"Kalau nanti aku balik. Kaulah orang yang paling aku rindukan."

...

Pagi ini awan begitu putih diselingi cahaya fajar yang kebetulan melewatinya. Seorang laki-laki dengan rambutnya yang sengaja dibuat melawan gaya gravitasi sangat sesuai dengan warnanya yang navy blue memasuki kelas yang masih sangat sepi. Ia meletakkan tasnya lalu duduk di atas mejanya. Sebuah surat berwarna kuning berada di atas mejanya.

'Pasti dari Ying.' Batin laki-laki itu. Senyumnya yang tipis terkembang perlahan.

"Hai Fang!" Seorang laki-laki berkulit agak gelap dengan badan yang cukup tinggi besar menyapanya. Orang yang bernama Fang tersebut terkejut, lalu membalasnya, "Oh kau lah. Hai Gopal."

"Ish, apalah kau senyum-senyum macam ni pagi-pagi?"

"Bukan urusan kau lah." Jawab Fang tidak mau Gopal mencampuri urusannya lebih lanjut. "Halah, dari Ying kan?" Terka Gopal.

Namun Fang tidak menjawab terkaan Gopal. Ia lalun duduk dan memperhatikan suasanya di luar jendela. Ia sangat ingin membuka surat itu, tapi ia tak ingin Gopal ikut campur masalahnya.

Tak lama, kelas mulai terisi penuh dan pelajaranpun segera dimulai.

"Pagi anak-anak. Hari ini kalian akan kedatangan teman baru. Jom, sini."

Seorang laki-laki dengan penampilan yang begitu familiar. Laki-laki dengan rambut hitam berhiaskan topi dinosaurus jingga kembali setelah beberapa tahun masih sama. Mata hazelnya masih begitu tajam menatap. Hanya saja postur tubuhnya lebih tinggi.

"BOBOIBOY?! K-KAU...?" Gopal berteriak dari arah mejanya, masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Hai kawan-kawan. Nama saya Boboiboy."

Fang menatapnya penuh kekagetan. Mata karamelnya yang oriental membelalak masih belum mengerti dengan kedatangan orang yang begitu menyisakan kenangan. Gopal yang tidak bisa mengontrol emosinya segera mendekati Boboiboy dan memeluknya, beberapa teman yang mengenalnya pun ikut bersama-sama dengan Gopal memeluk Boboiboy yang statusnya masih anak baru.

Sudut mata Boboiboy menerawang seisi kelasnya sambil membalas pelukan teman-teman lamanya. Beberapa anak yang tidak ia kenal dan... Fang. Ia melihat Fang. Posisinya masih sama ketika terakhir mereka sekelas. Berada di pojok paling belakang posisinya dekat dengan jendela luar, sesekali ia menatap ke luar jendela. Tapi kali ini mata mereka bertemu. Mata karamel Fang yang terlindungi lapisan lensa kacamatanya menatap Boboiboy begitu dalam. Setelah, menyadari mata mereka bertemu, Fang segera mengalihkan pandangannya lalu menatap kembali ke luar jendela seolah-olah tidak peduli dengan kejadian yang cukup mengharukan di kelasnya.

"Sudah, jom kita mulai pelajaran. Kau Boboiboy, duduklah di tempat yang kosong."

Boboiboy segera mencari sekeliling kelas dengan tempat duduk yang kosong. Masih cukup banyak tempat yang kosong. Namun hanya ada satu tempat yang mencuri perhatiannya.

Segera ia meletakkan tasnya di sana melirik ke arah Gopal yang sekarang ada di sebelahnya. Gopal cukup tidak penuh lemak seperti dahulu lagi, namun tetap besar dengan massa ototnya. Badannya yang tinggi besar masih menjadi ciri khasnya, ototnya mulai berisi, sedang kulitnya semakin menghitam. Gopal balik tersenyum, dia kelihatan begitu berbeda.

Boboiboy menatap Fang juga dari sudut mata hazelnya. Fang masih tidak berbeda. Kulitnya yang putih masih seperti dulu. Rambutnya yang navy blue masih sama seperti dulu. Ditata agak jabrik melawan arah matahari, hanya saja rambunya kini kelihatan agak pendek sedikit. Kacamatanyapun masih sama dengan frame ungu dengan lensa yang agak kebiruan. Badannya kelihatan lebih terbentuk dengan sempurna dengan garis tangan yang begitu kokoh dan pandangan yang masih sama tajamnya seperti dahulu. Sikapnya yang pura-pura tidak peduli masih pun sama.

