Let's Get Married
.EXOolfeu Present.
Cast : Chanyeol, Kris, Baekhyun
Rating : T to M
Genre : Romace, Brothership
Disclaimer : Member EXO punya Tuhan YME, keluarga, serta fansnya. Alur cerita dan Chanyeol(?) mutlak milik author.
Summary : Perjodohan yang dilakukan sepihak oleh sang 'Ibu' membuat Wu Bersaudara terpaksa menerima hadirnya laki-laki mungil ditengah Mansion /IT'S YAOI! BOY X BOY! BL! SHONEN AI!
RE-MAKE - LET'S GET MARRIED BY WATARU MIZUKAMI
.
.
IF YOU DON'T LIKE
.
.
PLEASE DON'T READ!
.
.
DON'T BE PLAGIARISM!
EXOolfeu Present
.xxx.
Hembusan angin menerbangkan dedaunan yang jatuh ditanah berputar-putar sebentar diudara lalu kembali lagi ke tanah. Seperti pola kehidupan, kau berasal dari tanah dan akan kembali lagi ke tanah. Satu sosok yang menjadi titik pusat penglihatan para dewa kini tengah termangu ditengah taman. Diatas bangku bercat hijau.
Tubuh mungil bergerak pelan, meregangkan kedua tangannya dan mendongakkan kepalanya menatap langit biru. Seolah membalas tatapan para dewa diatas sana yang tengah mengagumi bagaimana sempurnanya sosok mungil itu. kelopak matanya terpejam, berharap saat ia membuka matanya maka semua akan kembali ke detik detik sebelum Ayahnya mengumumkan hal yang membuatnya pusing tujuh keliling seperti saat ini. Berharap hal tadi tak pernah terjadi.
Ia anak berbakti, dan apapun yang diminta Ayahnya itu tak akan sekalipun mendapat jawaban penolakan dari bibir mungilnya. Tapi kalau diminta seperti ini tentu saja ia akan merasa keberatan. Bukan perihal ia berfikir laki-laki parubaya itu menjualnya, hanya saja untuk tinggal dengan orang lain yang bahkan belum pernah ia kenal dan mencoba meniti benih-benih cinta bukanlah hal yang mudah.
"Eomma—"
Kedua kelopak yang sempat terpejam itu terbuka seketika. Pandangannya beralih ke segala arah dan berhenti pada satu titik dibawah pohon rindang diujung sana. Tak jauh dari tempatnya duduk. Dengan senyum mengembang, ia menghampiri sosok itu.
"Adik kecil, kau baik-baik saja?" / "Bocah, kau baik-baik saja?"
Dua pertanyaan dengan suara berbeda itu membuat bocah berambut brunette yang tadi sempat menangis dibawah pohon itu mendongakkan kepalanya menatap dua sosok yang lebih tinggi darinya saling pandang.
Katakan ini hanya kebetulan, pria mungil kelahiran 6 mei itu menatap sosok super tinggi dihadapannya. Ia tidak menyangka akan sekebetulan ini berbicara secara bersamaan dengan raksasa. (sosok mungil itu mengambil kesimpulan sendiri untuk julukan pria itu)
Bocah tadi berlari menghampiri sosok paru baya yang melambaikan tangannya meninggalkan dua sosok lain yang masih saling pandang. Satu diantaranya—yang paling tinggi—tersenyum membungkukkan badannya.
"A-ah, annyeong~" sosok mungil itu ikut membungkukkan badannya.
"Siapa namamu?"
"A-aku, Byun Baekhyun. K-kau?"
"Namamu manis, aku—"
"Hei tiang! Kau kemana saja?! Ayo kembali kerumah!" satu sosok lain—yang juga sama tingginya dengan pria didepan Baekhyun—berteriak dari arah kanan membuat keduanya menoleh. Pria yang bahkan belum Baekhyun ketahui namanya itu berlari menghampiri orang yang memanggilnya. Baekhyun menghela napas dan membalas lambaian tangan pria itu.
"Aku bahkan belum tahu namanya. Ah, dia tampan sekali." Baekhyun menendang beberapa kerikil dibawah kakinya. Angin berhembus kearah Baekhyun seolah menohok jantung pria itu. "Kau bodoh, kau sudah dijodohkan Byun Baekhyun. Harusnya kau jaga matamu untuk pria yang nanti jadi suamimu."
.
.
.
Derap langkah mulai bersahutan memenuhi ruangan selebar lapangan basket dengan ukiran klasik pada dindingnya menambahkan kesan betapa elegan pemilik rumah. Meja oval ditengah ruangan itu menjadi titik pusat tujuan beberapa orang yang sibuk dengan bawaannya.
