Love Me Right
Cast :
Jung Heosok
Kim Taehyung
Jeon Jungkook
Park Jimin
Genre : Romance, angst, hurt/comfort.
Rate : T
Boys Love, Yaoi, Shounen ai, OOC, typo
.
.
.
Hana
Dul
Set
.
.
.
Happy reading
.
.
.
Malam telah tiba, waktu menunjukkan pukul 22.00 KST. Cuaca malam ini cukup dingin. Tak sedikit orang-orang yang lebih memilih untuk segera tidur bergelung dengan selimut tebal mereka hingga pagi menjelang. Terkecuali untuk seorang Kim Taehyung. Namja manis itu duduk sendirian di sofa sendirian. Di hadapannya terdapat TV yang masih menyala menampilkan 'Marriage contract', drama terbaru bulan ini yang dibintangi oleh UEE After School.
Taehyung melirik kearah jam yang berada diatas meja nakas samping sofa tempatnya duduk sekilas, namja manis itu sedang menunggu seseorang rupanya 'Hyung kemana ya ? mengapa lama sekali pulangnya. Apa pekerjaan dikantor masih banyak?' batin Taehyung menunggu suaminya cemas.
Matanya beralih pada sebuah foto pernikahan dirinya dengan Heosok sebulan yang lalu. Di foto itu Heosok memegang pinggang Taehyung dari belakang dengan kedua telapak tangannya. Wajahnya tampak seperti senyum dipaksakan, berbeda dengan Taehyung yang tersenyum tulus di foto itu. Taehyung menepis bayang-bayang buruk akan Heosok dari pikirannya. Diraihnya foto itu dan mengusap lembut pada foto Heosok yang sedang tersenyum kaku.
Tin tin…
Taehyung kembali meletakkan foto itu ke tempatnya semula saat mendengar suara mobil dari arah luar. Merapikan sedikit penampilannya lalu membukakan pintu untuk suaminya yang baru saja pulang.
Ceklek…
Heosok masuk kedalam rumahnya dan diberikan sambutan hangat serta senyuman manis oleh Taehyung. Biasanya seorang suami akan senang ketika menerima sambutan dari istri, namun tidak bagi Jung Heosok. Malah ia sangat membenci sosok yang sedang tersenyum dihadapannya kini.
"Hyung. Aku sudah menyiapkan air panas untukmu dan aku juga sudah menghidangkan…"
"Aku sudah makan diluar dan perlu kutekankan sekali lagi berhenti berlaku manis dihadapanku." Potong Heosok dingin. Heosok berjalan melewati Taehyung yang berdiri mematung didepan pintu.
Senyuman dibibir Taehyung menjadi redup saat mendengar jawaban dari Heosok. Matanya mulai memanas, namun ia manahannya. 'Hyung sampai kapan kau akan terus seperti. Sebenci itukah kau dengan diriku.'batin Taehyung dalam hati disertai air matanya yang jatuh membasahi pipinya.
.
Blam…
Heosok menghempaskan tubuhnya keranjang. Malam ini ia tidak tidur di kamarnya.. ani maksudnya kamar Heosok dan juga Taehyung. Mengingat itu saja membuat Heosok muak. Heosok tidur dikamar tamu, ia jarang… bahkan tidak pernah tidur bersama Taehyung sejak pernikahannya sebulan yang lalu dengan namja itu. Ia akan tidur dikamarnya ketika eomma, appa dan mertuanya menginap dirumah. Itupun juga mereka tidak seranjang.
Heosok memejamkan matanya sebentar dan beralih menatap langit-langit kamarnya. Otaknya kembali mengingat masa lalunya sebulan yang lalu. Dimana kenangan-kenangan manis bersama kekasihnya dulu, sebelum ia di paksa menikah dengan Taehyung.
"Kookie sayang dimana kau sekarang ? mengapa kau malah pergi meninggalkanku ?"
.
