Alur (Re)

Pairing : Naruto U x Gak mudeng!

Rate M for Safe

Typo! Eyd agak kacau! Oc!Naruto! Harem?!What Harem?! Not harem harem klub ea kids!

Note ada dibawah, baca ea! Jangan cuma ceritanya biar gak banyak tanya!

.x.

Story Start!

.x.

"Aku... "

"... Tidak akan pernah kalah!"

Hembusan angin menerpa, mengibarkan rok seragam sekolah yang dikenakan Rias Gremory.

"Buchou..!" Hyoudou menggelepar, berusaha meraih tangan seseorang yang sudah mengisi otaknya selama beberapa hari belakangan.

"Rias, orang bijak dan bodoh itu beda tipis, kira kira hanya sebatas jarak antara telunjuk dan jari tengah ini." Raiser Phenex mengintruksikan jarinya, memberikan kode lewat kedua jari yang dia tunjukkan pada Rias.

Area replika dari Kuoh Academy menjadi saksi perjuangan Rias Gremory dalam menolak keputusan kakaknya yang merupakan pimpinan tertinggi ras Iblis. Menjodohkan dia sang pewaris Gremory dengan Raiser Phenex untuk memperbanyak ras iblis murni, tentu saja sebagai iblis juga perempuan terhormat dia menolaknya! Sumpah demi apapun, dia ini bukan hewan!

"Hyaaaahhhhhh!!!!!!!!!"

Bola destruktif melesat dan menghancurkan kepala raiser, namun sebatas itu saja dan tidak ada yang berubah. Darah Phenex yang memiliki re-generasi super membuat kepala yang telah musnah itu kembali muncul dalam beberapa detik saja.

"Kenapa? Kenapa?! KENAPA!?!!!?!?!!" Rias menyerang membabi buta, lemparan sihir penghancur yang dikenal sebagai kekuatan tak tertandingi dari Ruin Princess terlempar tidak beraturan. Raiser tertawa, tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada melihat seseorang yang keras kepala seperti Rias Gremory menjadi putus asa seperti ini.

"Siapapun!"

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku!"

"Siapapun! Issei! Kiba! Tolong aku!"

"Karena aku Adalah Phoenix yang abadi!!!"

Bledammmmmmmm!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Semua berhenti bernafas untuk sesaat, mereka semua terlarut dalam keterkejutan ketika bunyi ledakan keras tiba-tiba mengusik pertarungan.

Raiser menyipitkan matanya, dia sendiri tidak merasakan apapun sebelumnya. "Siapa kau?" Dia bertanya setelah seseorang yang dia kira tidak pernah masuk ke dalam daftar peserta pertandingan sekarang berdiri dengan luka sayatan dalam di perutnya dan juga sebuah jarum es menembus bahunya. Darah yang mengucur dari sana cukup banyak, tapi anehnya Raiser tidak melihat raut kesakitan dari wajah stoic itu. "Hahh, sial. baiklah, aku juga akan membereskanmu setelah Rias nanti." Sosok itu sedikit tertarik setelah Raiser bersuara.

"Siapa kau?" Pertanyaan yang sama terlontar dari belakang tubuhnya, membawa atensi nya beralih menatap sosok gadis berambut merah yang cukup mengingatkan dia dengan seseorang.

"Kau sendiri?" Suara baritonenya keluar, seiring dia yang menyentuh bongkahan es padat yang menembus bahunya, seketika itu pula jarum es tersebut mencair dan menyisakan lubang menganga di tubuhnya.

"Kau, bahumu?"

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

kali ini Rias melongo, begitu pula semua iblis yang melihat dari layar hologram. Dalam sekian milidetik, bahkan tidak ada yang mampu menyadari jika luka dari sosok misterius itu telah sembuh sepenuhnya! Apa dia juga klan Phenex?! tapi apa maksudnya dengan masuk ke dalam pertandingan ini?! tanya Rias membatin.

"Hey, aku bertanya padamu."

"A-ah~" Rias tersentak, suara yang cukup meninggi berhasil membuyarkan dirinya. "Aku Rias Gremory, pewaris klan Gremory." Ujar Rias memperkenalkan diri dengan masih menjaga sikap kebangsawanannya, yah walaupun pemuda itu sendiri malah aneh menatapnya.

