Me vs My Mom
Cast: Baekhyun,Luhan,Sehun,Chanyeol, etc.
Genre: Humor, Family, Friendship, a bit Sci-Fi
Warn: mengandung crack pair(walaupun sebenernya kagak), EYD yang kurang baik, cerita yang membingungkan, dan lain-lain.
Pair: Guess what (?)
"BAEKHYUN BANGUN"
"..."
"BANGUUUUUUUUUUUUUN!"
"NE EOMMA"
Percakapan seperti itu sudah terbiasa terjadi di pagi hari keluarga Byun. Sang ibu berteriak-teriak membangunkan sang anak, sedangkan anaknya malas bangun. Malah terkadang kalau ibunya sedang PMS sang anak bisa disiram. Ya begitulah pagi keluarga Byun.
"SIALLLL KENAPA INI JAM?! KENAPA GAK NYALA" Byun Baekhyun seorang lelaki tampan berumur 16 tahun itu mencak-mencak saat sadar kalau jam wekernya tidak berfungsi. Semalam ia telah mengatur agar jam itu membangunkannya tepat jam 5 pagi—karena pasalnya sekarang jam sudah menunjukan jam 6.30. Sebenarnya ia hendak lari pagi, supaya tambah manly—katanya.
"BERISIK! MENDING CEPET SANA MANDI" sang ibu teriak-teriak dari dapur lantai dasar (kamar Baekhyun di lantai 2).
"Bukannya bantuin, pagi-pagi gini malah teriak-teriak. Dasar ababil" protes sang ibu dalam hati. Sebenarnya seorang Byun Luhan tidak ingin teriak-teriak—terlebih lagi kepada anak semata wayangnya, tapi bagaimana lagi, Kalau di pagi hari Baekhyun memang 'rempong mode on' .
Setelah mendengar teriakan ibunya Baekhyun hanya misuh-misuh dalam hati karena bangun kesiangan. "Kalau begini kapan manlynya Baekhyun-ah" ucapnya dalam hati, sambil mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
15 menit kemudian ia keluar kamar mandi hanya memakai handuk di pinggang (au note: ini bukan ff yadong pls /digaplok). Lalu berjalan menuju lemari kayunya yang ada di sebelah meja riasnya. Ia mengambil celana dan kemeja yang di kantong sebelah kirinya terdapat bat sekolah tertulis 'SM High School'. Memakai dalaman, kemeja, celana, lalu ikat pinggang. Setelahnya ia berkaca di depan meja riasnya, menyisir rambut coklat halusnya lalu tersenyum manis. Setelah ia rasa sudah sempurna ia ambil tas biru tuanya, lalu memakai topi hitam kepunyaan Chanyeol—teman kecilnya, dan memakainya.
"Eomma... kenapa tidak membangunkanku jam 5?" ucap Baekhyun kepada ibunya saat ia sudah turun ke ruang makan. Lalu duduk dan minum jus strawberrynya.
"YAK! Kau tidak sadar apa, jam wekermu sudah berbunyi dari jam 5, dan itu membuat kuping eomma sakit. Lalu aku mengetuk pintumu selama kurang-lebih 10 menit, apa kau tidak sadar?!" ucap sang ibu. Kalau pagi Luhan memang jadi galak. Padahal Luhan aslinya ramah dan baik hati.
"..." Baekhyun hanya jawdrop saat menyadari betapa kebo dirinya.
"Maaf eomma..." ucap Baekhyun menyesal, karena sudah menuduh eommanya tidak membangunkannya.
"Ya... tidak apa-apa. Dan maaf juga ya eomma sudah berteriak padamu" ucap Luhan tersenyum kepadanya di depan meja makan.
"Jusnya dihabiskan. Rotinya jangan lupa dimakan. Lalu bawa bekalmu, ini untuk yang bla bla bla bla lalu bla bla bladan kau sudah bla bla bla bla bla bla bla kan Baekhyun? Bla bla bla" ucap Luhan panjang lebar tentang banyak hal. Bekal Baekhyun, tentang pelajaran, tentang baju olahraga Baekhyun—ya pokoknya segala macam.
