Be My Butler, Please ?
The Basketball Wich Kuroko Plays |
Belongs To Tadatoshi Fujimaki | Story and Plot by Kayuyu |
Genre : Humor, Romance.
Rate : T+
Pairing : [ Butler! Kagami,GoM x OC/Reader ]
Warning! : Out Of Character,Harem Reader,Typo,etc.
Note : Di Fanfic ini Kagami + Kisedai umur 18 tahun Dan Reader umurnya baru 16 tahun kelas 1 SMA. Cerita prolognya terinspirasi dari cerita Mei-chan No Shitsuji, selebihnya Author sendiri yang ngarang . LOL :v
[ Chapter 1 : Semua Terjadi begitu cepat. ]
Jam menunjukkan pukul sembilan malam. Aku masih duduk termenung sesekali mengusap air mata yang jatuh ke pipi. Akhir-akhir ini aku sering banget nangis,itu karena Ayah dan Ibuku meninggal 3 bulan yang lalu dalam kecelakaan. Hanya aku yang selamat dalam kecelakaan tersebut. Well, aku gak tau harus merasa bersalah dan terus-terusan terpuruk atau apa.
Mereka ninggalin aku bersama uang tabungan hasil kerja Ayah selama ini dan rumah apartemen yang hampir bobrok. Malah, demi mencukupi kehidupan ekonomi aku rela kerja part time di Cafe kecil di pinggiran kota Kyoto dan memalsukan umurku menjadi 17 agar bisa di terima kerja. Ayah bilang kita gak punya keluarga lain, jadi aku agak bingung pas tahu Ayah dan Ibu sudah meninggal.
Miris Banget ya ?
Tok.. tok... tok...
Suara ketukan pintu terdengar jelas di telingaku. Aku menghampiri asal suara sambil menghapus air mata yang bikin area pipi dan mata jadi sembap. Mungkin bakal aku kompres pake es batu nanti malam.
Aku bertanya-tanya,siapa pula yang datang malam-malam gini di depan Apartemenku ? Gak mungkin banget si Kotaro si pemilik kamar sebelah,ia lagi liburan sama keluarganya ke Okinawa 2 minggu ini.
Aku memutar gagang pintu yang menimbulkan suara 'Cklek'. Di dapatiku seorang lelaki tinggi bersurai hijau berkacamata datang dengan memakai pakaian butler abad 16 atau berapalah itu, dan mungkin orang mana mau pake baju butler kuno itu di abad ke 21 ini. Aku hanya memandangnya takjub, Ganteng banget~.
1 menit berlalu,aku masih menatap wajahnya dengan takjub. Hingga orang itu mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku,mencoba untuk menyadarkanku dari lamunan panjang.
"E-eh,Gomen! Kamu siapa ?" tanyaku polos.
Orang itu membungkuk hormat, "Saya Midorima Shintarou datang untuk menjemput [fullname]."
Sopan banget ?
"T-tunggu? Menjemput dalam rangka apa nih? Aku gak ngerti loh,shin—em maksudku Midorima-san." Ujarku,beneran deh aku sama sekali gak ngerti apa tujuan dari makhluk yang sebelas duabelas sama brokoli berjalan ini. Tiba-tiba ia dateng ke rumahku terus bilang mau menjemput aku. Kemana?
Aku berasumsi pasti dia itu penculik yang suka ngebunuh anak kecil yang sendirian di rumah,terus mayatnya di bunuh di deket kandang ayam kayak yang kasus di Bali itu dan darimana dia tau kalau aku emang lagi kebetulan tinggal sendiri di rumah. Mungkin saja ia stalker, Jangan terpancing [name] ! Ayo mita main-main dulu sebentar sama penculik kelas kakap ini. Kalau dia tiba-tiba nyodorin pisau,aku juga harus nyiapin pisau biar sama sama mati. Eh,tapi aku gamau mati lha. Masih pengen hidup.
" Tidak sopan kalau harus menerima tamu di depan pintu Ojou-sama, Bu-bukannya aku mau masuk Nanodayo ta-tapi diluar dingin nodayo!" Ujarnya Kalem. Oh,bener juga kata si penculik kelas kakap ini. Dari tadi kami ada di depan pintu. Baiklah..