Meskipun dia bersikap layaknya seorang putri tapi baju yang dikenakan perempuan berambut merah ini sangat berantakan, lagipula pakaian apa itu? dia belum pernah melihat sebelumnya.

"Hey kau, aku ingin bertanya kepadamu."

Mata hitam kelam itu berubah menatap ke depan, menarik alis mendengarkan sosok Raiser yang terlihat sedikit angkuh.

"dari tadi, aku tidak merasakan energi demonic dari dalam tubuhmu. Kau itu makluk apa?"

Iti pertanyaan yang sangat bodoh menurutnya, apa dengan kedua mata itu Raiser tidak dapat melihat makluk apa dirinya ini? ah~tunggu dulu, dia juga sempat merasa aneh, hanya saja udara disini kenapa terasa lebih berat?

"Aku... Manusia." Jawaban yang membuat semua penonton kembali terkejut, tak lupa sosok Rias Gremory yang menatap tidak percaya.

"Hahahhaahhaahhaah!"

Pemuda itu menarik alisnya bertanya melihat sosok Raiser yang tertawa lepas, dia tidak terlalu paham dengan apa yang ditertawakan pemuda itu. Tapi yang pasti tempat ini...

"Kau, bercanda kan? kau, manusia?!"

"Kenapa kau terlihat terkejut setelah mengetahui bahwa aku adalah manusia?"

"Kau mengatakan itu? sungguh? Baiklah, untuk menjawab pertanyaanmu dengan menunjukkan sesuatu!"

Batssssssssssssssssss!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sayap api berkobar hebat dan menciptakan hawa panas menusuk kulit, tawa angkuh menjadi bunyi lain yang dapat didengar selain deru angin yang tercipta akibat tekanan api milik Raiser.

"Kau ada di dunia iblis, tepatnya kau ada dineraka!"

-RE-

"Ini sudah melampaui batas Sirzech-sama. kita juga tidak tahu siapa sosok yang muncul di tengah-tengah arena itu."

"Dia sudah mengatakannya kan, Grafia? dia adalah manusia."

"Tidak ada manusia yang bisa bertahan dengan hawa di sini! apa anda tidak curiga dengannya? bisa saja dia adalah salah satu anggota dari organisasi itu."

Pria dengan setelan jas juga rambut berwarna merah darah sedikit menimang perkataan dari wanita disebelahnya, menggoyangkan gelas yang ia genggam sebelum menegak habis semua minuman yang ada di dalamnya. Sirzech Gremory hanya menampilkan sedikit senyum menenangkan. "Hanya organisasi bodohlah yang berani menyerangku secara terang-terangan seperti ini."

"Meskipun begitu, untuk berjaga-jaga ada baiknya kita harus mengeluarkannya dari arena. Saya yakin jika dia bukanlah makluk biasa, mengetahui fakta jika dia mampu masuk ke dalam pembatas yang saya ciptakan itu membuktikan bahwa dia berada di kelas High devil."

"Untuk sementara kita biarkan saja, lagipula sebagai petinggi keluarga Phenex aku juga penasaran dengan makluk ini. Setelah keadaan yang dikira akan memburuk, kita bisa memindahkan dia ke gerbang barat dimana tempat paling terlarang dengan tekanan udara yang sangat mematikan menggunakan sihir teleportasi." Seseorang dengan nada berat berbicara, Lord keluarga Phenex yang kebetulan berada disamping Sirzech mengangkat senyumnya, bahkan Grafia sendiri tidak terlalu mengerti mengapa seorang ayah seperti lord Phenex mampu membiarkan anaknya dalam bahaya begitu saja.

Awalnya memang pertunangan ini dibuat atas permintaan lord Phenex, duel ini pun sudah diatur oleh Sirzech untuk menambah pengalaman adiknya. Namun siapa sangka, mereka yang berfikir jika tim Rias akan menang karena diisi oleh bidak yang diyakini cukup kuat, malah berakhir mengenaskan akibat kesalahan dari pion itu sendiri.

