Waiting

Disclaimer: Kuroko No Basuke Tadatoshi Fujimaki-sensei

Story plot Me

Happy reading!


Hari ini, Furihata merasa tidak tenang. Suaminya akan pergi. Meninggalkannya.

Sendirian selama sebulan penuh di rumah mereka yang besar.

Rasanya sepi dan tidak enak.

Pemuda itu menghela napas, mengingat kembali kejadian tadi pagi saat ia berniat memanggil sang suami tercinta untuk sarapan.


Flashback starts

Furihata berjalan ke tangga untuk naik ke kamar atas; tempat dimana ia dan Akashi Seijuurou—sang suami, tidur bersamanya. Saat ia membuka pintu kamar, bukannya kamar itu bersih dan kosong, tapi justru berantakan.

Akashi sedang mengemasi barang-barang dan pakaiannya sebelum dimasukkan ke dalam koper miliknya yang besar.

Lho? Bukannya hari ini tidak ada pekerjaan? Kan hari libur; pikir sang pemuda bersurai coklat tersebut, sebelum akhirnya ia menuju ke arah suaminya itu.

"Apa ada perkerjaan lagi?" tanyanya dan Akashi mengangguk tanpa menoleh padanya.

Merasa belum cukup, ia bertanya lagi. "...Mau kemana?"

"Amsterdam."

Satu kota yang nan jauh meluncur dari bibir tersebut—yang singkat tapi menusuk diri dari sang pemuda berambut coklat tersebut. Ia tak bisa bicara lagi; bibirnya kelu karena tak bisa menjawab maupun bertanya lagi.

"...Berapa lama?"

Akashi menghela napas, pemuda kesayangannya ini sangat mengkhawatirkannya; dan ia tahu akan itu. Sang pemuda bermata heterokromatik itu mencoba berkata, "Kouki, aku—"

"Pergilah."

Sang pemuda berambut merah darah itu terdiam saat pemuda di depannya mengangkat wajahnya dan tersenyum. Senyuman paksa, tak salah lagi; pikir Akashi sambil menghela napas singkat.

"Aku tidak apa-apa disini sendirian. Aku 'kan suamimu, jadi harus bisa mengerti keadaan suaminya sendiri." ucapnya dengan nada hampir bergetar, menunduk lagi sebelum akhirnya diam sesaat.

Pandangan Akashi melunak, tangannya menepuk pelan kepala bersurai coklat itu dan berujar, "Aku hanya pergi untuk sementara. Bukan meninggalkanmu untuk selamanya. Jadi, jangan takut dan jadilah suami yang baik, menungguku disini di rumah."

Wajahnya ia dekatkan ke pemuda di depannya dan mencium kening, hidung pipi, telinga, dagu, dan bibir yang memerah merona ketika ia cium. Sungguh, ia tak ingin pergi—tapi tuntutan pekerjaan memanggilnya, dan ia tak bisa mengabaikannya.

"Aku harus pergi. Aku janji akan kembali secepatnya, setelah pekerjaan disana beres." Katanya sambil memeluk erat sang pemuda bermata coklat susu itu.

Furihata merasakan kedua airmatanya jatuh dan mulai terisak pelan. Tangannya ia lingkarkan di tubuh sang pemuda berambut merah darah.

Dengan menyembunyikan wajahnya yang menangis di dada sang suami, Furihata mencoba untuk tegar. Akashi mencoba untuk tegar juga.

Mereka berdua mengalami dilema.

Flashback ends


Mengingat itu, ia menghela napas dan menepuk-nepuk pelan pipinya. Setelah mengantar sang suami dari bandara, ia hanya bisa menatap kepergian sang terkasih dan kembali memenuhi tugasnya. Sebagai seorang suami yang baik dan selalu menunggu di rumah mereka yang besar.

Dan Furihata berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa ketika Akashi pulang;

Dia akan membukakan pintu dengan riang gembira—tanpa ada ragu dan raut wajah kesepian;

Dan menyambutnya dengan penuh cinta dan salam yang dihiasi senyum senang.

Selamat datang kembali


Halo semua. Ini Shinju. Lagi galau gegara WB dan nunggak update gegara stuck di cerita multichap saya. Maaf ya yang udah nunggu 'About Them'. Insya allah saya update setelah ini. Pikiran saya mandek bin macet sekarang ini dan cuma bisa nyampah pake fanfic ini.

Btw ini bingung mau dibikin oneshot atau mending twoshot atau multichap ya? Tapi ngerasa bersalah sama ceritaku yang lain *ngorek sampah*

Oh iya! Boleh minta review ato RnR juga ya~ Saya tunggu ^^ #ngibrit