Title : My Handsome Nerd

Genre: Romance, Friendship

Rate: M

Cast : Wang Jackson

Mark Yi En

Jung Ilhoon

Lim Hyunsik

Kim Seok Jin

Kim Jiwoon

Pairing: Markson, HyunHoon (HoonSik), etc.

Warning : BoyxBoy! Rate M (not always sex) tapi di chap2 awal aku kasih rate T dulu hehehe:v, AU, cerita gak nyambung sama judul (kebiasaan author).


"Hyung, mianhae." Jinyoung berucap parau, menunduk tak berani menampakkan wajahnya yang saat ini tengah memerah menahan tangis.

"Kau… bagaimana?" sahut namja di depannya, Mark. Kekasih Jinyoung yang sudah 3 tahun ini bersama. Ia menatap prihatin namja manis yang amat ia sayangi ini. Namun Mark tidak bisa berbuat banyak, ia tidak dapat menahan perintah orangtua Jinyoung yang menginginkan kehidupan yang lebih baik untuk anaknya. Walaupun Mark bukanlah orang miskin dengan keterbatasan materi, tapi ia sadar tempatnya tidak lebih tinggi dari kedua orangtua kekasihnya ini.

"Nde?"

"Bagaimana? apa kau akan bahagia?" Mark memutuskan tidak ingin egois. Walaupun terdengar munafik, tapi ia bahagia jika Jinyoung bahagia. Biarlah Jinyoung yang lebih dulu mengecap kesenangan, sedangkan ia bisa menyusul nanti dengan sendirinya.

"Aku tidak tahu, tapi keluargaku pasti bahagia."

"Kau sangat ingin membahagiakan mereka, kan?" Mark mengangkat dagu Jinyoung, memperlihatkan wajah kesayangannya yang sudah tak dapat membendung airmatanya lagi. Mark tersenyum, "jadi aku pikir jawabannya sudah jelas"

"Hyung…"

"Aku baik, Jinyoung. Asal kau mau berjanji satu hal padaku."

"Apapun itu."

"Bahagialah." Ujarnya yang lebih terdengar seperti perintah diiringi ciuman mesra di bibir Jinyoung.

Ciuman perpisahan.

.

.

Setelah perpisahannya dengan Jinyoung, Mark memutuskan untuk tak lagi menghubungi Jinyoung. Lagipula setelah ikrar putus mereka, Jinyoung pergi ke Amerika untuk bertunangan dengan salah satu pewaris keluarga IM, Jaebum yang juga melanjutkan pendidikannya disana. Mark mengenal Jaebum yang notabennya adalah adik dari sahabatnya sejak sekolah dasar. Tapi karena kepintarannya Jaebum berada dua tingkat di atas Hyunsik dan Mark tidak akrab sama sekali dengannya.

.

1 tahun kemudian

.

Empat motor sport dengan warna merah, biru, putih dan Hijau masuk beriringan ke area CJI International School, salah satu sekolah elite yang berada di daerah Gangnam, tempat para orang menengah keatas biasanya tinggal. Memarkirkan motor mereka berurutan yang diiringi bisik bisik dari para murid yang lain. Tentu saja ini adalah salah satu pemandangan yang tak ingin mereka lewatkan, karena hari ini empat namja tampan ini dalam kondisi yang lengkap setelah dua di antaranya—Hyunsik dan Mark—baru saja selesai dari acara pertukaran pelajar selama 6 bulan di China dan liburan semester yang cukup memakan waktu.

Kini mereka berjalan bersama di koridor sekolah. Langkah kaki mereka bahkan terdengar jelas seperti sebuah melodi karena anak yang lain masih terpaku di tempat tanpa niat mangangkat kakinya barang selangkah saja.

Dipimpin Hyunsik, salah seorang anak pengusaha kaya raya yang menjadi kebanggaan para guru karena prestasinya baik di bidang akademik maupun non akademik. Namja tampan dengan eye smile ini adalah ketua dari eskul vocal yang beberapa kali sukses membawa grup vocal sekolah menjuarai berbagai lomba antar sekolah. Tapi tak seorangpun yang berani mendekatinya mengingat Hyunsik adalah kekasih dari anak kepala yayasan sekaligus penyumbang dana terbesar sekolah ini.

Di sampingnya ada Mark, pemuda keturunan Taiwan yang lahir di Amerika dan pindah ke Korea saat kelas 4 Sekolah Dasar. Mark yang saat itu hanya bisa berbahasa China dan Amerika hanya bisa akrab dengan Hyunsik yang juga menguasai bahasa China dengan baik. Namja dengan imej cool ini selalu menjadi idaman para gadis. Banyak yang berlomba menjadi kekasinya walau mereka tahu tidak akan bertahan lama mengingat Mark yang senang bergonta-ganti kekasih.

