Kokoro no placard
By : Utsukushi Hana-chan
Rate : T
Genre : Romance
Warning : Au, ooc, typo's, no eyd dan lain-lain
.
.
.
DLDR
.
.
Di sana terlihat dirimu tertawa renyah dengan seorang gadis yang terlihat sangat menawan. Rambut pirangmu sesekali kau garuk untuk mengurangi rasa grogimu, sedangkan si gadis dengan rambut pendek bak bunga sakura yang bermerkaran hanya bisa tersenyum kecil. Sosok pangeran es tiba-tiba menghampiri kalian berdua dan ikut berbicara dengan kelian tapi itu hanya sebentar.
Bukan maksudku menguping siapa suruh si gadis itu berbicara dengan kencang apa lagi di dalam ruang kelas.
"Sudah dulu ya Naruto, aku ingin bersama Ino untuk memutuskan aku akan pakai-pakaian apa lusa saat kita pergi study tour."
"Ya Sakura-chan." Setelah itu aku hanya bisa duduk diam di tempat dudukku. Mataku tak sengaja melirikmu dan kau juga sama tengah melihat ke arahku namun kau langsung mengalihkan pandanganmu dan segera keluar dari dalam kelas.
"Aku terlalu malu."
.
.
Dan benar saja beberapa menit setelah itu guru mengumumkan bahwa akan di adakan study tour. Dan aku hanya bisa tersenyum kecil. Namun seketika senyumku luntur saat merasakan tarikan pada rambut indigoku.
"It..ittai." Seperti dugaanku saatku melihat ke belakang, Tenten tengah tersenyum ke arahku.
"Nanti sepulang sekolah kita ke Mall untuk membeli pakaian renang ya."
Beberapa jam kemudian bel pulang sekolah berbunyi. Aku menatap punggung tegap itu yang mulai menjauh. Sedangkan Tenten yang sedari tadi berada si sampingku terkikik geli.
"Kenapa kau tak ungkapkan saja?" Tanya Tenten membuat ku terlonjak kaget.
"A...apa maksudmu Tenten?" Aku menutup wajahku yang merona dengan telapak tanga. Jujur kenapa Tenten bisa mengetahui perasaanku pada Naruto.
"Kau menyukainyakan?" Selidik Tenten dengan wajah serius, aku menggeleng cepat.
"Aku tak menyukainya, sudah bukankah kau bilang ingin ke Mall? Ayo." Alihku agar Tenten tak memojokiku lagi dengan sederet pertanyaan tentang rasa sukaku.
Akhirnya aku dan Tenten pergi ke Mall yang jaraknya tak terlalu jauh dengan sekolah. Study tour akan di adakan di daerah pantai jadi mereka harus membeli baju renang. Manik lavenderku menatap baju-baju renang yang terpajang di toko dengan pandangan berbinar, ada satu yang menarik perhatian ku. Baju renang tak terlalu terbuka namun terkesan manis.
"Hey bagaimana kalau kau membeli ini Hinata?" Tanya Tenten menyodorkan pakaian renang yang 'sexy' ke arahku. Sontak aku menggeleng.
"Ugh.. Aku rasa aku tak akan membeli yang itu Tenten, itu terlalu terbuka dan harganya terlalu mahal." Tenten mengangguk kecil sambil tersenyum.
"Baiklah aku saja yang membelinya." Jawab Tenten sambil tertawa renyah.
Tapi sebelum pulang aku meminta untuk Tenten untuk mengantarnya membeli aksesoris. Tempat untuk membeli aksesoris masih berada di dalam Mall. Aku menatap sebuah kalung dengan bentuk kelopak bunga sakura. Sangat sederhana namun aku di sini tak untuk membeli kalung namun sebuah ikat rambut yang pas dengan pakaian renangku. Dan juga harga kalung itu terlalu mahal sedangkan uangku hanya untuk membeli ikat rambut.
"Hinata apa kau sudah mendapatkannya?" Tanya Tenten yang tiba-tiba datang.
"Sudah."
Akhirnya setelah berada di dalam Mall selama 1 jam akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Karena arah jalan pulang yang berbeda akhirnya kami berpisah di perempatan jalan dekat sekolah, aku sangat menikmati angin sore hari yang terasa sangat sejuk.
