Disclaimer : Naruto belongs to Masashi-sensei.

Pair : NejiTen lah, apalagi.

Summary : Cuman kumpulan oneshoot keseharian sepasang sahabat, yaitu Neji dan Tenten. Sahabat, yaa atau mungkin, keduanya sama - sama tak sadar akan perasaannya masing - masing. [AU] (Warning : Abal, nggak pinter bikin summary, awas muntah)

.

.

Tenten's POV

Apa pernah terpikir olehmu, ada sebuah hal yang sebenarnya sudah cukup lama terjadi, namun kau baru menyadarinya? Oh bukan, bukan. Aku mungkin sebenarnya sudah lama sadar akan hal itu, tapi, aku hanya berusaha tak terlalu memikirkannya. Tetapi aku sadar, hal ini cukup memprihatinkan.

Bahwa...

Di antara segerombolan teman - teman perempuanku, hanya aku yang jomblo!

Ah..rasanya hatiku menangis.

Maksudku, kami semua berteman dari kelas 10. Aku, Ino, Saku, Hina, Tema. Mereka berempat cantik, atau lebih tepatnya, mereka sudah dewasa. Kalau mau kuceritakan, awalnya adalah Ino yang give up pada Sasuke dan kemudian bertemu dengan si senyum maut, Sai. Kemudian Sakura yang memilih bertahan dengan Sasuke. Tapi sebelum itu semua, Hinata sudah suka pada Naruto. Dan Temari, yaaa walau ia selalu terlihat bertengkar dan adu mulut dengan Shikamaru, sebenarnya sudah menjadi rahasia umum, there is something special between them.

Mereka semua beruang lho, jangan salah. Hingga akhirnya satu persatu dari temanku itu mendapatkan kebahagiannya, Sasuke yang mulai peka, Naruto yang sedikit demi sedikit luluh oleh baik hatinya Hinata, Sai yang jatuh cinta pada Ino-walau Sai yang harus sabar karena cerewetnya Ino-, juga Temari. Mmm, begini, Temari memang tidak jadian dengan Shikamaru, hahaha, nanas itu memang tak kelihatan ingin repot dengan hal yang disebut 'pacaran'. Tapi percayalah, sangat terlihat bahwa Shikamaru begitu sayang padanya.

Ah.. rasanya hatiku tambah menangis.

Rasanya bahagia mengingat itu, juga..rasanya aneh. Kenapa cuma aku yang berakhir begini?! Apa aku tak cukup dewasa untuk itu? Sebenarnya dimana Kami-sama menempatkan cowok untukku?

"Ah ya ampun! Aku habis mikirin apa sih!"Gumamku geli, sembari menepuk - nepuk kedua pipiku. "Masih SMA kok udah mikir gituan!"

"Kamu kesurupan, ya?"Aku menoleh, Neji mendatangiku dengan kekehan. Ia menarik sebuah bangku dan duduk di sampingku. "Kamu belum ambil roti bagianmu."Ucapnya sembari mengunyah roti, ia meletakkan rotiku di meja.

Aku mengambilnya, "Bukannya seharusnya kita dapat makan siang ya?"

"Hmm.."Neji mengangguk. "Belum datang, ini hanya pembuka kok."

Aku mengangguk sembari mulai melahap rotiku.

"Ya, ya. Kami tau ukuran perutmu, tak mungkin cukup hanya makan roti, 'kan?"

Aku tergelak, "Kamu semakin pintar melucu."

Neji menatapku, "Aku tidak melucu tadi."

Aku kembali tergelak. Oh ya, ini Neji. Sa-ha-bat-ku. Ingat itu. Dia masuk list teman - teman cowokku yang jomblo. Ada Lee, Kiba, Shino, Choji, Gaara, Chojuro, dan banyak lah pokoknya.

Aku menerawang, hmm..kalau kutanya tentang apa yang kupikirkan tadi, Neji akan jawab apa, ya? Memikirkan itu sebentar aku langsung menggeleng, tentu Neji tidak tertarik dengan pacaran. Ia mungkin sudah menolak seribu tembakan gadis - gadis di sini dalam setahun.

"Kamu melamun?"

Aku tersentak, "Tidak. Maksudku, iya. Mungkin."

"Ini pasti karena kamu lapar ya,"ucap Neji, membuatku lagi - lagi tertawa. "Aku tidak melucu, tau."

Aku masih tergelak, dengan wajah yang mungkin sudah memerah, "Entah kenapa akhir - akhir ini semua yang kamu katakan itu jadi lucu."

Neji mendengus padaku, ia kemudian mengeluarkan sebuah susu kotak lalu meminumnya.

"Eh? Darimana kau dapat susu?"Tanyaku.

"Ada siswi yang ngasih tadi, kayaknya adik kelas."

"Ha? Serius? Siapa?"Aku menatapnya lekat - lekat, kepo.

