini punya energi berlebih seperti Akki dan Papa."
"Itu baru putriku."
"Okazaki Ushio." Aku dan Ushio mengatakannya bersamaan.
Aku tak menyangka bisa berkumpul bersama hingga sekarang, sejak mengetahui Ushio juga menderita penyakit yang sama dengan Nagisa. Walaupun aku tahu kekuatan fisiknya jauh lebih baik dari Nagisa, tapi aku selalu berfikir yang bukan-bukan tentangnya.
Ushio meletakkan kepalanya di pundakku, "ayo kita kerumah Akki, sudah lama kita tidak berkunjung."
"Bagaimana kalau besok? Kita semua liburkan?"
"Benarkah besok?"
"Bagamana Nagisa? Apa kau mau?"
"Sepertinya akan menyenangkan."
"Yosh, besok kita piknik juga dengan Akki."
"Sejak kapan acaranya bertambah?" tanyaku sambil meneguk minuman di depanku.
"Papa…" Lagi-lagi Ushio memperlihatkan wajah manjanya, tapi aku sangat senang melihatnya.
Perbincangan kami berlanjut hingga waktu makan malam, ketika Nagisa pergi untuk menyiapkan makan Ushio mendekat padaku dan menanyakan sesuatu sambil berbisik, "papa, coba lihat, apa ada yang aneh denganku? "
Ushio bangkit dari tempat duduk dan berdiri di depanku sambil memutar badannya ke kanan dan kekiri. Sebenarnya aku tidak melihat ada sesuatu yang salah pada tubuhnya, hanya saja melihatnya seperti itu aku jadi memikirkan hal aneh lagi, "apa kau merasakan sesuatu yang aneh di tubuhmu?"
"Kenapa jadi Ushio yang ditanyai?"
"Ushio!"
"Etto… Aku bingung bagaimana menanyakannya. Berjanjilah papa tidak akan menertawaiku."
Aku memasang wajah serius, "hmm."
"Temanku bilang aku tambah gemuk. Papa kan laki-laki, pasti bisa tahu, iya kan?"
Aku berpura-pura mengamatinya dengan seksama,"sedikit, tapi tidak masalah dan tidak ada yang aneh padamu."
"Hah, sudah ku duga. Aku mau tidur saja."
Dengan muka malas Ushio meninggalkanku di ruang tengah sendiri. Sebenarnya aku masih penasaran dengan yang ingin ditanyakannya, biasanya dia akan marah jika aku bilang , kali ini dia menunjukkan wajah lega saat aku bilang tidak ada yang aneh padaya. Aku hanya bisa berharap Ushio baik-baik saja.
***
Hari ini Ushio benar-benar bersemangat, bahkan di pagi buta dia sudah membangunkanku, "papa… papa…"
"Hmmm?"
"Sttttt… "
Aku benar-benar tidak tahu jalan pikiran putriku sendiri. Setelah membangunkanku dia mengajakku keluar rumah membeli bahan makanan.
"Etto… papa?"
"Hah? "
"Em, hari ini aku akan memperlihatkan keahlianku, aku akan memasak untuk Akki. Tenang saja papa, aku sudah belajar dari temanku."
Sebenarnya dia juga pernah melakukan hal yang sama saat ulang tahun Nagisa, dan berakhir dengan kami makan di kedai ramen bersama. Kami hanya berbelanja beberapa bahan masakan dan minuman kaleng saja.
Brakkk
Tiba-tiba Ushio menjatuhkan kantong belanja yang di pegangnya. Jantungku berdegup kencang sekali. Kami hanya memandang satu sama lain, bahkan saat aku ingin bertanya padanya suaraku seperti lenyap begitu saja.
"Ushio… "
"Papa, apa Ushio akan… "
Aku membantu Ushio berdiri, "tidak akan terjadi apa-apa padamu."
"Papa, Ushio takut."
"Tenang, tidak akan terjadi apa-apa padamu. Percayalah." Aku berusaha meyakinkannya dengan menunjukkan senyumku dan menyemangatinya walau sebenarnya aku juga sangat takut. Dia hanya membalas ucapanku dengan mengangguk pelan. Pejalan pulang kamipun diiringi keheningan.
Kami tiba di rumah sedikit terlambat, Nagisa sepertinya sudah bersiap memarahi kami berdua yang keluar rumah diam-diam. Tapi, semarah apapun dia tidak pernah tega memarahi kami berdua. Nagisa benar-benar masih sama seperti dahulu, gadis periang yang murah hati. Aku berharap keluargaku akan selamanya seperti ini.
Arigatou sudah membaca fanfic saya ^_^/
Gomen, Ai baru update dan bukan update code:breaker.
Code:Breaker nya ijin dulu ya minna \^_^"
*dilempar PC X_X
Entah kenapa selesai nonton Clannad After Story , jadi terlau bersemangat membuat FF nya.
Sebenarnya ingin buat fanfic yang sedih, tapi maaf kalu belum bisa membuat kata-kata yang mengharukan dan jika ceritnya sedikit aneh. u_u ,
*reader : Kenapa jadi curhat :3
Ai : Gomen XD
seperti biasa, mohon kritik dan sarannya ^_^/
see you next chapter . . .
