DISCLAMER :MASASHI KHISIMOTO
PAIR :SASUHINA
Rate : T
WARNING: OOC,AU TYPO (Author super ngebut)
888
Hari ini tepat 2 tahun setelah Uzumaki Naruto Sang Hokage keenam membawa pulang Uchiha Sasuke. Perang dunia ninja juga Sudah berakhir dan di menangkan oleh pihak putih, Mandara yang selama ini adalah dalang dari semua kejahatan juga sudah dikalahkan oleh Naruto yang dibantu Sasuke disaat terakhir peperangan. Setelah itu desa-desa melakukan perbaikan dan konoha mengalami kemajuan pesat saat pemerintahan dipegang oleh Naruto hingga saat ini. Tsunade Senju yang memberikan jabatan itu pun langsung menghilang dengan alasan menikmati masa muda (?).
Tapi bukan itu yang akan diceritakan oleh author sekarang melainkan, hari ini Uchiha Sasuke dibebaskan setelah 2tahun dipenjara, penjara khusus yang dijaga oleh Anbu-anbu terkuat, yaitu penjara Internasional.
" Sasuuuukeeee... Teeemeeee!" Teriak Naruto dengan air mata mengalir, merasa haru karena sahabatnya sekarang sudah bebas.
" Ck, Dobe," Sungut Sasuke. Demi Tuhan dirinya baru 2menit dibebaskan dan sekarang harus menemui sahabat konyolnya. Tidakkah Tuhan ingin berbaik hati dengannya.
Setidaknya Sasuke bersyukur Naruto bisa mewujudkan impiannya menjadi hokage. Dimana dulu penduduk memusuhinya, tapi sekarang malah memujanya.
" Teeemee..."
" Sasuke Kun" Derap langkah terdengar, helaian pink terlihat dan langsung memeluk Sasuke erat, "kangennyaaa."
" Sakura."
" Hueee... Sakura jangan selingkuh didepanku." Naruto dengan gaya lebaynya mencakar tanah saat melihat Sakura yang memberikan hug bear pada Sasuke.
"Minggir kau Pink," Karin Uzumaki menyentak Sakura dan gantian memeluk Sasuke erat.
" Yoo... Sasuke," Tanpa mengalihkan perhatiannya Kakashi menyapa Sasuke dan melambai ringan.
Sasuke sedikit terenyuh waktu melihat Naruto, Sakura, Kakashi dan semua yang menyambut kebebasanya. Juugo, Suigetsu juga ada. Tapi entah kenapa dirinya merasa ada yang kurang saat keluarganya dan gadis itu tak ada.
888
Mansion Uchiha terasa suram, berdebu, dengan rumput yang tumbuh tinggi. Memang sudah beberapa tahun mansion ini terabaikan, sejak pembantaian klan Uchiha dulu. Tak ada yang berani kesana, bahkan untuk melewatimya. Warga terlalu takut mengingat bagaimana sejarah klan ini.
Sasuke menapaki tangga menuju bekas kamarnya. Ia ingin mandi, semoga saja shower disana masih berfungsi. Tadi ia diberi beberapa potong baju oleh Naruto. Memang kekayaan Uchiha tak akan habis tujuh turunan, tapi saat ini Sasuke tak punya sepeserpun uang. Mungkin baru besok dirinya bisa mencairkan sedikit dari peninggalan orangtuanya.
Sasuke baru Selesai merapikan kumis dan jambangnya saat mendengar teriakan familiar. Melangkah malas Sasuke membuka pintu.
" Teeemeee! Aku bawa bala bantuan untuk membersihkan rumahmu."
Dengan cengiran lebar Naruto menunjukkan alat kebersihan yang dibawanya. Menyusul Sakura, Karin dan Ino yang membawa kain pel, makanan dan bunga.
" Sasuke Kun." koor mereka bersamaan.
Dan Sasuke hanya memandang datar mereka, "Hn."
" Per-permisi" suara lembut itu menyapa pendengaran sensitif Sasuke.
" Hinata Chan."
Sasuke yang awalnya bersender dikusen pintu langsung menegang saat melihat sulung hyuuga yang datang bersama rekan setimnya Inuzuka Kiba dan Aburame Sino.
Manik hitam Sasuke tetap setia mengamati gadis berponi rata, berpipi chubby, dengan rambut yang berwarna indigo, mata bening dengan iris Lavender. Ah jangan lupakan rona merah alami dipipinya.
