MY NAMJA
By : Han Kang Woo
Cast : Xi Luhan, Oh Sehun, etc
Main Cast : HunHan
Genre : Romance
Warning : BL (Boys Love)
Banyak Typo, FF ini hanya pinjam nama saja
Rated : M
DLDR
= Happy Reading =
O…O…O…O…O…O…O…O…O
o
o
o
o
Hari ini adalah hari berbeda yang dirasakan oleh namja bernama Luhan. Namja asal China yang kini berada di sudut kota Seoul, Korea Selatan. Perbedaan itu terasa karena dia bukan lagi tinggal di negara kelahirannya, tapi di negara orang.
Luhan meninggalkan China dan hijrah ke Korea karena suatu alasan. Alasan yang tidak mungkin diceritakan kepada orang lain, cukup hanya dirinya saja yang tahu.
Dan sekarang, namja imut bermata rusa itu berada dalam sebuah kamar minimalis, dengan ukuran enam kali enam meter saja. Yap, dalam sebuah kamar kos. Tepat dikatakan demikian karena kecilnya ukuran kamar itu, dan parahnya kamar mandi terletak di luar kamar. Bisa dibayangkan bagaimana ribet dan susahnya, berjibaku dengan penghuni kos lain yang belum dikenalnya disaat mereka semua sama sama 'kebelet'.
"Lebih baik begini. Mudah mudahan aku bisa nyaman, dan sekolahku bisa tetap lanjut." gumam Luhan, pada dirinya sendiri.
Namja itu sedang berbaring diatas kasur tidak beranjang, nampak jelas perbedaan yang dirasakannya sekarang, ketika tidak lagi tidur di ranjang empuk rumah sendiri. Namun dia harus tetap tegar dan kuat. Ini bukan akhir segalanya tentu saja.
Satu lagi, Luhan harus sedapat mungkin menyembunyikan jati diri dan orientasi seksualnya. Yaps, Luhan terlahir sebagai namja yang juga menyukai namja. Dia sama sekali tidak tertarik kepada yeoja. Sudah banyak yeoja yang mengatakan cinta padanya di China, tapi dia selalu menolaknya secara halus.
Kesulitan dan tantangan terbesar hidupnya adalah menutup rapat rapat 'kekurangannya' itu, oleh karena itulah dia selalu menutup diri dari dunia luar, jika tidak ada yang penting dia akan selalu berada dikamar, mengurung diri.
Seperti sekarang ini, Luhan asyik membaca FF Yaoi di ponselnya. Membaca FF yaoi membuatnya merasa sedikit terhibur, dia selalu bisa menikmati FF yaoi itu karena dia juga merasakan 'cinta tidak biasa' yang digambarkan di FF tersebut. FF yang selalu dibacanya adalah FF buatan fans boyband asal Korea. Namun sesekali dia juga membaca cerita yaoi non FF, yang biasanya banyak berasal dari Jepang. Kadang dia berkomentar bahwa ending suatu FF yaoi yang happy tidak sesuai dengan kenyataan di dunia nyata.
Luhan sempat berpikir kenapa dia terlahir 'berbeda', disaat dia seharusnya merasakan cinta yang normal. Kadang kadang dia merasa iri melihat pasangan muda mudi di negaranya, berpegangan tangan sambil berciuman. Dunia seakan tidak adil untuknya, betul betul tidak adil.
Pernah sempat Luhan berniat bunuh diri saja, dia tidak kuat menjalani hidup dalam kepura puraan. Memposisikan diri agat terlihat straight didepan semua orang, walau dalam hatinya dia berontak keras.
Berbagai pertanyaan yang selalu dihindari dan menjadi momok untuknya, diantaranya :
"Siapa pacarmu? Coba bawa kerumah?"
"Kapan menikah? Omma sudah merindukan cucu."
"Kau tidak pernah terlihat membawa wanita, ada apa denganmu?"
Dan berbagai pertanyaan sejenis lainnya.