Seorang namja mungil sedang merapatkan mantelnya, Jeon Jungkook namanya. Dinginnya udara malam kota Seoul menyapa kulit halusnya. Ia melangkahkan kaki mungilnya menuju halte bus. Jam menunjukkan pukul 23.00 KST, seharusnya ia pulang pukul 21.30 KST, namun ia harus menutup dan membereskan kafe dahulu.
Suasana halte juga agak sepi. Hanya ada 2 atau 3 orang disana mengingat sekarang adalah waktu untuk beristirahat. Ia mendudukan dirinya di bangku halte. Tangannya ia masukkan kedalam saku mantel agar suhu tubuhnya tetap terjaga. Tak lama kemudian bus yang ditunggunya telah datang. Lelaki itu melangkahkan kakinya memasuki bus. Ia mengambil tempat di depan samping kanan. Suasana bus bisa dibilang cukup ramai malam ini, karena tak hanya dirinya saja yang pulang selarut ini.
Ia mengambil headphone di tasnya dan memasangkannya di telinga. Menghubungkannya keponsel miliknya lalu menyalakan musik kesukaannya. Ia menyadarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan mulai menikmati lagu yang mengalun menyapa telinganya.
Lima belas kemudian bus telah sampai di depan gedung apartemen. Sebenarnya apartemen ini bukanlah miliknya, tetapi milik sahabatnya. Awalnya ia tinggal di sebuah flat dekat kafe tempatnya bekerja. Namun sejak ia putus dengan Heosok sebulan yang lalu, ia memutuskan pindah dari situ, namun sahabatnya Park Jimin memintanya untuk tinggal bersamanya. Awalnya Jungkook menolak permintaan sahabatnya namun Jimin terus membujuknya dan akhirnya ia mau menerima. Tiga hari setelah pernikahan Heosok dengan lelaki yang diketahui olehnya bernama Kim Taehyung. Heosok masih terus mencarinya, ia membayar orang untuk mencari dirinya dan Jungkook mulai resah. Ia memalsukan kepindahannya agar Heosok tidak mencarinya terus, dan cara itu cukup berhasil. Sudah terhitung sebulan orang-orang suruhan Heosok tidak mendatangi kafe lagi. Tanpa Jungkook ketahui Heosok hampir gila karena terus mencarinya.
Jungkook menekan beberapa angka untuk membuka pintu apartemen.
Ceklek…
Hidungnya tak sengaja menghirup aroma yang membuat perutnya lapar dari arah dapur. Jungkook melepas sepatu nya berjalan menuju ruang tamu. Ia melepas earphonenya dan menghempaskan tasnya di sofa. Seorang lelaki tampan bersurai hitam berdiri dihadapannya dengan apron yang melekat ditubuhnya.
"hey apa kau sudah makan? Aku baru saja selesai memasak."
"Belum Hyung. Bagaimana kalau kita makan bersama."
Jimin mengangguk dan tersenyum. Jimin membalikkan badanya seraya melepas apron, diikuti dengan Jungkook yang berjalan dibelakangnya. Jungkook mengambil dua piring dan dua sendok di almari tempat penyimpaan alat-alat dapur lalu meletakkannya di meja makan yang terhidang nasi goreng Kimchi, sementara Jimin meletakkan apronnya di samping kulkas.
Jimin mendudukan dirinya dihadapan Jungkook dan mengambil nasi goreng kimchi di hadapannya, begitupun juga dengan Jungkook.
"Tumben sekali kau masak Hyung. Biasanya kau sehabis pulang kerja langsung pergi tidur."
"Ya tadi aku kebetulan pulang cepat. Aku sempat tidur tadi, tapi aku sangat lapar saat bangun tidur dan akhirnya aku membuat nasi goreng ini dan juga karena aku tidak menemukanmu jadi aku sekalian buat banyak." jelas Jimin.
"Oh.. bukankah kau tidak bisa memasak Hyung, tetapi mengapa nasi goreng Kimchi ini cukup enak." Tanya Jungkook heran, setahunya sahabatnya ini sangat buruk dalam hal memasak.