...

Bel pulang sekolah memperingatkan pada murid-murid, mereka harus segera pulang. Beberapa anak telah keluar dari kelasnya.

"H-hai Fang!"

"Hai." Jawab Fang datar menanggapi Boboiboy. "Aku dah balik loh."

"Hmm, lalu apalah urusanku?" Jawab Fang masih sekenanya.

"Hei, masih je kau tu. Kitorang sudah hampir 6 tahunlah tak bertemu Boboiboy."

"Halah, bukan urusanku lah dia mau balik atau tak." Fang menanggapi pernyataan Gopal sambil menutup risleting tasnya.

"BOBOIBOY! KITORANG RINDU SANGAT PADA KAU." Suara perempuan yang begitu khas. Kerudungnya masih berwarna merah jambu. Dan pembawaannya masih begitu berwibawa seperti dahulu. Di belakangnya seorang perempuan oriental berkacamata tosca menatapnya gembira.

"Haiya, Boboiboy kitorang sudah rindu pada kaulah, wo." Cibir perempuan oriental itu. Yaya dan Ying sedikit bertambah tinggi biarpun jika dibandingkan dengan Boboiboy, Fang apalagi Gopal. Masih tentu lebih tinggi mereka.

"Kau tahu tak, Ochobot rindu sangat pada kau lah. Ohiya, aku bawa biskuitku untuk kau ni." Yaya tersenyum sambil memberikan sebungkus biskuit buatannya. "Eh, terimakasih. Aku sudah kenyanglah."

"Ying, aku nak balik duluan ya. Atau kutunggu di depan je?" Tanya Fang setengah berbisik pada Ying yang sepertinya masih sibuk dengan euforia kedatangan Boboiboy. Boboiboy memperhatikan Fang dan Ying begitu detail. Mereka kelihatan cukup dekat.

"Nanti dulu, ma." Ying memelas meminta Fang untuk tidak pergi dahulu.

"Macamana kalau kau belikan kitorang spesial iced chocolate Tok Aba?" Gopal meneriakkan sebuah ide yang langsung dibalas Boboiboy dengan tinjuan pelan.

"Halah sama je lah. Kau masih je suka makan."

Tawa memenuhi kelas, kecuali Fang. Ia mencibir sambil menatap keluar jendela.

"Ying, aku nak balik." Fang berbisik pada Ying lalu segera berjalan pergi.

"Macamana besok kau belikan kita, Boboiboy?" Gopal masih membahas masalah tadi.

"Iyelah." Boboiboy akhirnya pasrah dan menuruti Gopal. "Hoi Fang kau datang kan besok?"

"Entahlah." Fang berhenti sebentar lalu melanjutkan jalannya.

"Aku akan menunggu kau." Boboiboy meneriakinya dari tempatnya. Tiba-tiba Ying berlari menyusul Fang yang sekarang hampir melangkah keluar kelas. "Haiya, tenanglah Boboiboy. Besok Fang pasti datang. Aku nak balik, ma."

Setelah melambaikan tangan, Ying menyusul Fang dan pulang. Boboiboy masih terheran dengan kedekatan mereka. Ada sesuatu yang berbeda sekarang.

...

"Haiya, kenapa balik cepat-cepat, ma?" Ying bertanya pada Fang yang kelihatannya begitu terburu-buru ingin pulang.

Fang berhenti sebentar membiarkan Ying menyusulnya lalu tersenyum tipis dan berkata,

"Aku nak cepat-cepat lihat surat dari kaulah." Jawabnya santai

"Su-suratku belum kau baca, ma?" Tanya Ying dengan wajah yang sedikit memerah. Fang yang melihat perubahan ekspresi Ying, mulai tersenyum tipis lalu merangkulnya.

"Jom, aku nak cepat-cepat baca surat kau."

...

Boboiboy meletakkan tasnya di atas mejanya. Menatap ke sekeliling kelasnya yang agak sepi. Tak lama, seorang laki-laki berkacamata ungu melewatinya lalu duduk di tempatnya di dekat jendela.

"Hai Fang." Sapa Boboiboy yang duduk di depannya sambil tersenyum canggung.