Namun bunuh diri bukanlah jalan penyelesaian, saat ini dia berusaha untuk menerima diri apa adanya. Satu yang selalu menjadi pegangan dan prinsip, yaitu : jangan terjebak dalam pergaulan bebas, terutama pergaulan yang mengarah pada pada lembah hitam dan seks bebas.
Tapi yang pasti dia belum berani come out dan menunjukkan pada dunia siapa dia sebenarnya. Dia masih takut dan belum siap.
Si namja masih berbaring dan membaca, ketika tiba tiba pintu kamar kosnya diketuk oleh seseorang. Luhan tersentak pelan, belum beranjak membuka pintu.
'Ah, siapa.. Apa aku harus membukanya...' batin Luhan, diam sesaat.
Tok tok tok
Pintu kembali diketuk.
"Maaf, bisa buka pintunya sebentar." ketukan itu disertai dengan seruan pelan dari arah luar kamar.
Luhan masih diam, namun kemudian dia beranjak juga dan membuka pintu kamarnya, dengan ragu ragu. Tidak lupa lebih dahulu memasukkan ponselnya ke saku.
"Maafkan kami. Bisa kami berdua minum disini?" kata salah seorang dari dua namja, dia tersenyum bentuk hati, berkata dengan sopan.
"Minum? Oh, aku belum punya perlengkapan, aku baru saja pindah, se..."
"Bukan begitu, maksud kami... Boleh kami minum bersamamu di kamar ini?" potong si namja, memperjelas maksudnya. Dia memperlihatkan kantong kresek yang berisi tiga minuman bersoda dan snack yang dibawanya.
"Disini? Eh, hm..." Luhan tampak bimbang.
"Bolehkan?" namja yang lain berujar, namja dengan eyeliner lumayan tebal untuk menegaskan mata sipitnya.
"Baiklah, silahkan masuk." Luhan akhirnya setuju, dia mundur beberapa langkah dan membiarkan dua namja itu masuk.
Hening sesaat.
Dua namja tamu Luhan duduk dilantai kamar, mereka berdua saling sikut, seperti anak SD.
"Hm.. Perkenalkan. Namaku Kyungsoo, dan namja centil disampingku bernama Baekhyun." kata si namja yang bernama Kyungsoo, memperkenalkan diri.
"Centil dan seksi." timpal namja yang bernama Baekhyun, sama sekali tidak terganggu dengan julukan centil itu. Dia malah tertawa pelan dan kembali saling sikut dengan Kyungsoo.
"Nam..namaku Luhan, senang berkenalan dengan kalian." ucap Luhan, juga memperkenalkan dirinya.
Baekhyun dan Kyungsoo saling tatap, mereka berhompimpa untuk menentukan siapa yang harus bicara, dan yang menang adalah Kyungsoo. Jadi Baekhyun yang harus berbicara dan melakukan introgasinya.
"Aku dan Kyungsoo adalah penghuni kamar kos juga. Aku tinggal dikamar paling ujung dan disampingku kamar Kyungsoo. Hm, kami hanya ingin mengakrabkan diri dengan penghuni baru." kata Baekhyun, memulai maksud dan tujuannya mengunjungi kamar kost Luhan. Perkataannya diangguki oleh Kyungsoo.
"Oh, begitu." Luhan menimpali dengan kaku.
"Aku melihat kau tidak pernah keluar kamar. Jadi aku dan Kyungsoo memutuskan untuk kemari. Kami takut terjadi apa apa denganmu. Kau orang baru disini." lanjut Baekhyun.
"Aku baik baik saja." Luhan mencoba tersenyum, kaku lagi.
"Syukurlah kalau begitu. Kau pasti bukan warga negara disini kan?"
"Ak..aku warga negara China. Aku memang baru dinegara ini." jawab Luhan, menjawab dengan hati hati.
"Orangtuamu kemana? Kenapa kau memilih menyewa kamar ditempat seperti ini? Sepertinya kau anak orang kaya." Baekhyun menyipitkan matanya, ingin tahu.