Baekhyun yang mendengarnya hanya mengangguk-ngangguk sambil minum jus strawberrynya . Sebenarnya ia tidak mendengar apa yang ibunya bicarakan, tapi setidaknya ia menghargai ibunya yang sudah mengkhawatirkan dirinya. Walupun terkadang ia merasa seperti bayi, karena ini itu pasti di khawatirkan oleh ibunya. Contohnya saat kemarin ada ulang tahun temannya yang sampai malam, ia sudah di telpon duluan sebelum pestanya selesai. Kadang Baekhyun suka sebal, memangnya ia bayi apa, memangnya ia anak sd apa, memangnya dia yeoja apa. Padahal ia kan sudah 16 tahun, dan laki-laki tulen (au note: walau sebenarnya dipertanyakan /kabur/).
Luhan-pun masih nyerocos tentang banyak hal, sampai tiba-tiba bel rumah mereka berbunyi.
"Baekhyun buka pintunya" ucap sang ibu. Lalu tanpa disuruh dua kali Baekhyun yang saat itu sedang gabut-pun membuka pintu. Seperti dugaannya yang di depan pintu memang Park Chanyeol, dengan senyuman lebar(dan tampannya).
"Bek. Ayo berangkat" Chanyeol tersenyum sambil menunjukkan gigi putih bersinar s*nlightnya (dia gosok gigi pake sunglight). Sampai tiba-tiba terdengar suara 'brooook' seperti tabrakan motor, yang sebenarnya diyakini oleh Baekhyun adalah suara perut sang Park Chanyeol.
"Laper ya yol? Makan dulu aja sana" Baekhyun mempersilahkan Chanyeol masuk, sedangkan Chanyeol nyengir kuda sambil memberi pandangan kalau Baekhyun tahu saja dia sedang lapar.
Chanyol masuk ke rumah keluarga Baekhyun. Lalu ia tersenyum saat melihat Byun Luhan sedang mengupas mangga.
"Anyeong, pagi eomma... aku ikut makan ya" Chanyeol memberi salam kepada calon mertuanya itu (?).
"Hei, sudah berapa kali ku bilang. Jangan panggil eomma-ku dengan sebut eomma!"
"Memangnya kenapa? Aku kan calon menantunya, iya kan eomma?" Luhan hanya tersenyum sambil mengangguk setuju.
"APA-APAAN! MANA MAU AKU SAMA PERI RUMAH MACAM KAMU YODA!"
"Tak apa Baekhyun, eomma setuju kok, kalau kamu menikah dengan Chanyeol" ucap Luhan. Chanyeol tersenyum bangga, sedangkan Baekhyun berjawdrop ria.
"Cepat makan sana, nanti kita telat!" Baekhyun mengambil kotak bekalnya lalu memasukkannya ke dalam tas.
"Oke oke" ucap Chanyeol mengambil sepotong roti coklat, lalu mengunyahnya dan jalan keluar rumah.
"Baekhyun berangkat ya Eomma" Baekhyun mengikuti langkah Chanyeol.
"Eit... poppo.." ucap sang ibu.
"Eomma... Baekhyun sudah besar" Baekhyun hanya berjawdrop, tapi tetap saja habis itu ia mencium ummanya.
Setelah itu Baekhyun pergi ke sekolah dengan Chanyeol, memakai sepeda motor milik Chanyeol.
Saat di perjalanan mereka melewati jalan yang terkenal dengan kemacetannya, mau bagaimana lagi, karena jalan ini satu-satunya yang bisa mereka lewati untuk ke sekolah.