Bisa dibilang kekalahan tim Rias sudah sangat jauh diluar dugaan mereka, namun dikarenakan ini adalah pertandingan resmi, jadi tidak ada siapapun yang berhak ikut campur kedalam pertandingan dari kedua belah pihak.

Sirzech sedikit tersenyum kecil melihat ke arah layar besar diruangan itu, "Kita hanya harus bilang bahwa ada pihak ke tiga yang sudah kupersiapkan untuk melawan Raiser, aku akan bertanggung jawab sepenuhnya soal ini, bukan begitu tuan Phenex?" Ujar Sirzech melirik ke arah pria disebelahnya.

"Anda benar, dan aku berharap anakku akan sedikit mengubah cara pandangnya terhadap orang lain." Tatapan seorang ayah yang cukup berharap terarah ke layar, ia pandangi wajah angkuh putranya yang terlihat amat puas setelah melancarkan serangan sihir berskala besar itu.

-RE-

Kepulan asap mengepul di area itu, angin yang perlahan berhembus mulai menghilangkan asap bekas serangan Raiser. Sosok pemuda yang hanya berdiri mematung ditengah areal ledakan berhasil mengejutkan Raiser. "Terasa seperti Katon tapi lebih kuat beberapa kali, hampir menyamai Amaterasu milik Itachi."

"Kau hebat juga bisa bertahan dari serangan apiku, tapi serangan selanjutnya tidak akan bisa kau tahan!"

Pemuda itu melirik ke arah Raiser yang kembali mengeluarkan sebuah lingkaran kuning bercahaya, itu cukup aneh mengingat dirinya baru melihat lingkaran seperti itu. Rasanya hampir mirip dengan sebuah Fuin namun lebih berwarna. Melihat bahwa Raiser kembali mengeluarkan serangan, pemuda itu mulai mengangkat kedua tangannya dan membentuk pola segitiga di depan dadanya, udara mulai tertarik masuk dan membuat dadanya terisi.

[Katon : Gokka Mekakkyu]

Bwossssssssshhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!

Api bertekanan tinggi bertubrukan, membentuk jilatan jilatan api yang semakin mendesak satu sama lain. Api miliknya semakin membesar setiap detiknya, membuat api milik Raiser semakin terdorong kebelakang sebelum menyapu bersih tubuh sang Phenex.

"Tch! Sial, bagaimana api seperti itu berhasil mengalahkan api abadi milikku?!" ujar Raiser kesal dan perlahan tubuhnya mulai pulih kembali.

"Itu hanya masalah besar chakra yang kumiliki."

Tidak ada dalam hitingan detik, sosok telah berpindah ke hadapan tubuh sang Phenex.

Raiser terpental beberapa kali, memantul di atas permukaan tanah sebelum berhenti dan menghancurkan salah satu replika bangunan. Rias yang melihat itu dibelakang hanya mampu membelalakkan matanya, bahkan dirinya yang termasuk ke dalam high class devil tidak bisa berkutik dihadapan Raiser. Tapi pemuda itu, bahkan hanya menendangnya saja mampu membuat Raiser terpental sangat jauh!

[Bijuudama]

Nginggggggggggggggg!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Energi biru muda dan hitam pekat berkumpul di udara dan mulai menyatu ketika pemuda itu mengangkat sebelah jarinya. Memadat, dan semakin memadat membentuk sebuah gumpalan sebesar kelereng.

"Ughhhh!"

Raiser melempar reruntuhan yang menindih tubuhnya, ia akan kembali berdiri namun tiba-tiba saja tubuh nya terasa menegang ketika tekanan berat ia rasakan. Mata kuning itu menatap kedepan, dan hal yang sangat membuat dirinya bergetar kembali menghantamnya.

"Renzoku Bijuudama!"

ngggggggggggggggggggg!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!;;

Energi sebesar kelereng itu melesat, dan terpencar menjadi partikel yang lebih kecil sebelum menghujani tempat Raiser terakhir terlihat. Ledakan beruntun menggetarkan arena, merobohkan habis semua replika bangunan disana.

"Kakak!!!!!!!" Revel Phenex berteriak histeris melihat ledakan yang menelan habis tubuh sang kakak, ia berlari namun segera dicegah oleh seorang wanita berambut ungu.