"Ya ! aku memang tidak bisa memasak. Tetapi aku bisa memasak makanan yang ringan-ringan saja dan inilah contonya."
Jungkook tertawa mendengar jawaban sahabatnya dan melanjutkan acara makannya. Jimin tersenyum kecil melihat Jungkook tertawa. Manis – itulah yang ada dipikiranya saat melihat Jungkook tersenyum. Jimin menyukai Jungkook sejak ia putus dengan kekasihnya enam bulan yang lalu. Jungkook selalu menjadi tempatnya mencurahkan segala unek-uneknya dan Jungkook lah yang memberikan semangat kepada Jimin jika ia putus asa dan menyerah. Inilah yang menjadi alasan Jimin mennyuruh Jungkook untuk tinggal bersamanya. Ia ingin lebih dekat dan selalu melihat senyuman di wajah Jungkook. Saat mendengar Jungkook putus dengan kekasihnya hatinya merasa senang.
"Kau sendiri. Mengapa pulang selarut ini ?"
"Aku ? oh tadi itu temanku sakit dan tidak masuk kerja jadi aku yang menggantikannya menutup dan membereskan kafe."
"oh.."
Setelah itu mereka sibuk dengan makanan mereka masing-masing hingga piring mereka kosong.
"Hyung duluan saja. Biar aku yang memberskan semuanya."
"Aku saja. Kau masuklah duluan." Jimin meraih piring yang ada di hadapannya.
"Shireo…. Kau juga pasti lelah saat memasak jadi biar aku saja ya hyung…" Jungkook memamerkan Bbuing bbuing amatirannya di hadapannya Jimin. Orang-orang biasanya akan muntah melihat aegyo amatir Jungkook, tetapi itu semua tidak berlaku bagi Jimin.
Deg !
Jantugnya berdegup kencang saat ia melihat Jungkook aegyo di depannya. Mendadak ia menjadi salah tingkah.
"Baiklah. Aku kekamar dulu ne." ujar Jimin setenang mungkin untuk menutupi rasa gugupnya.
Jimin meninggalkan Jungkook yang sedang membereskan meja makan. Kakinya melangkah menuju kamar.
Blamm…
Jimin menyandarkan punggungnya di balik pintu dan memegang dadanya. 'ya tuhan sepertinya rasa suka ini mulai berubah menjadi rasa cinta. Semoga saja Jungkook memiliki rasa yang sama denganku'
.
"MWO ! aku tidak mau tahu pokoknya kalian harus bisa menemukannya atau kalian ku pecat."
Piip…
Heosok membanting ponselnya pelan di meja kerjanya. Ia memijit pelipisnya perlahan. 'dimana kau Kookie apa kau sudah melupakanku' batin Heosok furstasi.
Ceklek…
Heosok menoleh sekilas dan langsung membuang muka. Terlihat Namjoon, sepupunya melangkahkan kakinya santai memasuki ruangan Heosok. Tak lupa ia menutup pintunya karena jika tidak maka akan dipastikan bahwa kantor ini akan hancur.
"Hey dude. Sepertinya kau terlihat stress, bagaimana jika kita makan siang diluar sebentar. Aku tahu dimana kafe yang menyediakan kopi enak untuk menenangkan pikiranmu."
"Tidak terima kasih. Aku sedang tidak mood melakukan apa-apa sekarang." Jawab Heosok malas.
Namjoon terkekeh melihat tingkah sepupunya. "oh ayolah. Kau terlihat sangat kacau saat ini." Namjoon memperhatikan penampilan Heosok dari atas sampai bawah. Namjoon merasakan ponselnya bergetar, ia mengambil ponsel disaku jas kerjanya dan mengetik sesuatu.
