a/n: Halooo^^ Miss16Silent datang dengan story baru! Saya ingin berbagi story lagi dengan tema berbeda, bagi yang mau membaca silahkaaan dan tolong reviewnya ya^^. Semoga para readers senang dengan karya saya ini^^


Selamat membacaa ~^^~

Disclaimer :Kamichama Karin &Kamichama Karin chu© Koge Donbo

Warnings : AU,OC,OOC,miss typo, dll

.

.

.

~*Help me, Prince!*~


Disuatu kerajaan, lahirlah seorang anak perempuan berparas manis. Seluruh rakyat sangat senang dan berbangga hati dengan kelahiran putri pertama Raja dan Ratu mereka. Sebagai tanda penghormatan, mereka memberi hadiah kepada sang putri dengan besar harapan mereka kepada sang putri agar suatu hari kelak ia akan memimpin kerajaan ini. Yang paling membuat sang putri istimewa adalah kekuatannya yang BESAR untuk menjaga kerajaan mereka, dan kekuatan itu akan lebih kuat bila orang yang mempunyai kekuatan sepertinya berada di sisi sang putri. Sang putri dijuluki sebagai Dewi. Nama putri tersebut adalah Hanazono Karin.

Hanya orang tertentu yang memilik kekuatan seperti Karin, yaitu orang-orang yang merupakan keturunan dari kerajaan terkenal, salah satunya Karin, dan Karin mempunyai kekuatan paling besar atau inti di antara orang-orang sepertinya, terutama dalam kekuatan medis..

.

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Saat ini sang putri melewati masa-masa yang sulit, ia sudah dilatih menjadi putri yang kuat dan berwibawa yang dapat memimpin kerajaannya. Umur sang putri kini sudah 15 tahun, ia menjadi gadis manis dan ramah. Dikenal baik diseluruh penjuru kerajaannya.

.


[Karin Pov]

Namaku Hanazono Karin sebagai putri kerajaan Western. Umurku saat ini 15 tahun. Mungkin agar kalian tahu bagaimana keadaanku sekarang aku harus menjelaskan bagaimana penampilanku.

Aku memakai gaun berwarna merah muda sampai batas diatas lutut sedikit, berlukis bunga mawar merah, berlengan pendek, tali pita melingkar dipinggangku sampai dibelakangku membentuk pita, rambutku diikat 1 kebawah, di lengan atasku terdapat sebuah gelang emas dengan ukiran gambar lambang kerajaan kami. Itu menandakan bahwa aku seorang putri, aku tidak memakai mahkota karena mahkota hanya untuk Ratu dan Raja. Jadi yang menandakan sebagai seorang putri adalah gelang emas berukir lambang kerajaan kami. Dan satu lagi, aku mempunyai cincin yang selalu kupakai, karena kekuatanku dikendalikan oleh cincin ini. Cincin ini diberikan oleh Ratu (ibuku) pada saatku masih kecil.

Kerajaanku ini sudah berdiri sejak lama dan menjadi kerajaan terbaik ke-2 diantara kerajaan lain. Mengapa? Karena sebutan sebagai kerajaan terbaik pertama diberikan kepada Kerajaan Eastern.

Baiklah, hari ini Raja dan Ratu akan pergi sementara ke Kerjaan Eastern untuk mempererat kerja sama antar kerajaan. Tentu saja akulah yang harus mengurus pekerjaan yang mereka tinggalkan, sepertihalnya mengisi data kerajaan, melihat permintaan rakyat maupun surat lainya yang seperti itu. Memang benar aku sendiri yang mengurusi ini, namun selain itu untung saja ada partner atau guard pribadi yang setia mendukungku, mereka adalah Nishikiori Michi dan Miyon Yii.

Cukup penjelasannya sekarang kembali ke pekerjaan. Kini aku sedang terduduk di ruangan dimana tempatku bekerja. Disana banyak tumpukan buku yang harus kubaca dan kertas yang harus diberi tanda tanganku atau cap kerajaan. Semua itu adalah surat ataupun buku dari rakyatku. Dan aku harus membaca itu semua, lalu memerintahkan untuk melakukan sesuatu yang bijak. Sungguhlah sulit menjadi seorang putri..

Saat ini pun, aku sedang menggenggam surat terakhir yang ada dimeja dan tertuju padaku, dari―

Tok Tok Tok!

.

