Pair : SasuNaru

Genre : Romance / Humor

Summary: Kehidupan SMA adalah kehidupan baru bagi seseorang yang polos seperti Naruto. Bagaimana kehidupan SMA Naruto? Bagaimana jika ia mencintai seorang senior yang merupakan salah satu senior terbrengsek disekolahnya yang secara aneh juga mencintai dirinya? Bagaimana kisah mereka? Let's read, guys! SasuNaru…newbie author, first fict! Warning inside. RnR?

Age : Sasuke, Neji, Sai, Shikamaru : 16 tahun

Naruto : 14 tahun

Gaara, Kiba : 15 tahun

Sasori, Deidara : 18 tahun

Itachi : 19 tahun


Naruto © Masashi Kishimoto

Titanium Love © Ryl Gabbe

WARNING : OOC, AU, Gaje, Shounen-Ai, Senioritas, Selipan humor krispi…

Newbie. And this is my first story.

Don't like, don't read.

Chapter 1 : High School, eh?


.

Pagi itu adalah hari pertama masuk sekolah menengah atas bagi seorang remaja berambut pirang dengan tiga garis lembut di masing-masing pipinya yang dilengkapi dengan mata biru langit cerah yang tak pernah tertutupi oleh awan. Namikaze Naruto. Remaja berjenis kelamin ganda ini—err berjenis kelamin laki-laki ini, telah siap berangkat. Dengan baju seragam lengan pendek berwarna biru muda dan celana hitam panjang serta dasi biru tua khas sekolah barunya, ia melangkah penuh semangat menuju ruang makan di mansion Namikaze.

"Pagi Ayah! Pagi Ibu! Pagi Nee-chan ku sayangggg!" dengan suara yang merdu (baca : cempreng) ia menyapa seluruh anggota keluarganya dan tak lupa mencium pipi ibu dan kakak perempuannya.

"Ugh, liur mu menggelikan, Naru!" sang kakak hanya menggerutu sambil mengelap liur sisa ciuman pagi Naruto.

"Pagi Naru-chan, ah ayo sarapan dulu sayang. Ibu telah menyiapkan sup kuah ramen untukmu!" Kushina tersenyum hangat pada putranya yang memasang tampang ceria (Naruto tidak akan tersinggung apabila panggilannya di embel-embeli chan oleh ibu, ayah, dan kakaknya, tapi kalau orang lain? Beuh!).

"Ehm, Naru-chan, hari ini hari pertama kamu masuk SMA kan?" Minato, sang ayah mengusap rambut putranya yang baru saja duduk disebelahnya.

"Iya tousan… iiihh berhentilah memperlakukanku seperti wanita, tousan!" Naruto merengek pelan pada ayahnya yang memiliki ciri yang serupa dengan Naruto dan kakaknya, Deidara.

"Hahaha Naru-chan, kau ini memang manis sekaliiii" ujar Minato dengan tampang pedophile yang langsung mendapat sambitan kulit pisang dari Kushina (?)

"Naru, hari ini ayah beserta ibu dan Dei, akan pergi ke Suna untuk pertemuan kerjasama antara Namikaze Corp dan Akasuna Corp. Tentu saja, ayah sebagai pemilik Namikaze Corp, harus datang membawa istri beserta salah satu anak ayah sebagai pelengkap pertemuan resmi tersebut. Jadi, tak apa kan, Naru, jika ayah tinggal kau sendirian selama enam hari? Ayah akan pulang hari sabtu nanti." Ujar sang ayah panjang lebar.

"Eh? Kenapa harus Nee-chan? Huweee kenapa bukan Naru yang di ajak?" Naruto hanya memasang muka melasnya sembari melancarkan protes-melasnya.

"Hari ini kan Naru harus sekolah, sayang. Sedangkan Dei, ia sedang cuti kuliah, dan mumpung masih semester pertama, Dei masih bisa santai. Lagipula, Dei kan perempuan, masa kamu tega meninggalkan kakak perempuanmu sendirian dirumah selama enam hari?" ujar Kushina dengan senyum cantik keibuannya.

