Hinata adalah siswa baru di Konoha Gakuen, kini ia duduk di kelas XI AII. Hinata adalah seorang anak yang pendiam dan bisa dibilang Kuper (Kurang Pergaulan). Walaupun baru beberapa bulan masuk kelas XI AII bakatnya dalam bidang akademik sudah sangat luar biasa, bahkan para guru disanapun sangat kagum akan kepintaran Hinata. Tapi akibat kepintarannya ini siswa-siswi lain jadi iri pada Hinata, sehingga mereka selalu menyiksa Hinata entah itu, memukulnya, menyiramnya, atau menindasnya dengan menyuruh Hinata merjakan tugas teman-temannya dan kakak kelasnya.

'BRUK'

Suara berisik dari gebrakan meja itu sukses mengejutkan semua orang dikelas XI AII tidak terkecuali Hinata sebagai Korban gebrakan meja tersebut, sedangkan Ino sebagai penggebrak meja itu bergerak mendekat pada Hinata sambil bicara dengan nada yang mengejek dan tersenyum jahil.

"hey kutu buku, kami punya pekerjaan bagus untukmu. Kau pasti tau pekerjaan apa yang kumaksudkan itu ?" seru Ino

"..." Hinata tidak menjawab,ia masih sibuk membaca buku ajar Fisika yang tebalnya hampir sama dengan Novel karangan itu.

"hey bodoh, apa kau dengar apa yang temanku katakan tadi. Kau harus mengerjakan PR kami mengerti?" sambung teman Ino yang diketahui bernama Sakura.

" Kenapa harus aku? Bukankah itu tugas hukuman Iruka sensei yang diberikan untuk kalian karena membolos 3 mata pelajaran berturut-turut?"akhirnya Hinata menjawab ocehan mereka dengan santai.

"aish...berani sekali kau berkata seperti itu pada kami, apa kau ingin mati? Apa kau tidak tahu siapa kami hah?" seru Sakura geram pada Hinata sambil menarikan kerah baju seragam Hinata.

"kau tahu apa yang akan terjadikan jika kau menolak perintah kami" sambung Ino tepat di sisi telinga Hinata dengan kata yang kentara sekali dengan ancaman.

"..." Hinata hanya diam dengan anggukan kecil menandakan bahwa ia bersedia mengerjakan tugas mereka.

"good girl " puji Ino pada Hinata sambil melempar 5 buku tepat didepannya yang berisi tugas yang harus dikerjkan oleh Hinata.

Tepat setelah Hinata mengambil ke 5 buku tersebut mereka berjalan keluar kelas dimana diluar kelas itu terdapat 3 pria bernama Naruto, Shikamaru dan Kiba yang sejak tadi menunggu Ino dan Sakura.

"ayo pergi" seru Ino mendekat pada 3 pria tersebut

"ya" jawab Naruto, sekilas ia melirik Hinata yang sedang merapihkan buku tugas yang tadi di lempar Ino. Hinata yang sadar diperhatikan seseorang, menoleh ke arah Naruto. Blue sapphire dan white lavender saling bertemu menampilkan pemandangan yang tidak terbayangkan, tanpa sadar Naruto yang tadinya hanya sekilas meliriknya kini berubah jadi menatap penuh arti pada Hinata seakan terbuai dengan mata putih milik Nagisa, tanpa sadar Naruto tersenyum kecil.

"hoy..Naruto..Naruto. ?" tegur Kiba yang sadar akan arah pandang Ken.

"eh? I...iya ada apa? Ke kantin? A...ayo" jawab Naruto tergagap sambil berjalan mendahului temannya yang lain. Teman-temannya yang lain hanya mengedikan bahunya tanda tidak perduli, namun hanya Shikamaru yang merasa janggal pada sikap Naruto, tapi ia tetap tidak menghiraukan apa yang mengganggunya itu.

TENG ... TONG ... TENG ... TONG ...

Suara berisik itu membangkitkan semangat para siswa-siswi Konoha Gakuen untuk keluar dari kelas, karena bel itu merupakan bel pertanda berakhirnya mata pelajaran hari itu.

Suara berisik mulai terdengar dari lorong-lorong yang menghubungkan setiap kelas. Hinata membereskan buku dan alat tulisnya dan memasukannya kedalam tas miliknya, setelah selesai memberaskan perlengkapan sekolahnya, ia segara beranjak keluar dari kelas XI AII itu. Belum sempat ia keluar dari gerbang tiba-tiba.

