Say I Love You

Disclaimer: Sorachi Hideaki

Waring: Ooc,Typo

.

.

.

.

.

.

.

Summary: Bagaimanakah usaha-usaha Okita Sougo supaya si China Musume mau mengakui perasaannya kepada Kapten divisi satu Shinsengumi ?

.

.

.

.

"Heeeee! Benar-benar hari yang sial, aru! Lihat siapa disana!"

Pada Sore musim semi yang indah, ketika dia seharusnya beristirahat dari pekerjaannya meskipun ia tidak diperbolehkan, ia di ganggu oleh monster yang bersembunyi di dalam tubuh gadis berumur 17 tahun.

"Oi, kau dengar kuso Sadis!"

Kembali terdengar suara yang mengganggu tidur siangnya. Dengan malas ia membuka penutup matanya dan memandang gadis di depannya dengan datar.

"Kalau begitu pergi dari sini kalau kau tidak tahan melihatku."

"Eeeeh, sayang sekali tempat yang kau duduki itu adalah tempat ku." kata Kagura dengan angkuhnya.

Sougo hanya memandangnya dengan malas dan kembali memasang penutup matanya. Dan membuat gadis didepannya kesal.

"Oi, kau dengar aku! Pergilah dari situ konoyaro!"

Merasa terganggu ia pun menarik gadis itu sehingga duduk dipangkuannya dan membukan penutup matanya. Sontak saja muka Kagura memerah, ia pun mencoba bangkit tapi tangan sadis itu sudah menahan pinggangnya.

"Duduk manis dan tutuplah mulut mu," Kagura pun semakin kesal dan malu.

"Emang kau siapa! Lepaskan ak-"

"Diam atau ku tutup mulutmu." ujar Sougo dengan dingin.

"Konoyar-" umpatan Kagura terpotong oleh bibir lembut milik pria berumur 21 tahun tersebut.

Mata kagura pun terbelalak, ia mencoba menjauh tapi belakang kepalanya di tahan Sougo.

Mereka pun berciuman di bangku taman yang sering mereka jadikan bahan pertengkaran.

Awalnya hanya ciuman lembut yang dilakukan Sougo tapi kini telah berubah menjadi kecupan-kecupan panas. Untung saja taman itu tengah sepi dan Sougo pun bebas mencium gadis dipangkuannya ini. Dirasa persedian oksigen semakin sedikit ia pun mengakhiri ciumannya dengan Kagura. Ia memandang wajah memerah Kagura dan menjilat sisa saliva di ujung bibirnya.

"Nah, sekarang diamlah dan duduk dengan tenang kalo kau tak mau mengalaminya lagi."

PLAK!

Ia menampar pipi pria didepannya sambil menutup wajahnya sendiri. Melihat itu sontak saja membuat pangeran sadis itu menyeringai.

"Sadis baka! Baka! Baka!" Kagura pun berlari meninggalkan pangeran Sadis dari planet sadis itu dengan wajah yang memerah bagaikan saus tabasco.

Sougo pun menghela nafas dan berdiri mengikuti arah lari gadis Yato itu.

"Menyusahkan." gumamnya.

.

.

.

.

.

.

TAP!

TAP!

TAP!

BRAK!

Pintu masuk Yorozuya -pun terbuka dengan kasarnya yang membuat Gintoki dan Shinpachi terkejut.

"Ada apa Kagura-chan?"

Tanpa mendengar perkataan kacamata memakai manusia tersebut, ia langsung saja masuk ke kamar.

"Oi! Tunggu dulu bukankah itu kamar Gin-san? Kenapa dia masuk kamar Gin-san?" kata Gintoki sambil menunjuk pintu kamarnya.

"Bukan itu masalahnya Gin-san! Yang jadi pertanyaan adalah kenapa Kagura-chan pulang dengan wajah memerah? Dan kenapa aku dipanggil kacamata memakai manusia?! Dasar kau Author teme!" kata Shinpachi ber-Tsukomi ria.

"Oi! Kagura jangan macam-macam dengan Ketsuno Ana ku! Jangan membaca majalah porno ku!"

Karena dihiraukan Shinpachi pun semakin kesal.

"Apa cuma itu yang kau khawatirkan?! Apa kau tak khawatir dengan wajah Kagura-chan yang sangat merah?!"

"Huh? Aku tak mau mendengarkan kata-kata dari kacamata memakai manusia seperti mu."

"Ap-"

"Permisi Danna," kata seorang yang masuk ke ruang tamu dan memotong tsukomi Shinpachi.

"Ah, Soichiro-kun."

"Sougo desu."

"Ada apa kau kemari Sofa-kun?"

"Sougo, aku kemari karena China meninggal kan ku begitu saja saat sedang bebicara serius." kata Sougo dengan dingin.