"Ehh, orangtuaku masih di China. Ak..aku sebenarnya tinggal dengan ahjumma. Tapi karena aku tidak nyaman, jadi aku memutuskan menyewa kamar kost. Agar bisa hidup mandiri saja." jawab Luhan, dengan bahasa Korea yang lumayan fasih. Dia tidak menceritakan sebenarnya, dia bohong.
Baekhyun dan Kyungsoo tersenyum nyaris bersamaan, rasa ingin tahu mereka terbayar sudah. Mereka memang penasaran dengan kehadiran Luhan yang sepertinya menarik diri dari kehidupan sosial, tidak pernah keluar kamar dan hanya mengurung diri di kamar.
Baekhyun menggeser duduknya, mempersilahkan Luhan meminum salah satu kaleng isi soda, dan kemudian berujar lagi.
"Apa kau punya pacar? Hm.. Kau bisa membawa pacarmu kesini diam diam, menginap. Tentunya tanpa sepengetahuan ibu kost yang cerewet." Baekhyun bertanya berani. Disertai tawa cetar.
"Eh..." Luhan tidak tahu harus menjawab apa. Dia meremas tangannya.
"Lupakan pertanyaan bodoh temanku ini. Dia hanya bercanda." kata Kyungsoo, menyikut Baekhyun.
"Aku tidak bercanda, aku serius. Aku selalu senang jika ada tetangga kamar yang membawa pacarnya. Aku senang mendengar suara lenguhan dan..."
"Baek, stop." tegur Kyungsoo, memelototkan mata bulatnya.
"Matamu seperti bola kasti Kyung..hahaha..." ejek Baekhyun, tertawa membahana. Lupa dengan pertanyaannya pada Luhan.
"Ka..kalian berdua sangat lucu." Luhan menimpali, berusaha masuk dalam percakapan. Dia lega karena Baekhyun tidak melanjutkan pertanyaan mengenai 'pacar' tadi.
Kyungsoo dan Baekhyun saling serang dengan kata kata ejekan. Seperti Kyungsoo yang mengatakan bahwa Baekhyun seperti yeoja lebay yang selalu memakai eyeliner tebal dan Baekhyun membalasnya dengan mengatakan bahwa Kyungsoo seperti anak gadis dengan bahu pendek dan tubuh pendek. Mereka saling berbalas balasan, hingga akhirnya Kyungsoo kalah dan menyikut Baekhyun lagi.
Baekhyun kembali fokus pada Luhan, sambil mengusap pinggangnya yang perih.
"Aku menyukaimu Luhan. Kau sepertirnya berbeda dengan namja yang ada disamping kamarmu ini. Namja itu sangat sombong, wajahnya selalu datar, sedatar pantat setrika.. Huh. Kalau tidak salah, namanya Suhun... Atau Bihun.. Begitulah." cerocos Baekhyun, yang mulai menampakkan gaya aslinya.
"Namanya Sehun. Oh Sehun." Kyungsoo dengan cepat meralat nama si namja yang dimaksud oleh Baekhyun.
"Namja disamping kamarku? Aku kira disampingku ini kosong." Luhan bertanya, penasaran juga.
"Tentu saja selalu kosong. Namja itu sering pulang malam, entah mabuk atau apa. Dia juga tidak ramah." ketus Baekhyun, melipat tangannya ala ibu ibu pejabat yang suaminya baru saja diciduk atas kasus korupsi.
"Itu karena kau belum mengenalnya lebih dekat." Kyungsoo bergumam.
"Apanya mau dikenal. Aku beberapa kali menyapanya malam malam saat dia pulang. Tapi dia sama sekali tidak menanggapi. Apa dia pikir aku mengincar penisnya... Huh..." seru Baekhyun, vulgar.
"Baek, jangan bicara seperti itu." ujar Kyungsoo cepat cepat, mencubit keras pinggang Baekhyun (lagi). Lalu tersenyum kaku pada Luhan.