"Hmm." Jawab Fang dengan malas tanpa menatap ke arah Boboiboy. Boboiboy memperhatikan gerak-gerik Fang dengan seksama. Masih sama seperti dahulu, Fang kelihatan lebih tinggi. Tapi, Boboiboy lebih tinggi sekitar 3 cm daripada Fang. Padahal terakhir sebelum mereka berpisah, Fang masih lebih tinggi dari Boboiboy.

Seorang anak perempuan datang sambil berlarian, memeluk lengan Fang yang tadinya digunakan untuk menopang dagunya.

"Hai Boboiboy!" Sapanya begitu bersemangat. "Haiya, nanti jadi kan kitorang ke kedai Tok Aba?"

"Hai Ying. Jadilah. Kau nak ikut, Fang?" Tanya Boboiboy masih memperhatikan Fang yang kelihatannya tidak risih tangannya dipeluk Ying. "Entahlah."

"Tenanglah Boboiboy, Fang ni pasti datang, ma. Iya kan?" Tanya Ying pada Fang yang tidak terlalu peduli dengan Boboiboy. Fang hanya diam, bola matanya yang tertutup lensa kacamata itu menatap ke arah Boboiboy seperti melihat orang asing. "Yelah, yelah."

"Yey!" Sorak Ying begitu gembira dan memeluk tangan Fang dengan lebih erat. Senyum yang terkembang di wajah Ying begitu indah. Fang hanya memperhatikan Boboiboy yang sepertinya melihat keanehan.

"Yo Boboiboy, Jadikan kau nanti. Traktir kitorang spesial iced chocolate Tok Aba lah."

"Ish, kapanlah kau tiba?" Boboiboy terkejut dengan ketibaan Gopal yang cukup mengejutkannya. "Jadilah."

"Gopal, aku nak tanya pada kau. Jom ikut aku."

"Apalah Boboiboy?" Gopal bertanya namun tidak dijawab oleh Boboiboy. Boboiboy dan Gopal pergi agak menjauh dari arah Ying dan Fang. Meminta Gopal memberikan kejelasan hubungan yang begitu dekat antara Fang dan Ying.

"Apalah mereka tu. Dekat sangat lah."

"Haish, kau tak tahukah Boboiboy?" Gopal mempertanyakan hal yang tak mungkin Boboiboy tahu jawabnya. "Tak."

"Mereka tu, dah pacaran." Gopal memulai ceritanya dengan serius. "Hah?"

"Iyelah. Baru satu minggu je. Sehari setelah mereka jadi, kau tahu satu sekolah sudah ramai membicarakan." Gopal melanjutkan ceritanya.

"Kenapa ramai dibicarakan, Gopal?"

"Kau tahu tak, sejak kau takde, Kepopuleran Fang langsung meningkat. Terutama Fang ni adalah ketua kelab bola keranjang. Sedangkan Ying, siswi terpandai di sekolah ini lah. Macam itu je kau tak tahu." Gopal menceritakannya dengan bersemangat.

"Lalu macamana dengan Yaya?" Tanya Boboiboy masih butuh penjelasan.

"Tadinya mereka berdua bersainglah tuk dapat nomor satu. Tetapi, Yaya mulai disibukkan berbagai kegiatan yang membuat dia sebagai ketua. Dia masih menjabat ketua di berbagai kelab, bahkan dia ditunjuk jadi ketua organisasi sekolah kau tahu."

"Whoa, hebat sangat lah Yaya ni. Terbaik!" Respon Boboiboy yang kelihatan begitu bangga dengan kawannya.

"Tapi, lepas tu Yaya jadi sibuk. Nilainya mulai turun, dan sekarang dia lebih sering jadi nomor dua." Gopal masih melanjutkannya, mimiknya mengikuti suasanya cerita yang diceritakannya membuat semuanya menjadi begitu lucu.

"Lalu, bagaimana kisah si Fang dan Ying?" Tanya Boboiboy masih bingung karena Gopal belum selesai bercerita.

"Ohya! Fang cukup dekat dengan Ying, setelah turnamen kejuaraan sekolah. Mereka bersama-sama ditunjuk sekolah untuk mewakili sekolah ini. Setelah turnamen itu berakhir, mereka jadi dekat. Sering belajar bersama. Dan setelah itu tak lama mereka berpacaran." Cerita Gopal sedikit bersemangat seperti biasanya, gayanya yang lucu masih sama seperti dahulu.

"Kenapa Fang? Bukankah Yaya lebih hebat?" Tanya Boboiboy masih belum mengerti.

