Do You Remember?

Disclaimer: I only own the plot

Pair: Kai/Kyungsoo

Length: Chapters

Genre: Angst/Hurt/Comfort

Warning: Typos. Krystal as the cameo.

If you don't like then just go back and don't read

Summary: Because we are just meant to be. Do you remember?

Part 1 – HELLO


Terik, sinar matahari begitu teriak siang ini. Semua orang mengenakan topi atau bahkan lebih memilih untuk tetap tinggal di dalam rumah mereka. Lelaki itu berjalan dengan malas, sesekali berdecak kesal karena sinar matahari yang terus menusuk tiap inci kulitnya. Ia merasa seperti terbakar, seringkali ia menghapus keringat di dahinya namun nihil. Pada akhirnya keringat memenuhi dahinya

"Sial, kenapa aku harus kehilangan topiku sih?"

Ucapnya kesal dan mengacak sendiri rambut coklatnya dengan putus asa. Ia (dengan bodohnya) baru saja meninggalkan topinya di sebuah coffee shop dan saat ia kembali, tak ada sedikit pun jejak dari topi itu.

Lelaki itu melanjutkan perjalanannya, yang bahkan ia sendiri tak tahu kemana ia akan pergi. Begitu sadar, ia sudah berdiri di depan gedung tinggi. Sebuah apartemen dengan cat berwarna krem yang cukup mencolok, ia melangkahkan kakinya masuk kedalam. Disini, di tempat inilah ia tinggal.

###

"Hm. Baiklah."

Ucap lelaki itu dengan malas sebelum mematikan sambungan telepon yang sudah sejak 25 menit yang lalu ia terima. Ibunya baru saja menghubunginya, untuk ke-sekian puluh-kalinya hari ini.

"Jongin, jangan lupa kau harus minum vitamin yang banyak! Jangan sampai kau jatuh sakit dan menyusahkan orang-orang."

Jongin memijat pelan kepalanya, selalu dan selalu ibunya mengatakan hal yang sama. Ibunya hanya tak ingin ia menyusahkan orang lain, bukan karena beliau menyayangi Jongin. Setidaknya itulah yang selalu terlintas di pikirannya, pikiran seorang Kim Jongin.

"Jangan sampai menyusahkan orang-orang katanya. Sejak kapan ada orang yang peduli denganku disini."

Ucapnya, bermonolog. Sepi, itulah hidup Jongin semenjak ia pindah ke tempat ini. ia hanya berlari dari penjara yang ber-label-kan kata 'rumah'. Sudah setahun lamanya ia hidup sendiri, tak bekerja, tak kuliah, hanya bersenang-senang menghabiskan uang yang memang dikirimkan untuknya tiap bulan (atau tiap kali ia meminta kepada ibu dan ayahnya).

###

Jongin berjalan dengan malas (dia selalu malas), ia hendak membuang sampah yang entah sejak kapan sudah menumpuk di dalam apartemennya. Ia membawa satu plastik besar sambil berjalan dengan arah yang tak jelas, namun langkahnya terhenti ketika melihat seseorang berdiri dengan bingung tepat beberapa ratus meter di depannya.

"Kau kenapa?" Tanya Jongin, tanpa basa basi. Ia memutuskan untuk mendekati orang itu.

Lelaki itu hanya menoleh ke arahnya dan tersenyum senang. Terlihat jelas ia senang Jongin menanyainya.

"A-ah aku hanya-" Ucap lelaki itu terbata dan menunjuk ke arah barang-barang disamping kakinya.

"Kau butuh bantuan untuk mengangkat ini semua?"

"Uh, yeah. Aku sedari tadi menunggu bantuan tapi nihil."

"Kau baru pindah kesini?"

"Ya! Kamar 411."

Jongin menganggukan kepalanya dan menatap laki-laki yang bertubuh sedikit (atau bahkan jauh) lebih mungil darinya.

"Kamarku 410. Tunggu sebentar, aku bisa membantumu." Jawabnya sambil tersenyum tipis dan dibalas anggukan dari lelaki itu.

"Do Kyungsoo" Ucap lelaki itu tiba-tiba, membuat Jongin menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Jongin, Kim Jongin."

"Ah, hello Kim Jongin."

"Hello, Kyungsoo."


"It was a simple 'hello' but I will never understand why it sounds so special to hear a 'hello' from you"