Sucking Those Lips
.
Rate M
.
YooMin/YoonKook
.
Romance/Angst/BL/OC/OOC/AU/DLDR
.
.
.
.
YoonMin's Kontol Present
.
.
.
CHAPTER I
JEON JUNGKOOK
.
.
Min Yoongi sangat menyukai hujan.
Dia menyukai irama tetesan deras air yang memuakkan. Langit yang gelap, udara yang lembap, dan payung-payung yang bermekaran di jalanan.
Min Yoongi menyukai hal-hal yang dibenci banyak orang, seperti cuaca yang buruk yang mengundang kemalasan. Karena ketika cuaca sangat tidak bersahabat dia akan mengurung diri di studio lukisnya, membiarkan imajinasi mengamuk dalam keindahan warna.
Min Yoongi bukanlah seorang penyendiri, bukan juga seorang anti-sosial. Dia hanya membenci sesuatu yang merepotkan. Dan salah satu hal yang merepotkan adalah Society. Terlalu banyak orang hanya akan merepotkan kehidupannya. Dia tidak tertarik pada aspek kehidupan orang lain. Dalam kasus ini hanya satu orang yang dapat mengambil perhatiannya. Seseorang yang secerah mentari dan seberisik kemacetan. Satu-satunya yang membuat Min Yoongi tersenyum setiap saat. Seseorang bernama Jeon Jungkook.
Jeon Jungkook tak hanya memberikan warna dan inspirasi tetapi juga mengajari Yoongi bagaimana cara mencintai. Karena itulah Yoongi rela melakukan apapun untuk terus bersama Jungkook. Masih banyak hal yang ingin ia kejar dalam diri Jungkook. Sesuatu yang sangat adiktif yang membuat Yoongi merasakan perasaan-perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Tapi hari itu, hari dimana semuanya hilang dari tangan Yoongi.
Jeon Jungkook meninggal sesuai prediksi bodoh para dokter.
Rasa sakit dan pengkhianatan yang Yoongi rasakan membuatnya menyerah dalam hidup, ia mulai menyesal karena jatuh terlalu jauh pada Jungkook. Dia terlalu mempercayai bahwa Jungkook akan berhasil bertahan dari penyakit yang dideritanya sejak lama. Dia terlalu larut dalam cintanya yang ia tahu sejak awal hanya akan membuatnya menyesal.
Jeon Jungkook memberikan semua hak milik perusahaan keluarganya pada Yoongi, sesuai dengan surat yang ditulis oleh Jungkook beberapa hari sebelum kematiannya. Tak hanya meninggalkan luka tetapi juga meninggalkan beban yang besar pada Yoongi.
Hari pemakaman Jungkook adalah hari yang sangat berat. Keluarga besar Jungkook tidaklah banyak. Kepala Keluarga Jeon sudah wafat beberapa tahun lalu. Ibu Jungkook hanya bisa menangis karena Jungkook hanya satu-satunya putra yang bisa menggantikan sosok ayahnya. Jungkook sangat mirip dengan ayahnya, cara berfikirnya yang dewasa dan selalu memikirkan kebahagiaan anggota keluarganya.
Namjoon hanya bisa menyaksikan semuanya dalam diam, adik tirinya yang sangat ia sayangi sudah tiada. Dia tidak memusingkan mengenai haknya. Dia hanyalah anak tiri yang tidak akan mendapat bagian apapun dari keluarga Jeon. Tapi dia akan melakukan apapun untuk keluarga ini. Dia sangat mendukung jika Yoongi yang harus mengambil alih semuanya.
Pemakaman sore itu berjalan dengan penuh rasa lara. Tak ada yang bisa menghubungi Yoongi dan mengetahui dimana Yoongi berada saat itu. Mereka memahami dan memberikan Yoongi waktu untuk hal ini. Yoongi sengaja tidak hadir disana ketika keluarga besar berada di pemakaman. Ibu Jungkook terus saja menangis, mereka juga mengharapkan kehadiran Yoongi disana, tapi tak ada yang bisa memaksa Yoongi untuk datang karena mereka tahu bahwa Yoongi-lah yang paling tersakiti atas kematian Jungkook ini.
Langit yang mendung dan angin yang berhembus kencang sore itu terasa menyesakkan. Hujan tidak hadir meski langit terlihat bergemuruh.
Petang itu, Yoongi datang ke pemakaman Jungkook. Disana dia melihat banyak sekali bunga yang diletakkan di nisannya. Yoongi tidak merepotkan dirinya untuk membawa bunga untuk Jungkook.
Hanya ada rasa sakit. Tidak lebih.
Penyesalan yang amat sangat, dia tidak siap akan kematian Jungkook. Dia tidak membutuhkan apapun dari keluarga Jungkook. Dia hanya ingin terus bersama Jungkook seperti sebelumnya. Tak peduli jika dia harus merepotkan diri untuk terus berada di rumah sakit hanya untuk menemani Jungkook. Asal bersama Jungkook itu sudah cukup.
Sekarang dia hanya akan menjadi Yoongi yang dulu, Yoongi tidak pernah menghargai kehidupan dan tidak pernah menghargai keberadaan orang lain. Yoongi si pembenci.
¨Your love to me is beautiful. Only regret that left.¨ Bisik Yoongi. Dia menatap nama Jungkook penuh dengan amarah. ¨Now, you're just my biggest dissapointment.¨ Tidak ada tetesan air mata. Hanya penyesalan yang begitu mendalam terus mencabik nuraninya.
Melepaskan Jungkook bukan hal yang mudah. Dan mungkin tidak akan pernah bisa di lakukan oleh Yoongi.
Dia melangkah pergi dari pemakaman dan mengendarai mobilnya menjauhi pusat kota, Yoongi sudah tidak kembali pulang ke rumahnya setelah kematian Jungkook di rumah sakit. Terlalu cepat baginya mengetahui surat yang ditinggalkan oleh Jungkook hanya meninggalkan beban dan kekecewaan yang amat sangat.
Dia ingin menjauhkan diri dari semua yang berkaitan dengan Jungkook, dan masih tidak ingin menemui keluarga Jungkook untuk saat ini.
Yoongi tidak memperdulikan kemeja putihnya yang sudah sedikit lusuh setelah pemakaman Jungkook. Semua terasa menyesakkan, seharusnya Yoongi tahu dengan sangat jelas sejak awal dia mengambil resiko untuk memilih bersama Jungkook yang sudah pasti tidak akan dapat hidup lama. Tapi perasaan sayangnya yang berlebihan membutakannya dan memilih untuk menerima Jungkook dan mengesampingkan resikonya.
Kini perasaan sayang yang indah itu mengkhianatinya, dan berubah menjadi sesuatu yang memuakkan. Min Yoongi terlalu lengah membiarkan dirinya jatuh cinta yang pada akhirnya dia tahu dia sendiri akan terbunuh oleh hal itu.
Min Yoongi tidak akan pernah sembuh dari rasa sakit ini. Tidak akan pernah. Dan dia tidak akan sebodoh itu lagi untuk membuka hatinya pada orang lain. Cukup Jeon Jungkook yang menjadi pelajaran hidupnya. Dia tidak ingin merasakan rasa cinta yang baginya hanya semu dan penuh kebohongan.