Saat sedang macet itu Baekhyun mengedarkan pandangannya. Ia melihat seorang pemuda berambut hitam sedang naik scooter. Ia terus memandangi pemuda itu, lalu tak sengaja melihat kemejanya yang ber-bat kan lambang sekolahnya. Sepertinya ia tidak pernah melihat pemuda seperti itu di sekolah, tapi wajah pemuda itu sangat familiar baginya. Ia semakin penasaran, tapi tiba-tiba motor Chanyeol berjalan.
Tak terasa mereka sudah sampai di sekolah, dengan menghabiskan waktu kira-kira setengah jam. Di sekolah sudah lumayan banyak siswa dan siswi berlalu lalang. Memang sekarang sudah jam 7.49 yang artinya kurang dari 15 menit lagi jam pelajaran pertama akan dimulai. Baekhyun pun buru-buru masuk ke kelas 1-B, sedangkan Chanyeol ke kelas 1-C. Baekhyun dan Chanyeol memang tidak sekelas, tetapi saat istirahat pertama dan istirahat makan siang Chanyeol pasti akan menempeli Baekhyun layaknya nasi dan teman dekatnya di kelas 1-B juga tidak sedikit, ada Kyungsoo, Chen, Sulli, dan masih banyak lagi.
Bel masuk pun berbunyi, tandanya jam pelajaran petama akan dimulai dalam 5 menit. Semua murid sudah bersiap dan merapihkan seragam, lalu Jongwoon-seosangnim sang guru fisika yang juga wali kelas 1-B masuk. Semua murid memberi salam, Jongwoon-seosangnim pun membalasnya.
"Ya, anak-anak. Hari ini kalian akan kedatangan murid baru dari Busan, namanya Oh Se Hun. Silahkan masuk Oh Se Hun-ssi." Lalu masuklah seorang pemuda bersurai hitam dengan tinggi diatas rata-rata. Baekhyun menatap pemuda yang tadi diperkenalkan oleh seosangnim bernama Oh Se Hun ini. Sepertinya ia pernah melihatnya, oh ya, ia melihatnya di jalan tadi. Tetapi Baekhyun juga merasa ada sesuatu yang janggal... kenapa rasanya pemuda ini sangat familiar dan kehadirannya membuatnya seperti... melepas rindu. Ia juga tidak tahu.
"Annyeonghaseo, Oh Se Hun imnida" ucap pemuda itu. Semua murid diam. Ada juga yang senyum-senyum sendiri, dan ada pula yang tak acuh.
"Sehun-ssi. Kau bisa duduk di sebelah Kyungsoo-ssi" ucap seosangnim sambil menunjuk kursi kosong di sebelah Do Kyung Soo. Lalu Oh Se Hun pun menuju tempat yang di sarankan seosangnim, yaitu di sebelah Do Kyung Soo—dengan kata lain tepat di belakang Baekhyun—sedangkan ekor mata Baekhyun mengikuti langkah Sehun.
"Annyeong, Baekhyun imnida, um.. Byun Baekhyun" ucap Baekhyun ramah saat Sehun duduk di samping Kyungsoo. Sehun menatap Baekhyun, tatapan yang sulit diartikan; seperti tatapan kaget, rindu, dan bahagia di waktu yang bersamaan.
"Oh Sehun imnida.." ucap Sehun lalu tersenyum, dan di saat Sehun tersenyum Baekhyun merasa... senang? Seperti melepas rasa rindu.
"Anak-anak, buka buku halaman 73" ucap Jongwoon seosangnim memecah keheningan.
Sekarang Chanyeol sedang bete setengah mati. Karena sedari tadi Baekhyun terus-terusan mengobrol dengan anak baru itu, Chanyeol lupa namanya. Yang pasti saat ia mengajak Baekhyun berbicara Baekhyun seakan tidak menyadari akan kehadirannya disana. Baekhyun asyik bercengkrama dengan anak baru itu. Chanyeol sebal...
"Baekhyun, aku ke kelas duluan" ucap Chanyeol dengan nada bete yang hanya dijawab anggukan tak acuh oleh Baekhyun. Duh rasanya Chanyeol ingin menjambak rambutnya sampai botak.