Merasa diperhatikan, Hinatapun menoleh dan tersenym malu-malu seraya mengangsurkan sekantong tomat segar yang tak tau dari mana mengingat ini pertengahan musim dingin.
" I-ini."
" Hn."
" Sama-sama."
Naruto dkk serta Kakashi, Suigetsu, Juugo dan anggota rocky nine yang baru datang melongo berjamaah.
" Engg.. Hinata Chan," Ino memberanikan diri " Kamu tau arti perkataan Sasuke Kun?"
Mengangguk, "bu-bukankah a-artinya su-sudah je-jelas."
Dan semua orang minus Sasuke, Neji dan Juugo mengangguk berjamaah lagi.
Memainkan kedua jari telunjuknya Hinata merasa gugup ' bukankah sudah jelas Uchiha San bilang "terima kasih"' batin Hinata lancar.
888
Acara bersih-bersih berjalan lacar, semua bahu –membahu. Well, tidak juga sich, Sang Pemilih rumah hanya berdiri dan mengawasi layaknya komandan perang, Kakashi yang asyik dengan buku orange aneh miliknya, Suigetsu yang melakukan 2 pekerjaan sekaligus menyapu-minum-menyapu-minum, Shikamaru yang membersihkan jendela dengan terkantuk-kantuk hingga membuat Ino murka, Sakura dan Karin yang berdebat entah apa, Naruto yang dengan semangatnya selalu menyenggol sesuatu hingga hampir pecah kalau tidak ditangkap Neji.
" Tinggal mengepel," teriak Sakura "Naruto ambil air."
"Siap Nyonya Uzumaki."
Secepat datangnya rona merah dipipi Sakura secepat itu pula pukulan Sakura mendarat di rahang Naruto " Jangan bicara aneh-aneh."
Naruto yang kembali dengan dua ember penuh air tetap melakukan kecerobohan seperti biasa. "Awasss.. awasss!" Air yang dibawa tumpah membasahi lantai menimbulkan jejak basah yang berceceran.
"EHHH."
DUK
SYUT
" HINATAAAA! AWAAASS!"
Klontang.
Hening.
Sebenarnya begini, Sai yang saat itu tengah membersihkan atap rumah Sasuke merasa akan lebih baik kalau atap rumah itu diberi lukisannya tanpa sengaja menyodok Sasuke yang berdiri tepat dibelakangnya dengan kayu membuat Sasuke terhuyung kedepan hingga kepleset genangan air dan menubruk Naruto yang saat itu membawa air hingga air yang dibawanya melayang dan dengan timming yang pas ember itu menyiram Hinata layaknya menyiram bunga.
Hening
" Hayook, hayook, hayook, hayook." Kooor semua orang, bahkan Kakashi dan Juugo ikut menuding Sasuke. " Hayook, hayook, hayook" Semakin keras saja suara mereka.
Sasuke terdiam melihat mereka. Merasa dirinya adalah tawanan suku Indian yang mengikat kedua tangan dan kakinya menjadi satu lalu diikat dengan kayu panjang, dirinya benar-benar mirip hasil perburuan, dimana yang memikul adalah Suigetsu dan Naruto
" AUUUU!" Mereka semua berputar mengelilingi Sasuke.
Sudah pasti Sasuke bakal dipepes layaknya membuat Bebek Panggang Super Besar dengan saus asam manis. Dengan Neji sebagai kepala suku, sebab dari tadi Neji memelototi Sasuke gara-gara Sasuke yang juga memelototi Hinata sejak dia tiba disini.
Neji tau apa yang ada diotak Sasuke. Cih, mengucapkanya saja bikin lidahnya gatal. Tak perlu otak jenius Shikamaru, lagian Uchiha itu terkenal mesum.
Apalagi melihat tatapan Sasuke saat Melihat Hinata keluar dari dapur mengenakan celemek bergambar bebek hitam, membuat roll film di otak Sasuke aktif. Hinata+ celemek + anak + Sasuke = HIDUP ITU INDAH, MY FAMILY I AM COMMING. Batin Sasuke mupeng.
" Ah .. Ahh," Hinata terbengong sendiri.
" Hinata Sama anda baik – baik saja?" Tanya Neji jelas terlihat kekawatiran dalam suaranya.
" A-aku ti-tidak ap-apa-ap-apa, ni-nii-san."