"Ugh, baiklah. Lagipula Naru kan udah dewasa! Naru udah SMA! Iya, kan, Tousan?" Naruto menjadi bersemangat mengingat statusnya sekarang sebagai anak yang menurutnya telah dewasa.

"Iya, Naru, kamu sudah dewasa…" Ujar sang ayah dengan senyum cerah yang melambangkan bahwa ia bangga terhadap putranya.

Setelah selesai sarapan, Naruto langsung menuju mobil Corolla Altis-nya untuk berangkat sekolah. (wisss, keren ya anak 14 tahun punya Corolla Altis milik sendiri…author ngiri! Author enpi! Kapan author pun—*disambit readers* *readers : lanjutin ceritanya, author sinting!*). Errr okay. Orang tua beserta kakaknya akan berangkat ke Bandara Internasional Konoha –untuk menuju Suna– sekitar dua jam lagi. Jadilah ia berangkat sekolah dengan hati galau. Ia memang sangat ingin mengunjungi Suna lagi. Ia selalu mengingat gunung dan gurun pasirnya yang indah, terlihat gersang namun lumayan sejuk. Ditambah lagi hembusan angin tropis yang bertiup sepoi-sepoi, membuatnya semakin merindukan negara yang identik dengan pasir itu —yang ia kunjungi setahun lalu.

Setelah beberapa saat merenung, ia akhirnya menjalankan mobilnya menuju ke sebuah sekolah tingkat menengah atas yang termasuk sekolah favorit se-antero Konoha. Beruntunglah, ia sama sekali tidak terjebak macet yang umumnya sering melanda pada pagi hari.

Akhirnya, 500 meter di depan ada sebuah bangunan megah nan mewah, yang di depannya memiliki plang bertuliskan "Konoha Bilingual Senior High School". Yap, sekolah berstandar Internasional.

Disekolah ini MOS (Masa Orientasi Siswa) diadakan mendadak, dikarenakan pihak sekolah yakin, apabila MOS dibertahukan dahulu pada para murid baru, mereka akan menggunakan berbagai taktik curang untuk menghindarinya. Jadi, bisa saja MOS diadakan saat pertengahan semester atau mungkin di awal bahkan di akhir semester pertama tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Dan lagipula, untuk MOS di sekolah ini hanya berisi keisengan para senior dan tes-tes tidak penting dari para senior untuk junior. Jadi, Naruto tak perlu repot-repot membawa perlengkapan MOS (kalau saja seandainya ada MOS mendadak).

Setelah ia masuk ke halaman parkir sekolah tersebut, ia langsung memarkirkan mobilnya. Ia tahu sedikit lagi harus masuk kelas, dan ia akan terlambat. Namun, Naruto mengurungkan niatnya untuk keluar mobil, dikarenakan ia masih harus menunggu kedua sobat karibnya yang ia kenal dari semasa sekolah dasar –Gaara dan Kiba.

Beberapa saat kemudian, sebuah mobil Porsche hitam, ber-plat nomor, '70M47 UchS', parkir di sebelahnya. Sungguh plat nomor yang aneh bukan, pemirsa? Yak, pemilik mobil tersebut tak lain dan tak bukan merupakan putra bungsu dari pemilik perusahan Uchiha Corp –saingan Namikaze Corp–, Uchiha Sasuke. Karena dari kode "Uch" yang menandakan pemilik mobil tersebut adalah salah satu anggota keluarga dari Uchiha Corp, Naruto langsung tahu siapa yang ada dibalik mobil itu, meskipun ia tak pernah bertemu secara langsung dengan sang pemilik mobil. Anak bungsu dari Uchiha. Mengapa ia menyimpulkan begitu? Karena Uchiha Itachi, sang anak pertama, tengah menjalankan kuliah di Universitas yang sama dengan Nee-channya, Konoha International University. Dan mengenai nomornya yang bertuliskan '70M47', author no comment. Hanya Sasuke yang tahu.