"Ehe,gomen. Ayo masuk,rumahku agak berantakan tapi masih waras kok~!" Aku menarik tangannya. Kulihat orang itu nge-blush parah. Apa maksudnya ?
Setelah itu aku menyiapkan segelas teh hijau hangat sama kue coklat sisa yang aku dapet dari tempat kerja part timeku. Udah 5 hari sih gak aku makan dan kutaruh di kulkas,semoga aja gak basi. Tapi kalo basi juga bagus,nanti kalau dia pingsan dengan mulut keracunan kan' aku bisa langsung telpon polisi.
"Jadi... ?" tanyaku penasaran. Pisau sudah kusimpan di balk badanku. Jaga-jaga..
"Ojou-sama,jangan mainan pisau nanodayo!" Ujarnya sambil menunjuk tangan kananku yang ku sembunyikan bersama pisau di balik badan.
Eh,darimana dia tahu kalau aku nyimpen pisau di balik badan? "Hee~ Omedeto Midorima-san!" Aku bertepuk tangan,lalu menaruh pisau di meja. Tetaplah waspada [name]! Dia punya indra ke enam ternyata.
Ia menghembuskan nafas panjang,lelah.
"Jadi, Saya mau-" Ucapannya terpotong oleh ucapanku.
"Gak usah pake bahasa formal, udah panggil aku [name] saja." Protesku.
Ia mengangguk, "Uhm,baik,"
"Jadi Aku mau menjemput anda untuk tinggal di asrama dan menuntut ilmu di SMA Sakura Gakuen atas perintah Yayasan." Jelasnya.
SMA Sakura Gakuen? Kayaknya pernah dengar. Oh,iya! Itu SMA Elit di Kota Tokyo kan'? Yang di isi sama anak-anak konglomerat super kaya dan anak yang Jenius ngelebihin Albert Einstein. Sugee~ Eh,demo. Aku gak pernah ngirim formulir dan biaya masuknya aja Sepuluh juta yen. Darimana dapet uang banyak begitu? Mana mungkin aku yang notabene purti tunggal dari seorang tukang antar barang keliling bisa dapat kesempatan sekolah disini. Pasti aku mimpi? Iya,pasti.
Aku menyuruh Midorima-san untuk mencubit pipiku. Katanya kalau orang lagi bermimpi di cubitpun pasti gak bakalan kerasa sakit
Eh,ternyata beneran sakit ! Jadi bukan mimpi.
"Aku masih gak percaya Shin—em Miidorima-san,mana surat dari yayasannya? Tanyaku menagih surat perintah dari yayasan sekolahnya.
Kebiasaan buruk ku itu adalah; Gampang gak percayaan sama orang dan juga sering keceplosan manggil nama orang pake nama kecilnya,jadi suka di anggap gak sopan sama orang. Tapi aku stay cool ajalah.
Midorima ngeluarin amplop warna putih gading dengan perekat amplop warna merah marun dan emas. Aku membukanya,lalu membaca kata demi kata yang tertera di surat itu dengan Khidmat. Disini tertulis namaku. Well,setidaknya ada tanda tangan dan juga stempel sekolah dengan nama Araki Masako-san di bawah sini. Jadi aku mulai percaya, kan gak mungkin penculik ngasih surat dulu ke korbannya sebelum dibunuh.
"Hufft,percaya deh. Baiklah,aku siap-siap dulu. Tunggu ya?"
Setelah itu aku langsung melesat ke kamar dan memasukkan barang-barang ke tas ransel punggung. Baju,ponsel beserta aksesorisnya,buku diari,alat tulis,komik,light novel. Udah deh,itu aja kayaknya.
Lalu langsung mengekori Midorima sampai di depan Apartemen bobrok ku ini. Terus,mengunci semua pintu 3 kali,aku gak tau sampai kapan akan tinggal di sana,sebagai antisipasi aku menguncinya rapat-rapat. Kan gak lucu kalau aku pulang ke rumah tiba-tiba rumahku hangus atau barang-barangku semuanya hilang di bobol Maling. Aku ngeliat ada mobil limousine mewah warna hitam terparkir rapi di jalan depan apartemenku.