Di belakang Mark dan Hyunsik ada Bobby dan Jin. Bobby sang murid akselerasi pindahan Virginia yang tinggal seorang diri di salah satu apartemen elite, jadi jangan heran jika ia memanggil yang lain dengan sebutan hyung. Ia seorang rapper underground di Amerika yang charisma dan talentanya tidak di ragukan lagi. meski begitu, ia masih enggan bergabung dengan komunitas rapper yang ada di Korea, walau akhir-akhir ini ia sering mengunjungi acara-acara yang menampilkan para rapper Korea. Berbeda dengan Mark yang menarik perhatian para fansnya lewat gaya yang cool, Bobby justru terang-terangan menggoda siapapun yang ia anggap menarik untuk menjadikannya pacar atau hanya teman 'one night stand'.

Terakhir Jin, 'pangeran es peneduh hati' entah di dapat dari mana julukkan itu, Jin juga tidak mengetahuinya. Ia tidak terlalu mempermasalahkan selama itu tidak mengganggu atau mengusik kehidupannya. Tidak. Jin tidak peduli. Ia tidak peduli di saat semua orang memuji suaranya yang lembut yang dapat meneduhkan hati siapapun terkecuali hatinya. Karena ia masih sama. Hatinya masih dingin seperti es.

"Aku tidak suka di saat orang-orang menatap kita seperti dewa." Ujar Jin berdecak kesal yang di sabut kekehan dari para sahabatnya. Tatapannya tidak teralihkan sedikitpun pada objek lain, ia masih menatap lurus pada jalan koridor yang lenggang –kerena semua memberi jalan pada mereka- dan mengangkat dagunya angkuh.

"Kalau begitu, larilah sampai kelas." sahut Bobby.

"Itu justru membuat pandangan semua orang beralih padaku, bodoh."

"Ya! aku tidak bod- hei, siapa dia?"

Perkataan Bobby seketika beralih menjadi sebuah pertanyaan ketika matanya menangkap seseorang yang baru saja keluar dari mobil Jaguar berwarna hitam metallic dengan gaya yang tidak biasa. Bukan, buka gaya elegant seperti orang kaya, tapi justru terkesan aneh yang menimbulkan tawa seluruh penghuni sekolah yang ada.

Seragam yang di kenakan terlihat kebesaran dengan rambut klimis di belah dua dan kacamata besar bertengger di hidungnya. Untuk orang yang baru saja keluar dari salah satu mobil mewah rasanya… aneh. Orang kaya mana yang bergaya seperti itu?

Tidak hanya keempatnya, tapi semua murid yang berkumpul juga menatap meremehkan. Tapi namja yang menjadi pusat perhatian seolah tak peduli dan melenggang pergi. Menyisakan tanda tanya hampir sebagian besar murid di sana

"Jin, dia lebih cool darimu." Ucap Mark yang dibalas decihan kecil dari Jin.

"Sekolah kita tidak menerima beasiswa, kan?" tanya Bobby entah pada siapa.

"Kau pikir ini drama?" jawab Jin agak malas.

Mark mencoba mengabaikan, ia tertarik pada Hyunsik yang menautkan alisnya seakan mencoba mengingat sesuatu kemudian tersenyum licik. "Kau mengenalnya, Im?"

"Aku pikir… ya."

"Kau pikir?"

"Tidak penting." jawabnya kembali melanjutkan langkah disusul ketiga sahabatnya setelah saling menatap satu sama lain.

.

.

.

"Nama saya Wang Jackson. Pindahan dari Las Vegas. Salam kenal." Suara dengan logat mandarin yang khas membuat Mark yang sedang menatap keluar jendela di sampingnya mengalihkan pandangan.

Namja dengan gaya nerd yang tadi ia lihat ternyata masuk di kelasnya dan kini mulai menduduki kursi di sampingnya. Tempat mereka bukanlah tempat duduk berpasangan, melainkan duduk perorang dengan meja yang menyatu. Dapat Mark lihat ia melewati kaki kaki yang berusaha menjatukannya dengan tenang, benar-benar tak terusik sama sekali.

Ia tetap memperhatikan Jackson yang membuka buku pelajarannya dan menatap depan kelas dengan serius. "Sampai kapan kau memperhatikanku?" tanya Jackson, matanya melirik Mark sekilas.

Mark menaikkan sebelah alisnya bingung, ia menunjuk dirinya sendiri, "aku?"

"Hmmm." Jackson beralih menulis entah apa itu. Ia sejak tadi memang tidak memperhatikan sang guru, entah sejak kapan Jackson lebih menarik di matanya.

"Tidak boleh?" Tidak. Ini bukan Mark. Kalimat dengan gaya bicara genit menjijikan bukanlah style-nya. Tapi kali ini mulutnya terasa bergerak sendiri di luar kinerja otaknya.