Tak terasa dia jatuh tertidur dalam kekalutannya. Sejak kematian Jungkook dia tak lagi menyentuh alat lukisnya. Karena Jungkook-lah yang selama ini menjadi sumber inspirasi dan warna dalam lukisannya. Dan hal itu menjadi sebuah kebiasaan baginya. Hilangnya Jungkook dari sisinya membuatnya tidak mampu untuk menggoreskan kuasnya sebaik ketika Jungkook berada di dekatnya.
Yoongi bangun pagi itu dengan sedikit kesal mendengar ketukan pintu kamar hotelnya yang tak kunjung berhenti. Dia tahu keluarga Jungkook akan mencarinya di rumahnya untuk bicara, karena itu Yoongi sengaja untuk pergi menyewa kamar hotel yang sedikit jauh dari pusat kota untuk menghindari keluarga Jungkook.
Ketika pintu terbuka Yoongi terkejut dengan genggaman erat di krah kemejanya. tubuhnya terdorong mundur ketika Namjoon sudah bersiap untuk memukulnya.
Yoongi masih belum sadar sepenuhnya dan masih tidak secepat itu untuk memberi perlawanan pada Namjoon.
¨Stop avoiding us and quit being an asshole!¨ Bentak Namjoon. Yoongi tidak mengatakan apapun dan segera melepaskan cengkeraman Namjoon.
¨Leave me alone!¨ Geram Yoongi yang memicu kemarahan Namjoon. Tak menunggu lama hingga mereka saling melempar pukulan satu sama lain. Yoongi tidak segan untuk membalas, begitupun juga dengan Namjoon.
Namjoon mengerti bahwa Yoongi butuh meluapkan semua emosinya dan kekalutan yang ia rasakan, Namjoon sangat mengerti hal itu. Memukul Yoongi tanpa ragu hanya sebuah pancingan agar Yoongi mengeluarkan semua bebannya.
Tapi Namjoon juga tidak bisa membiarkan Yoongi tetap melarikan diri dari masalah ini. Semua anggota keluarga Jeon menunggu kepastian dari Yoongi, dan hanya Namjoon yang bisa berbicara dengan Yoongi di situasi ini.
¨You think you're the only one feeling lost? Jungkook is also my brother too.¨ Geram Namjoon ditengah nafasnya yang memburu. Yoongi tidak merespon perkataannya. ¨Jungkook trust you more than anyone. But here you are, crumpling and being a fuckin coward. Jungkook must be dissapointed.¨ lanjut Namjoon yang semakin membuat Yoongi sangat kesal.
¨Shut up!¨ Bentak Yoongi sambil terus memukul Namjoon, matanya mulai memerah dan terasa panas ketika air matanya sudah menggenang di pelupuknya.
¨You think being childish and hiding from all of this is good reason? Blame everything on Jungkook's death is disrespectful, you know that really well.¨ Balas Namjoon. Pukulan Yoongi mulai melemah seiring dengan logikanya yang kali ini mulai bekerja.
Yoongi berteriak, kali ini dia tidak bisa menyembunyikan sosoknya yang hancur. Dia menghentikan pukulannya, menjatuhkan dirinya di sofa dan menangis sekeras yang ia bisa. Ekspresi Namjoon mulai melunak. ¨We really worried about you, Yoongi. We lost Jungkook. I lost a brother, my mom lost a son, and you, you lost your dearest lover. We understand really well.¨ Ujar Namjoon pelan sambil berjalan mendekati Yoongi.
Yoongi masih menenggelamkan wajahnya di kedua lengannya. ¨Just let it go. You can cry as much as you want. We can thru this together. Brace yourself, Yoongi. We still need you.¨
Hatinya sudah hancur, tak ada yang bisa menjamin Yoongi akan membuka kembali hatinya untuk orang lain. Yang Namjoon bisa lakukan saat ini hanya menenangkan Yoongi dan membantu Yoongi sebisa mungkin. Semua sudah menyetujui Yoongi mengambil alih perusahaan. Ini adalah permintaan Jungkook sendiri, dan Namjoon ingin menghormati keinginan terakhir adiknya.
Dan menuntun Yoongi kembali pada warna adalah satu-satunya hal yang Namjoon bisa lakukan, karena Namjoon merasa bertanggung jawab telah merusak dunia Yoongi karena mencintai adiknya.
.
.
.
.
2 Tahun Kemudian
Yoongi memasang earphone-nya dan menaikkan volume musik dari ponselnya. Dia sangat benci menempuh perjalanan jauh, khususnya ke luar negeri. Yoongi memutuskan untuk rehat dari pekerjaannya di perusahaan dan pergi berlibur. Selama 2 tahun dia terus bekerja tanpa henti menggantikan Jungkook. Namjoon juga sudah memberi saran untuk pergi berlibur, tetapi Yoongi selalu menolak.
Namjoon terkejut ketika Yoongi meminta untuk pergi berlibur, tentu hal itu direspon sangat baik oleh Namjoon. Dia ingin Yoongi menikmati waktu senggang ini sebelum kembali fokus pada perusahaan.
Yoongi yang sekarang tidak pernah berbicara sebanyak dulu, yang ia bicarakan hanya seputar bisnis perusahaan dan tidak lebih dari itu. Yoongi tidak pernah mengeluh mengenai apapun, yang mana membuat Namjoon sangat mengkhawatirkan Yoongi. Tak ada yang bisa membuat Yoongi tersenyum, tak ada yang bisa mendekati Yoongi seperti dulu.
Namjoon merasa bersalah pada Yoongi, tapi dia harus meminta Yoongi untuk menjaga perusahaan keluarganya. Tugas Namjoon hanyalah memantau kinerja Yoongi dan menjaga Yoongi sebaik mungkin seperti yang sudah tertera di surat wasiat milik Jungkook.
Namjoon tidak memiliki hak untuk mendapatkan perusahaan milik keluarga Jeon itu karena dia hanyalah anak angkat di keluarga Jeon. Jungkook adalah satu-satunya putra yang memiliki hak untuk perusahaan keluarga. Tapi kematian Jungkook ternyata datang sangat cepat sesuai prediksi. Namjoon tidak merasa berat dengan adanya Yoongi sebagai kepala direktur. Namjoon sangat menyayangi keluarga Jungkook dan melakukan apapun yang bisa ia lakukan untuk membalas kebaikan mereka.
Namjoon memang kandidat yang baik untuk menjadi direktur, dengan umurnya yang sudah dewasa dan pengalamannya yang sudah cukup banyak. Tapi Namjoon memilih menjadi tangan kanan Yoongi daripada mengambil alih perusahaan. Tetapi dia banyak sekali direpotkan oleh Yoongi. Meski dia tahu bahwa Yoongi tidak ingin menjalankan perusahaan, dia harus tetap memaksa Yoongi untuk mau menjadi direktur.
Beberapa kali Yoongi selalu mengajukan pengunduran dirinya, tetapi Namjoon selalu menolaknya. Ibunya masih belum bisa memberi keputusan yang tepat untuk siapa yang mengganti posisi Yoongi, selain itu kinerja Yoongi sangatlah bagus di dalam perusahaan.
Setelah 2 tahun berlalu Namjoon ingin Yoongi mengambil waktu beberapa bulan untuk berlibur. Dia tahu seberapa berat Yoongi harus bekerja di perusahaan Jungkook, Namjoon ingin Yoongi berhenti memikirkan Jungkook. Namjoon ingin Yoongi membuka hatinya untuk orang lain.
Dengan begitu keluarga Jungkook tidak akan terbebani dengan Yoongi yang harus menahan semuanya sendirian.