" Ayo cepat ganti baju," Sakura mendekat.
" Benar, nanti kamu sakit. Ini masih musim dingin." Tenten juga ikut mendekat, melihat keadaan Hinata yang basah kuyub.
" Teme, Tanggung jawab"
" Hn."
" Cih Uchiha," geram Neji " Kau apakan sepupuku?" okey sifat Neji yang brother compleks stadium akhir kumat lagi " Cepat carikan baju atau ku jyuken hingga jadi abon ayam, haah."
" Su-sudahlan Nii-San, A-aku tak a-ap Hatshing."
" SA-SU-KE."
" Cih okey," Sasukepun berbalik dan masuk keruangan entah apa, " Kau juga ikut," bentak Sasuke membuat Hinata mengkerut takut..
" Tidak Hinata Sama tetap disini" Putus Neji.
Hinata hanya bisa memainkan kedua jarinya gugup.
" AH.. Maaf mengganggu, tapi Hokage sama, Neji Sama , dan lainnya dipanggil tetua Konoha," Tiba-tiba saja seorang Anbu dengan topeng harimau hadir ditenggah-tengah mereka.
"Tapi.."
" Tsunade Sama juga hadir."
Membayangkan menerima pukulan maut dari Tsunade membuat mereka merinding disko.
"Pergilah Ne-Neji Nii."
"ta, tapi," Neji tetap keukeuh tapi dengan satu senyum lembut Hinata satu persatu dari mereka meninggalkan kediaman Uchiha menyisakan dua anak adam berbeda jenis ani.
"ayo."
Menurut Ninata mengikuti langkah Sasuke, udara dingin menerpa tubuh Hinata membuatnya merinding. Dirinya baru sadar kalau semua telah pergi meninggalkannya. Jadi menyesal. Batin Hinata.
Sasuke masuk kesebuah ruangan, entah kenapa dirinya merasa kalau arwah ibunya menuntunnya agar masuk ke kamar bekas orangtuanya. Membuka lemari, Sasuke memilih kimono musim dingin dengan corak bunga cosmos warna biru.
" Pakai ini'
" Ah, Te-terimakasih."
" Mungkin agak bau tapi tak apa," tambah Sasuke."
Hinata tersenyum malu-malu.
" Ku antar kekamar mandi."
Setelah menunggu beberapa saat Hinata Keluar dengan penampilan baru, jaket yang biasa dipakai dimasukkan kekantong kresek. Tersenyum malu-malu mengingat hanya berdua dirumah ini.
" Ano, A-aku su-sudah se-selesai."
Mengalihkan pandangan dari obyek imajinasi diatap, Sasuke tertegun menatap Hinata. Ah serasa pengantin baru. Batin Sasuke error.
" a-aku ma-mau pu-pulang du-dulu,"
" Disini saja, masih turun salju.'
" Ah," Hinata menatap jendela "benar."
Hening menyergap keduanya, sebelum Sasuke dengan seenak perutnya meminta makan. Karna disini adalah Hinata yang baik hati, maka Hinatapun mengabulkannya.
" Ki-kita ke su-supermaket."
" Hn," Sasuke melangkah menuju pintu yang diikuti oleh Hinata.
" Ayo" Sebuah payung yang Sasuke temukan di lemari masih cukup bagus, Payung kesayangan Kaa Sannya.
Tak ada kata yang terucap dari bibir mereka. Hinata yang pemalu dan Sasuke yang pendiam, tapi entah mengapa mereke menyukainya.
Ditengah hujan salju dan sepayung berdua membuat Hinata gugup. Mengingat dirinya tak terbiasa dengan laki-laki kecuali Neji, Kiba, dan Shino.
Tiba-tiba saja Sasuke menghentikan langkahnya seolah-olah membeku
" A-ada a-apa, U-uchiha San?"
Sasuke menatap datar, tapi sorot matanya terdapat kecemasan.
"Ah, Aku mem-membawa u-uang, U uchiha San bi-bisa me-meminjamnya. Na-nanti bi-bissa di-dike-kembalikan," Hinata tersenyum menenangkan.
"Hn."