"Yaya kan sibuk kau tahu. Jadi Fanglah yang ganti Yaya." Jawab Gopal sambil memutar bola matanya. Boboiboy menatap ke dalam kelas dengan sendu. Melihat Fang yang begitu bahagia dengan Ying. Entah mengapa, dada Boboiboy perih melihatnya. Dan yang membuat ia lebih sebal lagi, mereka sangat cocok.

...

"Jom kita ke kedai Tok Aba!" Selepas sekolah Gopal langsung beraksi menagih janjinya pada Boboiboy. "Sabarlah. Korang pulang dulu je, barulah nanti ke kedai. Aku nak siapkan dulu." Jawab Boboiboy lalu segera melesat meninggalkan kelas. Fang yang masih ragu untuk ikut menatap ke arah punggung Boboiboy yang semakin menjauh.

Setelah itu Boboiboy langsung pulang berganti baju dan pergi segera ke kedai Tok Aba

"Cucu atok nih dah balik?" Tanya Tok Aba yang kelihatan begitu bahagia cucunya pulang sekolah. Senyumnya masih sama seperti dahulu, namun ia kelihatan lebih tua. Staminanya pun tidak sebaik dahulu, kadang-kadang Tok Aba sering sakit pinggang jika terlalu kelelahan melayani pembeli.

"Iyelah tok, nak bantu Atok di kedai ni. Mana Ochobot tok?" Tanya Boboiboy sambil mengambil alih cucian beberapa gelas yang sedang dikerjakan Tok Aba.

"Dia sedang belikan Atok kain untuk lap ini lah." Jawab Tok aba yang kelihatannya begitu sakit menahan pinggangnya yang semakin renta. "Sudah Atok, rehat dulu je."

Tok Aba segera mengambil kursi dan mengistirahatkan dirinya di sana. Dari kejauhan kelihatan seorang laki-laki berjalan dengan gaya khas angkuhnya yang begitu dikenal Boboiboy.

"Huh, mana kawan-kawan?" Tanyanya sambil duduk lalu menatap Boboiboy. "Entahlah, belum ada yang tiba."

"Hmm, sudahlah aku nak balik." Fang merasa menyesal lalu segera berdiri untuk meninggalkan kedai Tok Aba. "Hoi Fang, kau nak kemana? Tunggu."

Fang tidak menghiraukan Boboiboy yang mulai menyusulnya dengan setengah berlari. Fang mempercepat langkahnya ingin menghindari Boboiboy. Tiba-tiba ia terantuk sebuah batu yang cukup besar yang membuatnya oleng. Seketika Fang merasakan badannya tidak bisa dikontrol, ia akan menumbuk tanah. Tiba-tiba sebuah tangan dengan kokoh memeluk dan menopang Fang untuk menghindari tubuhnya dari tumbukan tanah.

"Kau tak apa?"

Bersambung


Hallo semua 'w'

Saya kembali~~~~ dengan cerita ngaco bin gajelas ini

Saya ingin membuat segala nya complicated ;w; mungkin ini agak aneh ya soalnya ada hetero relationship~ saya terpancing dengan segala FangYing XD

Ohiya ini settingnya pas mereka udah sma hehe sekitar 16 tahunlah. Soalnya kalau 15 kayaknya masih junior, kalau 17 kasian ujiannya banyak ;; /dibakar

Saya tidak bisa menahan hasrat (?) untuk tidak membuat Fic ini jaddi ya daripada kepikiran, biarlah ide mengalir sejadi-jadinya~~~ tentu tetap dengan pairing bahagia kita semuaaa BOIFANG YASH!

Sepertinya nanti ada adegan panas, tapi untuk saat ini ratingnya segini dulu XD

Maafkan saya bila banyak kesalahan di Fic ini, OOC, Typo, Bahasa yang kurang jelas, diksi yang kurang cocok, plot cerita yang ngawur, dan berbagai kesalahan lainnya.

Ohiya, saya juga akan mengupdate fic ini tidak secepat dulu, karena saya masih agak sibuk doakan ya /loh. Diharap semua sabar dan tetap menanti :"D

Saya juga butuh review untuk fic kali ini agar kedepannya saya lebih baik w silahkan kritik, saran atau curhatannya mungkin /diinjak

Terimakasih dan sampai bertemu chapter depan^^

Disclaimer: Animonsta Studio