"Nggak kenal,"Neji mengedikkan bahu. "Tapi sepertinya dia tau kita habis pelajaran berenang, dan dia tau aku suka susu."

Geez... Pasti fangirl-nya.

"Tenten-senpai!"Kami menoleh, dan mendapatkan seorang lelaki berdiri di pintu, wajahnya gugup. Aku berdiri, menghampirinya, dan Neji mengekoriku.

Setelah berhadapan dengannya, ia cukup tinggi, hanya saja ia merunduk dan wajahnya memerah.

Aku membungkukkan badanku, mencoba melihat wajahnya, namun itu semakin membuatnya terlihat..salah tingkah?

"Umm..mmm.."Ia mengangkat wajahnya, menatapku, aku tersenyum padanya. "Ini, terimalah."Ia membawa sekotak sushi lucu, juga susu botolan.

"Arigato..."Aku menerimanya penuh haru.

"Terima kasih sudah menerimanya,"ia membungkuk. Ia hendak segera pergi.

"Hei, tunggu!"Aku menahannya. "Kenapa tiba - tiba kau.."

"Aku dan temanku sangat mengagumimu, dan saat mendengar kelasmu habis pelajaran berenang, terlebih makanan belum sampai... Aku dan temanku membeli ini."Ia menggaruk leher belakangnya. "Maaf hanya bisa memberimu ini, Senpai."

Aku melirik Neji, yang sejak tadi sudah bertampang stoic seperti biasa.

Aku tersenyum lalu tertawa, aku mengangkat tangannya yang bebas untuk memegang bahu lelaki itu, "Ayolah. Kau sangat baik, aku sangat berterima kasih padamu. Salam untuk temanmu ya, lagipula harusnya ia datang bersamamu ke sini, tentu saja aku juga ingin melihatnya."

Lelaki itu terlihat berbinar, "Arigato! Arigato gozaimashita! Aku akan sampaikan salam Senpai padanya, aku senang kau mau menerimanya!"

Aku tertawa, membuat lelaki yang tadinya gugup itu kini tertawa juga.

Setelah itu, lelaki itu pergi, tentu saja setelah berpamitan sampai membungkuk - bungkuk segala. Aku berbalik badan, dan mendapati Neji di belakangku, masih dengan wajah datarnya. Juga teman - temanku yang lain dengan wajah cengonya.

"Hei.."

"TENTEN DAPET FANS!"Seseorang memelukku dari belakang, yang ternyata Sakura dengan seragam piketnya. "Yuk yuk! Makanannya udah sampe! Kita makan dulu!"

Kami semua masuk ke dalam, Sakura bersama teman - teman sepiketnya menggunakan seragam seperti koki itu mulai membagikan makanan.

"Cie dapet penggemar!"Seorang gadis menyolekku. Aku tertawa membalasnya.

"Seneng banget tuh! Berlebih makanan!"

"Dia manis loh Ten, cowok tadi ituuu!"

Sakura tertawa sembari memegangi sendok besar di tangannya, begitu antrean sampai padaku, Sakura dengan semangat langsung menyusun makanan di nampanku.

"Nih! Porsi besar untuk temenku yang ada kemajuan!"Sakura memberikan nampan besar berisi rupa - rupa makanan itu padaku. "Yea walau itu bukan dari cowok impianmu."

Aku terkejut, "Cowok impian? Siapa? Memang aku punya?"

"Ya Neji, siapa lagi,"ia bertolak pinggang sembari tertawa besar. "Heh cepat Tenten! Ngantre tuh!"

Aku segera duduk di bangkuku, Neji juga masih duduk di bangku di sampingku.

"Ih Neji! Kok udah makan duluan sih?"Protesku. Namun dia hanya diam, sembari melahap makanannya dengan tenang.

"Neji,"panggilku lagi.

Ia menoleh, "Hm?"

"Kau diam?"Aku menggaruk pipiku. "Tadi kau cerewet.."

"Ada baiknya tak bicara saat makan, 'kan?"

Aku merunduk, menatapi mangkuk sup yang mengepulkan uapnya. Juga ada cupcake plus yogurt di nampan itu. Persis seperti waktu SD, tiap hari pasti dapat makan siang dari sekolah.

Siang itu, aku makan sembari mengingat - ingat masa SD yang lucu. Teman - teman di sekelilingku juga terlihat ceria, kecuali, laki - laki di sampingku..yang tengah melahap makanannya dalam diam.

Ada apa dengan Neji?

...

Normal POV.

Tenten menyalakan ponselnya, tangannya yang satu memegangi tali tasnya.

From : Inopig.

Ten! Aku, Sakura, dan Hinata mau ke salon! (love)(love)(love) Ikutan yuk! Diskon paraaaah!

Tenten yang gemas itu langsung mengetik balasannya.

To : Inopig.

Makasih, ya. Aku udah cantik, nggak butuh perawatan. Bye.