"Tidak."

"Kenapa?"

"Aku terganggu."

"Ck. Sombong."

"Dilarang berbicara di kelasku!" suara tegas dengan intonasi cukup tinggi sukses mengalihkan perhatian Mark pada sang guru. Ia menunduk kemudian tersenyum canggung. Matanya melirik Jackson yang tetap tenang melihat ke depan seolah tidak ada yang terjadi. Mark berdecak lagi, berusaha fokus pada pelajaran hingga jam istirahat tiba walau tak pernah berhenti melirik Jackson dengan ekor matanya.

.

"Hei, Tuan!" sapa Bobby saat tiba di kelas Mark. Sang guru baru saja keluar dan tentu saja semua murid masih berada di dalam kelas memekik senang. Tak berlangsung lama karena Ilhoon menyusul di belakangnya berlari kecil menuju Jackson yang membuat pengisi tercengang. Bukan, bukan karena Ilhoon menatap mereka sinis atau mengatakan sesuatu dengan mulut pedasnya. Tapi Ilhoon dengan semangat tanpa beban mencium Jackson.

Di bibirnya.

.

.

.

-Mark POV-

Aku tidak mengerti peraasaan apa yang hinggap padaku saat Ilhoon dan Jackson berciuman panas di hadapanku. Rasanya aneh melihat kekasih sahabatku mencium seseorang yang baru aku kenal dan cukup menarik untukku. Bahkan kini Ilhoon dan Jackson berpangutan liar tanpa peduli kelas yang masih sangat ramai. Tidak hanya murid dari kelasku, tetapi kelas lain yang kebetulan lewat seketika menghentikan langkahnya menyaksikan aksi gila mereka. Tak sedikit pula yang mengabadikannya dalam sebuah video.

"Mereka gila." ungkap Bobby setelah sadar dari keterkejutannya.

"Dimana Hyunsik?" tanyaku mengalihkan pandangan dari mereka pada Bobby. Sejujurnya aku ingin sekali marah dan menjambak rambut Ilhoon untuk menjauh. Bagaimanapun, Hyunsik adalah sahabatku, aku tentu tidak rela ia di sakiti oleh siapapun.

Tanpa menunggu jawaban Bobby, Hyunsik dan Jin sudah berada di depan kelas. Jauh dari dugaanku yang mengira Hyunsik akan menarik Ilhoon dari anak baru itu, ia justru berjalan santai menghampiri mejaku yang tepat bersebelahan dengan Jackson.

-End Mark POV-

.

Hyunsik terseyum kecil memperhatikan Ilhoon yang terlihat sudah mulai kewalahan menghadapi pangutan Jackson. Ia tahu Ilhoon akan jengkel jika kalah dalam ciuman ini mengingat Ilhoon baru saja mengatakan padanya akan menjadi dominan di ciumannya dengan Jackson melalui chat Line. "Jackson, lepas."

Jackson melepas lumatannya pada Ilhoon kemudian menatap malas Hyunsik, berdecak kencang lalu mengusap pelan bibir Ilhoon yang agak terbuka untuk menetralkan nafasnya. "Ciumanmu lebih buruk dari kekasihmu."

Ilhoon seketika mengerutkan dahinya mendengar perkataan Jackson, "Kau berciuman dengan kekasihku?"

"Kau pikir apa yang di lakukannya dibelakangmu?" Jackson menyeringai kemudian melenggang pergi tanpa peduli tatapan mematikan Ilhoon yang di layangkan padanya dan Hyunsik secara bergantian. Sedangkan Hyunsik masih tetap dalam senyuman kecilnya seolah tak terganggu sama sekali.

"Kalian makanlah lebih dulu, aku akan menyusul." ucap Hyunsik yang tengah di tarik Ilhoon entah kemana.

"Kurasa anak baru itu menarik." Ujar Jin, ia berjalan mendaului kedua temannya menuju kantin sekolah. Mark mengikuti dengan pikiran yang entah masih berada di mana.

Jackson

Kenapa sekarang namanya terasa familiar untuk Mark?

.

.

.

TBC


Hai hai. Mian yang nunggu FF Line aku, aku lagi bikin ulang kok chapter2 yg ke hapus walau ujung2nya berakhir beda sama yg aku buat sebelumnya. Jadi ya... gitu wkwkwk

Sekalian pilihin cast buat Jin ya, antara V/Jungkook. Aku udah buat sih ffnya, tp masih labil. Yang kira2 mukanya lebih unyu, cocok jd pemalu2 gt, serasi juga sama Jin. Ya menurut aku sih antara 2 itu. Mungkin ada pendapat yg lain? Pm/review aja ya.

oh iya satu lagi cast buat Bobby. Mending Hanbin/Donghyuk?

Dah segitu aja wkwkwk