Kalau saja Sasuke bukan keturunan langsung Uchiha bisa dipastikan wajahnya gosong karna malu. Bisa-bisanya dia meminta makan dan menemani kesupermarket tanpa mengingat kalau dia tak punya sepeserpun uang. Bukankah dia itu jenius. Bisa-bisa lagi arwah klan Uchiha menari harlem Shake di surga kalau mendenar ini. Tapi membayangkan TouSannya menari Harlem Shake dengan Mandara sebagai ketuanya memakai topeng lolipop dan telinga kelinci warna pink. Oh Tuhan... Butuh kantong plastik segera.
'cih, menurunkan martabatku saja, Uchiha ngutang. Ini pasti gara-gara Dobe."
" ayo, Uchiha san, " Ajak Hinata" Ingin makan apa?."
" Sup tomat dengan ekstra tomat."
Hinata terdiam. lalu tertawa pelan.
" Baiklah."
Setelah memilih bahan makanan yang dibutuhkan dengan Sasuke yang setia mengekori dibelakang layaknya anak ayam. Hinata beralih ke stan tomat,, mengambil 5 buah tapi tangan disampingnya memenuhi kantung plastik itu dengan banyak-banyak tomat.
Mereka saling pandang. Hingga Hinata memutuskan pandangannya, "ba-baiklah."
Sasuke tersenyum tiiipppiiissss. Dirinya merasa heran saat beberapa warga berbisik-bisik dan menunjuk dirinya. Apakah karna aku nuke nin. Batin Sasuke.
888
Hinata segera memakai celemek bergambar bebek hitam setelah sampai dimansion Uchiha. Dia akan membuat sup tomat daging ekstra tomat. Mengingat selama ini Sasuke hidup dipenjara pasti tak banyak gisi yang diperoleh.
Tangan Hinata yang terampil mencuci bahan, memotang hingga memasaknya entah kenapa terlihat sangat indah dalam pandangan Sasuke.
Sasuke tersenyum dalam hati. Tak pernah terbayangkan kalau wanita yang menjadi cinta pertamanya akan berada dirumahnya dan memasak untuknya, menyandarkan tubuh didinding, Sasuke menatap tubuh Hinata dari belakang, banyak perubahan yang terjadi, tapi tidak dengan cintanya pada gadis ini, tidak dengan sifat pemalu Hinata, gagapnya juga belum hilang, bahkan rona merah itu juga, Sasuke terkekeh pelan saat mengingat berapa kali pipi itu merona gara-gara Sasuke yang menatapnya intens dan terang-terangan.
" Eh, Uchiha San" Hinata menoleh saat dia mendengar kekehan Sasuke "Sebentar lagi ya! Aku buatkan teh dulu."
" Hn.'
Belum sedetik Hinata berbalik untuk meraih cangkir, dia merasakan tangan kokoh yang melingkari perut dan pinggangnya. Disusul helain hitam dan deru nafas di lehernya. Kaget, tentu saja.
" Hinata, " bisik Sasuke parau " Aku menagih janjimu dulu."
TBC
.
.
OMAKE
" Hiashi Sama" teriak pemuda bermata bening, Hideaki. Berlari menyusuri koridor rumah induk Hyuuga.
" Tak tau sopan santun," bentak Hiashi " Ada apa?"
" Be-gegini" Takut takut pemuda itu berbicaca " Saya mendengar gosip kalau Hinata Sama telah menikah dengan Uchiha muda."
Hiashi melotot tak percaya " Jangan berbicara macam-macam tentang Hinata."
" Tatapi saya melihat Hinata sama memakai kimono dengan simbol klan Uchiha di pung UAAAAA... Hiashi Sama anda tak apa-apa."
Panik pemuda itu menghampiri Hiashi yang megap-mrgap memegang dadanya.
" Benar itu Hideahi?" Tanya Neji dengan aura setan berkumpul dibelakangnya dan rambutnya yang biasanya rapi dan berkilau kini mirip medusa.
" Be-benar." Jawap nya takut-takut.
" Hanabi Chan, siapkan peralatan kita, kita akan membuat ABON AYAM SPESIAL hari ini."
" Dengan senang hati, Neji nii ." Hanabi menyeringai sadis di belakangnya punggungnya terdapat alat-alat untuk membuat ABON AYAM SPESIAL.
Nah, Sasuke bagaimana kamu akan menghadapi ini.
AN: FIUUUHHH selesai. Jangan lupa reviuw ya, sekalian promosi baca juga ficku yang NOT AGAAIN, BABBY. Yang menunggu sekuel ini dan not again babby masih dalam perjalanan.