"Jangan gegabah Ravel-sama! disana sangat berbahaya!"

"Lepaskan aku! aku harus menyelamatkan kakak! aku masih punya 3 air mata Phoenix!"

"Saya mengerti, tapi ada baiknya kita menunggu dulu." Perempuan itu tahu jika saat ini ikut kedalam pertempuran itu sangat berbahaya, meskipun ia tahu jika mungkin tuannya butuh bantuan tapi, entah kenapa... ia merasa sangat ketakutan!

"Lepas!"

"Ravel-sama! Sial!"

"Ini sudah cukup Sirzech-sama!" Grafia memperingatkan pria berambut merah itu, dengan sedikit perasaan was-was memandang ke arah layar yang berfokus pada sosok misterius. Mengeluarkan energi sebesar itu dalam sekali waktu, dan juga efek yang diciptakan pun bukan main-main! Grafia khawatir jika makluk itu memanglah seorang mata-mata dan berniat menghabisi pewaris klan. "Aku akan memulai persiapan teleportasi!"

"Hentikan Grafia." cegah Sirzech yang tetap tenang, tidak ada yang tahu pasti apa yang tengah ia fikirkan. "Raiser tidak akan kalah semudah itu."

"Tapi Sirzech-sama..."

Sirzech menanggapi wanita itu dengan senyum tipis, baginya ini adalah kesepatan yang cukup langka melihat bagaimana seorang manusia biasa dapat memiliki kekuatan sehebat ini. Dia tahu jika beberapa manusia memang memiliki bakat tertentu tapi setelah melihat sendiri kejadian malam ini, dia bisa meyakini satu hal.

"Tekanan energinya bukan demonic, ataupun energi suci, tidak ada satupun yang cocok dengan energi yang pemuda iti keluarkan. Naga, ataupun ras lain, aku bisa menyimpulkan jika dia bukan berasal dari dimensi ini."

Itulah yang Sirzech kira, walaupun dia dapat merasakan tekanan negatif seperti milik ras iblis, namun tidak sedikitpun ada sihir terkandung didalam serangan pemuda itu. Semua murni energi dari dalam tubuhnya.

"Ini semakin menarik, benar begitu tuan Phenex?"

"Yah, sepertinya anakku juga akan kewalahan melawannya~ahhahahaha."

Kembali ke arena. Tatapannya terpaku memandang bekas ledakan yang dia ciptakan, tentunya dia cukup yakin jika serangannya tadi berhasil melumpuhkan Raiser. Lagipula dia tidak terlalu mengerti tentang apa yang dikatakan pemuda tadi. Iblis? begitulah yang dia dengar.

Pemuda tersebut berjalan pelan mendekati area ledakan, hanya beberapa langkah saja dan sebuah serangan bola api raksasa memaksanya melompat mundur jauh ke udara. Menapaki bekas reruntuhan dan menyipitkan matanya melihat sesuatu yang bercahaya di dalam kepulan asap. "Dia bertahan?" gumannya sedikit takjub. Serangan yang dia berikan harusnya sudah melukai fisik dari pemuda pengendali api tadi, tapi sepertinya dia agak sedikit meleset?

Pemuda itu segera melompat kembali, meliukkan tubuhnya diudara dan membiarkan sosok Raiser menerjang tempatnya berada tadi. Sekian milidetik sebelum dia benar-benar menapakkan kakinya ke tanah, sebuah semburan air bah ia muntahkan, "Suiton : Suijinheki!"

"Kau fikir bisa memadamkan apiku hanya dengan ini hah?!?" Amarah Raiser mencapai puncak, sebuah gelombang api besar menerjang diikuti beberapa lingkaran sihir yang terbentuk di depan tubuhnya. Bunyi 'Sssss' terdengar akibat benturan dua elemen bertolak belakang itu, asap kabut menutupi semua pandangan namun itu tidak lama karena Raiser kembali menciptakan ledakan api dan mengusir kabut segera.

"Dimana kau pengecut?!"