"Oww, sakit Kyung... Perkataanku tidak ada yang salah. Aku yakin namja itu hanya punya dua kelebihan, yaitu wajah tampan dan kulit putih. Aku yakin kejantanannya sama sekali tidak besar dan..." kalimat Baekhyun terhenti saat melihat namja yang diceritanya menampakkan batang hidung.
Namja bernama Sehun baru saja muncul, melintas tepat didepan kost. membuka pintunya yang dikunci dan langsung masuk kamar tanpa mengatakan apa apa.
"Nah, dia melihat kita pastinya. Tapi dia tidak menyapa kita semua." kata Baekhyun, mendengus kesal.
"Pelankan suaramu Baek. Nanti dia mendengar suaramu." protes Kyungsoo.
"Apa peduliku." ketus Baekhyun, sama sekali tidak peduli.
Luhan sejak tadi hanya diam. Kadang ingin tertawa juga mendengar ocehan Baekhyun yang vulgar dan no sensor. Dia menoleh singkat untuk melihat penampakan namja yang bernama Sehun itu, namun terlambat, Sehun sudah masuk kamar.
"Baiklah, kami balik ke kamar dulu. Senang berkenalan denganmu Luhan." kata Kyungsoo, lalu berdiri. Dia tersenyum.
"Ya." timpal Luhan, sangat singkat.
Kyungsoo menarik pelan tangan Baekhyun untuk keluar kamar, namun Baekhyun menahan dirinya. Namja itu ingin membicarakan sesuatu pada Luhan.
"Hm... Luhan, jika kau bisa membuat namja itu berkata, 20 kata saja. Maka aku bersedia memberikan koleksi prangkoku. Juga koleksi video porno jadul, plus koleksi bikini dan..."
"Sudah Baek. Kau lama lama jadi biji cabe. Bye Luhan..." Kyungsoo memotong kalimat Baekhyun, dengan cara menarik keras tangan namja itu. Menghentikan gaya dan tingkah cabe yang sudah menjadi ciri khas Baekhyun.
Kyungsoo dan Baekhyun kembali ke kamar mereka masing masing, meninggalkan Luhan sendirian di kamarnya.
Luhan mendesah halus. Sepertinya mendapatkan sahabat sekaligus tetangga kamar dengan tingkah ajaib.
Namun entah mengapa Luhan penasaran dengan sosok namja yang diceritakan oleh Baekhyun. Namja yang kini bersebelahan dengan kamarnya. Dia beranjak pelan dan menempelkan telinganya ke dinding kamar, mencoba mendengar suara suara dari dalam kamar Sehun, namun nihil. Tidak terdengar suara apapun, sepertinya si namja sedang tidur.
'Uf, apa yang aku lakukan...' Luhan menggeleng kasar, menarik dirinya menjauh dari dinding kamar. Dia tidak ingin membuat masalah.
Akhirnya, Luhan kembali berbaring, melanjutkan membaca FF yang tadi sempat tertunda.
o
o
o
o
O...O...O...O
Baekhyun mondar mandir dikamar kosnya, seperti mandor. Dia tidak sendiri, karena ada Kyungsoo juga dikamarnya itu.
"Kyung, ada yang aneh dengan namja itu." kata Baekhyun, memulai pembicaraan, dia memegang dagunya, berpikir.
"Namja yang mana?" tanya Kyungsoo, tidak peka. Dia memakan snack milik Baekhyun, sambil berselonjor.
"Tentu saja tetangga kost baru kita, Luhan." jelas Baekhyun,
"Kenapa dengan Luhan? Menurutku tidak ada yang aneh dengannya. Dia baik, juga imut." timpal Kyungsoo, dengan mulut penuh makanan.
"Jelas aneh. Apa kau tidak melihat wajahnya saat aku menanyakan pacar. Dia langsung gugup dan tidak bisa menjawab." Baekhyun berhipotesa, disertai anggukan lebay.
"Dia memang gugup. Mungkin karena baru pertama bertemu dengan kita. Hanya itu."
"Tidak Kyung. Menurut radarku... Sepertinya Luhan itu sama seperti kita." tegas Baekhyun, tidak betele tele.