Pandanganku tiba-tiba teralih menatap laki-laki yang tiba-tiba melintas dengan mengayuh sepeda. Laki-laki berambut pirang, Naruto. Naruto terlihat sangat tampan saat aku melihat wajah sekilas Naruto. Ia mengayuh sepeda dengan berdiri, rambut pirang pendeknya tak terlihat berantakan walau tertepa angin yang nakal. Aku tersenyum melihatnya. Saat tadi ia melintas di hadapanku aku bisa mencium bau citrus yang sangat menenangkan.
[Hinata POV OFF]
.
Kokoro no placard
.
.
Akhirnya hari yang di tunggu tiba, Hinata menatap pantulan dirinya di depan cermin. Apakah penampilannya terlihat sangat berlebihan dengan dress kuning di atas lutut dengan rambut yang di gerai. Apakah ia punya keberanian untuk pergi ke sekolah dengan pakaian seperti ini? Ah rasanya ia sangat malu.
Ayahnya Hiashi mengantarnya sampai di depan sekolahnya. Di sana Tenten melambai-lambaikan tangannya ke arahnya dengan senyum manis.
"Hinata-chan." Tenten memeluk Hinata dengan erat.
"Tenten jangan memelukku aku malu."
"Baiklah-baiklah anakku." Tenten tertawa sedangkan Hinata tertawa kecil menanggapi candaan Tenten.
Gadis musim semi itu menatapnya dengan pandangan tak suka seakan ia melihat seorang yang akan mengalahkan kecantikannya.
"Lihat dia Ino." Ucapnya pada teman pirangnya.
"Ya aku lihat dia Sakura." Ucapnya sinis.
"Aku akan mengambil apa yang akan menjadi miliknya." Ucap gadis itu a.k.a Sakura.
"Ya aku pasti mendukungmu."
Akhirnya setelah semua murid di data mereka akhirnya di perbolehkan masuk ke dalam bis. Dan beberapa menit kemudian bispun berangkat menuju pantai.
Selama perjalanan Hinata terlihat sangat antusias. Teman-temannya bernyanyi dengan semangat apa lagi si Rock Lee, dia salah satu murid yang selalu bersemangat.
Sedangkan Naruto yang sesekali menyita perhatian Hinata hanya tertidur sambil mendengarkan musik di aerphonenya.
"Hey sepertinya duo iri itu selalu melihat ke arah kita." Bisik Tenten.
"Tak baik mengatakan itu Tenten," Ucap Hinata. Tenten mendesah kecil kemudian menepuk bahu Hinata.
"Hey tak semua yang kau anggap baik itu baik, lihat tatapan mata mereka." Hinata hanya mengangguk kecil.
"Ya semoga saja tidak."
.
.
3 jam perjalanan menuju pantai akhirnya sampai. Mereka sampai di pantai, namun di pantai itu berdiri vila besar yang bisa menampung mereka semua.
"Hey lihat gadis Hyuuga itu ternyata manis juga ya." Ucap Lee pada Naruto.
Naruto tersenyum kecil. "Kau telat menyadari itu Lee."
Naruto berjalan perlahan memasuki vila tersebut, di sana kamar laki-laki dan perempuan terpisah cukup jauh. Naruto memasuki kamar yang akan di tempatinya dengan ke-5 orang temannya.
Dari kamar sederhana ini Naruto bisa melihat laut yang luas dengan leluasa. Sesuatu berada di dalam saku jaketnya ia genggam dengan erat.
"Hey Naruto-kun." Suara Sakura. Tapi kenapa Sakura bisa berada di kamar khusu laki-laki? Begitulah kira-kira pikir Naruto.
"Ya Sakura-chan?" Tanya Naruto. Mata Naruto masih saja sibuk melihat luasnya laut tanpa memperdulikan Sakura yang sudah berada di sampingnya.
"Mau ke pantai bersama?" Tanya Sakura.
Naruto mengangguk kecil. Akhirnya mereka berdua pergi ke pantai. Pasir pantai yang putih terlihat berkilau di kala ombak kecil menerpanya. Sinar mentari siang yang cukup terik membuat Sakura mengeluh karena lupa memakai sun oil agar kulit putihnya tak terbakar matahari.
Naruto yang lelah mendengar ocehan Sakura segera melepas jaketnya dan memakaikannya pada Sakura.
