Detective Conan © Aoyama Gosho

Warning : AU, OOC, EYD, typo(s), bahasa baku dan non baku yang tercampur, dan yaoi! Tidak suka? Jangan baca! :p

Pair : KaiShin


.

Shugogetten

Bab I

Prologue—

.


Untuk kesekian kalinya pemuda itu menghela napas. Waktu telah menunjukan pukul sebelas malam tapi dirinya baru menginjakkan kaki ke rumahnya yang besar dan sepi—berhubung kedua orang tuanya asyik berkeliling dunia dan dia hanyalah anak tunggal.

Bola mata biru jernihnya menatap datar pintu rumahnya sejenak, menggelengkan kepala—berusaha menepis pikiran negatif—ia pun masuk ke dalam rumahnya dan disambut oleh gelapnya ruangan serta sepinya lorong yang ia lihat.

Pemuda itu melepas sepatunya, menekan saklar lampu dan segera bergegas untuk pergi ke kamar mandi untuk berendam—mengingat ia masih memakai seragam sekolahnya dan ingin segera tidur di kasur empuknya.

Selama ia membersihkan badannya dengan sabun, pikirannya sejenak teringat pada kasus yang ia jalani tadi. Kasus dengan trik yang cukup memakan waktu lama hingga ia telat makan dan mendapat omelan dari sahabat baiknya—Mouri Ran.

Gadis ahli karate itu adalah teman masa kecilnya, dan bisa dibilang satu-satunya teman dekat yang ia punya.

Bukan salahnya jika ia hanya memiliki Ran sebagai teman terdekatnya. Dia adalah Kudo Shinichi seorang detektif yang terkenal akan kepintaran dan kehebatannya dalam memecahkan kasus. Karena pikirannya itu selalu negatif terhadap semua orang yang ia temui—karena sebagian besar orang yang ditemui Shinichi menjadi seorang 'mayat'; pembunuh; pencuri; penculik dan lain-lain—membuat Shinichi menjadi orang yang cukup anti-sosial meskipun ia memiliki jutaan fans. Maka dari itu ia terbilang sangat sulit untuk mempercayai orang yang tiba-tiba mendekatinya.

Terkadang Ran juga selalu mengomel akan sifatnya yang terkenal dengan selalu berbicara tajam. Pada dasarnya Shinichi adalah seorang detektif jika ia berbicara dengan perkataan menusuk itu sudah menjadi kebiasannya, akibat dari mulut tajam itu juga membuat orang-orang merasa segan untuk berbicara dengan Shinichi jika tidak ada perlu.

Dan seperti biasa dia mendapat omelan lagi dari Ran. Jika kalian merasa Shinichi selalu terkena omelan Ran itu disebabkan karena Ran sudah seperti seorang 'kakak' atau 'ibu' bagi Shinichi, tiap kali gadis karate itu mengajak Shinichi untuk pergi kesana-sini Ran sering mendengus jika Shinichi harus terjebak di dalam kasus.

Bisa Shinichi maklumi, tiap dirinya pergi kemana pun pasti kasus sering terjadi. Sepertinya ia memang pas dipanggil 'Shinigami' oleh Megure-keibu.

Tidak ingin berpikir lebih jauh lagi tentang omelan Ran, Shinichi menyambar sepasang piyama dan segera memakainya. Ia pun turun ke dapur untuk mengambil segelas susu—karena ia sudah makan tadi bersama Takagi-keiji—dan berbalik untuk pergi ke kamarnya.

Namun, sebelum ia melangkahkan kakinya ia kembali berbalik dan menemukan sebuah benda yang tadi pagi seharusnya tidak ada di meja makan. Sebuah kardus?

Penasaran, Shinichi pun berjalan mendekati kotak itu dan membaca surat dari ibunya yang tergeletak di atas kotak tersebut. Karena Shinichi sudah sangat lelah dan ingin segera tidur, ia pun membawa kotak tersebut ke kamarnya dan membukanya di depan jendela kamarnya—karena ia malas menyalakan lampu jadi ia lebih memilih untuk membacanya di bawah sinar rembulan yang bulat sempurna.

To my lovely Shin-chan~

Shin-chan~ long time no see~

Ibu dan ayah tadi pulang sebentar ke rumah, tapi karena kau tak kunjung pulang dan pesawat kami harus segera berangkat jadi kami memutuskan untuk pergi lagi. Padahal aku ingin melihat wajahmu Shin-chan~ :3

Oh iya, kotak di bawah surat ini isinya sangat unik ibu menemukannya di sebuah toko antik, karena monocle-nya sangat cantik jadi ibu berikan padamu~

Katanya jika kau menatap monocle itu di bawah sinar bulan purnama lebih dari lima detik seorang guardian akan muncul untuk selalu menjagamu~ aww~ ibu harap guardian itu mau menjaga ibu tapi ibu tidak menemukan apapun setelah melihat monocle itu di bawah sinar rembulan~ DX

Ah, ibu harus segera pergi. Jaga dirimu baik-baik ya,

Love you,

Yukiko

P.S : Pokoknya Shin-chan harus mencobanya! Kebetulan malam ini kan bulan purnama! Semoga kau mendapatkan guardian yang tampan~

Shinichi tersenyum tipis membaca surat itu, ibunya memang sangat kekanakan sekali seakan tidak kenal umur. Ugh, kalau ibunya tahu kalau ia barusan berpikiran seperti itu bisa habislah dia.

