.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : T semi M (for some gore)/AU/Typo(s)/OOC (maybe)/Hinata-centric/Multi hint/Ino as bad princess/Strong Hinata/Multi character/Contain gore
Main Pair : SasukexHinataxSasori
Another pair : Slight SakuraXSasori/Slight SakuraXNaruto/Slight NejiXMatsuri/Slight GaaraXMatsuri/Slight GaaraXSakura/Slight SaiXHinata
Genres : Supranatural/Romance/Action/Angst/Hurt-comfort
This Time, they should be got their happniness
For Hinata Lovers
By Devilish Grin
.
A Tale Between Light And Dark
-Prolog-
.
Satu tahun berlalu,
Konoha mengalami krisis selama beberapa bulan terakhir
Para iblis berdatangan, menyerang
Mereka mengambil energi dan jiwa manusia
Kejadian ini membuat kepolisian Konoha kerepotan
Hingga,
Mereka membentuk suatu pasukan khusus yang terdiri dari orang-orang spesial
Orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural
Sebagian dari orang ini merupakan para shaman juga orang yang memiliki six senses
Mereka adalah special forces yang tergabung dengan nama ANBU
Tugas mereka untuk membasmi para iblis yang bermunculan di kota Konoha
Sasuke dan kawan-kawan tergabung dalam pasukan ini.
Bisakah mereka mengatasi keadaan dan melindungi Konoha dari para iblis?
.
.
Fashion and Beauty Corporation, 18:00, waktu Konoha
Seorang gadis berkimono ungu gelap tengah berjalan di sepanjang lorong seorang diri di dalam gedung tersebut. Tiap langkahnya menarik perhatian semua orang yang dilewatinya. Penampilannya yang begitu misterius sekaligus anggun membuat daya tariknya semakin memikat.
Namun gerakan kedua kakinya berhenti tepat ketika ia berdiri di depan sebuah ruangan. Sepintas seulas senyum tipis terukir pada parasnya yang cantik. Kali ini kedua tangannya yang bergerak membuka pintu ruangan tersebut.
"Konbawa, Tsunade-san...," ucapnya dengan lembut, namun terlihat beribawa.
"Akhirnya kau datang juga, Hinata, atau perlu kutambahkan sebutan 'sama' untukmu?" Tsunade sempat tersenyum sedikit begtiu melihat gadis yang sudah ditunggunya tiba tepat waktu.
"Aku tidak terlalu peduli dengan formalitas," balas sang tamu dengan datar.
"Yah, baiklah. Kalau begitu silahkan duduk, Hinata." Wanita itu setengah menghela napas dan mempersilahkan tamunya untuk duduk.
Hinata tak banyak bicara, ia langsung duduk berhadapan dengan Tsunade. Sesaat ia melirik ke arah Shizune dan Aoba yang berdiri di belakang kiri dan kanan Tsunade dengan tatapan mengawasi.
"Apa aku tampak begitu mengerikan sampai kalian harus menatapku tegang seperti itu?" seulas seringai bermain pada wajah pucatnya, dan membuat Shizune serta Aoba tersentak.
"Kalian berdua tenanglah. Kita di sini sedang menawarkan kesepakatan padanya, jangan membuat suasana menjadi rumit." Tsunade mendesah gusar, mengerti sekali kalau kedua pekerjanya sedang ketakutan. Siapa yang tidak takut kalau harus dihadapkan langsung pada seorang ratu iblis. "Lebih baik kalian keluar," ucapnya memerintahkan Shizune dan Aoba untuk meninggalkannya di dalam ruangan bersama Hinata.
"Ta-tapi, Tsunade-san, bagaimana kalau nanti terjadi sesuatu pada anda?"
"Itu benar. Kami tidak mungkin meninggalkan anda di sini berdua saja dengan iblis itu."
Keduanya tampak enggan untuk pergi dari dalam ruangan. Mereka khawatir kalau Hinata akan melakukan sesuatu yang dapat mencelakai pimpinan mereka.
"Aku tidak apa-apa. Keluarlah."
Akhirnya Shizune dan Aoba keluar dari ruangan dengan bersunggut-sunggut, merasa terpaksa. Tapi, apa boleh buat? Melihat Tsunade mengamuk itu juga merupakan hal yang sangat mengerikan.
Keadaan hening sesaat. Tsunade masih melemparkan pandangan ke arah Hinata dengan takjub. Sungguh dia tak menyangka gadis pemalu, kikuk dan agak ceroboh itu adalah sang iblis bulan yang menguasai seluruh wilayah Konoha.
"Jadi, apa Tsunade-san bisa langsung bicara?" Suara lembut namun tegas dari Hinata menyadarkan Tsunade untuk kembali fokus kepada permasalahan yang sedang ingin ia bahas.