"Shin—Eh Midorima-kun. Ini beneran naik ini?" Iris coklatku berkaca-kaca. Lelaki itu mengangguk lalu membuka pintu belakang dengan cara di geser.
Lalu menyuruhku masuk duluan. Setelah aku masuk mobil ini,ternyata luas banget kayak bis. Ada satu tempat duduk panjang menghadap jendela kayak di angkot-angkot gitu (ngerti kan maksud author ?) , layar LCD buat Karaoke (terbukti ada 2 mic yang disambung Ke DVD Player) dan meja kecil yang diatasnya ada beberapa kue mahal. Hahaha,berasa kayak putri Inggris kalau pakai mobil ginian.
Tak beberapa lama kemudian,Midorima masuk dan mobil melesat cepat menuju Tokyo,katanya sekolahnya di Tokyo bagian selatan. Aku duduk sambil membaca Light novel bergenre Mecha. Midorima memperhatikanku sambil geleng-geleng kepala.
"Seharusnya kau jangan baca sambil gelap-gelapan nanodayo, dan a-aku bukannya peduli padamu ya!" Ia menasehatiku sambil mengelak. Ah,dasar Tsundere !
Aku tersenyum, "Lagipula mataku bener-bener udah rusak Midorima-kun."
Ia hanya bisa menghembuskan nafas panjang, "Iya,deh."
"Hoahm~ Aduh aku ngantuk banget Midorima-kun. Boleh minjem bahunya ya?" Pintaku sambil menunjuk bahunya yang tegap.
Jam berapa sih sekarang? Udah ngantuk banget. Iya,benar ! Sudah jam setengah sepuluh dan biasanya Aku start tidur mulai jam sembilan malam,itupun kalau sama sekali gak ada perkerjaan rumah. Perjalanan dari Kyoto ke Tokyo katanya memakan waktu 2 jam. Itupun kalau naik Kereta Shinkasen. Kalau naik mobil pribadi mungkin bisa 2 sampe 3 jam-an. Sebaiknya aku tidur saja di bahu Midorima.
"Terserah kau Nanodayo." Ia menjawab ketus.
Aku tersenyum, lalu menyimpan buku Light novelku di dalam tas. Kemudian bersender di bahu milk Midorima-kun.
"Oyasumi."
Dan menuju alam bawah sadar.
-Midorima POV-
[Name] tertidur di bahuku dengan tenang. Wajahnya sungguh Cantik kalau sedang tertidur seperti ini. Eh? Tunggu, aku bilang [name] cantik? Pasti Otak ku sedang konslet karena kurang tidur.
Tanpa sadar aku menyingkap helaian poni yang menutupi sebagian wajah milik gadis yang akan menjadi Majikanku,lalu melepas kacamata berbingkai tipis yang bertengger di kedua iris coklatnya. Menyimpan kacamata itu di meja agar tidak patah. Aku tahu karena kalau benda ini rusak ia tak bisa lagi melihat dengan jelas.
Aku tersenyum sambil mengucapkan,
.
.
.
.
.
.
.
"Oyasumi nanodayo."
-Midorima POV end-
Pagi mulai datang,ketika aku membuka kedua iris mataku perlahan. Sinar menatari datang melalui celah-celah jendela yang tertutupi oleh kain gorden tipis di pojok ruangan. Sial, kenapa pagi-pagi begini di buka sih Gordennya ? Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling, lalu melihat seonggok manusia berjejer rapi dengan kepala berwarna-warni.
"Selamat pagi Ojou-sama!" Teriak ketujuh butler berbeda warna dengan senyuman terpatri di wajah mereka masing-masing.
.
.
.
.
.
.
.
.
Aku…. Gak gila kan ?
"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Bersambung….
A/n :
Hey-hey-hey! *tebar bunga* xD Fanfik ku yang ke 3 di fandom Kurobasu. Ngeliat Anime harem jadi pengen nge-harem juga. Hahahaha~ Udah gitu aja. Maaf nih,belum sempet updet fanfic yang lain. Tapi tenang aja kok,ntar bakal Author tulis kalo sempet. Hahaahah~
Sayounaraaa!
Berniat Review atau Follow/fav juga boleh xD
Regards,
Kayuyu.