Mansion mewah dibilangan kota Seoul yang diketahui milik orang terkaya nomer 1 di Korea dan merupakan orang terkaya ke-2 di Dunia itu cukup hening menyergap. Hanya dibeberapa titik ruangan yang dibatasi sekat-sekat yang menampakkan tanda-tanda kesibukkan. Salah satu diantaranya ialah ruangan dengan banyak peralatan masak yang dipenuhi koki handal serta beberapa Maid.
Seluruh penghuni Mansion dengan luas lebih dari 1 hektar itu sibuk menyiapkan acara makan malam yang akan diadakan dalam beberapa menit lagi. Beberapa saat yang lalu—sekitar satu jam—salah satu Maid menerima telepon dan mendapat kabar bahwa majikan besarnya akan datang dari Canada dan menginginkan makan malam besar-besaran. Yang lebih mengejutkan lagi, ia ingin semua beres saat ia datang—ia akan sampai di Mansion dalam satu jam. Dan ini sudah terhitung satu jam dan semua Maid terpaksa menggerakkan seluruh tenaganya.
Suara bising kendaraan mengakhiri gerakkan brutal para Maid, dengan sigap mereka semua berlari menuju pintu utama yang akan menjadi jalur masuk sang majikan. Mereka berbaris rapi pada setiap sisinya membentuk red carpet tak kasat mata. Ini sudah menjadi tradisi yang harus dilakoni kala majikan besarnya itu memilih pulang kembali ke Mansion setelah menyelesaikan tugasnya entah di negara mana.
Pintu mobil Maybach 62s berwarna putih bersih dengan bandrol sekitar 7,2 milyar itu terbuka menampilkan kaki jenjang dengan balutan celana jeans serta sepatu kets trendi. Sosok elegan menghantarkan kedutan pada setiap bibir manusia yang memandangnya, mengaliri sengatan listrik yang menuntut agar orang itu tersenyum.
Dibalik kacamata hitam yang ia kenakan, matanya menelisik 'Istana' yang sudah empat tahun ia tinggal. Terbesit pemikiran bahwa ia akan melihat perbedaan yang mencolok saat ia meninggalkan tempat ini, tapi itu ditepis kuat saat obsidiannya menatap para Maid yang sudah 10 tahun ini menemaninya merawat istana.
Kaki jenjang itu melangkah perlahan melewati Maid yang membungkuk hormat untuknya. Perlu dicatat, ia tak pernah memerintahkan para 'pekerjanya' untuk melakukan ini.
Derap langkah cepat yang berhenti tepat dihadapannya sontak membuatnya menghentikan langkah. Keheningan menyergap membuat bpara Maid yang membungkuk merasa heran hingga mereka memutuskan untuk menegakkan tubuhnya dan terperangah melihat majikannya menatap tajam Maid yang sudah diyakini telat datang itu.
"Kau— benar-benar kurang ajar." Frekuensi suara rendah yang memasuki gendang telingahseluruh penghuni Mansion membuat mereka terpaksa menelan ludah kasar.
"Kau mau kupecat?" desisnya lagi.
"Maid tidak tahu diri." Lengannya merengkuh tubuh Maid itu kedalam pelukannya. "Aku merindukanmu, Ryewook-ah~ bagaimana bisa kau telat menyambutku, pegawai kurang ajar?!" semua yang ada disana tertawa menanggapi lelucon yang sama sekali tidak lucu itu.
Keadaan menghangat dengan berbagi pelukan yang mereka lakukan.
.
.
.
"Kami disini, Mom." Dua sosok dengan baju santai mereka tampak mempesona dengan kaki panjang yang menuruni tangga menuju satu sosok yang tadi mencari mereka. Dua sosok yang tak pernah lepas dari julukan prince itu berhenti dihadapan Pria yang baru saja ia panggil Mom. Mereka berbagi pelukan hangat melepas sengatan rindu yang sudah merajalela selama 4 tahun.
"Kalian baik-baik saja selama Mom tinggal?"
Satu diantara keduanya memutar bola matanya malas, "Ayolah, Mom. Kami sudah menduduki sekolah tingkat akhir. Tidakkah kau pikir pertanyaanmu itu berlebihan?"
Seluruh Maid meledakkan tawanya.
Heechul menggiring kedua putranya menuju ruang makan yang sudah disiapkan oleh para Maid. Ia ingin langsung menyampaikan kabar gembira untuk kedua putranya ini.