Namjoon mempersiapkan liburan Yoongi sebaik mungkin. Mulai dari tiket pesawat hingga akomodasi dan tempat-tempat yang bisa mengalihkan pikiran Yoongi. Tetapi Yoongi memiliki rencana lain. Dia ingin benar-benar terlepas dari keluarga Jeon. Dan hanya ini satu-satunya jalan untuknya melarikan diri.
Dia sudah mensukseskan perusahaan keluarga Jeon dengan sangat baik. Butuh 2 tahun dia bekerja tanpa henti. Tak memperdulikan apapun di sekitarnya. Dengan begitu dia bisa meninggalkan keluarga Jeon tanpa rasa bersalah. Setidaknya dia sudah berusaha menjalani apa yang Jungkook minta.
Namjoon sudah menyiapkan liburannya di Miami selama 3 bulan. Yoongi tidak sebodoh itu untuk mengikuti rencana Namjoon. Dia sudah menyiapkan segalanya untuk hari ini. Dia ingin menghilang dari keluarga Jeon.
Dengan bantuan teman dekatnya, Jung Hoseok, dia menukar destinasi mereka. Hoseok akan menggantikan Yoongi pergi ke Miami dan dia akan pergi ke negara lain dan menghilang untuk beberapa saat. Dia benar-benar ingin melupakan Jungkook dan semua kenangan yang menghantuinya selama 2 tahun ini.
Dia tidak peduli kemanapun tempatnya berlibur. Hoseok sudah membelikan tiket ke tempat wisata dengan tempat diving dan surfing terbaik. Yoongi tidak berfikir dua kali untuk mengiyakan. Dia hanya butuh pergi dari Korea selama 3 bulan.
Dan disinilah Yoongi, sampai di pulau Bali dan akan menghabiskan 3 bulan liburannya, dia masih menggerutu mengenai banyak hal setelah dia turun dari pesawat. Kopernya yang sangat besar dan berat membuatnya sedikit kesal. Dia menunggu seseorang menjemputnya menuju hotel.
Dia menunggu di lobby kedatangan bandara, sudah 3 kali dia memastikan dari deretan penjemput tak ada satupun yang membawa papan namanya. Dia kembali melihat jam tangannya. Sudah 45 menit berlalu, ketika Yoongi hendak menelepon pihak hotel, dia melihat seseorang sedikit menerobos barisan penjemput dan dia memegang papan nama Yoongi.
Yoongipun segera menarik kopernya menuju pria itu. Dengan sigap pria itu membawa koper-koper besar Yoongi dan dengan aksen Balinya yang kental menyapa Yoongi dengan bahasa inggrisnya yang tidak sempurna dan membawa Yoongi menuju mobil.
Sore itu Yoongi sampai di hotelnya. Menikmati waktunya berendam di air hangat, dan tidak merepotkan diri untuk melihat sekeliling hotel atau menikmati fasilitas hotel lainnya. Tetapi Yoongi suka dengan dekorasi yang khas Bali dan patung Buddha dan Ganesha di beberapa sudut. Kesan yang kental akan budaya itu tidak pernah ia temui sebelumnya, sejauh ini orang-orang yang ia temui selalu ramah padanya meskipun dia selalu memasang wajah yang masam. Mungkin wajah masam itu sekarang sudah menjadi wajah normalnya.
Yoongi tidak terburu untuk menikmati liburannya disini, karena Bali adalah tempat eksotis, dia masih punya banyak waktu untuk menikmati semua yang dimiliki pulau ini. Lagi pula dia lebih ingin menyendiri di liburannya kali ini, karena itu dia akan segera pergi menuju Gili. Pulau kecil jauh dari segala kepenatan.
Dia sudah memesan semuanya seminggu sebelum keberangkatan, dia menyewa villa kecil untuknya tinggal di Gili selama liburannya. Dia hanya singgah semalam di hotel ini dan akan melanjutkan perjalanannya esok pagi, karena itu Yoongi tidak merepotkan diri membuka kopernya. Hari ini dia hanya ingin istirahat.
Sangat sulit bagi Yoongi untuk tidur dengan sangat nyenyak, banyak hal yang mengganggu otaknya. Namjoon sudah berkali-kali untuk menyarankannya pergi ke psikiater, Yoongi hanya tidak ingin menerima bahwa dia berubah seperti ini sejak kematian Jungkook, meski kenyataannya memang benar seperti itu. Sangat sulit baginya melupakan sosok Jungkook. Dia membenci dirinya yang begitu lemah. Dia membenci dirinya karena telah jatuh cinta. Dia tidak siap untuk ditinggalkan.
Malam itupun mimpi buruk masih terlalu nyaman untuk pergi dari tidur Yoongi. 2 Tahun terlewati, tetapi semua masih terasa sama bagi Yoongi.
.
.
.
.
Pagi itu Yoongi berkemas dan menunggu supir yang akan mengantarnya ke pelabuhan untuk menyebrang menuju Gili. Selama perjalanan Yoongi menikmati pemandangan yang ia lewati di jalan. Monumen-monumen yang besar dan rumah-rumah dengan atap yang unik dan atmosfer yang benar-benar berbeda. Namjoon akan benar-benar marah jika tahu dia melarikan diri ke negara lain. Tapi setidaknya dia sudah melakukan semuanya seperti yang Jungkook mau untuk mengurus perusahaannya.
Sekarang waktu untuk Yoongi meninggalkan semua itu sejenak, dan jauh dari pantauan Namjoon. Dia tahu bahwa Namjoon selalu mengawasinya, meski Namjoon benar-benar bekerja keras untuk membantu Yoongi di dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Bukan maksud Yoongi untuk membenci Namjoon. Hanya saja Yonggi ingin sejenak tidak berurusan dengan siapapun dari keluarga Jungkook.
Dia sampai di pesisir pantai, supir tersebut membawakan koper Yoongi hingga ke tempat menunggu kapal. Disana banyak sekali turis asing yang juga menunggu kapal. Supir itu mengatakan akan ada yang menjemputnya dari pihak travel yang akan menemaninya untuk ke kapal sampai ke vila dimana dia akan tinggal. Setelah itu supir itu pergi.
Yoongi mencari-cari orang yang akan menjemputnya. Lagi-lagi dia harus menunggu. Yoongi sedikit kesal masalah penjemputan karena selalu datang terlambat. Turis lainnya sudah bersama tour guide mereka. Sedangkan Yoongi harus menunggu lagi. Tak lama setelah itu kapal datang. Mereka menunggu sekitar 30 menit hingga semua penumpang berkumpul.
Yoongi sedikit cemas ketika para turis mulai naik ke dalam kapal. Tiba-tiba seorang anak laki-laki menghampirinya, menepuk pelan pundaknya. ¨Min Yoongi?¨ Yang dijawab anggukan oleh Yoongi.
¨Sorry I'm a bit late, well, not really. But almost. Anyway, you can follow me to the boat.¨ Ujar anak itu sambil mengintip ke arah koper-koper besar di belakang Yoongi. Kemudian anak itu mengambil tas kecil di tangan Yoongi. Karena apapun yang terjadi anak itu tidak akan bisa membawa koper-koper Yoongi. Yoongi benar-benar kesal dengan service yang ia bayar dengan mahal tetapi benar-benar tidak memuaskan ini, bagaimana bisa mereka mempekerjakan seorang anak kecil?