BYUR

Suara guyuran air kotor sukses membasahi tubuh Hinata membuat para siswa-siswi yang lewat menyempatkan diri melihat dan menertawai Hinata yang tengah dijahili temannya tersebut. Hinata hanya diam dia enggan membalas atau menanggapi perbuatan jahil temannya tersebut karena Hinata terlalu sibuk untuk mengeringkan mukanya dengan saputangan yang dibawannya.

Jengkel dengan kelakuan Hinata yang hanya diam saja segerombolan anak yang tadi menyiramnya dengan air malah menyeret Hinata ke belakang sekolah.

PLAK "kau menyedihkan dan bau" ejek seorang wanita bernama Yagura dengan menampar Hinata

"..." Hinata diam tanpa ada erangan atau rintihan kesakitan.

DUAK " dasar wanita aneh, kau hanya sampah untuk sekolah favorit ini" ejek seorang pria dengan menendang perut Hinata yang sukses membuat keseimbangan Nagisa limbung dan akhirnya jatuh terduduk dengan rasa sakit akibat tendangan pria tersebut.

"..." lagi-lagi Hinata hanya diam tanpa bersuara, Hinata berusaha menahan ringisannya. Hinata menengadah menatap siswa-siswi pelaku penyiksaan itu dengan tetap tampil keren dengan wajah dinginnya itu.

" cih..sombong sekali kau. Apa kau akan tetap diam? Apa kau tidak punya harga diri? Kenapa diam saja ? kau senang kami menyiksamu?. Hehehe dasar wanita rendahan, wanita jelek, wanita lusuh, wanita kampungan, wanita angkuh. Modal beasiswa saja berlaga" celetuk seorang wanita bernama Guren itu.

Hinata berusaha untuk berdiri meskipun rasa sakit yang amat mendera perutnya itu.

"cih, masih bisa berdiri kau rupanya" maki seorang pria bernama Kabuto yang menendang Hinata lagi hingga ia tersungkur jatuh kembali.

"mati saja kau" satu tendangan lagi siap melayang, Nagisa memejamkan matanya

DUAK

Suara debaman keras tendangan Kabuto. Terdengar nyaring dengan suara tangkisan dari tangan seseorang.

"aish, kau ini seorang pria apa bukan?." Tanya seseorang dihadapan Hinata pada pemuda yang berusaha menendang Hinata. Mendengar suara yang bertujuan membelanya itu membuat Hinata perlahan membuka matanya, dan alangkah terkejutnya ia ketika melihat salah satu anggota terpenting Kyubi yaitu Shikamaru tengah berdiri dihadapannya untuk melindunginya. Akibat kedatangannya suasana disana menjadi sangat hening, tidak ada yang berani membuka pembicaraan.

"hey..hey..hey. kenapa kau hanya diam saja? Apa kau tuli." Ujar Shikamaru mencairkan suasana hening disana.

"eh..a..anu jelas aku laki-laki. Apa penampilanku kurang jelas Shika-sama." Jawab Kabuto gugup takut-takut perkataannya menyinggung Shikamaru dan malah membuatnya marah lalu menghajarnya hingga babak belur.

"oh. Lalu kenapa tendanganmu tidak terasa menyakitkan ya? Apa ada yang salah? Apa kau tidak bisa menendang? Apa perlu ku ajarkan? Dan apa mengganggu wanita itu membuat dirimu merasa hebat dan kuat?." Tanya Shikamaru bertubi-tubi sambil memberi penekanan pada setiap pertnyaan.

"Maafkan kami. Sungguh kami minta maaf. Kami tidak akan mengulanginya lagi." Seru seorang bernama Yagura sebagai perwakilan dari pemuda itu, mereka meminta maaf sambil membungkukkan badan lalu berlari pergi.

Shikamaru yang melihat mereka kini sudah pergi, mendekat menghampiri Hinata yang kini masih terduduk dan berusaha bangkit berdiri. Shikamaru mengulurkan tangannya untuk membantu Hinata berdiri, namun Hinata malah menepis uluran tangan Shikamaru.

"Aku tidak butuh bantuanmu, aku masih bisa sendiri" ujar Hinata ketus pada Shikamaru sambil berusaha bangkit dari terjatuhnya. Imayoshi hanya tersenyum simpul.

"oh. Ternyata kau memang anak yang sombong ya?. Yah tapi aku sudah menduga perlakuanmu." Balas Shikamaru santai, tidak memperdulikan Hinata yang kini tengah menatapnya tajam.