"Permisi Putri Karin, apa aku mengganggu?" terdengar suara Miyon di depan pintu ruanganku setelah beberapa ketukan yang ia lontarkan. Kulihat ia memakai pakaian khusus, sama dengan Michi. Ia memakai pakaian guard berwarna putih berhias garis hitam seperti gaun sampai diatas lutut. Hanya saja pakaiannya berlengan panjang dan dipinggangnya terdapat pedang (maksudnya memakai tali pengikat pinggang) , sebagai guard memang harus membawa pedang kemanapun. Aku segera melihatnya dan mempersilahkannya masuk. Meskipun kami teman dekat tapi tetap saja sikap kami harus menuruti peraturan di kerajaan.

"Apa kau sudah melakukan semua tugasmu?" tanya Miyon tersenyum. Sedangkan aku membalasnya hanya dengan menatapnya lelah. Miyon terkekeh saat melihatku seperti ini, lantas ia masuk dan menghampiriku yang masih menatapnya dengan malas.

"Baiklah baiklah, aku sudah tahu jawabanmu. Setelah ini kau ada waktu luang, Putri Karin. Kau bisa beranjak dari kursi panas itu," ujar Miyon sembari tersenyum hangat. Terkejut mendengar perkataannya, dengan refleks aku menggebrak meja yang berada di hadapanku ini sampai-sampai Miyon pun terkejutkan olehku. Dengan perasaan yang tidak bisa kuungkapkan lagi, aku tersenyum penuh arti. Lantas, aku menyimpan surat terakhir itu dan berjalan dengan sedikit melompat-lompat menuju pintu ruangan ini diikuti Miyon di belakangku terkekeh kembali.

'Akhirnya tugasku selesai~. Tapi surat itu belum kubaca.. Hmm kubaca setelah istirahat saja,' pikirku sejenak.

Akhirnya aku mendapat waktu luang dan biasanya kupakai untuk keluar dari istana. Kebetulan sekali aku bertemu dengan Michi. Ia memakai pakaian yang sama dengan Miyon, hanya saja memakai celana panjang. Aku pun dengan ceria menghampiri Michi yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri.

"Michi, apa tugasmu sudah selesai?" tanyaku dengan santai, menebarkan senyuman khas seorang putri padanya, dan itu membuat Michi tersenyum kecil.

"Putri Karin. Sudah semua kukerjakan, ada perlu apa?" tanya Michi menghampiri kami. Dengan reflek aku tersenyum licik saat itu, Miyon dan Michi hanya tersenyum paksa mengerti apa yang akan aku lakukan..

Karena sudah kebiasaanku bila aku keluar istana akan membuat Miyon dan Michi sedikit terepotkan oleh Putri yang selalu ingin mengetahui hal baru ini. Meskipun begitu, aku mempunyai alasan, itu karena aku ingin melihat keadaan rakyatku secara langsung dan mengunjungi beberapa toko disana. Tentunya ditemani dengan Miyon dan Michi. Sudah tugas mereka untuk berada di sisiku, apalagi pada saat keluar istana.

.

Sekarang kami sudah berada di luar istana dan sedang berkeliling kota ini. "Putri Karin, sebaiknya kita kembali secepatnya, karena Raja dan Ratu akan datang dalam waktu dekat. Sudah lagi Pangeran dan Putri Kerajaan Eastern akan datang bersama Raja dan Ratu."

Tunggu.. apa tadi Miyon berkata Pangeran dan Putri Kerajaan Eastern akan datang? Mereka tidak memberitahuku apa-apa! Saking terkejutnya aku berhenti mendadak sampai-sampai Miyon menabrakku dari belakang, "Aduh.." terdengar Miyon meringis kesakitan dibelakangku,

"Jangan-jangan anda belum tahu berita ini?" tanya Michi padaku. Aku hanya bisa menatap mereka dengan bingung. Berita apa?

"Seharusnya anda sudah tahu dari surat yang Raja dan Ratu kirimkan pada anda, Putri," ucap Miyon sambil menghela nafas dan memegang dahinya yang masih sakit karena menabrakku. Aku terdiam sejenak, perasaan tadi aku tidak membaca ada surat dari Raja dan Ratu.. Apa jangan-jangan surat terakhir tadi?

Tiba-tiba kulihat Michi dan Miyon menatapku dengan serius. "Baiklah akan kami jelaskan. Tujuan Raja dan Ratu pergi ke Kerajaan Eastern yang sebenarnya adalah untuk meminta bantuan," ucap Michi menjelaskan dengan serius. Aku pun mendengarkannya dengan baik-baik karena ia mengatakan kerajaanku meminta bantuan pada Kerajaan Eastern? Tapi untuk apa?