Naruto yang memang dari dulu penasaran akan wajah seorang anak bungsu dari pemilik perusahaan saingan ayahnya, diam dan memperhatikan ke dalam mobil tersebut dengan rasa ingin tahu yang amat besar.

Di dalam mobil itu hanya terlihat siluet hitam dengan rambut ber-ekor yang agak tinggi dan—*author di bekep Sasuke*. Oke oke, di dalam mobil nampak siluet hitam dengan rambutnya yang mencuat keatas, namun keren(?). Dan…sepertinya Naruto melihat ada sedikit rambut yang membingkai wajah tegas siluet tersebut. Ketika siluet itu bersiap untuk keluar mobil, tiba-tiba…

"NARUTOOOOOO" Kiba secara tiba-tiba masuk kedalam mobil dan berteriak dengan maksud menganggetkan Naruto dengan suaranya yang bagaikan toa mesjid soak, tiba-tiba menjerit terkena petir(?). Aktivitas Kiba tersebut diikuti Gaara yang langsung masuk dan duduk di kursi belakang mobil itu, sambil terus mendengarkan lagu yang mengalun di earphone dari IPod-nya. Naruto yang kaget dan merasakan kupingnya panas, langsung memberi jitakkan di kepala cokelat sobatnya tersebut.

"APA KIBA?! APA! MENGAPA KAU MENGGANGGUKU KIBA?! MENGAPA?!" Naruto langsung jejeritan histeris nan lebay dan langsung menyemprot Kiba dengan kata-kata, sekaligus bekas kuah Sup Kuah Ramen yang telah bercampur dengan liurnya. Malang sekali nasib Kiba pagi itu.

"Menganggu apa, ne? Sedang nonton porno ya, Naru? Hm?" celoteh Kiba dengan tidak jelas.

"Aph-APA! TIDAK KIBA TIDAK! AKU MEMANG SUDAH PERNAH MIMPI BASAH, TAPI AKU BELUM PERNAH DAN TIDAK AKAN PERNAH MENONTON PORNO SEPERTIMU KIBA!" Naruto menanggapi ocehan Kiba dengan reaksi berlebihan.

Demikian berlanjutlah celotehan mereka. Empat menit pun berlalu. Gaara yang kesal, akhirnya memutuskan untuk menengahi mereka dengan kata-kata.

"Hentikan ocehan tidak berguna kalian, guys. Hari ini kita MOS mendadak, dan celakalah kita karena angkatan kita memiliki senior seperti Uchiha Sasuke, Naara Shikamaru, Senju Sai, dan Hyuuga Neji." Gaara yang sedari tadi hanya diam, angkat suara.

Kedua sobatnya hanya saling berpandangan beberapa detik, kemudian mereka menganga lebar. Dengan panik, Naruto menoleh ke arah mobil milik sang bungsu Uchiha tersebut.

Seolah mengerti jalan pikirannya, Gaara berkata, "Uchiha itu telah menuju lapangan utama yang terletak jauh di tengah sekolah ini sejak 4 menit yang lalu. Kalau aku boleh beritahu, kita sudah terlambat sekitar 2 menit setengah, dan dalam 48 detik lagi kita akan terlambat 3 menit. Dan kalau aku boleh tambahkan lagi, bagi siswa-siswi yang terlambat akan berurusan dengan senior-senior brengsek. Yak, Uchiha itu dan ketiga temannya."

Ucapan panjang lebar Gaara tersebut, membuat dua pemuda yang lainnya langsung membuka pintu mobil, dan langsung meloncat dengan bodohnya keluar mobil. Tentu saja membuat kepala mulus mereka berciuman mesra dengan atap mobil. Malang bagi Naruto, kepalanya sedikit mengeluarkan darah. Namun ia tak memperdulikannya. Begitu juga kedua sahabatnya yang tak mengetahui bahwa kepala Naruto sedikit mengeluarkan darah.

Setelah itu, ketiga sahabat itu langsung berlari keluar dari mobil mewah itu dan langsung menuju bagian lapangan utama sekolah baru mereka. Mereka bertiga sama-sama berharap tidak akan mendapatkan hukuman yang berat dari senior mereka. Ck, dasar anak baru.