"Diatasmu. Aku cukup terkejut mengetahui kau memiliki ketahanan terhadap renzoku tapi dengan ini harusnya sudah cukup untuk membunuhmu." pemuda itu datang bersama bola hitam besar bercincin, suara seperti baling-baling jet menggema memekakkan telinga, bahkan Rias yang berada di dalam pelindung buatannya terpaksa menutup kedua telinga akibat bunyi yang sangat keras ini.

"Akan kuakhiri kau dengan apiku!"

"Itu, sia-sia [Meinton : Dai Rasenringgu]"

Dhuarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Kali ini ledakan lebih besar, bahkan Rias sendiri terpaksa menciptakan kubah beberapa lapis untuk menghadang efeknya. Area yang memang hancur karena pertempuran sebelumnya, kini kembali harus mengalami dampak yang lebih mengerikan. Semua bangunan hancur, terutama pada radius 20meter dari pusat ledakan.

Beberapa detik berlalu, dan dapat dilihat sosok Raiser yang tergeletak tanpa busana berada ditengah kawah yang cukup luas. Luka bakar disekujur tubuhnya membuat dia lumpuh sesaat, cukup aneh melihat sang maestro api kini malah mengalami luka bakar separah ini hingga dapat membuatnya lumpuh.

Sementara pemuda tadi menapak sempurna di pinggiran kawah, ia melompat dan berdiri beberapa meter disamping tubuh Raiser yang perlahan meregenerasi. "Rupanya kau mempunyai Regenerasi di atas rata-rata, tidak heran kau dapat menahan serangan renzoku bijuudama milikku. Tapi, semua berakhir ketika kau berani menghadapiku."

Gumpalan energi kembali terbentuk, lebih besar dari sebelumnya yang mengambil bentuk sekepalan tangan. "Untuk memastikan kau mati, aku akan menambahkan senjutsu kedalamnya." Dingin, mata hitam yang berubah semakin dingin dikala itu membuat Raiser bergetar dalam ketakutan, itu yang dia rasakan.

Dia tidak mau mati!

"Ja-jangan, ku-kumohon ma-maafkan aku."

"Percuma saja, aku ini... tidak pernah menarik apa yang aku katakan sebelumnya."

Energi yang kian memadat menggetarkan tanah yang dia pijaki, hal itupun sudah cukup untuk membuktikan seberapa besar efek yang akan didapatkan setelah serangan itu Raiser terima. Resiko besar adalah kematian yang harus ditanggung pewaris Phenex itu, dia tidak akan main-main terhadap apa yang dia katakan.

Ini mungkin terlalu berlebihan, namun beginilah dia hidup. Untuk terus berada diatas, dia harus memberi tahu pada semua orang siapa dirinya.

"Kumohon hentikan!"

Dia menghentikan proses pemadatan energinya dan memandang seorang gadis berambut nyeleneh berwarna pirang cerah. Tanpa menghilangkan chakra yang dia keluarkan, ia tatap mata biru gadis yang sekarang ini tengah merentangkan kedua tangannya seolah memberikan kode melindungi Raiser dari serangannya.

"Menyingkir."

"Tidak!"

Gadis itu berteriak keras!

"Sudah cukup! Kakakku sudah kalah! jangan menyerangnya lebih dari ini!"

Pemuda itu menaikkan alisnya terangkat ke atas dan mengarahkan pandangan bertanya kepada perempuan tersebut. "Kakak? Harusnya kau terlebih dahulu mengingatkan kakakmu jika ingin menunjukkan kesombongan nya pada orang lain."

"Aku tahu!"

perempuan itu menangis, mungkin saja perempuan ini adalah sosok yang cengeng atau dari kecil dia selalu mendapatkan kemanjaan. Dia tidak terlalu mengerti namun setelah dia mengedarkan chakra tadi, dia seperti berada di dalam sebuah pelindung yang cukup kuat. Dia menarik nafasnya dan mencoba memberikan sang gadis kesempatan, lagipula dia tidak ada masalah apapun dengan gadis ini.

"Jika kau bersikeras kau akan mati bersama kakakmu." Dia kembali mengompres energinya dan membentuk sempurna sebuah bola energi di hadapannya. "Ini adalah Kekkei Mora, Aku menambahkan semua unsur alam ke dalamnya, jika kau terkena sedikit saja serangan ini maka regenerasi sehebat apapun tidak akan berpengaruh padamu."