Yoongi memutar bola matanya dan dengan sedikit berat hati harus membawa koper-kopernya sendiri. Anak itu berjalan menuju tepi pantai dan menyuruh salah satu kru dari kapal itu untuk membantu Yoongi menaikkan kopernya. Setelah itu Yoongi segera melepas sepatunya karena dia harus masuk ke dalam air untuk bisa naik ke atas kapal. Dia segera mengambil tempat duduk bersama turis yang lain.
Anak itu duduk di samping Yoongi. Yoongi bisa menebak bahwa anak itu bukan dari negara yang ia kunjungi. Anak itu memang memiliki kulit tan, sedikit ada campuran. Mungkin dari Belanda. Tapi yang jelas bukan Indonesia.
¨What time we arrived in Gili?¨ tanya Yoongi.
¨Around 11. But surely you will arrive before lunch time.¨ Jawab anak itu dengan bahasa inggris yang fasih.
¨Okay.¨ Sahut Yoongi.
¨Are you Korean?¨ Tanya itu sambil melihat wajah Yoongi dengan seksama.
¨Of course.¨ Jawab Yoongi dengan malas.
¨Okay. I will tell my friend there's Korean guy came.¨
¨Is it necessary to do some announcement that there's Korean people came?¨ Gerutu Yoongi.
¨For me yes.¨
Yoongi memutar bola mata. Anak ini benar-benar menyebalkan dan benar-benar tidak memiliki rasa sungkan atau takut. Cara bicaranya benar-benar membuat orang kesal.
¨You should not working at this age. You should be at school at this hour.¨ kata Yoongi.
¨Don't worry about it. I'm smart. And actually I'm helping my friend for this work because he got some problems and cannot pick you up. You should thank me because I'm still make it to pick you before the boat leaves.¨ Jawab anak itu yang semakin membuatnya jengkel. ¨You're welcome.¨ tambahnya setelah membaca gimik wajah Yoongi yang terlihat kesal itu.
Yoongi tak ingin melanjutkan pecakapan dengan anak itu karena dia tahu dia pasti akan semakin jengkel dengan kata-kata anak kecil itu. Yoongi melihat keluar jendela sebagai pengalihan. Mengamati pemandangan pulau yang semakin menjauh dan lautan yang benar-benar memukau. Dia sedikit bersemangat untuk kembali melukis setelah dia sampai di vila. Tentu saja dia membawa semua peralatan lukisnya, Itulah kenapa kopernya begitu besar.
Sesuai jadwal, anak itu membawanya sampai di vila dan membantu urusan check in. Kemudian dia segera masuk ke private vila-nya. Walaupun sempat jengkel, pada akhirnya Yoongi tetap memberi tips anak itu sebelum anak itu pergi. Vila yang ia tempati terlihat nyaman, ada halaman kecil di bagian depan dan belakang, terpisah dengan kamar vila lainnya. Suasana yang private itu membuat Yoongi benar-benar lega. Setidaknya tidak sia-sia dia membayar banyak untuk akomodasi.
Yoongi membongkar kopernya dan menata baju-bajunya di lemari dan mengeluarkan semua alat lukisnya. Ruangan yang dekat balkon menghadap ke pantai sangat cocok untuk menjadi tempatnya melukis. Yoongi menikmati waktunya untuk menata kamarnya yang akan ia tempati selama liburan itu.
Setelahnya dia mengatur segala hal di vilanya, Yoongi memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di sekitar area vila, setidaknya dia mengenali beberapa tempat di sekitar tempat tinggalnya. Kemudian Yoongi berjalan di sekitar pantai. Banyak sekali hotel, vila, cafe dan bar disana. Tempat ini memang banyak mengadakan pesta tiap malamnya, tetapi Yoongi lebih tertarik untuk menikmati pantai dan alam disekitarnya.
Menjelang sore Yoongi singgah di bar tak jauh dari vila-nya. Tempatnya cukup nyaman untuk menikmati senja. Dia duduk di dekat kolam renang di seberang bar dengan sebotol bir. Musik yang diputar hanya jazz dan blues, tapi itu sudah cukup untuk Yoongi menikmati senjanya. Kemudian dia teringat dengan Hoseok, mungkin dia akan menghubungi Hoseok besok pagi. Yoongi sangat yakin Hoseok akan sangat menikmati liburan gratisnya di Miami. Yoongi tidak peduli apa yang akan di lakukan Hoseok asal rencananya tidak berantakan.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Yoongi untuk menghabiskan satu botol bir. Dia segera berjalan menuju bar untuk memesan dua botol bir lagi.
¨Our bar will have party tonight. If you want to join we will give you half price. Every Wednesday we always give half price.¨ Kata bertender dengan kemeja hitam yang menerima pesanannya.
Yoongi mengendikkan bahu. ¨Nice offer. But maybe I will sleep early tonight.¨ Jawab Yoongi.
¨Alright. Just drop by if somehow you have second thought.¨ Kata bartender itu sambil memberikan dua botol bir dingin kepada Yoongi.
Yoongi tidak terlalu repot untuk bersosialisasi dengan wisatawan atau orang-orang disana, memang sangat menyenangkan untuk berbagi pengalaman dengan para traveller, berbagi bir, dan berbagi cerita konyol yang mereka alami. Tapi kebiasaan Yoongi yang tidak suka bersosialisasi lebih mendominasi.
Setelah senja berakhir, Yoongi kembali menuju vilanya, kemudian dia melihat seekor anjing mengikutinya. Sedikit aneh karena di pulau ini hampir seluruh penghuninya tidak memiliki anjing, berbeda dengan Bali. Tidak seperti anjing-anjing yang ia biasa lihat di Bali, anjing satu ini berbeda, Seekor Doberman yang masih kecil. Meskipun terlihat lucu, anjing itu masih memiliki sisi gagah Doberman.
¨Shoo Shoo!¨ Usir Yoongi. ¨Stop following me.¨
Anjing itu terdiam dan berhenti sejenak kemudian mengikuti Yoongi lagi hingga hampir ke area vila-nya.
¨Hey, Go away. Stop following me!¨ Kata Yoongi. Tapi anjing itu tetap tidak mau pergi darinya. ¨I don't know what kind of language that you understand, but I will not feed you anything. So, go away dog.¨
Anjing itu hanya menatap Yoongi dengan wajah yang imut dan membuat Yoongi menatapnya dengan penuh kecurigaan. ¨Stop giving me that look. I'm not trust you dog. Go away.¨ Seberapapun Yoongi bicara anjing itu tetap saya menatapnya lembut.
Yoongi memicingkan mata dan mengumpat. ¨Fuck you. Come here you piece of shit. Only tonight you can stay on my place.¨ Lanjut Yoongi sambil membuka pagar vila-nya dan mempersilahkan anjing itu masuk. Anjing itu berlari dengan semangat ketika Yoongi membuka pagar.
Yoongi menghela nafas panjang. Dia harus mencari siapa pemiliknya besok pagi. Atau mungkin jika dia benar-benar malas dia akan membiarkan anjing itu pulang sendiri.
Malam itu Yoongi benar-benar lapar. Dia memesan makanan ke resepsionis dan beberapa daging untuk anjing itu. Pada akhirnya Yoongi tetap tidak bisa membiarkan anjing kecil itu tidak makan apapun. Dan berakhir mereka makan bersama di ruang TV. Yoongi melirik ke arah anjing yang sedang lahap memakan daging. ¨You know you're a dog. You know you will get food using that puppy eyes, right?¨ Gerutu Yoongi. ¨Mischievious creature.¨
Yoongi melihat anjing itu memiliki collar, mungkin ada alamat pemilik anjing itu disana. Yoongi mengulurkan tangannya dan melihat apakah ada yang tertulis di collar itu. Yoongi hanya melihat nama 'KING' di collar itu.