"Eeeeeeh, bicara serius apa? Kenapa harus bicara serius dengan anak gadis Gin-san?! Kenapa tidak bicara serius dengan Megane disamping ku saja?!" kata Gintoki yang menatap mengerikan pria tampan didepannya.

"Jangan memanggil ku Megane! Emang apa yang kalian bicarakan, nee Okita-san?"

"Kami hanya berbicara tentang kami berdua yang akan melakukan s**."

BRAKKK!

Dalam hitungan satu detik setelah menyelesaikan perkataan nya. Wajah Kapten divisi satu Shinsengumi itu sudah mencium tanah.

"Apa maksud mu, aru?! Kita tak pernah bicara serius dengan mu apa lagi membicarakan S** dengan mu!" kata Kagura sambil menginjak-ginjak punggung pria itu.

"Apa kah itu benar Kagura/chan? Kau tak perah bicara serius tentang itu dengan Okita-kun/Yagami-kun!"

"S-Sougo-desu."

Kagura pun berhenti menginjak Sougo dan menatap ayah rambut keriting didepannya dan Sougo pun bangkit dengan tertatih-tatih.

"Aku tak pernah bebicara tentang itu dengan kuso Sadis ini Gin-chan! Semua itu bohong! Semua itu adalah kebohongan!"

"Oi, bukan kah bohong dan kebohongan itu sama! Kenapa kau mengulangi dua kali perkataanmu!"

"Benarkah? Syukurlah, Gin-san tidak mau anakku diapa-apain oleh Soichiro Yagami-kun."

"Okita Sougo desu."

"Cih, Kenapa kau disini Do-S sialan?! Apakah kau mengikutiku, aru?!"

"Kita belum menyelesaikan urusan kita China, karena kau langsung kabur saja setelah kejadian tadi."

"Eh? Nani ga? Nani ga?" kata Gintoki dengan hawa yang kurang bersahabat dari tubuhnya.

"Cih, kejadian apa?! Pergi sana!" kata Kagura dengan wajah memerah.

"Eeeh, kenapa wajah Kagura-chan memerah?!"

"Jangan pura-pura lupa China Musume, aku hanya ingin tau apa yang kau rasakan setelah kejadian tadi." kata Sougo sambil memandang mata biru laut milik Kagura.

"Ano, Gin-san? Sepertinya keberadaan kita dilupakan."

"Jangan berpikiran bodoh kau Shinpachi! Aku kan karakter utama, mana mungkin dilupakan! Kalo kau sih tak apa-apa." saut Gintoki sambil ngupil.

"Nani!" teriak Shinpachi.

"Aku tidak mersakan apapun, aru."

Kata Kagura lalu berjalan kearah kamar Gintoki tapi sebuah tangan mengemgam pergelangan tangannya.

"Jangan berbohong kepada perasaan mu sen-"

"Jangan sentuh aku, Boge!"

Teriak Kagura sambil menyeret Sougo dan melemparnya dari lantai dua.

"Okita-san, bertahanlah!" teriak Shinpachi sambil berlari menuruni tangga.

Kagura pun segera masuk rumah dan mengunci pintunya.

"Oi, sebenarnya ada kejadian apa kau dengan Sofa-kun?"

Tanya Gintoki saat melihat Kagura yang akan masuk kedalam lemari tempat tidurnya.

"Oi, Kagura kau dengar aku! Oi kagura!"

"Berisik! Dasar kau Tenpaa sialan aru!"

Urat kekesalan telah muncul dengan cantiknya di wajah Gintoki.

"Nani?! Coba katakan sekali lagi!"

Teriak Gintoki yang terdengar sampai luar rumah dan membuat Sougo dan Shinpachi memandang malas kelantai dua Snack Otose itu.

"Huft... Mereka sangat ribut," kata Shinpachi sambil menghela nafas dan membantu Sougo berdiri. "Kau tak apa, Okita-san?"

"Ah, Jaa ne Megane." balas Sougo sambil berlalu pergi.

"Tunggu! Ada yang ingin aku tanyakan dengan mu, Okita-san."

"Hm?"

"Ano, sebenarnya apa yang terjadi antara kau dan Kagura chan?" tanyanya dengan hati-hati.

"Tidak ada apa-apa, hanya untuk mengakui membuatnya perasaan yang sama denganku." kata Sougo dengan pelan.

"Huh? Apa katanya aku tidak dengar? Perasaan? Perasaan sama-sama sadis dimaksudnya." gumam Shinpachi binggung sambil memandang punggung Sougo yang menjauh.

.

.

.

.

.

.

TO BE COTINUED/END?

(Tergantung Review)

.

.

.

.

.

.

.

Author's Note:

Hai, Stephanny si pendatang baru desu. semoga kalian suka dengan fic bikinan saya dan arigato sudah membacanya.

.

.

.

.

.

` Mind to Review?