Kyungsoo mendongak, hampir saja memuntahkan makanan dimulutnya.
"Mak..maksudmu Luhan itu juga penyuka namja seperti kita?" tanya Kyungsoo, dengan mata membulat seperti pimpong jumbo.
"Yap. Kurang lebih seperti itu." Baekhyun mengangguk, yakin.
"Ah , tapi... Radarmu selalu salah. Buktinya saja mantan guru kita, Sungmin, yang menikah dengan yeoja. Padahal kau mengatakan bahwa guru itu seperti kita." Kyungsoo kembali santai, mengunyah lagi snack dalam mulutnya.
"Itu karena tuntutan lingkungan sekitar. Dengan umur yang sudah sangat dewasa, Sungmin dituntut untuk menikah. Jadinya dia menikah, walau itu bertentangan dengan nuraninya."
"Jadi itu hanya kedok saja, agar bisa diterima di masyarakat?"
"Yap, kurang lebih seperti itu. Ini Korea Selatan, bukan Thailand yang lebih terbuka dengan kaum seperti kita ini."
Kyungsoo mendesah mendengar pernyataan sahabatnya itu, kata kata itu ada benarnya.
Untuk diketahui, Baekhyun dan Kyungsoo adalah dua namja bersahabat sejak lama. Dipertemukan disebuah klub malam, dimana saat itu Kyungsoo hampir mendepatkan pelecehan seksual oleh om om hidung belang dan Baekhyun lah yang menolongnya. Hingga akhirnya mereka memutuskan menyewa kos bersama dengan kamar berbeda.
Mereka tentunya mempunyai kesamaan, sama sama jago olah vokal, sama sama suka becanda walau kadang kadang becandaan Baekhyun lah yang selalu over. Dan yang paling penting sama sama menyukai namja. Semua kesamaan yang mungkin tidak kebetulan.
Kyungsoo larut dalam pikirannya,
"Baek. Sebaiknya kau jangan mengganggu Luhan. Jangan membuatnya seperti kita. Kasihan dia." kata Kyungsoo, mendadak bijak.
"Hei Kyung, siapa juga yang mau mengganggunya. No. Lagi pula kesalahan orientasi seks itu tidak menular, kita bukan virus yang bisa menularkan." timpal Baekhyun.
"Ya maksudku, kau sebaiknya tidak menanyakan lagi mengenai pacar dan pertanyaan sejenisnya pada Luhan."
"Radarku tidak pernah bohong Kyung. Aku yakin Luhan itu seperti kita. Aku akan memperoleh bukti valid mengenai itu, bahwa si namja China itu memiliki cinta yang berbeda."
"Mak..maksudmu kau akan menyelidikinya?" mata Kyungsoo membulat lagi.
"Ya, tentu saja. Supaya kita mempunyai teman yang senasib." jawab Baekhyun, mengepalkan tangannya, semangat 45.
Baekhyun memutuskan mencari bukti 'ketidaknormalan' Luhan dan sangat yakin jika Luhan memang 'senasib' dengan mereka berdua.
Apa Baekhyun berhasil dengan mudah menemukan bukti itu? Atau malah dia kesulitan untuk mendapatkannya? Namun jika melihat kemampuan dan gaya cabe Baekhyun, bukan tidak mungkin dia bisa dengan mudah menemukan bukti tersebut. Hm, kita tunggu saja.
o
o
o
o
O...O...O...O
Malam tiba.
Perut Luhan sudah mulai keroncongan, dia lapar. Dikamarnya tidak terdapat makanan apa apa, dan jalan satu satunya adalah dia harus keluar dan membeli makanan.
Namja itu beranjak, mengambil dompetnya dan membuka isinya. Dia menghitung uang won yang kemarin ditukarnya.
'Ah, sepertinya aku harus mencari kerja sambilan. Aku juga harus berhemat.' batin Luhan, yang sadar dengan kerasnya hidup di Korea Selatan. Tekanan ekonomi dan sosial membuat angka bunuh diri di negeri gingseng itu terbilang sangat tinggi.