"jika kau tahu seharusnya kau diam saja, jika kau merasa kasihan padaku dan ingin menolongku kau seharusnya membiarkan aku. Karena itu akan jauh lebih membantu untukku." Seru Hinata santai, sambil membersihkan bajunya yang kotor dan urakan itu.

"Apa ini? Bukannya berterimakasih padaku karena aku sudah mau menolongmu, kau malah menyalahkanku." Balas Shikamaru yang sudah mulai kesal dengan perkataan Hinata yang menurutnya tidak ada terimakasih- terimakasihnya itu.

"sudahku duga kau membantuku karena kau punya maksud lain, yah maaf aku tidak punya apapun untuk aku berikan padamu." Jawab Hinata sambil berjalan melawati Shikamaru.

"aarrrgghhhh. Kau ini, bukan itu yang aku maksud? apa kau tidak bisa mengerti. Aku tidak butuh barang aku hanya minta kau ucapkan terimakasih saja -." jelas Shikamaru pada Hinata. Shikamaru mulai merasakan efek tendangan Kabuto tadi, ia terus memegangi telapak tangannya yang mulai memerah dan berdenyut sakit. Hinata yang mendengar rintihan dari Shikamaru pada akhir perkataannya berbalik melihat tangan Sai yang sudah memerah, Hinata tahu bahwa Shikamaru sedang menahan sakit. Melihat hal itu Nagisa menghampiri Shikamaru.

"Berikan tanganmu." Perintah Hinta pada Sai.

"Eh? Apa maksud- ?." Belum sempat Shikamaru bertanya apa maksud perkataan Hinata, sekarang Hinata telah menarik tangan Shikamaru dan dihadapkannya tepat kearah Hinata.

"Apanya yang tidak terasa? Sebenarnya kau lah yang MENYEDIHKAN itu, kau itu hanya mampu berbohong dan berlaga so kuat, kau bertanya pada mereka kau ini seorang pria apa bukan? atau hal bodoh seperti Lalu kenapa tendanganmu tidak terasa menyakitkan ya?. Tapi nyatanya kau lebih MENYEDIHKAN dan MENGESALKAN dari mereka." Ujar Hinata pada Shikamaru sambil mengeluarkan saputangan dan membalutkannya ditangan Shikamaru yang memerah tersebut.

"kau perhatian sekali padaku ya?" goda Shikamaru pada Hinata. Namun godaan tersebut tidak mempan pada Hinata. Mendengar perkataan Shikamaru, Hinata mengeratkan balutan ditelapak tangan Shikamaru. " . kau ini. Itu sakit tau." Kesal Shikamaru pada kelakuan Hinata.

"sudah selesai" sambung Hinata tanpa memperdulikan perkataan Shikamaru sebelumnya. Shikamaru yang melihat bahwa Hinata telah selesai membalut tangannya hanya mengusap tengkuk lehernya karena suasana mulai terasa canggung.

"Terima Kasih-" ujar mereka bersamaan membuat keduanya terkejut tidak menyangka karena mereka akan mengucapkan hal yang sama.

"eh?" bingung Shikamaru mengeluarkan suaranya. Hinata lebih memilih diam untuk keterkejutannya itu. Akibat hal ini keheningan ditempat itu mulai menguar keluar dari sarangnya, menambah suasana canggung ditempat ini.

"hem." Hinata membuka suara untuk mencairkan suasana canggung disana.

"Terima kasih untuk yang tadi" sambung Hinata sambil berjalan melewati Shikamaru yang kini tengah terdiam karena terkejut mendengar kalimat yang keluar dari mulut Hinata.

"eh?" hanya itu yang keluar dari mulut Shikamaru, tidak pernah terpikirkan bahwa Hinata akan mengucapkan terima kasih padanya. Sungguh ini kejadian langka, bahkan sangat langka. Seakan tersadar dari lamunannya Shikamaru segera membalikan tubuhnya dan berteriak " TERNYATA KAU ORANG YANG BAIK YA? TERIMAKASIH UNTUK YANG INI." Hinata yang mendengar itu tidak berhenti bahkan Hinata bersikap pura-pura tidak mendengarnya, namun samar-samar terlihat senyum tipis terlukis di bibirnya tapi senyum itu harus tertutupi oleh wajah dingin Hinata, Hinata hanya berucap satu kata namun itupun hanya dapat didengar olehnya saja "bodoh" dengusnya.

TBC

arghhh akhirnya untuk chapter 1 selesai juga. :) Hiko mohon maaf bila dalam karya hiko banyak salah-salahnya: '(tolong dimaklum karena Hiko baru belajar. Untuk kemajuan tulan Hiko tolong Review ya. :)