"Aku tidak peduli! Jika demi kakak, aku akan melakukan apapun! bahkan memberikan nyawaku!"

Keteguhan itu membuat Raiser mengepalkan tangannya, ia merasa malu. Selama ini yang ia cari adalah kedudukan dan kekuatan hingga melupakan sesuatu yang paling penting untuknya, "Ravel." Raiser bergumam dan mencoba berdiri dengan sisa tenaganya, sungguh serangan pertama pemuda itu sudah menguras energinya untuk difokuskan ke teknik regenerasi miliknya.

Kekuatan Phenex bukanlah kehidupan abadi maupun regenerasi tanpa batas. Phenex juga memiliki kelemahan dimana luka yang semakin parah akan semakin banyak menguras energinya untuk beregenerasi. Dan serangan pemuda di depannya itu sudah menghancurkan seluruh tubuhnya sebelumnnya, dimana dia menjadi memerlukan energi yang besar untuk memulihkan kondisi tubuhnya.

Namun saat ini dia tidak terlalu peduli, meski dengan kebanggaan sebagai Phenex ia akan membuang semuanya! dia, melupakan sesuatu yang lebih berharga daripada kebanggaan nya selama ini.

"Ravel... Minggir."

Merasa terpanggil, Perempuan pirang itu menilik kebelakang dan mendapati sang kakak mulai bangkit dengan susah payah!

"Aku adalah Phenex yang memiliki kebanggaan dengan itu, lagipula mana mungkin aku bisa berlindung dibalik punggungmu? kau bercanda, eh?"

"Kakak!"

Sementara melihat kedua saudara yang tengah bersikeras itu dengan pandangan kosong, rasa panas tiba-tiba menyerang kedua matanya. Energi yang sempat terkumpul itu akhirnya mengurai menjadi butiran partikel kecil di udara.

"Kepalaku!"

Dia tetap bertahan dengan meremat pelipisnya, akan tetapi itu tak kunjung jua mengurangi rasa sakit yang mulai menjalar ke seluruh tubuh nya. Pada saat terakhir yang dapat dia lakukan hanya membiarkan Chakra merah mulai mengambil alih tubuhnya.

.x.

Pemuda itu berbaring di sebuah ruangan yang luas dengan berbagai furniture mewah, beberapa kali dia mengeluarkan suara erangan sebelum kedua matanya perlahan membuka. Iris hitam kelam mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan yang ada di dalam kamar.

"Kepalaku, sangat berat." Ujarnya sedikit mengeluh setelah beberapa saat yang lalu merasakan sakit yang tak tertahankan. Otaknya mulai memproses apa yang terjadi dengan dirinya sebelum ini.

"Aku berada di medan perang dan berhasil mengambil inti sembilan biju-Agghhh, ini semakin sakit saat aku mencoba mengingat kembali kejadian yang terjadi. Benar juga!" Dia mengangkat sebelah tangannya ke depan dada dan mengeluarkan delapan cahaya biru yang berputar pelan di hadapannya. "Semua lengkap, Ichibi hingga Hachibi, lalu bagaimana dengan Kurama?"

Selanjutnya dia pejamkan mata dan mengambil posisi duduk bersila, konsentrasi ia pusatkan dan mulai memasuki alam bawah sadarnya.

Tes!

Tetesan air menyambut kedatangannya di dimensi dalam tubuhnya sendiri, seingatnya ini adalah tempat dimana Kurama dulu tersegel, namun setelah dia meyakinkan rubah itu tempat ini sudah dia ubah dengan sebuah Fuinjutsu, tapi mengapa fuinnya menghilang?

"Kurama?" Melihat siulet sosok monster raksasa diujung sana membuatnya segera berlari kesana. "Kurama?"

"'Hm?"

Seekor rubah raksasa membuka matanya, menampilkan iris merah darah dengan pupil horizontal menyeramkan, namun tidak seperti halnya orang normal yang akan ketakutan setelah melihat makhluk besar seperti sang rubah, pemuda itu malah sedikit tersenyum lega setelah melihat rubah itu membuka matanya.