Sang detektif menatap bulan purnama dari jendelanya.

"Mencobanya bukan hal yang buruk bukan?" ujarnya pada diri sendiri seraya menatap monocle di tangannya. Daripada ia penasaran dan tidak bisa tidur jika ia tidak melakukan perintah ibunya, Shinichi pun mengangkat monocle itu tepat ke cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya.

Dalam hati ia menghitung sampai lima, tapi tidak ada apapun yang terjadi.

"Che, mana mungkin hal seperti guardian itu ada haha,"

Shinichi pun menyimpan monocle itu di meja samping tempat tidurnya dan segera pergi ke alam mimpi.

Tanpa Shinichi sadari, monocle tadi sekarang sedang berkilau dan bercahaya hingga muncul kepulan asap berwarna pink memenuhi ruangan—Shinichi yang kelelahan sama sekali tidak terganggu akan asap pink yang ia hirup.

Dan di samping meja muncullah sesosok pemuda memakai tuxedo putih dengan jubah putih disertai topi putih dengan sebuah monocle di sebelah matanya. Pemuda itu menatap Shinichi yang sedang tertidur lelap.

Pemuda misterius itu duduk di samping Shinichi dan mendekatkan wajahnya untuk mengecup kening sang detektif.

"Arigatou...," bisiknya.

Ia menjentikkan jarinya dan seketika pakaian serba putih yang ia pakai kini telah berganti dengan piyama berwarna hitam, ia pun memposisikan diri di samping Shinichi dan ikut tertidur di sana.

.

.

.

Pemuda misterius yang merasakan matahari sudah terbit bangun dari tidurnya dan menemukan posisi yang cukup ambigu di mana Shinichi tidur di atas bahunya. Sang pemuda tersenyum dan perlahan melepaskan diri dari Shinichi.

Ia kembali menjentikkan jari dan pakaian serba putih yang kemarin pun kembali ia kenakan.

Shinichi membuka matanya perlahan karena merasa ada seseorang yang menatapnya.

"Huh?" Shinichi mengerjap saat melihat sosok pemuda berjubah putih di depannya.

"SIAPA—mph!"

Perkataan Shinichi terpotong oleh sebuah telunjuk yang dibalut sarung tangan yang menekan kedua bibirnya dengan pelan.

Sosok tersebut tersenyum—yang mendekati seringai. "Tidak perlu berteriak, aku Kaito KID guardian yang akan selalu bersamamu. Yoroshiku~"

Shinichi terdiam sambil menautkan alisnya. "Huh? Guardian? Haha, jangan bercanda mana mungkin hal tidak logis bisa terjadi, aku tidak percaya. Mungkin kau hanyalah seorang pencuri bukan? Khayalanmu terlalu tinggi KID-san!" sarkas Shinichi seraya menyibakan selimutnya. "Terima kasih sudah membuat pagiku rusak, aku akan segara menelpon polisi." Lanjutnya.

Kaito memasang wajah panik. "Matte! Aku ini asli guardian, kau ingat monocle ini?" ia mencoba untuk membuat Shinichi percaya padanya.

Sang detektif menyipitkan matanya. "Ah, kau mungkin mencuri lalu memakainya,"

Kaito tampak merengut sebal akan ketidak percayaan orang di depannya, harus bagaimana lagi ia menjelaskannya. "Geez, aku ingin berterima kasih padamu karena telah membuatku bebas, sebagai gantinya aku akan menjadi guardian-mu,"

"Tidak butuh, kau kembali saja." Jawab Shinichi cepat.

"Aww, kau jahat sekali. Padahal aku sangat senang saat bisa keluar~" rengek sang sosok putih itu seraya memasang raut sedih yang dibuat-buat.

"Bukan urusanku! Pergilah!"

Kaito memandang Shinichi yang seolah tidak peduli. Melihat tatapan kecewa dari Kaito membuat Shinichi tak tega.

"Che! Baiklah aku akan mendengarkan ceritamu, tapi sebelum itu aku akan mandi dulu." katanya pelan, lagipula ia tidak bisa langsung mengambil keputusan kalau sosok putih itu adalah seorang pencuri, mungkin ada baiknya jika ia mendengar penjelasan dari Kaito terlebih dahulu.

Dalam hati sang detektif sebesit rasa tidak percaya menjalar dihatinya. Apa yang dikatakan oleh ibunya kemarin hanya candaan kan? Tidak mungkin kalau guardian itu ada kan?

Dia mungkin akan mendapatkan jawabannya setelah ia mandi.

Shinichi pun masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Kaito yang tersenyum girang.


.

To be continued,

.


Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca, :'3

Kyuushirou