Setelah mengantungi ponselnya, ia langsung memerhatikan sekeliling. Ia tak menemukan siapa pun yang dikenalnya.

"Oy,"Tenten menoleh, dan mendapati Sasuke, yang sudah ada di sampingnya, bersandar pada dinding.

"Oy juga."Jawabnya.

"Neji bete tuh,"Sasuke meliriknya dari ujung matanya. Tenten mengedikkan bahu.

"Nggak tau, dari tadi dia udah begitu."

Sasuke mendengus, "Bujuk, please?"Ia kemudian berdiri tegak, menatap gadis itu. "Gini. Kalau dia bete, latian tim basket nggak lengkap hari ini. Tolong, ya?"

Melihat Sasuke sampai memelas begitu, gadis itu jadi geli sendiri, "Ya ya. Di mana dia sekarang?"

...

"Aku bawa penawarnya!"

Tenten melirik Sasuke tajam, menyuruh lelaki itu diam.

"Tuh dateng Tenten, jangan bete dong, Neji."Shikamaru bersandar pada dinding lapangan indoor itu. Lelah juga berusaha mengerti Neji, pikirnya.

"Neji,"Tenten berjongkok di depannya yang sedang duduk di kursi pemain. Neji hanya membuang mukanya.

"Marah, ya?"

"Ngga."

"Kesel?"

"Ngga juga."

"Kamu PMS?"

"Kayanya iya,"jawab Naruto sembari cengengesan. Teman - temannya itu langsung menghajar Naruto.

Tenten menerawang, "Neji? Kamu marah karena aku dapet fans?"

Neji yang sedang duduk itu langsung menatapnya, "Ya nggak. Tapi harusnya kamu nggak perlu sampai begitu sama dia."

Para lelaki di sana langsung bungkam melihat Neji akhirnya bicara panjang, jadi serius, pikirnya.

"Aku salah apa?"Tenten menatapnya bingung.

"Kamu nggak perlu sampai pegang pundaknya,"Neji menatap gadis yang berjongkok di depannya itu. "Kamu senyum terlalu banyak sama dia, dan dia bakal mikir kamu suka sama dia."

Kini para lelaki di sana menahan tawanya, apalagi Shikamaru yang sejak tadi berusaha membujuk Neji. Ternyata semua ini hanya karena cemburu...pikir mereka sembari menahan tawa.

Tenten terbelalak, kemudian ia tertawa mendengar lelaki itu, "Cuma karena itu kamu diemin aku dari tadi siang?"Ia tertawa lagi, sembari memegangi lutut lelaki itu. "Neji, kita beda. Yang ngefans sama kamu banyak, jadi kamu mungkin nggak terlalu berterima kasih. Tapi yang ngefans sama aku...ya mungkin cuma dia dan temennya."

Neji membuang mukanya yang mulai merona itu.

"Lihat 'kan seberapa dia berterima kasih karena aku terima pemberiannya? Aku cuma terharu, itu aja kok."

"Yang suka sama kamu tuh... banyak.."Ucap Neji, tak menatapnya.

Tenten tertawa lagi, "Tuh kan. Kamu lucu akhir - akhir ini."

"Aku serius!"Neji menatapnya. "Adik kelas banyak yang suka kamu.."

Tenten hanya tersenyum, "Udah, udah. Latian aja, kamu ditungguin tau. Aku pulang duluan, jangan ngambek - ngambek lagi!"Ia melambaikan tangan pada lelaki itu.

Ia menatap teman - temannya yang lain, "Balik duluan ya, jaa!"

"Jaa! Makasih ya Ten! Kamu emang pacar yang baik!"Naruto mengacungkan jempol.

Sasuke mengatupkan kedua telapak tangannya,"Makasih banget ya Ten."

Setelah puas mendengar makasih - makasih dari teman - temannya itu, Tenten kembali sedikit melirik Neji.

"Iya iya sama - sama,"Tenten menatap mereka datar.

"Hati - hati,"seru Neji menoleh ke gadis itu. Tenten kembali tersenyum.

"Iya, makasih.."

Sembari di perjalanan pulang, gadis itu tersenyum, ia sadar sesuatu. Ia mungkin tak punya pacar, seperti teman - temannya yang lain. Tapi ia punya Neji, sahabat baiknya, yang selalu menjaganya. Ya, sahabat baiknya.

.

Yaampun ini alay banget...*geleng - geleng kepala* gatau lagi lah gimana :v abisnya nuar kebelet bikin oneshoot. Naa, minnaa..jadi chap ini sama chap depan beda tema yaa..

Nuar pamit undur diri dari dunia ini *oo tida tida* nuar masih harus balik, dengan chapter dua. Itupun kalau ada yang mau baca :v

Terima kripik manis dan pedas. Silahkan curhahkan di kotak review di bawah ini.

Full of love|Uchiha Nuari.