"Ada seseorang yang mengincar kerajaan kita, ia mempunyai sebuah perkumpulan yang terkenal dengan kejahatannya, Blackguard. Dahulu Kerajaan Eastern pernah berhadapan dengan Blackguard karena Blackguard mengincar kekuatan yang berada pada Ratu Kerajaan Eastern, tetapi Blackguard gagal. Karena Kerajaan Eastern tahu bagaimana cara menyerang mereka maka kerajaan kita meminta bantuan Kerajaan Eastern untuk menghadapi Blackguard itu." jelas Michi dengan panjang dan lebar. Aku tertarik pada saat mendengar nama perkumpulannya itu. Serasa aku pernah mendengarnya.

"Lalu sekarang apa yang mereka incar di kerajaan kita? Memangnya ada yang penting ya di kerajaan kita?" tanyaku dengan diberi penekanan pada kata penting. Tapi pada saat aku menanyakan hal itu, ekspresi mereka berubah drastis. Mereka seperti ragu untuk memberitahuku suatu hal. Namun akhirnya mereka angkat bicara.

"Tentu saja, karena yang mereka incar adalah

kekuatan anda, Putri Karin.."

Ohh..

"EHH?"

APA? Mereka.. mengincar kekuatanku? Tapi mengapa?

"Kemungkinan besar mereka akan menyerang istana dalam waktu dekat. Maka dari itu anda harus berhati-hati, Putri Karin. Kami diberi tugas untuk menjagamu dengan ketat," ucap Miyon. Aku sedikit terkejut mendengar kabar buruk ini, aku memalingkan wajah ke arah lain sembari berpikir, bagaimana bila mereka tiba-tiba menyerangku?

Tanpa sepengetahuanku, tiba-tiba saja Miyon dan Michi mengambil pedangnya masing-masing menyimpannya didepanku dan berlutut tanda penghormatan. Aku menatap mereka terkejut, lantas bertanya apa yang mereka lakukan sebenarnya.

"Jangan khawatir Putri Karin. Kami sebagai guard pribadi dan partner putri akan selalu melindungi anda," ucap mereka dengan serempak. Kata-kata itu sungguhlah sangat menyentuh hatiku, aku hanya bisa terdiam menatap kesetiaan mereka terhadapku. Setelah mendengar kata-kata mereka aku menjadi lebih percaya diri, aku harus kuat demi rakyatku. Aku tidak akan kalah dengan mereka, Blackguard.

"Baiklah, aku percaya pada kalian, kita bekerjasama. Mulai saat ini.. Aku akan lakukan yang terbaik untuk rakyatku..."

.

.

Aku sudah kembali dari kota dan bersiap untuk menyambut kedatangan Raja dan Ratu bersama Pangeran dan Putri Kerajaan Eastern. Aku sangat penasaran dengan mereka, mulai dari penampilannya, wajahnya, sampai sifat mereka aku sangat ingin tahu yang sebenarnya, karena aku belum pernah berkunjung ke Kerajaan Eastern sebelumnya. Tentu saja, aku sebagai Putri Kerajaan Western, tidak akan kalah oleh mereka, aku akan memperlihatkan bagaimana aku memimpin kerajaan ini.

"Apa anda sudah selesai Tuan Putri?" tanya Miyon di depan kamarku dan itu membuyarkanku dari pikiran yang terisi oleh semua hal bersangkutan dengan Putri dan Pangeran Kerajaan Eastern. Dengan segera aku keluar kamar dan menghampiri Miyon yang sudah menungguku sedari tadi.

"Aku sudah siap," jawabku dan berjalan menuju depan istana bersama Miyon dan disusul oleh Michi dibelakangku.

Teng! Tong! Teng! Tong! Lonceng kerajaan berbunyi menandakan tamu sudah datang. Aku berdiri tegap didepan istana menyambut mereka. Terlihat kereta kuda Raja dan Ratu, diikuti dengan para pengawal yang memakai kuda hitam, sedangkan dua kuda putih yang ada di samping kereta kuda Raja dan Ratu. Sepertinya yang menaiki kuda putih itu, tidak lain lagi adalah Putri dan Pangeran Kerajaan Eastern. Aku yakin itu pasti mereka.