Baekhyun dan Sehun terus mengobrol, seakan lupa waktu dan tempat. Membicarakan banyak hal. Tapi dari kebanyakan topiknya adalah masa kecil dan keluarga Baekhyun.
"Siapa nama ibumu hyung?"
"Namanya Byun Luhan, ya sebelum menikah dengan appaku namanya Xi Luhan"
"Xi Luhan? Dia bukan orang korea?"
"Iya dia orang China. Tapi dulu appa dan eomma bertemu di korea saat sedang pameran teknologi 25 tahun yang lalu. Eomma-ku memang lebih tua beberapa tahun dari appa. Sekarang umur eommaku sudah 45 tahun tapi masih tetap cantik loh" jelas Baekhyun panjang lebar, dan Sehun mendengarkannya dengan seksama.
"Lalu, Park Chanyeol?" tanya Sehun.
"Oh... Chanyeol... dia teman masa kecilku sekaligus sahabat karibku. Walapun kadang menyebalkan tapi dia cukup menyenangkan sih, kepribadian kami hampir sama, jadi aku merasa nyaman di dekatnya" Baekhyun tanpa sadar tersenyum setelah menceritakan Chanyeol.
"Lalu appamu?"
"Oh.. Appa-ku jarang sekali pulang. Dia tinggal di Jerman untuk mengembangkan teknologi teleportasi. Tapi dia pulang setiap 3 tahun sekali. Pertama kali dia pergi ke Jerman saat aku berumur 9 tahun. Tapi setiap ulang tahun dan natal dia selalu mengirimkanku hadiah. Namanya Byun S-" bel masuk pun berbunyi, tandanya waktu istirahat sudah selesai dan waktunya mereka kembali ke kelas.
"Aku pulang... " teriaknya dari depan pintu. Pasti sehabis ini eommanya akan berteriak menyambutnya. Tapi... kok... sekarang sepi sekali ya?
"Eomma... eomma..." Baekyun mencari ibunya ke seantero rumah. Tapi tidak menemukan ibunya dimana-dimana.
Rasanya hampir ingin menangis, sampai ia ingat kalau ada satu ruangan yang belum ia datangi. Ruang kerja ayahnya yang di lantai 3...
"Eomma..." ucap Baekhyun sambil membuka pintu ruang kerja ayahnya. Di sana ada Luhan yang sedang mendekap foto berpigura merah marun, dan di dalam foto itu terpampang sebuah keluarga kecil. Dirinya, Baekhyun saat masih 7 tahun, dan seorang laki-laki berambut pirang.
"Oh... Baekhyun.. sudah pulang rupanya..." sambut Luhan tersenyum, walaupun di matanya terlihat ada bekas air mata.
"Eomma kenapa?" tanya Baekhyun memeluk ibunya.
"Tidak apa... eomma hanya rindu kepada appa-mu" ucap Luhan sekenanya. Ia memang sedang merindukan suaminya yang sudah beberapa tahun ini tidak kembali ke rumah. Mereka hanya berhubungan lewat telfon dan email.
Baekhyun memeluk ibunya untuk meredam rasa sedih ibunya, lalu ikut melihat foto itu. Di foto itu ia masih sangat kecil dan ia lupa kapan, ibunya masih sangat muda—walaupun sampai sekarang masih awet muda—lalu ayahnya... ia memperhatikan wajah ayahnya dengan seksama... rasanya ia pernah melihatnya, ya tentu saja ia pernah melihatnya karena dia adalah ayahnya. Tetapi bukan itu.. rasanya ayahnya sangat dekat.
"Ada apa Baekhyun? Kenapa melihat wajah ayahmu seperti itu?" tanya Luhan karena melihat wajah putranya mengkerut imut saat melihat wajah ayahnya.
"Ah... ani... mungkin Baekhyun lapar eomma..." memang Baekhyun sedang lapar sih. Mungkin ia berfikir seperti tadi karena efek lapar.