"Kau membuat ku khawatir, aku tidak bisa mengingat terlalu banyak hal jadi kufikir kau juga mengalami hal yang sama."

"Tidak, aku masih mengingatnya. Kau lupa jika aku berada di dalam tubuhmu, jadi apa yang terjadi dengan fisikmu aku tidak akan terpengaruh." Rubah itu tetap melingkarkan tubuhnya dan kembali menutup matanya. "Mungkin itu efek perpindahan dimensi yang baru saja kita lakukan."

"pindah demensi? apa maksudmu kita tidak berada di negara elemental lagi?"

"Kita sudah berpindah tempat untuk menggagalkan bangkitnya Juubi dan juga Kaguya Ootsusuki seperti yang ditulis di dalam batu prasasti Uchiha."

Pemuda iti kembali berusaha mengingat apa yang dikatakan rubah itu, tapi sialnya kepalanya masih terlalu sakit untuk mencoba mengulang walau sedikit. "Sialan, disaat aku mencoba mengingatnya, aku semakin merasa sakit kepala."

Sang rubah melirik hostnya sejenak sebelum menghela nafas berat, "Tenanglah, itu hanya efek jangka pendeknya dan akan hilang seiring berjalannya waktu. Kau hanya perlu meditasi dan menyerap senjutsu untuk memulihkan kondisi fisikmu. Kau mungkin tidak ingat jika kau sudah menggunakan Fuinjutsu dan juga Jikkukan Ninjutsu untuk membuka portal waktu dan membawa pergi semua inti chakra para bijuu."

Kurama sedikit melirik saat merasakan suatu energi memasuki kamar yang hostnya tempati. "Kau pasti sudah dapat merasakannya kan? Mereka sudah empat kali mendatangi kamar ini untuk melihatmu, kau tahu aku cukup jengkel ketika mereka mencoba memasukkan sesuatu kedalam tubuhmu, rasanya seperti saat kau ingin memasukkan para ular itu untuk menggunakan senjutsu."

"Memasukkan? apa maksudmu Kurama?" Jelas saja dia tidak terlalu mengerti akan perkataan yang diucapkan oleh Kurama, karena sedari tadi ia tidak bisa melakukan apapun dan membiarkan Kurama mengambil alih tubuhnya.

"Entahlah, sebaiknya kau bertanya langsung, aku mau tidur." Kurama kembali membenamkan wajahnya kedalam dan membentuk sebuah bola raksasa dengan tubuhnya. Pemuda itu tidak protes akan Kurama yang terlihat seperti malas-malasan, karena dari tekanan chakra yang dapat dia rasakan sekarang seperti nya Kurama juga sedang kehabisan chakra.

Untuk sekarang dia akan mengurus sisanya.

"Aku sudah mencoba Semua Evil Pieces yang kumiliki, termasuk Evil pieces khusus yang kakak berikan, namun tubuhnya selalu menolak dan mengeluarkan energi destructif yang berat." Rias Gremory menatap sang kakak yang tengah memegang dagunya berfikir.

"Aku akan melihatnya langsung, apa ada yang unik dari keadaan ini ataukah memang dia tidak cocok dengan semua seri evil pieces yang kita miliki." Ujar Sirzech dan membuka kenop pintu kamar.

"Jelaskan apa yang kalian maksud dengan Evil Pieces dan juga mengapa kalian ingin memasukkan itu kedalam tubuhku, atau pedang Yuki ini yang akan menembus leher kalian!"

Rias terpaksa menelan ludahnya sendiri dimana dia dapat merasakan dengan jelas hawa dingin yang menyeruak dari dalam pedang biru yang sudah menembus kulitnya ini, sedangkan Sirzech hanya menampilkan raut wajah tenang walaupun sebuah pendar tipis juga tengah mengancam jiwanya.

"Anak muda, ada baiknya kau menurunkan pedangmu dulu dan bicarakan ini dengan penuh ketenangan. Atau kita bisa mengobrol di ruang makan."

