Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Forest Of Death © Kithara Blue Beauty
Warning : Typo, OOC, weird story, dll.
Pairing : Sasuke X Sakura
Rated : T
Genre: Adventure, Mystery, Tragedy, and Horror
Summary : Sasuke, Sakura dan Naruto yang terjebak dalam penelitian mereka di hutan Konoha yang dikenal dengan "Forest Of Death", dan harus dihadapkan dengan penduduk asli hutan itu yang membawa mereka pada jurang kematian. Disini mereka akan berjuang untuk keluar dari hutan yang berusaha merenggut nyawa mereka. Apakah mereka akan berhasil?
Don't Like? Don't Read
.
.
~Yosh! Happy Reading Minna-san~
Hope you like it :D And Don't Forget to Review, Ok?
.
.
~oo000oo~
Forest Of Death
"Kyaaa~" sebuah teriakan wanita menggema di hutan itu, sontak saja membuat semua anggota dalam perjalanan penelitian itu kaget, terutama pemuda bermata onyx yang langsung berdiri dari duduknya saat mendengar teriakan seorang yang sangat dikenalnya.
"Sakura?" pemuda itu –Sasuke- kemudian berlari kencang kearah sumber suara wanita yang diketahui bernama Sakura. Tap. Dengan sigap dia melompati pohon besar yang tumbang tanpa memedulikan teriakan teman-temannya dari belakang. Yang dipikirannya sekarang hanya gadisnya yang sekarang mungkin dalam bahaya.
Sasuke berhenti berlari. Dengan nafas terengah-engah matanya senantiasa mencari-cari sosok wanita berambut merah muda itu. Gotcha. Akhirnya ia menemukan gadis itu didekat pohon besar sedang membelakanginya. Tanpa babibu lagi Sasuke berlari kearah gadis itu.
"Sakura, kau tak apa?" disentuhnya pundak gadis itu perlahan. Greb. Sasuke kaget karena tiba-tiba Sakura memeluknya, badan gadis itu gemetaran sepertinya dia shock dan sangat ketakutan. Sasuke sungguh belum merasa lega walau sudah menemukan gadisnya itu karena keadaan Sakura seperti ini.
Semua anggota dalam penelitian itu berlari kearah Sasuke dan Sakura. "Sa-Sasuke ada apa?" tanya pemuda berambut blonde jabrik dengan nafas tersengal-sengal kepada sahabatnya itu. Sasuke tak menjawab pertanyaan Naruto, dia masih bingung dengan keadaan Sakura sekarang ini.
"Ada apa ini?" tiba-tiba Ino dari arah belakang menghampiri semua anggota. "Aaah.. Ino! Bukankah tadi kau bersama Sakura? Ada apa sebenarnya ini?" tanya Naruto ke Ino yang memasang muka bingung melihat Sakura masih memeluk erat Sasuke yang kini sedang menenangkannya. Dari sudut matanya dia bisa melihat Sakura yang gemetaran.
"Aku tak tahu apapun. Saat aku sedang buang air, aku mendengar teriakan Sakura, kukira dia bersamaku dan ternyata tidak. Ada apa sebenarnya Sakura? Kau membuatku cemas?" Ino melangkah mendekati Sakura.
Sakura kemudian melepaskan pelukannya terhadap Sasuke, mukanya sudah seperti mayat karena begitu pucatnya. "Juugo!" Lirihnya pelan namun masih dapat terdengar. Seluruh anggota mencari-cari keberadaan Juugo namun tak seorang pun melihat keberadaannya. Kemana dia?
"Ada dengan Juugo? Dimana dia?" tanya Sasuke ke Sakura yang kini berlinang air mata. "Ada apa ini, Sakura?" tampak kecemasan dalam nada pertanyaan Sasuke.
Sakura mendongak menatap Sasuke yang kini terdapat raut cemas di wajah datarnya, "Dia sudah mati." Bisik Sakura lemah. DEG. Semua anggota mendengar pernyataan Sakura itu sangat kaget, semua terdiam mencerna maksud kalimat Sakura yang sangat aneh dan tak mungkin. Baru saja mereka berjalan bersama menyelusuri hutan ini dengan Juugo dan istirahat beberapa menit yang lalu, dan tiba-tiba mendengar bahwa Juugo telah mati? Itu mustahil. Bagaimana bisa? Semuanya masih asyik dengan pikirannya membuat suasana sangat sunyi hingga Sasuke memecah keheningan mereka.
"Bagaimana bisa? Kau pasti bercanda." Ujar Sasuke tenang, dalam hatinya dia sungguh tak percaya bahwa anggota dari kelompok penelitian yang diketuainya ini ada yang mati secara tiba-tiba. Apa lagi Juugo merupakan sahabatnya dan merupakan dokter yang hebat. Juugo sangat berpengaruh besar terhadap penelitian tumbuhan obat yang mereka cari dan teliti saat ini. Sungguh dia tidak dapat mempercayai partner sekaligus sahabatnya itu mati secepat ini. Jika iya, bagaimana bisa?
Sakura tersenyum miris, dia tertawa pelan namun air matanya tetap menganak. "Kita semua akan mati disini!" ujarnya menundukan kepala. "Apa?" teriak perempuan yang berambut merah. "Ada apa sebenarnya ini? Kau jangan bercanda seperti ini Sakura!" Lanjutnya dengan nada penuh emosi.