"Ada apa ini, Mom? Katakan saja apa tujuanmu membuat acara makan malam seperti ini."
"Kau selalu tahu apa yang ada di otakku, Wu Fan." Heechul terkekeh melihat anaknya itu mendelik.
"Mom, kau tidak lihat dia akan segera memakanmu?"
"Benar sekali, Chan Lie~"
"Mom!" ke dua anak itu mendelik menatap Ibu mereka. Catat ini, kedua pria penyandang gelar pangeran itu tidak pernah suka dipanggil dengan nama China mereka.
"Well, oke Mom minta maaf. Bagaimana? Apa kalian sudah punya kekasih? Kapan akan mengenalkannya padaku?"
"Aku tidak tertarik mencarinya." Wu Fan—oops, maksudnya Kris— tetap fokus pada bulgogi dipiringnya. Diam-diam, Heechul tertawa setan dalam hati. Oh, jangan lupakan sifatnya yang satu ini.
"Bagaimana denganmu, Chan L— Chanyeol maksudku." Chanyeol mendengus menatap Ibunya. Oh, bagaimana bisa malaikat sepertinya (Chanyeol dengan pedenya memberi julukan sendiri untuknya yang ditentang keras oleh Kris) memiliki Ibu seperti Iblis ini.
"Aku— aku dekat dengan banyak yeoja can—"
"Yeoja kau bilang? Oh astaga, kau suka yeoja, Wu Chan Lie?" Chanyeol menelan ludah mendengar nada tinggi Ibunya. Uh oh, ia lupa jika iblis berwujud malaikat yang satu ini tidak suka jika keturunannya berhubungan dengan wanita.
"Dengarkan aku dulu, Mom. Maksudku— aku memang dekat dengan banyak wanita, tapi aku sama sekali tidak tertarik. Aku juga tidak berencana untuk menjalin hubungan dengan namja ataupun yeoja. Oke, mungkin aku sedikit tertarik dengan namja bermata bulat disekolahku, tapi—"
"Chanyeol sudah menyatakan cintanya tapi ditolak." Lanjut Kris tak berdosa yang langsung mendapat geplakan keras dari Chanyeol.
"Brengsek kau Wu Yi Fan, Kris Wu, Kevin Wu, atau persetan dengan apapun itu namamu."
Heechul lagi-lagi tertawa keras.
"Well— Aku membawa kabar gembira untuk kalian."
"Mom, percayalah, apapun yang menggembirakan untukmu akan selalu menjadi hal yang menyusahkan bagiku dan Chanyeol." Kris mendapat geplakan lagi dikepalanya. Catat, dua kali.
"Aku ingin menjodohkan kalian."
Brushhhh!
Heechul mengusap wajahnya yang penuh dengan bulir-bulir air hasil karya salah satu Putranya yang memenangkan olimpiade Drummer International.
"Channie~ setelah acara makan malam ini, kau bisa letakkan kunci mobilmu dikamarku."
"Mom, ayolah~ aku hanya terkejut tadi— kau benar-benar membuatku terkejut. Mom, jangan sita mobilku. Bagaimana aku bisa beraktifitas?"
Heechul sama sekali tak menanggapi rengekkan anaknya. "Well, mungkin sekarang dia sudah ada di depan pintu ruangan ini. Aku menyuruhnya menginap disini untuk selamanya agar cepat akrab dengan kalian."
"Mom! Apa-apaan ini?!" Kris bangkit dari duduknya bersamaan dengan pintu ruang makan itu terbuka menampilkan sosok mungil dengan hoodie putih tulang yang membungkusnya hingga kepala. Jemarinya bertaut menandakan seberapa gugupnya ia kali ini.
Tiga orang disana—Chanyeol, Kris, dan sosok mungil itu— melebarkan matanya. Kris terpaku ditempatnya berdiri. Chanyeol bahkan tidak sadar sendok serta garpunya jatuh kelantai. Heechul tersenyum puas melihat ekspresi kedua putranya. Ia yakin 100,1% ini pasti berhasil.
"Byun Baekhyun— selamat datang di Mansion Wu."
.
.
.
TBC!
Ada yang tau siapa yang ngobrol sama Baekhyun di taman?
Maap author tau banyak utang FF -_- tapi ini mubajir banget kalo ga di post. Ini sih ide cerita datang dari komik Lets Get Married. Tapi untuk alur beda. Disesuaikan juga dengan kebutuhan author.
Well, silahkan dinikmati.