"Hah…hah…hah…ma-maaf senpai k-kami telat…" ujar Naruto sambil berusaha mengatur nafasnya agar stabil di depan 357 murid lain dan di depan beberapa senior mereka yang sekarang menatap mereka, err mungkin menatap Naruto, seperti…seperti gadis polos yang akan diperkosa tanpa perlawanan. Singkatnya, para senior baik laki-laki maupun wanita melihat mereka –khususnya Naruto– dengan tatapan mesum.

Naruto, Kiba dan Gaara mulai merinding menyaksikan tatapan para seniornya. Ya, mungkin hari ini mereka akan merasakan MOS ala Sekolah Menengah Atas. Dan mereka akan tahu betapa nistanya senior-senior mesum mereka.

"Baiklah! Bagi kalian bertiga yang terlambat, silahkan ikut aku dan be—"

"Mereka ikut kami, Konan." belum selesai seorang senior cantik berambut biru dengan pita bunga di kepalanya berbicara, ia langsung dibungkam oleh seorang senior lainnya yang berambut hitam kebiruan yang sedang bersandar di bawah pohon dekat lapangan sekolah.

"B-baik, Sasuke-kun."

Uchiha Sasuke. Ia dan ketiga kawannya. Oh. My. God. What a disaster, man!

"Neji, urus yang merah itu. Dan kalian, Sai, Shika, urus yang coklat itu." Ujarnya memerintah ketiga temannya yang hanya mengangguk patuh kepadanya. Uchiha gitu loh!

"Heh, kau kucing pirang jabrik. Ikut aku."

TWITCH

Muncul perempatan di dahi Naruto. Bagaimana tidak? Baru saja ia di panggil 'Kucing Pirang Jabrik' oleh seniornya di depan 350-an orang lebih. Untung saja kedua sahabatnya telah dibawa pergi oleh teman-teman Sasuke. Kalau tidak? Nantinya panggilan menyebalkan itu akan keluar dari mulut norak Kiba dan dari mulut inosen Gaara. Naruto tentu saja malu. Harga diri, guys. Apalagi yang memanggilnya pertama kali adalah orang brengsek seperti Sasuke. Jadi yah…

"APA KAU BILANG?! DASAR KAU TEME SENIOR PANTAT AYAM!"

TWITCH

Kini, giliran Sasuke yang secara tiba-tiba memiliki perempatan di dahinya karena mendengar sebuah kalimat bodoh yang keluar dari mulut pemuda jabrik di depannya.

"Baka-dobe. Junior macam apa kau ini berani-beraninya macam-macam padaku, eh?" Sasuke berkata dengan nada yang sangat menyeramkan, seraya memicingkan mata hitam kelamnya yang tajam.

Yang lainnya hanya melihat dua orang itu dengan tatapan campur aduk. Antara takut, ngeri, dan ingin tertawa sepuasnya. Akan tetapi, tak ada selera humor dalam kamus Uchiha. Yang lainnya tahu itu. Namun, Naruto sebaliknya. Dan sudah seharusnya Naruto mengetahuinya.

"Umm…a-anu maaf senpai. A-aku tidak bermaksud–" belum selesai Naruto berbicara, ia langsung digendong ala Bridal Style oleh Sasuke yang langsung membawanya menjauhi tempat ramai manusia tersebut. Yang lainnya, yah, menganga lebar-lebar atas apa yang baru saja terjadi. Selanjutnya, ada yang terbahak-bahak, jejeritan dan menangis lebay (Sasuke FG + FC tentunya), dan ada juga beberapa seme dan beberapa perempuan yang masih diam tersihir pesona uke manis seperti Naruto. Ck, sebegitu lebaynya kah hidup Naruto, Kami-sama?

"Se-senpai maaf! Tolong turunkan Naru sekarang, senpai! Tolong!"