"Ah... kalau begitu ayo makan, eomma sudah buat cake strawberry"
"Eh.. Jeongmallayo eomma?" Baekhyun sumringah mendengar 'strawberry'.
"Iya... sekalian ajak calon menantu umma makan cakenya ya" goda Luhan. Lalu Baekhyun loading... ia tidak mengerti apa yang eommanya katakan. Menantu? Ia kan masih—oh iya mengerti...
"Menantu? Maksud eomma Chanyeol?" tanya Baekhyun. Tapi sejak kapan sih ummanya jadi benar-benar seperti merestui hubungan mereka begini.
"Eomma tidak bilang begitu" Luhan membereskan foto keluarga itu. Lalu turun. Dan tidak tahu mengapa setelah itu Baekhyun menelpon Chanyeol untuk makan cake bersama di rumahnya.
"Eomma... cake-mu enak sekali... juara pokoknya!" Chanyeol benar-benar menyukai cake buatan calon mertuanya ini.
"Terima kasih Chanyeol-ah" Luhan tersenyum senang atas pujian Chanyeol. Sementara Baekhyun hanya terdiam, khusyuk menikmati cakenya.
"Bagaimana cake eomma-mu menurutmu Bek?" tanya Chanyeol.
"Jangan ganggu! Kau menggangguku tahu?! Aku sedang menikmati ini" ucap Baekhyun serius. Inilah yang dinamakan 'ketemu nenek moyang' ucapnya dalam hati. Sedangkan Chanyeol hanya sweatdrop, lalu meneruskan acara makan cakenya.
"Ah... enak sekali eomma cakenya! Terima kasih, aku pulang ya" ucap Chanyeol setelah menghabiskan 4 piring cake (au note: itu demen apa laper bang -_-).
"Tunggu Chanyeol. Ini bawa untuk keluargamu ya. Kalau hanya eomma dan Baekhyun sih tidak akan habis" ucap Luhan, yang sebenarnya Chanyeol kurang percaya. Karena kalau menyangkut makanan—apalagi makanan kesukaan Baekhyun—pasti dengan tidak ragu lagi akan Baekhyun habiskan.
"Ah, ne... terima kasih eomma" ucap Chanyeol pamit dari sana. Lalu ia meilirik Baekhyun yang sedang menikmati cakenya sambil bengong (au note: bengong imut /.\). Sebenarnya Chanyeol kesal karena Baekhyun mengabaikannya, bahkan sejak tadi siang.
"Aku pulang dulu" Chanyeol menutup pintu rumah keluarga Byun.
"CHANYEOLLLL..." tiba-tiba seseorang berteriak. Lalu ia keluar rumah itu. Ternyata itu Baekhyun, dan Chanyeol senang bukan main! Ia ingin tersenyum tapi ia tahan dan membuat wajah dingin yang walaupun jatuhnya malah wajah derp.
"Apa?" tanya Chanyeol sok tak acuh.
"Kau marah karena tadi siang aku mendiamkanmu?" Baekhyun bertanya dengan muka imut. Chanyeol hanya berteriak-berteiak seperti om mesum di dalam hati.
"Iya." Ucap Chanyeol dengan singkat,padat,dan jelas.
"Ya... maafkan aku Chanyeol. Nanti ku pinjamkan kaset game pc baru deh!" bujuk Baekhyun.
"Gak mau."
"Terus maunya apa?" Baekhyun bertanya sambil memiringkan kepalanya (author mimisan).
"Poppo..." Chanyeol memonyong-monyongkan bibirnya.
"YA! SANA PULANG PULANG JANGAN PERNAH KEMBALI LAGI!" Baekhyun mengusir dan mendorong-mondorong Chanyeol. Chanyeol tertawa terbahak-bahak, lalu mendapat gebukan dari Baekhyun.