"Hmm. Pangeran dan Putri Kerajaan Eastern. Mereka sudah terlihat seperti Raja dan Ratu yang berwibawa ya?" bisik Michi disebelahku. Saat itu pun aku mendecak kesal, sedikit tersindir. Namun dengan segera aku mengalihkan pikiranku itu dengan menyapa Putri dan Pangeran Kerajaan Eastern yang sudah turun dari kudanya.

"Pangeran Kujyo, Putri Kujyo. Selamat datang di Kerajaan Western," ucap Miyon dan Michi membungkuk pada mereka, mendahuluiku untuk menyambut mereka. Setelah itu, barulah aku maju dan menyapa mereka.

"Selamat datang Pangeran, Putri. Perkenalkan nama saya Hanazono Karin, Putri Kerajaan Western," ucapku memberi hormat pada mereka dengan sedikit membungkuk.

"Terimakasih, Putri. Ini pertama kali kita bertemu, benar? Saya Kujyo Kazune dan di sebelah saya Kujyo Himeka," sapa Pangeran Kujyo dengan bijak. Setelah melihatnya, kupikir, ternyata ia memang benar-benar berwibawa. Pakaian yang diapakainya adalah pakaian formal, pedang berada disampingnya sepertihalnya Michi dan Miyon. Dan yang kudengar tentang Pangeran Eastern ternyata benar, Pangeran Eastern itu tampan.

Setelah menyambut kedatangan mereka, kami mempersilahkannya masuk ke istana dan pergi ke ruang tamu kerajaan.

.

Aku, Raja, Ratu, Pangeran Kujyo dan Putri Kujyo sudah berkumpul di ruang tamu. Miyon dan Michi mendampingiku disisiku. Seperti rapat biasa, kami berbicara dengan formal, karena ini menyangkut kerja sama dengan kerajaan lain, Kerajaan Eastern. Kupikir, sepertinya pembicaraan ini akan memakan banyak waktu.

"Baiklah, langsung saja pada inti pembicaraan. Karena Blackguard sudah mulai bergerak,"

Pembicaraan yang cukup panjang sampai memakan waktu yang cukup lama juga. Inti dari pembicaraan kami adalah tentang bagaimana kerajaan kami harus berjaga-jaga bila ada serangan tiba-tiba dari Blackguard. Sampai akhirnya, pembicaraan ini selesai juga diakhiri dengan Ratu yang menutup pembicaraan ini.

"Cukup pembicaraan hari ini, kalian pasti lelah karena perjalan dari Kerajaan Eastern menuju kerajaan ini cukup jauh. Maka dari itu kalian dipersilahkan untuk beristirahat dahulu," ucap Ratu dengan senyuman khasnya. Pangeran Kujyo dan Putri Himeka sedikit membungkuk tanda terimakasih dan berjalan keluar ruangan ini di pandu oleh pegawai kami.

Aku masih diam di ruangan itu bersama Raja dan Ratu. Lantas merka menataoku dengan serius. Aku pun kembali menatap mereka serius.

"Karin, mulai sekarang kau harus bersikap baik terhadap mereka. Mereka akan tinggal disini sampai masalahnya selesai. Kau harus bekerjasama dengan Pangeran Kazune, karena ia yang memimpin pasukan kerajaan kita, untuk sementara," ucap Raja menjelaskan padaku. Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Lalu Putri Kujyo?" tanyaku pada mereka. Pada saat itu mereka hanya senyum-senyum tidak jelas. Kupikir sejenak, ada apa dengan orangtuaku ini?

"Karena Putri Himeka masih kecil, maka ia hanya bertugas untuk menemanimu disini selama masalah kerajaan belum selesai. Lagi pula dia gadis yang manis dan baik hati. Ia akan belajar menjadi seorang putri denganmu, Karin," Ratu menjelaskan padaku dan setelah itu aku hanya ber-oh ria.

.

.

Baiklah, sekarang waktunya untuk bersantai kembali. Aku sedang berada di taman istana. Seperti biasa, ditemani oleh Michi dan Miyon sembari menikmati teh hangat pada sore hari ini. Karena suasana sore ini sangat hening, akhirnya Miyon membuka pembicaraan.

"Putri, bagaimana menurutmu tentang Pangeran dan Putri Kujyo?" tanya Miyon secara tiba-tiba. Ia hanya tersenyum-senyum ke arahku dengan polosnya.

"Ya menurutku mereka orang yang baik. Lagi pula kami harus bekerjasama untuk menghadapi masalah ini, bukan?" jawabku singkat. Pada saat yang sama aku meneguk teh yang masih hangat ini. 'Hmm gulanya sangat pas~~' pikirku sejenak.