Sasuke berhenti di depan ruang UKS yang kosong dan kemudian menyelonong masuk dan langsung mengunci pintu. Sasuke menurunkan Naruto secara kasar di atas kasur UKS yang agak keras itu. Sialnya, pantat Naruto menghantam ujung kasur yang sangat keras, jadi…

"Aw! Ittai, ne! Awww pantat Naru…s-sakit…" Naruto meringis sambil memegangi pantat dan kepalanya yang sekarang terasa sangat sakit.

"Obati luka di kepalamu, Dobe. Setelah itu, temui aku di mobil. Aku akan menyuruh Shikamaru untuk mengambil kunci mobilmu disini, dan setelah itu, kita akan kerumahku."

"Eh? Mengapa kunci mobil Naru di ambil, senpai?"

Sasuke hanya menyeringai seraya berkata, "Aku Uchiha Sasuke. Dan kau, Namikaze Naruto. Benar? Anak dari Minato-san." Hoah, dasar tidak nyambung.

"Be-benar, senpai. Lalu kenapa Naru harus kerumah senpai? Naru takut nanti otousan marah sama Naru kalau bolos sekolah dan gak lang—"

"Kita selesaikan masalah kita, Dobe. Kau berani-beraninya meruntuhkan harga diriku di depan semua bawahanku. Sekarang kau berani berbohong padaku, eh? Kau pikir aku tak tahu apabila orang tua kita sedang ke Suna untuk acara kerja sama, hm?"

"N-naru pikir hanya Namikaze Corp dan Akasuna Corp saja yang—"

"Bodoh kau, Dobe. Itu kerja sama sentral. Perusahaan ayahku, ayahmu, dan perusahaan Akasuna akan bekerja sama, Dobe. "

"Ah? Begitu ya?" Naruto hanya merengut. Kalah dalam pembicaraan bersama senpainya yang brengsek ini yang juga telah memanggilnya Dobe beberapa kali.

"Cepat lakukan perintahku sekarang, Dobe. Atau kau akan menyesal." Ujar Sasuke sambil menyeringai seram dan kemudian pergi dari ruangan itu.

Naruto bergidik dan langsung cepat-cepat menuju kaca. Ia langsung melihat bayangan dirinya sendiri yang berdarah di bagian kepala.

"Ah…holly shit. Bertubi-tubi aku sial hari ini. Cih." Gerutunya sambil langsung mengobati luka di kepalanya.

Ia langsung mengobatinya dengan betadine dan alkohol 70%. Setelah selesai, ia langsung cepat-cepat keluar dari UKS dan berpapasan dengan Shikamaru.

"Naruto? Kuncinya." Shikamaru hanya berucap dengan nada malas.

Dengan tidak rela, ia memberikan kunci mobilnya kepada Shikamaru.

"Tenang, aku tak akan merusak mobilmu. Aku hanya akan mengantarkannya ke mansion mu. Sesuai perintah Sasuke."

Naruto mengangguk pasrah, kemudian meninggalkan Shikamaru yang hanya bersandar pada dinding lorong UKS.

"Sasuke…sejak kapan dia menyukai manis, eh? Laki-laki itu…Naruto ya? Ahahahaha selamat bersenang-senang, Sasuke hahahahahaha" Shikamaru tertawa seperti orang gila di lorong UKS itu. Untungnya hanya dia seorang yang berada disitu. Kalau tidak, mungkin saja ia telah di beri asap kemenyan karena dikira setan kehausan.

Naruto langsung masuk ke kursi bagian depan begitu ia sampai di mobil Sasuke. Dilihatnya Sasuke telah duduk di bangku kemudi.

"Pakai sabukmu." Ujar Sasuke datar.

"Yosh, senpai!" Naruto menyahuti dengan semangat.

Sasuke menyalakan mesin mobil, dan dalam beberapa detik, mobil itu langsung meninggalkan sekolah mereka.

'…anak ini… ia… manis.' Sasuke tahu, ia mulai tertarik dengan bocah pirang disebelahnya ini.