"Diamlah dulu, Karin." sergah Ino kepada Karin yang hanya dibalas delikan kesal dari Karin.
"Kau harus menceritakan secara jelas kepada kami, Sakura. Tapi kurasa kau harus menenangkan diri dulu." Ino mengusap punggung Sakura. Yang hanya dijawab dengan anggukan dari Sakura.
"Baiklah, kita akan mendirikan tenda ditempat istirahat kita tadi. Ayo semua mulai bekerja!" Perintah Sasuke kepada semua anggotanya, walau pun dalam fikiran mereka masih berkecamuk beribu pertanyaan apa yang terjadi, mereka tetap melakukan perintah Sasuke yang memang ketua dari kelompok penelitian ini.
"Sakura, kau istirahatlah dulu. Ino, kumohon kau jaga Sakura." Sakura dan Ino hanya menggangguk kemudian pergi mengikuti rombongan. "Dan kau Dobe, aku ingin bicara denganmu." Sasuke membalikkan badannya ke arah Naruto yang dari tadi berada dibelakangnya.
"Ya? Apa, Teme?" Naruto yang pertamanya melihat kearah Sakura dan Ino kini mengalihkan pandangnya kearah Sasuke dengan tatapan bingung. "Terakhir kali kulihat Juugo bicara denganmu sebelum dia menghilang. Apa yang kalian bicarakan?"
"Aaah iya, dia bilang ingin melihat-lihat tumbuhan disekitar tempat kita istirahat tadi." Sasuke menggangguk mendengar pernyataan Naruto. "Aku masih tak mengerti apa yang dimaksud Sakura-chan, Teme?"
"Kita tunggu sampai dia tenang dulu, Dobe. Ayo kita kembali." Sasuke pun melangkahkan kakinya, Naruto berlari kecil mensejajarkan posisinya dengan Sasuke.
"Mmm.. Teme?" panggil Naruto ragu.
"Hn.." Sasuke hanya melirik Naruto disampingnya dari sudut matanya. "Apa kau akan mengabari kantor tentang kejadian ini?"
"Hah~ Juugo belum positif dipastikan mati, Naruto." Sasuke hanya memandang kedepan. Entah kenapa dia merasa penelitian ini harus dihentikan saja sebelum terlambat. Hatinya merasa ada yang tidak beres di hutan Konoha yang baru beberapa jam mereka jelajahi ini, namun dengan cepat dia menepis fikiran-fikiran negative itu.
.
.
.
~oo000oo~
.
.
.
Tok Tok Tok. Suara ketukan pintu terdengar di lorong apartement yang sepi itu. Tak lama kemudian pemilik dari kamar apartement itu pun membuka pintu kamar apartementnya menampakkan pemuda berambut panjang coklat. "Ah, kau Hinata. Masuklah."
Gadis manis dengan matanya berwarna ungu dan rambut panjang berambut biru dongker itu hanya menggangguk seraya tersenyum dan kemudian melangkah masuk ke kamar apartement saudaranya itu. "Neji-nii, apa kau tau dimana Naruto-kun? Dia tidak bisa dihubungi dan dia juga tidak ada di apartementnya."
"Oh, apa dia tidak memberitahu sesuatu kepadamu?"
"Tidak. Memang ada apa?" tanya Hinata yang kini menatap Neji. "Ahh.. mungkin dia lupa. Naruto pergi untuk penelitian tumbuhan obatan yang didanai perusahaan Hatake, Sakura dan Sasuke juga ikut."
"Hah~ kenapa aku tak diberitahu ya? Padahal aku pulang dari Suna sangat ingin bertemu dengannya." Ujar Hinata menundukkan kepalanya kelihatan dia sedih Naruto yang merupakan kekasihnya tidak memberitahu akan penelitian yang sedang dikerjakan Naruto dan juga tak berada dekatnya saat dia baru pulang dari Suna.
"Sudahlah, Hinata. Mungkin dia lupa. Lagi pula kalian 'kan memang sama-sama sibuk." Hibur Neji yang kemudian mendudukan dirinya di sofa.
Hinata hanya menggangguk. "Ahh.. Neji-nii, memang mereka melakukan penelitian dimana?"
"Di hutan Konoha."
"APAA? HUTAN KONOHA?" Seketika Hinata membulatkan matanya mendengar tempat yang didatangi kekasihnya itu, detak jantungnya bekerja tiga kali lebih cepat dari biasanya, sungguh perasaan takut dan cemas kini melanda fikirannya yang dirasuki pikiran negative yang akan terjadi kepada kekasih dan teman-temannya mengingat mitos hutan Konoha yang pernah didengarnya.
.
.
.
TBC
Author's place..
Hai.. minna-san~ X)
Entah ngapa saya kepikiran tentang cerita ini lalu saya ketik saja dan tadaa~ inilah hasil dalam 2 jam ini saya ngetik dengan perut yang keroncongan #digampar
Yah~ walaupun ceritanya masih rada aneh #plak saya tetap menunggu review dari para readers sekalian...
Ahh ya.. readers, kalian mau ini fic keep or delete?
Akhir kata...
Review please XD arigatou :)