Yoongi mengernyit. ¨King? That name is too nice for a dog tho. You're ugly dude. You're no king¨ komentar Yoongi. Dia masih tidak bisa menghilangkan sifatnya yang sebenarnya sangat menyebalkan, yaitu mengkritik segala hal yang menurutnya patut untuk di komentari meskipun pada hakikatnya tidak seperti itu. Dan Namjoon benar-benar menahan kekesalannya pada Yoongi yang terkadang bermulut tajam dan menyebalkan itu setiap hari. Akan lebih baik jika sebenarnya Namjoon yang berlibur dan merehatkan pikirannya, mengingat cara bicara Yoongi dan cara Yoongi yang menyuruh Namjoon dengan seenaknya.
Selama 2 hari Yoongi memelihara anjing itu, bahkan dengan menggerutu tingkat tingginya dia membelikan makanan anjing dengan kualitas terbaik. Begitulah cara Yoongi memperhatikan dan menyayangi. Dia pasti akan melakukannya meskipun mulutnya mengatakan hal yang bertentangan dengan apa yang dia lakukan.
King sepertinya benar-benar menyukai Yoongi, dia bahkan tidak mau meninggalkan vila tempat Yoongi tinggal. Entah karena memang bertujuan untuk meminta makanan atau alasan lain, tapi Yoongi mengakui dia cukup terhibur dengan adanya King yang selalu duduk disebelahnya ketika dia melukis.
Sore itu Yoongi kembali ke area pantai untuk menikmati senja. Dia meninggalkan King yang sedang tidur di kamarnya. Entah kenapa hari ini Yoongi ingin menikmati alkohol dan alunan musik yang kuat. Dia sudah cukup bersantai selama 4 hari terakhir, setidaknya dia juga harus menikmati liburannya dengan sedikit lebih menyenangkan daripada bersantai dan melukis.
Yoongi datang ke bar yang waktu itu ia kunjungi. Tempatnya memang sangat nyaman untuk berpesta pada malam hari atau untuk menikmati suasana di sore hari. Dia segera duduk di kursi dan memesan bir.
Bartender yang waktu itu menyapanya kembali. ¨You back. I think you doesn't like half price drink hm?¨ Tanya bartender itu sambil tertawa kecil.
¨Yeah, maybe you're right.¨ Sahut Yoongi menanggapi.
Semakin malam semakin banyak turis yang datang dan musik disana mulai semakin keras dan Yoongi menghabiskan lebih banyak bir dari yang ia rencanakan. Selanjutnya Yoongi tanpa perlu memilih lagi dia memesan alkohol favoritnya, Vodka. Apapun yang orang lain katakan mengenai hal buruk alkohol di luar sana, pada faktanya semua itu tidak berarti apapun jika kenikmatannya memang jauh lebih menyenangkan.
Yoongi termasuk alkoholik, sama seperti Namjoon. Terkadang mereka menghabiskan waktu senggang untuk minum di pub atau bar. Tapi liburan tidak akan mungkin menyenangkan tanpa alkohol dan pesta.
Bartender tadi memastikan apakah Yoongi masih baik-baik saja saat menerima pesanan Yoongi selanjutnya.
¨You okay dude?¨
¨Give me another shot.¨ Jawab Yoongi.
¨You sure? You still able to walk back to your place or not? You didn't bring any friends here?¨
¨I'm alright, okay? Just give me another shot.¨ Gerutu Yoongi.
Bartender itu mengendikkan bahu dan memberikan apa yang Yoongi inginkan. ¨Customer is King. Here, your Vodka.¨
Yoongi dengan cepat mengambil sloki itu dan meminumnya one-shot. Yoongi membenamkan wajahnya di antara kedua lengannya di meja bar. Menikmati sensasi high yang mulai merambat di kepalanya.
¨Hey! J!¨ Seru si bartender sambil bersalaman dengan seorang laki-laki yang baru saja datang dan duduk di kursi bar, laki-laki itu sedikit sempoyongan dan merangkul bahu temannya yang membantunya untuk berjalan.
¨Miki! How's tonight?¨ Seru lelaki itu dengan nada yang sedikit menyeret karena dia sedang dalam keadaan mabuk.
¨Same old same old, You already drunk dude?¨ Sahut bartender itu.
¨Yeah. Dominik's fault. I'm rweally done with German peeps. I always lose, can't get more than 15 shots. They're rveally a heawy drinker!¨ Katanya.
¨Nope. He lose at 8 shots actually.¨ sahut pria yang masih memegangi tubuh laki-laki itu. Aksennya benar-benar sangat kental.
¨Liar! I did it until 15th shot! Don't believe him Miki. Caesar also lose from Dominik tho.¨ Kesal laki-laki itu, kemudian dia menoleh lagi pada bartender itu ¨Anyway, give me another shot of Rum!¨ Serunya.
Lelaki beraksen itu menggelengkan kepalanya ke arah bartender itu, mengisyaratkan untuk tidak menambah alkohol lagi. Kemudian, Miki si bartender itu menggambil gelas dan mengisinya dengan air es untuk laki-laki itu.
Yoongi sedikit merasa kesal jika ada seseorang yang terus berbicara ketika mabuk, benar-benar berisik. Yoongi masih tidak bergerak dari posisinya, terlalu malas untuk bereaksi dan mencoba menjadi orang paling tidak peduli sebisa mungkin.
Lelaki yang di panggil dengan nama J itu bersandar pada pria beraksen itu, sepertinya dia sudah lupa bahwa dia memesan Rum. Yoongi mengangkat kepalanya dan memesan lagi pada bartender, kali ini Whiskey. Yoongi menatap ke arah gelas yang di sodorkan padanya. Memutarnya pelan-pelan lalu kemudian melakukan one-shot lagi.
Yoongi menoleh ke samping dan melihat seorang laki-laki memunggunginya sedang berciuman dengan sangat panas, dia bisa menebak itu adalah pria yang baru saja datang dan terus saja mengoceh, dan Yoongi yakin pria beraksen itu adalah pria asal Spanyol. Dari garis wajahnya sudah sangat jelas pria itu memang Spanish, di tambah dengan aksennya yang terdengar berat. Yoongi memutar matanya ¨Get a room dudes¨ Gerutunya sambil berpaling.
¨Can I get one more beer?¨ Tanya Yoongi pada Miki.
¨Why not¨ Sahut Miki cepat sambil membuka tutup botol bir dengan cepat dan memberikannya pada Yoongi.
¨Thanks¨ Kata Yoongi sambil meminum birnya.
¨Caesar!¨ Yoongi mendengar seseorang dari kerumunan memanggil nama pria Spanish itu. ¨We have to go back.¨ Yoongi mendengar aksen British dalam suara berat itu
Laki-laki bernama Caesar itu terdengar sedikit terganggu ketika melepas ciuman panjangnya. ¨What?¨
¨You make a mess leaving us like this.¨
¨Ey, I already said to not drink when it's only 1 person stay sobber.¨ Jawab Caesar.
¨You have to help me bring them back home.¨
¨Go get Dominik. He's sobber plus it's his idea, so ask him to help you.¨
¨Dominik already took Ben back.¨
¨And I have to take Jerome back dude. Come on. I can't leave him alone here.¨ Protes pria Spanish itu sambil melihat ke arah pria yang ia cium sedari tadi.