Terdengar ketokan pintu, dari luar sana. Luhan yang sudah selesai memasak tidak tega menyuruh Baekhyun membuka pintu. Karena Baekhyun sedang menikmati cake strawberry-nya. Lalu Luhan membuka pintu itu.
"Selamat pagi.." ucap pemuda di hadapannya ini. Ia yakin pemuda ini bukan Chanyeol, tetapi pemuda ini.. rasanya tidak asing untuknya. Sedangkan pemuda itu menatap Luhan diam, lalu tersenyum.
"Apakah anda Xi—maksud saya Byun Luhan?" tanya pemuda bersurai hitam tersebut. Lalu Baekhyun menatap kearah pemuda itu. Sehun... Baekhyun bingung kenapa bisa ada Sehun pagi-pagi di rumahnya dan bersikap sangat sopan kepada ibunya—karena kemarin Sehun sangat tidak sopan kepada Kangin seosangnim. Bahakan kemarin Sehun memanggil kakak kelas mereka tanpa embel-embel 'sunbae'—Baekhyun mendekati mereka sambil terbengong-bengong.
"Ya.. benar. Anda—" ucapan Luhan terhenti saat pemuda tersebut memeluknya. Luhan kaget, Baekhyun pun sama.
"Annyeonghaseo... Oh Sehun Imnida" ucap Sehun sambil memeluk Luhan. Luhan yang kaget hanya mematung, begitu juga Baekhyun.
"Aku teman sekelas Baekhyun. Apa ia tidak menceritakannya kepada anda?" tanya Sehun.
"Sehun-ah... sedang apa disini" tanya Chanyeol yang entah sejak kapan ada di belakang Sehun.
"K-kalian berdua.. ayo masuk.." Baekhyun menarik Sehun dan Chanyeol ke dalam rumah dan meninggalkan Luhan di depan pintu yang masih kebingungan.
"Eomma.. eomma... EOMMA" teriak Baekhyun.
"Y-ya? Iya iya" ucap Luhan lalu menutup pintu, walaupun ia masih kebingungan dan rasanya.. bedebar?
Baekhyun, Chanyeol, Sehun, dan Luhan memakan sarapannya—cake strawberry dan teh hangat—sambil sedikit bercengkrama. Walaupun sebenarnya yang berbicara adalah Baekhyun dan Chanyeol yang sedang membicarakan tentang kejadian kemarin yang membuat lengan Chanyeol biru-biru. Luhan? Luhan hanya teriam sambil membaca koran, dan Sehun sedari tadi tidak bisa melepaskan pandangannya dari Luhan. Luhan yang merasa terus menerus diperhatikanpun akhirnya risih juga. Ia melirik ke arah Sehun, dan mendapati pemuda itu sedang memperhatikannya. Sehun yang mendapat balasan tatapan dari Luhan pun tersenyum manis—kelewat manis malah—Luhan mengerutkan keningnya bingung lalu membaca korannya kembali.
"Jadi. Kapan kita berangkat?" ucap Sehun. Baekhyun yang tadinya sedang marah-merah dengan Chanyeol pun terdiam. Lalu menatap langit yang mendung. Ia rasa tidak mungkin pakai motor ataupun jalan kaki ke sekolah.
"Eomma antarkan kalian ke sekolah" setelah mendengar kata-kata Luhan hati Baekhyun menjadi lega. Ibunya memang sangat pandai membaca air mukanya.
"Motor Chanyeol dan Sehun di titipkan di sini saja ne? Nanti siang kalian pulang memakai bis" tawar Luhan.
"Oke eomma" ucap Chanyeol. Lalu Sehun melirik Chanyeol. Melirik dengan tatapan aneh. Chanyeol yang merasa ditatap aneh pun menatap Sehun balik.
"Ada apa Sehun? Kenapa kau menatapku aneh begitu?" tanya Chanyeol agak sedikit emosi.