"Begini lebih baik." Ucap Naruto.
Sakura tersenyum namun ada seringai di dalam senyum itu, namun senyumnya berubah menjadi raut heran saat ia tak sengaja memasuki tangannya ke dalam saku jaket tersebut.
Karena penasaran Sakura membukanya. Di dalam kotak persegi kecil itu Sakura membukanya dan menemukan sebuah kalung yang amat cantik namun belum sempat ia menganggumi itu lebih lama Naruto malam merebut kotak tersebut.
"Maaf tapi ini punyaku." Ucap Naruto.
"Huh baka. Apa kau akan mengenakan kalung untuk wanita itu? Untukku saja ya." Pinta Sakura.
"Maaf tapi ini untuk nenekku Tsunade." Ucap Naruto.
Sakura menatap Naruto dengan pandangan sedih kemudian ia berucap, "Baiklah."
Naruto mendesah kecil, ini yang ia tidak sukai berada di situasi seperti ini. Naruto menggenggam tangan kanan Sakura dan perlahan membuka genggaman tangan Sakura dan meletakan kotak yang berisi kalung tersebut di telapak tangan Sakura.
Naruto tersenyum. "Untukmu saja."
Sakura tersenyum lebar kemudian mengangguk dan langsung memeluk Naruto dan mengucapkan terimakasih. Hinata yang kebetulan sejak tadi berada tak jauh dari tempat Naruto dan Sakura hanya bisa menahan gejolak aneh, ia tak suka pemandangan seperti ini.
Sakura tak sengaja melihat ke belakang dan ia dapat melihat dengan jelas punggung Hinata yang semakin menjauh dari posisinya dan Naruto.
.
Ini merupakan study tour khusus kelas C. Hinata menatap semua teman-temannya yang mulai berenang atau sekedar berjemur. Tenten menghampiri Hinata dan berbisik pelan.
"Tidak, lebih baik aku berenang besok pagi saja."
"Ayolah kau tak maukan aku sendirian berenang." Pinta Tenten.
"Tidak Tenten." Hinata bangun dari duduknya kemudian pergi meninggalkan Tenten. Ia ingin menyendiri saat ini di dalam kamar.
Karena tak melihat jalan Hinata menabrak seseorang.
"Maaf." Hinata membungkuk tanda minta maaf.
Hinata mendongakan kepalanya dan dapat ia lihat dengan jelas lelaki pirang yang ia tabrak malah tersenyum kecil. "Tak apa."
"Se...sekali la...lagi maafkan aku." Hinata pergi dengan cepat dari hadapan Naruto dan Naruto hanya tersenyum kikuk melihatnya.
Setelah sampai di dalam kamar Hinata meruntuki dirinya yang menyapa Naruto saja dengan gagap begitu, keringat di tangannya terasa dingin. Cih dirinya seperti anak sekolah dasar saja masih bekeringat dingin saat merasakan grogi yang teramat, apa lagi berhadapan dengan orang yang ia sukai.
Langit yang berwarna biru berganti menjadi langit yang gelap di penuhi dengan bintang-bintang, Hinata mengeratkan jaketnya agar tak merasakan hawa dingin. Beruntung ia tak sekamar dengan Sakura dan Ino karena ia yang terlalu takut berhadapan langsung dengan mereka berdua.
Tente sudah tertidur sejak selesai makan malam tadi. Dan teman-teman sekamarnya sibuk bergosip. Hinata hanya berdiam diri di depan jendela kamarnya.
Besok pagi wali kelasnya akan mengajak pergi ke sebuah taman yang berisi bunga-bunga yang langka dan tumbuhan obat. Mungkin saja besok mereka akan di suruh untuk meneliti tentang bunga-bunga tersebut, terdengar membosankan memang bagi sebagian orang namun Hinata menyukai itu. Dan ia tak sabar untuk melihat bunga-bunga cantik tersebut.
.
.
.
TBC
AN : buat fic lagi tapi klw ini multhi dan bklan cpet end mungkin 3 atau 4 chpter. Untuk chap 1x emang masih pendek dan ini ide yg tiba" muncul pagi" dan langsung di ketik beberapa jam akhirnya selesai, dan untuk chap 2x akan secepatnya Kushi post.
Kritik dan sarannya ya ^^