Dia mendengus mendengar Sirzech yang mencoba menenangkan dirinya, namun dia akui jika ketenangan yang dimiliki laki-laki ini sangatlah berada di tingkat sempurna. Pemuda itu menurunkan pedang biru miliknya dan disaat bersamaan chakra yang berada ditangannya ikut mengurai. "Aku akui ketenanganmu sangat sempurna, kau bahkan tidak gugup sedikitpun ketika berada di bawah ancaman."

Sirzech terkekeh kecil, "Ketenangan adalah caraku menyelesaikan masalahku emm-"

"Panggil saja aku Naruto, Uchiha Naruto." Potong Naruto yang memperkenalkan dirinya, saat ini yang ia butuhkan bukanlah konflik, melainkan informasi tentang dunia ini dan bagaimana dia menghadapinya nanti. Walaupun itu terkesan sangat serius, untuk sekarang dia akan memasang kembali topeng yang dia miliki demi sebuah informasi, seperti dulu.

Naruto melirik Rias yang sedari tadi mengamati dirinya, ia ingat dengan perempuan setengah telanjang yang satu ini. "Kau ini yang kemarin bertarung dengan bocah api kan?" Tanyanya sedikit memastikan, karena kemari dia melihat perempuan ini berada di keadaan yang cukup buruk dimana semua pakaiannya hampir hancur dan menyisakan payudara yang terekspos. Dia bukannya merasa terangsang atau apa, hanya saja dia tidak habis fikir dengan bahan pakaian yang dipilih wanita ini saat bertarung, jika itu di negara elemental pasti gadis ini sudah mati sejak pertama bertemu musuh.

"Ya, namaku Gremory Rias, dan yang kemarin kulawan adalah Raiser Phenex, mantan tunangan ku." Ujar Rias sopan dengan kepala membungkuk saat menyebutkan nama.

"Oh, Lalu apa yang terjadi dengan si bocah api itu? terlebih lagi apa yang terjadi padaku hingga bisa sampai di tempat kalian ini?" Tanya Naruto memandang Rias dan Sirzech bergantian.

"kita bicarakan di ruang makan, kira sudah ditunggu oleh semua anggota keluarga."

Naruto hanya diam menanggapi datar perkataan Sirzech, tidak ada cara lain selain menuruti apa yang dikatakan lelaki ini. Sementara dia bisa hidup seperti ini dulu sebelum mengambil tindakan apa yang harus dia lakukan setelahnya.

"Yah, kebetulan sekali aku juga lapar."

-x-

-x-

-x-

Bersambung...

Note : Laptop gua di rebut imotou! Itu yang mau gua bilang, dan terpaksa nyalin semua dokumen ke hp gua. belum lagi harus copas ni story ke apk ff. itu ngeselin gan. But, karena ada beberapa orang yang mulai bawel :v... Gua upload nih versi Remakenya.

Secara garis besar cerita awak gak akan jauh beda, aslinya sih emang ini cuma copas doang dengan perbaikan kata demi kata :v, ga full Re-Write ea tong. capeklah gua :v.

Jalan cerita akan berbeda pada arc tengah dimana pertarungan Sirzech vs Naruto akan oe ubah menjadi 3 pimpinan fraksi vs Penerus chakra All bijuu.

Buat kekuatan, Naruto itu... yah..m emmm..op? gak lah, kekuatannya ada masa over dimana tidak dapat digunakan dalam waktu tertentu.

Semua chakra bijuu? ya, oe menempatkan semua chakra bijuu di dalam tangan si narto. bisa dibilang dalam keadaan full power dia akan memiliki kekuatan dewo. Ini buat ndukung dia ngadepin beberapa musuh over power di dunia dxd kek.Ophis maupun musuh utama nanti.

Ada beberapa upgrade power di kubu para iblis, misalnya dolo Jurggenaunt ato apalah itu punya Ise sama Vali bisa langsung dikalahkan Narto, nanti we buat beda. Abis gimana gan, oe lihat di story kemaren si narto op amat :v gaje lagi.

Mungkin sekian dolo dari oe ea gan, sampae jumpa di next chapter.

Thank's to Allah SWT

Story By Kuvukiland aka Pen name gua dulu apa gua lupa :v