Lalu kami berbincang-bincang tentang Blackguard. Pada saat itu terdengar suara langkah kaki yang mendekati kami. Ternyata Putri Kujyo dan Pangeran Kujyo menghampiri kami. Aku langsung berdiri dari tempat duduk dan tersenyum pada mereka.

"Selamat sore Pangeran, Putri. Anda ingin bergabung?" tanyaku menawari mereka untuk bergabung dengan kami. Wajah Putri Kujyo langsung cerah dan berlari ke arahku, sedangkan Pangeran Kujyo mengikutinya dari belakang, tetapi yang aku lihat ekspresi wajahnya memperlihatkan rasa jengkel.

"Aku mau, Putri Karin! Boleh kan aku memanggilmu Putri Karin?" tanya Putri Kujyo sambil tersenyum. Manis sekali! Bila dilihat-lihat ia seperti boneka.

"Tentu saja Putri," jawabku membalas senyumannya. Lalu akhirnya kami menikmati teh hangat bersama. Beberapa lama kemudian, aku berniat untuk mengadakan komunikasi dengan Pangeran Kujyo.

.

"Pangeran Kujyo, aku-"

"Kazune, panggil saja Kazune," ucapnya dengan dingin dan sedikit ketus. Dengan sedikit terheran-heran dengan sikapnya, aku berpikir, ada apa dengannya ini? Bisakah ia bersikap lebih manis seperti Himeka? Dengan sedikit merasa jengkel, aku mengerutkan dahiku, dan itu pun karena aku merasa tidak diperhatikan olehnya sedari tadi.

"Ah baiklah Pangeran Kazune. Kau akan tinggal disini sampai masalah kami selesai, benar? Lalu bagaimana rencana yang akan kau laksanakan?" tanyaku dengan baik-baik dan melontarkan senyuman khasku, berusaha menyembunyikan kekesalan yang berada di hatiku ini. Namun respon yang ia berikan, ia hanya menatapku dingin tidak terpengaruh sama sekali dengan senyumanku tadi.

"Kau tidak perlu tahu, kau akan merepotkan bila masuk dalam rencanaku. Aku hanya melaksanakan tugasku untuk membantu menjaga kerajaan ini, bukan untuk dipasangkan denganmu," ucapnya dengan diberi penekanan pada saat ia berkata 'denganmu'.

'Ia pikir aku orang lemah, Hah? Kau jangan remehkan aku karena aku wanita!' Seandainya aku bisa bicara seperti ini terang-terangan padanya. Tapi aku harus menjaga sikapku karena bila tidak akan mencemari nama baik kerajaan.

Aku berusaha tersenyum, senyum paksa. "Baiklah, kalau begitu. Aku serahkan semua padamu Pangeran Kazune." ucapku dengan diberi penekanan pada kata terakhir. Saat itu aku beranjak dari bangku taman ini dan mendekati Kazune.

Aku berbisik pelan di sampingnya, "Asal kau tahu Pangeran Kazune. Aku bukan wanita yang mudah untuk diremehkan. Lihat saja nanti," bisikku dengan ketus dan berjalan meninggalkan mereka. Miyon dan Michi hanya melihatku dengan bingung.

Ternyata kepribadiannya berbeda dengan yang kubayangkan! Aku kira ia adalah orang yang murah senyum, tapi ternyata... salah semua! Tidak sesuai dengan tampangnya yang tampan itu!...

(Eh? Tampan?)

.


[Kazune Pov]

"Baiklah, kalau begitu. Aku serahkan semua padamu Pangeran Kazune," setelah ia menyelesaikan kata-katanya, ia tersenyum paksa, dan memberi penekanan pada kata 'Pangeran Kazune'. Dengan sedikit rasa jengkel di hati ini, aku pikir, apa ia ingin bertarung denganku dengan berkata seperti itu?

Lalu ia beranjak dan menghampiriku dengan senyuman palsu terpampang diwajahnya.

"Asal kau tahu Pangeran Kazune. Aku bukan wanita yang mudah untuk diremehkan. Lihat saja nanti," ucapnya dengan ketus. Kami saling bertatapan tajam, setajam silet bila bisa dibilang. Saat itu juga seperti ada percikan aliran listrik yang menghubungkan mata kami. Ctarr! Kilat pun datang.. (eh)

'Aku semakin menyesal menerima tugas ini, sangat sangat sangat menyesal!'

.

.

.

~Tbc~

Keep or delete?

Please Review or PM ~^^~