¨Give him to Miki. You only fuck him after you take him back to his place. Your lover is gone. Before Nana whooped your ass, better help me find him and get him sobber.¨
¨Shit..¨ Umpat pria Spanish itu sambil menyandarkan laki-laki yang ia bawa ke meja bar. ¨Miki, can you help me with Jerome ? His place is same way with you, right? Can you take him home?. ¨
¨Put him inside then. I'll take im back after finish my shift.¨ Jawab Miki.
¨Alright. Thanks a lot man. See ya¨ Pria Spanish itu segera membawa laki-laki itu ke dalam bar kemudian segera pergi. Yoongi menghela nafas panjang. Dia masih bisa berjalan dengan baik, hanya sedikit pusing. Dia menyelesaikan birnya, kali ini dia sedikit lebih santai karena meskipun musik beralun begitu keras, setidaknya tak ada yang berbicara dan bercumbu di dekatnya. Semua berdansa di dekat kolam renang, beberapa ada yang terlalu mabuk dan masuk ke dalam kolam renang. Yoongi menaruh botol birnya yang sudah kosong dan memanggil Miki.
¨Now what you wanna order?¨ Tanya Miki.
¨Last one. One bottle of Jack Daniel's. And I'm out.¨ Kata Yoongi sambil memberikan kartu ATM-nya untuk membayar semua yang ia pesan.
¨Heavy drinker, eh ?¨ Sahut Miki sambil tersenyum yang tidak di gubris oleh Yoongi.
Miki segera memberikan pesanan Yoongi dan mengembalikan kartunya. Yoongi segera meminum Whiskey yang ia pesan langsung dari botolnya tanpa campuran. Dia sedikit mengernyit merasakan kuatnya alkohol di tenggorokannya.
Dia sudah sedikit lebih mabuk dari sebelumnya. Dia berjalan keluar dari bar itu dan berjalan di pantai untuk kembali menuju vila-nya. Masih ada setengah botol Whiskey di tangannya untuk ia nikmati sambil berjalan pulang.
Yoongi melihat keramaian tak jauh di depannya, sepertinya mereka mengadakan party lagi di pub lain di tepi pantai. Yoongi tidak ambil pusing dan segera berjalan melewati kerumunan orang disana. Beberapa orang sudah mabuk dan mendorongnya kesana kemari. Kali ini Yoongi tidak terlalu peduli dan tidak menggerutu, dia sendiri mencoba untuk menajamkan penglihatannya dan menseimbangkan langkahnya.
Tiba-tiba seseorang meraih tangannya seperti hendak jatuh, Yoongi tidak melihat wajahnya karena terkejut, tetapi penciumannya menangkap aroma citrus yang ia sukai dari lelaki yang menabraknya. Lelaki itu menyandarkan dagunya di bahu Yoongi sehingga Yoongi tidak bisa melihat wajahnya. Sepertinya laki-laki itu benar-benar mabuk berat.
Tak ada percakapan apapun, Yoongi-pun tidak menggerutu seperti normalnya Min Yoongi lakukan, yaitu mudah kesal dan memaki orang lain tanpa alasan. Entah karena dia terlalu lelah untuk bereaksi atau apa. Mereka terdorong semakin ke belakang dan perlahan dia merasakan nafas panas dari laki-laki itu di lehernya,
Lelaki itu hanya terlalu nyaman mendapat tumpuan ketika dia sudah tak sanggup untuk menahan badannya sendiri. Lelaki itu memeluk pinggang Yoongi perlahan, tidak terlalu erat karena dia tidak memiliki tenaga lebih untuk melakukannya. Yoongi mengelus pelan rambut lelaki itu, nafas di lehernya semakin memburu dan membuat Yoongi, entah kenapa, tak ingin melepas laki-laki itu. Penglihatannya sudah mulai tidak fokus, Efek Whiskey yang ia minum dengan brutal itu mulai menghajar tubuhnya.
Lelaki itu menyusuri leher Yoongi dan terasa semakin agresif, Yoongi dengan cepat menarik tengkuk laki-laki itu dan mulai melumat bibirnya itu dengan sedikit berantakan tetapi sangat dalam. Yoongi hanya bisa menikmati sensasi lembut yang ia rasakan di bibirnya dan aroma alkohol yang kuat.
Semakin dalam dan semakin panas, Yoongi menarik pinggul laki-laki itu dan terus memperdalam ciumannya. Dia mendengar lenguhan kecil dan desahan di dalam ciuman itu. Entah mengapa Yoongi menyukainya. Mungkin karena efek alkohol yang ia minum atau memang ciuman ini terasa begitu mendebarkan tetapi pada waktu yang sama juga menyesakkan. Hanya Jungkook yang bisa membuatnya seperti ini. Rasa nyaman yang sama seperti ketika dia mencicipi Jungkook untuk yang pertamakali, tapi kali ini sedikit lebih liar, lebih kuat, dan lebih nakal.
Seolah 2 tahun yang ia lewati terasa baru kemarin. Yoongi menginginkan lebih, dan dia merasakan hal yang sama pada lelaki itu. Siapapun dia, setidaknya cukup memuaskan Yoongi walau hanya untuk one night stand. Ini pertamakalinya Yoongi menyukai untuk menyentuh orang lain setelah kematian Jungkook.
Lidah Yoongi mendominasi di ciuman itu, tentu saja dia menang dengan keadaan lelaki itu yang sudah tidak memiliki banyak tenaga untuk melawan. Dia bisa mendengar gerutuan beberapa orang yang menyuruhnya untuk pergi jauh dari tempat itu untuk sesi yang lebih intim. Sama seperti yang ia katakan pada pria Spanish yang ada di bar sebelumnya.
Di tengah ciuman itu, tiba-tiba seseorang menarik laki-laki itu dari Yoongi, Yoongi sedikit linglung ketika membuka mata dia hanya melihat siluet laki-laki itu menerobos kerumunan dan menghilang. Yoongi tak sempat mengejar ataupun menggapainya. Terlalu cepat untuk berakhir. Yoongi bahkan tidak sempat mengingat wajah laki-laki itu dengan benar.
Yoongi mengumpat dan melanjutkan berjalan melewati kerumunan orang, dia mengacak rambutnya sedikit kesal, dan berusaha keras mengingat jalan kembali ke vila-nya. Butuh waktu setengah jam untuk Yoongi benar-benar kembali ke vila. Dengan cepat King menyambutnya dan mengekor di kaki Yoongi hingga Yoongi masuk ke dalam.
Yoongi masih menggerutu dan menjatuhkan dirinya di sofa, tak peduli dengan posisi tidurnya yang berantakan, dia hanya ingin mengistirahatkan kepalanya. Yoongi menggeletakkan Whiskey-nya yang masih tersisa seperempat botol di lantai dan King melompat ke sofa untuk tidur bersama Yoongi.
Setidaknya malam ini Yoongi sedikit bersenang-senang.
.
.
.
.
Sore itu Yoongi terbangun. Kepalanya terasa pening dan tubuhnya benar-benar sangat kaku. Dia perlahan membuka matanya dengan susah payah. King duduk di samping Yoongi dengan sabar, sepertinya dia sudah duduk disana menunggu Yoongi untuk bangun selama hampir satu jam.