Luhan menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam, sangat larut. Dia sempat berniat meminta makanan kepada Baekhyun atau Kyungsoo, namun setelah berpikir, dia mengurungkan niatnya itu. Dia memutuskan keluar saja dan mencari makanan di warung pinggir jalan.
Namja bermata rusa itu bergerak menuju pintu, membuka pintu itu, namun disaat yang sama ada seseorang yang langsung masuk ketika pintu terbuka. Sangat cepat.
Bugh.
Luhan ditabrak oleh namja itu. Yang membuat dia terjengkang dengan posisi bokong dan punggung mencium lantai. Tubuhnya ditindih oleh si namja asing.
Deg.
Wajah mereka berdua bertemu. Luhan bisa merasakan nafas si namja menyapu wajahnya. Nafas berbau alkohol dengan konsentrasi sedang. Luhan dengan jelas menatap wajah si namja, wajah halus, putih dan tentunya sangat tampan bak pangeran.
"Diam, jangan bicara..." seru si namja, ketika melihat Luhan ingin mengatakan sesuatu.
"Ta..tapi siapa kau?" Luhan bertanya, mengabaikan kata kata si namja yang menyuruhnya diam. Dia gagap dan gugup.
"Jangan banyak tanya. Diam saja." hardik si namja, dia menutup pintu dengan menggunakan kakinya, posisinya masih menindih Luhan.
Tiba tiba terdengar suara suara langkah kaki, yang berasal dari luar kamar kost Luhan. Langkah langkah itu mengarah kearah samping kamar Luhan. Kamar namja yang bernama Sehun.
Terdengar percakapan samar diluar sana:
"Apa benar dia tinggal disini?" tanya sebuah suara, sangat berat dan keras.
"Iya boss. Aku mendapatkan info bahwa pemuda itu menyewa kontrakan di kamar ini." jawab suara lainnya, lebih kecil.
"Tapi sepertinya tidak ada orang."
"Mungkin dia sembunyi boss. Apa sebaiknya kita dobrak saja pintunya?"
"Jangan. Jangan gegabah. Aku tidak ingin membuat kekacauan malam malam begini. Target kita hanya pemuda itu."
"Jadi bagaimana boss?"
"Kita kembali lagi nanti. Kita akan menangkapnya dilain waktu."
"Baik boss."
Percakapan itu terhenti, berganti dengan suara sepatu yang berdebam di tanah, tanda bahwa kedua orang asing itu pergi dan menjauh dari area sekitar kos tersebut.
Hening.
Uf, si namja yang menindih Luhan menghela nafas lega. Dia memasang wajah datar, beradu tatap dengan mata Luhan.
Deg deg deg.
Luhan menelan ludahnya, dengan sangat kentara. Baru kali ini dia begitu dekat dan intim dengan seorang namja yang sangat tampan.
'Ah, apa namja ini yang bernama Sehun?' tanya Luhan, dalam hati. Dia harus jujur bahwa dia terpesona dengan namja itu.
Hening lagi.
Hm, pertemuan tidak terduga sebenarnya. Dan sepertinya pertemuan itu adalah awal dari sebuah kisah cinta yang rumit dan terlarang.
Atau mungkin pertemuan itu hanya sekedar pertemuan biasa, yang tidak berlanjut ke jenjang selanjutnya?
Kita nantikan saja kisah mereka selanjutnya.
o
o
o
o
o
o
o
TBC
O...O...O...O...O...O...O
Aku datang dan membawa FF HunHan, setelah FF Kaisoo dan FF Chanbaek selesai. Aku mohon maaf jika tema FF ini membosankan dan biasa saja, tapi aku selalu berusaha melakukan yang terbaik agar pembaca bisa menikmati FF yang terpublish.
Lagi lagi dibutuhkan Review untuk mengetahui respons pembaca semua, hehehehe... Terima kasih karena sudah membaca.
Salam.
Han Kang Woo.