DEG

'A-apaa? Apa-apaan ini? Tertarik padanya? Cih. Junior bodoh. Ta-tapi…mengapa rasanya sangat…menggelitik? Mengapa aku menyebutnya manis…?' Sasuke membatin dengan kikuk.

Setelahnya, ia langsung melirik bocah disampingnya untuk memastikan bocah itu tidak melihat guratan rona tipis di wajah putih pucatnya yang mengkilap nan mulus bak sebuah porselen.

Dan, Naruto sedang tersenyum manis. Tersenyum manis seraya melihat ke arah awan yang membentuk seperti sebuah kue taiyaki atau sebuah kue berbentuk ikan khas jepang.

CIIITTTTTT

Sasuke langsung mengerem mendadak, dan menyebabkan dahinya terhantuk stir mobil dengan lumayan keras, tak lupa menyebabkan Naruto yang sedang melihat awan di jendela mobil, untuk kedua kalinya terbentur sesuatu di dalam mobil dalam satu pagi. Bedanya yang pertama adalah ulahnya sendiri yang melompat ganas keluar mobil, dan yang kedua disebabkan oleh mengerem dengan mendadaknya mobil yang sedang ia tumpangi. Dan yang paling menyebalkan adalah, sang biang penyebabnya adalah Sasuke. Errr, namun secara tak langsung, Naruto juga penyebabnya, sih.

'Sial, senyumnya…ARGHHH!' Sasuke meraung dalam batinnya. Ia langsung menoleh ke arah Naruto yang sedang memegangi kepalanya dan yang langsung berkata…

"Ouch! Dahi Naru! Lagi-lagi? Huweeee! Kenapa senpai ngerem mendadak? Huweee!" Naruto hanya meratapi nasibnya yang amat sial pagi itu.

Karena ia sekarang tahu, ia tidak boleh macam-macam pada seniornya, ia hanya memprotes dengan melas, Sasuke hanya menoleh dengan bingung. Meskipun sebenarnya Naruto sangat ingin menampoli wajah porselen tampan disebelahnya ini, ia tetap harus menjaga sedikit etikanya pada sang Uchiha bungsu.

DEG

'…t-tampan? Apa aku gila…?' Naruto mulai merona sendiri.

'Dia merona…? Karena apa, ya?' Sasuke yang melihat rona diwajah Naruto yang sekarang langsung membuang muka menghadap jendela lagi hanya bisa membatin dan bertanya dalam hati.

'Ah…manisnya…eh? Sejak kapan aku suka manis?' sambung batin Sasuke.

'Perasaan yang aneh…' keduanya membatin bersamaan dibarengi dengan mobil yang kembali melaju normal menuju mansion Uchiha.


.

Bagaikan sebuah jiwa beku iblis

Terlahir kembali

Hangat

Bersama datangnya sang malaikat

Mereka satu jenis

Mahluk Gaib sang Ilahi

Bukankah ini tidak memiliki akhir yang bahagia?

Terlarang

Oh, malangnya sang Malaikat dan sang Iblis

Namun cinta ini tak akan tertembus apapun

Bagaikan sebuah ruangan

Berdinding Titanium

Hanya ada kita

Dan cinta kita


.

0x0x0x0x0x0x0x0x0x0

To Be Continued

0x0x0x0x0x0x0x0x0x0x0x00x0x0

.


Huaaaa Ryl masih amat sangat newbie disini ToT

Gomennnn minna-san kalau typo berserakan, alur kecepetan atau lain-lainnya ToT maklumlah ini fict pertama Ryl, hehe. *disambit readers*

Untuk Chapter ini rate-nya T aja dulu deh…mungkin rate M-nya bakalan Ryl buat di chapter 3 atau 4 xD

Tapi itu juga tergantung kalian loh mau aku lanjutin fict ini atau engga ^^

Yang jelas sekarang, Ryl minta ripiunya ya ^.^

Ryl butuh saran, mau flame juga gapapa kok :D

Seakli lagi, mohon ripiu minna-san \(^o^\) \(^o^)/ (/^o^)/

FLAMERS ARE ALLOWED, AND REVIEWS ARE LOVED! ^^