¨Fuck.¨ Geram Yoongi ketika tubuhnya benar-benar tidak nyaman untuk di gerakkan. Dia menyerah dan mengambil nafas panjang sambil menunggu badannya sedikit rileks. Yoongi mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi tadi malam. Tapi tak ada satupun yang teringat olehnya. Otaknya berjalan lambat dan itu membuat Yoongi semakin penasaran apa yang sudah terjadi semalam.
Tentu pastinya dia minum terlalu banyak. Setelah itu dia tidak tahu lagi apa yang terjadi. Tapi perasaannya mengatakan ada sesuatu yang terjadi tadi malam. Sesuatu yang sangat membekas, tetapi hilang dari ingatannya, terselip jauh dan begitu menjengkelkan bagi Yoongi karena dia sangat membenci ketika dia tidak mengingat apapun setelah mabuk berat.
Kehilangan kendali seperti itu bukanlah gaya Min Yoongi. Apapun yang terjadi tadi malam, setidaknya Yoongi bisa kembali ke vila dengan selamat dan tiak melakukan hal-hal bodoh yang akan membuatnya malu nantinya. Min Yoongi benar-benar memiliki martabat yang tinggi.
Setelah menghabiskan waktu 35 menit di sofa, Yoongi bangkit dan segera melakukan apapun untuk menghilangkan hangover di kepalanya, tentu King masih terus mengikutinya sampai ke dapur.
¨I don't know where I should find your owner. And I'm too lazy to do it today, since I'm really fucked up last night. I guess you have to stay one more night here.¨ Kata Yoongi pada King.
Yoongi beranjak menuju ruang lukisnya di dekat balkon sambil menikmati semilir angin senja favoritnya. Yoongi mengambil sebatang rokok dan menyalakannya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Hoseok untuk memastikan apakah hoseok sudah sampai di Miami.
Butuh waktu lama sampai Hoseok mengangkat teleponnya. Hoseok baru mengangat setelah Yoongi mencoba untuk yang ke-tiga kalinya.
¨Why took so fuckin' long to pick up the phone, dumbass.¨ Kesal Yoongi.
¨Woah.. woah..chill dude. I was on the bathroom.¨ Sahut Hoseok.
¨You already there?¨ tanya Yoongi cepat.
¨Yeah. The hotel is really nice. Damn, you should regret this because you give this vacation on me.¨ Kata Hoseok.
¨Never answer Namjoon's call. Whatever happens, stay quiet and never let Namjoon knows that you're not me.¨ Kata Yoongi.
¨I know I know. You said that lot of times already. I'll do whatever you said. Don't worry.¨ Sahut Hoseok.
¨Alright, I'll call you again for checking.¨ Kata Yoongi sambil menutup sambungan teleponnya tanpa mendengar respon dari Hoseok.
Setelah Yoongi mengakhiri pembicaraannya dengan Hoseok, dia segera mengambil aspirin dan kemudian bersiap untuk ke kolam renang. Kali ini dia ingin berenang, dia sama sekali belum menyentuh air laut sejak dia datang ke sini. Setidaknya dia ingin berenang terlebih dahulu di vila kemudian mencari kegiatan di pantai setelahnya.
King masih terus setia membuntutinya kemanapun Yoongi berjalan. Dia mengambil handuk dan segera bergegas menuju kolam renang. Beberapa pekerja vila menyapanya dengan ramah. Yoongi menyukai baju mereka yang terkesan benar-benar Bali. Yoongi tidak bisa membayangkan hidup di tempat ini, semua orang benar-benar mau tersenyum secara suka rela kepada siapapun. Bagi Min Yoongi itu sesuatu yang bodoh dan jika dia tidak ingin tersenyum maka dia tidak akan melakukannya.
Dia memasuki area kolam renang dan melihat patung Buddha yang lebih besar dari yang ada di halaman vila-nya. Patung Buddha itu berada di sudut kolam renang dengan posisi tertidur. Membawa perasaan yang tenang dan damai disertai dengan banyaknya tanaman disekitarnya membuat atmosfernya benar-benar sangat nyaman.
Sore itu tak banyak orang berada di kolam renang. Mungkin karena banyak penginapan yang langsung memiliki akses menuju pantai, maka banyak orang yang lebih menghabiskan waktu di pantai untuk senja yang lebih menarik untuk di nikmati dengan tegukan bir.
King terlihat begitu senang melihat air yang ada di kolam. Ketika Yoongi masuk ke dalam kolam King ikut berlari dan melompat ke dalam air dan berenang bersama Yoongi.
¨This dog is hype as fuck¨ Komentar Yoongi sambil membiarkan King berenang memutarinya.
Entah kenapa Yoongi benar-benar merasa nyaman ketika King menemaninya, sudah sangat lama dia tidak memiliki anjing. Terakhir kalinya dia memiliki anjing adalah ketika dia masih berumur 7 tahun. Setelah anjingnya meninggal, Yoongi tak ingin lagi memiliki anjing.
Yoongi tidak berani memiliki jika suatu saat nanti dia akan kehilangan hal yang ia sayangi. Karena itu Yoongi terus melukis dan terus melukis. Warna membuatnya nyaman, dan lukisan baginya tidak memiliki nilai yang sama seperti hal yang ia sayangi. Lukisan bisa hilang dan hancur tetapi Yoongi bisa terus membuatnya lagi dan lagi, tapi tidak bagi sesuatu yang ia sayangi seperti Jungkook.
Dia memotret semua perasaan dan keindahan dalam lukisan. Baginya sama saja seperti sebuah kotak. Apa yang ia sukai ia masukkan ke dalamnya. Tapi keindahan yang sesungguhnya bukan kotaknya, melainkan sesuatu yang nyata yang benar-benar Yoongi sukai. Kehilangan ratusan lukisan terbaiknya tak akan membuat Yoongi sedih. Karena dia masih bisa membuatnya lagi.
Setelah merasa puas berenang, Yoongi dan King beranjak dari kolam renang. Yoongi menggantungkan handuk di lehernya sambil mengeringkan rambutnya. King mengibaskan bulu-bulunya dengan kencang. Setelah itu Yoongi membawa King kembali ke vila.
Menjelang malam Yoongi melukis di balkon. Entah kenapa ia ingin melukis wajah Jungkook. Sudah sangat lama sekali dia tidak melukis Jungkook lagi, selain karena disibukkan dengan perusahaan, dia tidak memiliki banyak waktu untuk melukis lagi. Maka dari itu Yoongi membawa semua alat lukisnya ketika liburan. Karena ia ingin melukis lagi.
Tak butuh waktu lama hingga jemarinya penuh dengan warna-warna cat. Kuas-kuas tergeletak di mejanya, dan palet-palet yang penuh dengan campuran warna. Tak ada yang membuat Yoongi tenang selain mengurung diri untuk melukis. Dunia penuh warna dan imajinasi dimana Yoongi tidak memperdulikan waktu, dan hal-hal lain yang baginya merepotkan. Pikirannya hanya penuh dengan seni.
King tidur dan bersantai di samping Yoongi, tidak mencoba untuk mengganggu ketika Yoongi benar-benar fokus. Lewat tengah malam, lukisan Yoongi sudah hampir selesai. Tapi dia ingin mengambil istirahat sejenak dan merenggangkan punggungnya.
Dia berjalan menuju dapur untuk membuat kopi. Tiba-tiba perutnya terasa lapar, Yoongi membuka kulkas dan tidak menemukan apapun untuk di makan. Diapun memutuskan untuk membeli sesuatu setelah dia selesai meminum kopi. King terdengar berlari dari ruang balkon menghampiri Yoongi ketika Yoongi membuka pintu.