"Kenapa orang ini memanggil anda dengan sebutan Eomma?" tanya Sehun kepada Luhan tanpa memperdulikan pertanyaan Chanyeol.
"Karena aku calon menantunya" jawab Chanyeol penuh kemenangan. Lalu Sehun menatapnya, dari ujung rambut sampai ujung kaki, sebentar menatap ekspersi Baekhyun yang kebingungan, lalu menatap Chanyol sambil mengernyitkan dahinya.
"Kalau begitu, aku juga boleh kan memanggilmu Eomma?" tanya Sehun kepada Luhan.
"N-ne.. tentu saja Sehun-ah" jawab Luhan sekenanya.
"Ya! Kenapa kau memanggil eomma, eomma juga?!" tanya Chanyeol agak sensi.
"Tidak ada alasan" jawab Sehun malas lalu mengedikkan bahunya. Dan setelah kejadian ini Chanyeol bersumpah untuk menjauhkan calon istrinya dari laki-laki tidak jelas bernama Oh Sehun ini (au note: kalian sama-sama gak jelas -_-).
Sementara Baekhyun dan Luhan hanya bertanya-bertanya dalam hati. Ada apa dengan kedua laki-laki tampan ini.
Luhan mengantar Baekhyun,Chanyeol,dan Sehun ke sekolah dengan mobil kodok merah muda tuanya. Menurutnya mobil kodok sangat klasik dan tidak kalah dengan mobil jaman sekarang, jadi sampai sekarang tetap ia pakai.
Luhan menyetir, Sehun duduk di sebelahnya, sedangkan Baekhyun dan Chanyeol duduk di kursi penumpang.
Benar saja. Pagi itu hujan pun turun. Hujan tidak hanya membuat kesusahan, tetapi juga membuat jalanan tambah macet. Baekhyun hanya bernyanyi sambil mendengarkan lagu di iPodnya, Chanyeol bermain game konsolnya, sementara Sehun? Apalagi kalau bukan memperhatikan Luhan.
Luhan mulai berfikir bahwa Sehun punya kelainan, kenapa sedari mata pemuda yang beda hampir 30 dengannya ini tidak lepas darinya. Dan sialnya ia juga berdebar. Padahal selama ini ia tidak pernah di buat berdebar dengan laki-laki manapun, kecuali suaminya.
Di saat macet itu Luhan hanya memperhatikan mobil-mobil di sekitarnya sambil menunggu mobil itu berjalan. Tetapi pandangan Sehun mengusiknya, lalu ia mentap Sehun balik. Dan ia berdebar, lebih keras dari sebelumnya, entah mengapa. Pipinya bersemu merah melihat senyuman Sehun dari dekat.
"Sangat.. tampan.." ucapnya dalam hati, sebelum sadar kalau mobil di depannya sudah berjalan.
Mereka menghabiskan waktu sekitar 50 menit di perjalanan. Saat sampai sekolahpun jam sudah menunjukkan waktu masuk. Dan saat mereka sampai di depan gerbang bel sudah berbunyi. Baekhyun langgsung mencium pipi ibunya sebelum keluar dari mobil dan membuka payung. Mereka bertiga turun dari mobil.
Luhan merasa lega karena Sehun sudah turun dari mobil. Entah kenapa, Sehun membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Dan entah kenapa juga Sehun mengingatkannya akan suaminya.
"Eomma.." ucap seseorang menyadarkan Luhan dari lamunannya. Ternyata itu sehun.
"Tas bekal makanku tertinggal" ucap Sehun tersenyum lalu mengambilnya. Luhan membalas tersenyum. Lalu tiba-tiba tanpa disangka Sehun mencium pipinya.
"Dah eomma.." setelahnya Sehun meninggalkannya dengan detak jantung tidak karuan...
TBC?
Review ya teman-teman. Semakin banyak Review semakin cepat update. Lap yuh.
Kalau ada yang kurang ataupun ada yang mau ditanyakan tinggal review/pm oke?
Thx semua /kecup manis/
