deblueflame present

.

.

.

Xi Luhan, perempuan cantik ini sedang menari dengan lincah di atas es. Melakukan gerakan memutar, melompat, atau mungkin berputar di udara dengan gampangnya. Rambut cokelat karamelnya diikat ekor kuda dan bergerak seiring dengan pergerakan yang dilakukannya. Udara dingin pun tidak dihiraukannya. Dia tetap menari diatas es, tidak memperhatikan puluhan atau bahkan ratusan pasang mata memperhatikannya dengan kagum.

Ya. Dia pemain ice skating ulung. Badannya yang cukup tinggi dan langsing sangat mendukung untuk menjadi pemain ice skating. Tak jarang, Luhan memenangkan kompetisi ice skating tingkat nasional dan menduduki peringkat pertama. Dan itu selalu.

Luhan terus menggerakkan kakinya diatas es. Melakukan gerakan memutar layaknya pemain ballet selama beberapa saat. Rambutnya ikut bergerak, menambah kesan kerennya. Kedua tangannya bertautan dan direntangkan keatas dengan kedua mata yang menutup.

Sungguh menawan.

Beberapa detik kemudian, Luhan menghentikan gerakannya dan menurunkan kedua tangannya.

Dia mundur sedikit. Membungkuk 90 derajat, kedua tangannya tetap berada di samping pinggangnya. Dia mengangkat kaki kirinya dan—

.

WUSH

.

Dia melakukan gerakan memutar—di udara—2 kali dan dia pergi meninggalkan arena ice skating.

Yah, tidak ada yang tahu bahwa Luhan sedang kambuh

.

.

.

A fiction about HunHan

Relationship

.

.

.

Di sebuah kelas di universitas ternama di Seoul, seorang dosen tengah menyampaikan sesuatu, sepertinya itu membuat seluruh mahasiswa/mahasiswi di dalamnya berbisik-bisik tidak jelas.

"kali ini saya akan memberikan tugas. Tugas ini berkaitan tentang penyakit apa saja yang berada di rumah sakit. Jadi saya harap, kalian membentuk kelompok dengan masing-masing kelompok 4 orang" kata dosen perempuan itu dengan membenarkan kacamata nya.

Sehun melirik dosennya dengan malas, dan mengedarkan pandangannya ke teman-temannya yang sibuk mencari kelompok. Sebenarnya dia tidak usah susah-susah mencari teman satu kelompoknya. Sudah ada Kai, Tao, dan Sooyoung yang menjadi sahabatnya dari kecil dan mereka selalu bersama kapanpun dimanapun.

"ah, jadi tugas kita apa?" kata Sehun kepada dosennya, membuat sang dosen mengangguk dan menjelaskan "semua kelompok saya tugaskan melakukan observasi di rumah sakit-rumah sakit di Seoul. Kalian boleh keluar Seoul, tetapi jika terjadi sesuatu saya tidak bertanggung jawab.

Di rumah sakit itu kalian mencari jenis-jenis penyakit, cara penanganannya, obat-obatan, cara mencegahnya, cara merawat pasien jika dalam keadaan gawat darurat yang ada di rumah sakit itu. kalau bisa, setiap kelompok berbeda rumah sakit. Saya beri kalian waktu hanya 2 bulan. Tidak boleh lebih. Jika lebih, saya persilahkan anda semua untuk menulis semua penyakit di dunia beserta pengertiannya."

Sehun mendesah pelan dalam acara menulisnya. Sebanyak itukah yang harus digali saat observasi berlangsung? Inilah resikonya kuliah di fakultas kedokteran. Sungguh melelahkan.

"kelas berakhir sampai disini dulu. Annyeonghaseyo, yeorobun" sang dosen pun keluar kelas diikuti beberapa mahasiswa mahasiswi yang ingin pergi ke kantin untuk makan siang.

"hey hunnie" sapa seseorang dari belakang. Tidak usah menoleh dia sudah tau itu Sooyoung

"aku 1 kelompok bersama kalian. Tidak mau tau" celetuk Sehun sembari memasukkan buku-bukunya kedalam tasnya.

"haha tentu saja!" Kai merangkul Sehun dan mengajaknya ke kantin bersama Sooyoung dan Tao. "tadi kami mendapat ide untuk rumah sakit yang akan kita kunjungi" Tao berbicara saat berjalan beriringan ke kantin. Sehun terdiam, menunggu Tao menyelesaikan kalimatnya

"kita akan berkunjung ke rumah sakit jiwa yang berada di tengah kota"

.

.

.

Saranghae, Xi Luhan

.

.

.

Chanyeol melayangkan pukulannya ke pipi Sehun. Sudah berapa kali tinju Chanyeol mendarat di tubuh Sehun membuat Sehun penuh memar dan darah yang masih terus mengalir dari hidung dan sudut bibirnya.

Sehun membiarkan Chanyeol memukulnya. Dia mengerti. Sangat mengerti bahwa dalam masalah ini dia yang salah. Dia mementingkan dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan perasaannya ketimbang perasaan Chanyeol. Tetapi demi apapun, Sehun tidak tahu menahu tentang hubungan Luhan dan Chanyeol.

Luhan hanya mengatakan 'kau kembali. Kau kembali. Oh Tuhan, bahkan kau membawakan bunga untukku? Kau kekasih yang sangat perhatian padaku! Kau tahu seberapa besar aku merindukanmu?!'

Dia terpaksa meng-iya-kan perkataan Luhan, karena ada 2 alasan yang mengharuskannya meng-iya-kannya. Pertama, dokter Wu bilang kepada kelompoknya sebelumnya, bahwa siapapun yang membantah keinginannya atau mengusik kegiatannya, dia akan kehilangan kontrol yang bisa membunuh siapapun yang mengusiknya/membantahnya. Dia tidak ingin dibunuh. Dia tidak ingin sahabt-sahabatnya dibunuh dan mati sia-sia karena dibunuh oleh seorang penderita Skizofrenia tingkat 10. Dan yang kedua, Sehun mencintainya.

.

.

.

Don't miss it!