¨Wait inside boy, I will not gone for long¨ Kata Yoongi. Tetapi King tetap tidak mau meninggalkan kaki Yoongi. ¨Damn... You're totally spoiled dog. You should be ashamed because a killer dog like you became this cute¨ Gerutu Yoongi sambil membiarkan King berjalan keluar mengikutinya.
Yoongi mencari groceries store yang masih buka 24 jam, tapi setelah berjalan sedikit jauh dia tidak menemukannya. Kemudian dia melihat ada restaurant kecil yang masih buka. Yoongi-pun segera singgah kesana, dan memesan apapun yang ada disana karena perutnya benar-benar sangat lapar setelah berenang dan melukis.
Yoongi duduk di meja di ruangan dalam. Restaurant itu terlihat seperti rumah dengan 4 ruangan. Pelanggan bisa memilih ruangan mana yang mereka suka, dan tiap ruangan memiliki dekorasi yang berbeda-beda. Cukup kreatif menurut Yoongi. Yoongi memilih ruangan dengan dekorasi marine yang dominasi warna biru. King duduk dengan tenang di samping Yoongi.
Kemudian dia melihat dua orang berada di tangga, sepertinya mereka hendak turun. Terdengar begitu ribut. Yoongi masih belum melihat siapa yang ada di tangga itu, terlalu malas untuk Yoongi mendongak ke atas. ¨You can say to Nana that I don't wanna come home yet.¨ Kata seorang laki-laki dengan warna suara yang lembut.
¨At least call your Nana.¨ Sahut seorang wanita dengan suara sedikit lantang, mengingatkan Yoongi pada ahjumma di kedai yang biasa ia kunjungi sehabis kerja. Dia selalu bicara dengan suara lantang kepada pelanggan yang menyapanya sambil mencuci piring di dapur.
¨I left my phone at Art's house. And forgot to pick it up. Just text Nana that I'm still looking for my dog. King still lost for days. I'm really worried.¨ kata laki-laki itu.
¨Alright then. But don't make your Nana worried.¨
¨Eventho I stay all day in the house, Nana will still worried.¨ Gerutu laki-laki itu
Yoongi sedikit terkejut ketika mendengar nama King, ketika dia menoleh ke arah tangga di sebelahnya bersamaan dengan laki-laki itu turun dan terkejut melihat King duduk dengan kepala tidur di paha Yoongi.
¨King!¨ Seru laki-laki itu. King mengangkat kepalanya dan tidak beranjak, dia hanya menggerakan ekornya dengan semangat.
¨Oh my God, King! Where have you been!¨ Kata laki-laki itu sambil dengan cepat menghampiri King.
¨Your dog?¨ Tanya Yoongi.
Laki-laki itu mengangguk masih sambil mengelus kepala King. ¨Glad then. He has been following me for days.¨ Kata Yoongi.
¨Really? Oh I'm sorry that he's annoy you, I'm looking for him everywhere.¨
¨He's been a good boy anyway. I was about to looking for his owner, but don't have time.¨ Kata Yoongi.
¨Thank you so much for taking care of my dog.¨ Kata laki-laki itu.
¨I still have some dog food left on my place, I bought it for King, so you can have it, will be a waste if I throw it away.¨
¨I can pay for all the dog food you already bought tho.¨
¨No need to. It's okay. Your dog already give me a good company.¨
¨Thank you so much!¨ Kata laki-laki itu sambil tersenyum senang.
¨Don't lost him again. He's a good dog.¨ Sahut Yoongi sambil mengelus kepala King.
laki-laki itu tertawa kecil. ¨You stay around here?¨
Yoongi mengangguk. ¨Yes. Stay on private vila not far from this street.¨ Jawab Yoongi.
¨Then, you must be Min Yoongi.¨ kata laki-laki itu sambil tersenyum manis dan duduk di samping Yoongi sambil memangku King. Yoongi memandang laki-laki itu dengan sedikit penasaran. Dan pada saat yang bersamaan otaknya terasa seperti De Javu ketika wangi citrus dari laki-laki di depannya tertangkap oleh penciumannya.
Seketika itu flashback ingatan ketika dia berjalan di pantai dan bertemu seseorang. Yoongi merasa bahwa dia hanya bermimpi mengenai ciuman panas yang ia akui sangat menyenangkan itu. Apakah laki-laki di depannya mengingat apa yang terjadi malam itu.
.
.
.
.
To Be Continue..
.
.
.
.
Notes :
(Me myself aint smooth talker. So I speak really rude, harsh, bad, sarcasm, and vulgar)
FIRST OF ALLLLLLLLL!
Why Bali? Karena aku udah searching berbagai tempat dan tanya ke semua kenalan bule, bahwa tempat diving dan surfing terbaik adalah Indonesia. Awalnya mau ambil Miami, tapi nggak jadi setelah dihancurkan oleh testimoni temen bule yang udah pernah surfing disana. Tapi aku nggak mendeskripsi kultur bali terlalu banyak disini, soalnya aku mau tetep fokus di alur cerita
Why diving and surfing? Karena aku mau ambil tema yang beachy karena cocok sekali dengan Jimin yang topless dan membawa papan surfing. (eyaaakkkk)
Why lot of OC? Karena aku pingin kasih atmosfer bahwa ini adalah Bali dimana banyak turis. Jadi aku memang banyakin OC western-nya.
Why is not hot yet? Karena ini masih chapter satu dan ff pertama yang aku post di akun ini (bakal ada sex-nya kok. soon. just wait)
Why not one language? Karena banyaknya turis, dan ini di luar Korea, jadi lebih masuk atmosfernya kalau percakapan mereka bahasa inggris. Aku udah rundingan sama editor, dia bersabda bahwasannya nggak papa percakapannya pake bahasa inggris dan diluar percakapan pake bahasa endonesah, asalkan cara penyampaian dan ceritanya masih menarik. Jadi untuk mendukung tema dan tempat juga, aku pake percakapannya bahasa enggres.
Why Bali again? Karena sebagian dari cerita terinspirasi dari kisah nyata. Especially the spanish character.
Why Gili? Karena setelah melakukan research, Bali terlalu mainstream sebenernya, jadi aku pake Gili sebagai latar.
Why this ff not dark like my genre on profile? Karena aku ingin ada sepercik cahaya sebelum bikin ff yang dark semua biar diberkahi (lol, GAK). Karena terinspirasi dari kisah nyata, dan kisahnya benar-benar secerah mentari dan berlatar beach life, makanya ff ini sedikit terasa segar seperti tegukan bir bintang.
Aku harap penjelasan nggak penting ini bisa di terima, dan seenggaknya kalian paham kenapa latarnya harus Bali dan Gili. Walaupun aslinya aku maunya di negara lain sih. Tapi semua testimoni selalu mengatakan ¨Your country is the best place.¨ Jadi, nggak ada pilihan lain.
Tapi karena ini bukan genre-ku, jadi aku mencoba semampuku untuk menuliskannya dengan bahasa yang menyegarkan, sunny, dan terasa summer dan so beachy. Untuk deskripsi karakter-karakter OC bakal di next chapter. Especially the spanish guy. Karena di dunia nyata dia bener-bener bikin ngas hanya dengan dia ngomong.
Alright. See you on next chapter, bitch. Bye!
Oh, kalau ada request what kind of enaena and kinks that ya'll prefer, just tell me on review box.