Heosok terdiam sebentar sepertinya perkataan Namjoon ada benarnya juga, ia merasa membutuhkan segelas kafein untuk menenangkan pikirannya. Heosok menerima ajakan Namjoon. Heosok meraih kunci mobil dan berjalan menuju loby diikuti dengan Namjoon dibelakangnya.
SKIP
Mereka berdua telah sampai di kafe yang Namjoon bilang tadi. Seorang pelayan bername tag 'Oh Sehun' berjalan kearah dua pemuda yang duduk di dekat jendela seraya memberikan buku daftar menu.
"Silahkan tuan." Sehun melenggang pergi kemeja sebelah untuk mencatat beberapa pesanan.
Heosok dan Namjoon membolak balik buku menu tersebut. Heosok membuka ke halaman yang menampilkan berbagai macam kopi varian rasa. Pilihannya terjatuh pada…
"Pelayan.." Heosok memanggil pelayan yang baru saja selesai mencatat pesanan di meja dekat kasir. Sehun menghampiri Heosok dan menyiapkan pulpen serta notes miliknya.
"Aku pesan Cappucino coffe satu, hey kau ingin pesan apa ? sudah cepat jangan lama-lama, waktu makan siang sebentar lagi akan habis." Tukas Heosok pada Namjoon yang masih sibuk membolak balikan buku menunya.
"Aku pesan Chicken steak crispy 1 dan ice lemon tea 1" Sehun mencatat pesanan yang disebutkan Heosok dan Namjoon tadi.
"Ada lagi tuan ?"
"Tidak. Itu saja."
Sehun berlalu pergi kedapur dan menyerahkannya pada Kyungsoo, koki yang bekerja di kafe ini.
"Cappucino satu, chicken steak crispy satu dan ice lemon tea satu Hyung untuk meja nomor 06." Sehun menyodorkan kertas kearah Kyungsoo. Namja bermata bulat itu hanya menganggukan kepalanya dan mulai membuat pesanan.
Dua puluh menit kemudian pesanan telah siap. Kyungsoo memanggil Jungkook yang baru saja keluar dari ruang ganti pegawai.
"Jungkook ah."
Merasa namanya dipanggil Jungkook menoleh kearah dapur dan melihat Kyungsoo yang sedang meletakkan pesanan di meja samping kulkas.
"ne hyung."
"Cepat kau antarkan pesanan ini ke meja nomor 06."
Jungkook hanya mengangguk dan mengambil nampan berisi 2 minuman dan 1 makanan.
.
"Sudahlah lebih baik kau menyerah saja Seok ah, sepertinya ia sudah melupakanmu, lagipula kau juga sudah menikah." Ujar Namjoon santai.
Heosok menoleh dan menatap tajam Namjoon. "Tidak. Aku tidak akan menyerah sampai kapanpun. Aku akan terus mencarinya. Aku juga akan secepatnya menceraikan Taehyung dan menikah dengan Jungkook saat aku menemukannya"
Namjoon menghela napasnya kasar. Heosok mengalihkan tatapannya keluar jedela
"penyesalan akan selalu datang belakangnya. 'menoleh' lah sedikit ke istrimu atau kau akan menyesal Jung Heosok." Namjoon menatap sendu sepupunya. Semenjak ia putus dengan kekasihya dan menikah dengan Taehyung hidupnya menjadi kacau. Jarang pulang kerumah, merokok, pergi ke diskotik dan mabuk hampir setiap harinya. Namun Namjoon kagum pada Taehyung. Namja itu selalu sabar dan tulus mengurus, menolong, dan mencintai Heosok sepenuh hati.
Namjoon kembali mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu. Kegiatan mereka berdua berhenti setelah pelayan datang mengantar pesanan mereka.
"Tuan ini pesanan kalian. Maaf menunggu lama"
'suara itu'. Heosok menolehkan kepalanya cepat. Irisnya bertemu dengan iris pelayan yang mengantar pesanannya. Matanya membulat saat ia mengetahui pelayan tersebut adalah orang yang dicarinya selama ini.
.
.
.
.
.
.
TBC/DELETE