"Konoha sedang mengalami krisis, apa kau tahu itu?"
Hinata hanya terdiam dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Tsunade, sementara amber itu terus menatap ke arah dirinya, seolah tengah mengawasi tiap gerak-geriknya.
"Para iblis berkeliaran dan mencari mangsa di malam hari, membuat kota ini jadi tidak aman," jelasnya menceritakan kondisi yang sedang dihadapi oleh Konoha.
"Lalu, kau mencurigaiku?" tatapan lavender itu memicing tajam.
"Ah, tidak, tentu tidak." Tsunade tersenyum sesaat dan menyandarkan punggungnya ke sofa putih yang sedang ia duduki. "Aku hanya ingin meminta bantuan darimu, Hinata," ujarnya terus-terang.
"Bantuanku? Kau ingin aku mengamankan Konoha, apa begitu?" tanya Hinata ingin menegaskan bantuan apa yang diinginkan Tsunade darinya.
"Kami mendapatkan info kalau pasukan iblis akan menyerang kota malam ini untuk membebaskan semua iblis yang berhasil kami tangkap." Tsunade menggigit bibir bawahnya. Raut kecemasan begitu kentara pada parasnya yang masih terlihat cantik.
"Sebagai ketua perkumpulan shaman, sudah menjadi tugasku untuk melindungi kota, juga semua orang yang ada di Konoha. Segala cara akan kulakukan, sekalipun itu harus merendahkan diriku di hadapan iblis."
Hinata mau tak mau merasa kagum pada Tsunade dan dia sangat menghormati wanita itu. Posisi Tsunade dan dirinya tak jauh berbeda saat ini, karena dia juga memiliki kewajiban untuk melindungi para iblis yang berada di bawah pimpinannya.
"Aku akan membantu anda, Tsunade-san."
"Benarkah itu Hinata?"
Manik amber itu berbinar setelah mendengar perkataan Hinata. Tersirat sebuah harapan dari kedua sorot matanya.
"Aku juga ingin mencari tahu mengenai iblis-iblis pemberontak ini, karena telah mengacau di Konoha," jelasnya yang ingin menyelidiki mengenai kerusuhan ini juga.
"Kalau begitu, bayaran apa yang harus kuberikan pada Ratu iblis sepertimu, Hinata?" tanya Tsunade setengah menyindir sambil tersenyum. Entah berapa banyak jiwa yang harus dia berikan kalau Hinata menagih bayaran untuknya.
"Jangan khawatir. Aku akan mengambil bayaranku sendiri," balas gadis itu yang kemudian berdiri dari posisi duduknya. Sesaat ia terlihat menyeringai seram, membuat Tsunade merasa agak merinding dengan aura yang dikeluarkan gadis itu.
Perlahan-lahan tubuh gadis yang dibalut kimono ungu gelap itu menghilang dari hadapan Tsunade, hingga sosoknya benar-benar lenyap dan hanya menyisakan aroma lavender sepeninggalnya dari ruangan itu.
TBC
A/N : Belajar menulis dengan memasukkan unsur action dan mohon bimbingannya, masukan serta kritikan (saya belum mahir pada unsur action). Remake dari White sorceres and The Dark Knight. Akan lebih menggambarkan romance dua dunia yang berbeda. Dunia iblis dan dunia manusia. Saya akan lebih menitikberatkan perasaan Hinata dan Sasuke yang sama-sama mencintai dari dunia yang berbeda, tidak akan ada adegan mesra khas remaja di sini, tapi sebisa mungkin pada bagian-bagian tertentu saya akan membuat momen-momen tertentu.
Sebenarnya ini kelanjutan dari Only Doll Still Doll, tapi kalian bisa membaca ini tanpa harus membaca fic yang pertama. Anggap saja sebagai tebusan dari Sad ending pada Only Doll Still Doll.
Fic itu memliki dua sequel, Baby doll baby human (mengambil setting 3 tahun dari fic yang pertama dan setting dua tahun setelah A tale between dark and light) dan satu lagi, pada cerita A tale between dark dan light -cerita ini-yang mengambil setting 1 tahun dari cerita pertama. Akan ada satu mata raintai penghubung antara ketiganya. Tapi jangan khawatir kalian bisa membacanya secara terpisah (tidak harus membaca bagian yang lainnya, cerita masih dapat dimengerti).
Saya akan membuat akhir Happy ending di sini.
Hinata-centric alert! (semoga readers membaca bagian warning dan lain-lain di atas). Mungkin tokoh Sakura akan mengalami sedikit kelabilan dalam perasaannya.
