SIN 1, PRIDE (AKASHI SEIJURO)

"Aku selalu menang, maka dari itu, aku selalu benar. Aku tidak memberikan rasa kasihan kepada orang yang melawanku, bahkan orang tuaku sekalipun," jelas Akashi kepada perempuan berambut [hair color] di depannya.

[Name] berkedip, sebelum kembali tersenyum. "Benarkah begitu, Akashi-san?"

"Jangan mempertanyakanku, [Name]," Akashi berkata dengan pandangan serius ke arah [Name]. Walaupun begitu, [Name] tidak terpengaruh, sebelum akhirnya memindahkan posisi pionnya di papan catur.

"Skak, Akashi-san."

Akashi melihat papan catur yang ada di meja. Rajanya terkepung oleh pion dan benteng warna hitam milik [Name], yang sekarang sedang tersenyum puas karena membuktikan kalau sang Akashi Seijuro salah.

"Harga diri Akashi-san membuat Akashi-san terlalu percaya diri," kata [Name] sambil mulai merapikan papan caturnya, berjalan ke lemari untuk memasukkan papan catur itu. "Padahal, kalau kamu tidak terlalu percaya diri dan lebih hati-hati lagi, kupikir kamu akan—"

Akashi memotong perkataan [Name] dengan memojokkan perempuan itu di tembok; tangannya tepat di sebelah kepala [Name]. "Apa yang kamu bicarakan sekarang? Permainan catur ini, atau—"

"Tentu saja... bagaimana kamu tidak akan bisa memenangkan hatiku."