"Pocong."
By Lee Thea.
VKook (GS), MinYoon (GS)
Bangtan Boys belong to God, BigHit Ent., and their family.
"Chim."
Jimin menoleh pada Taehyung yang tengah kalut dalam pikirannya.
"Pocong itu ada gak sih?"
Jimin mengangkat sebelah alisnya. "Apa? Kenapa? Tiba-tiba kau bertanya seperti itu?"
Taehyung menatap tembok putih di hadapannya. Jauh, sepertinya 10 kamar apartmen mampu ditembus oleh sorotan mata itu. Jimin telah terbiasa dengan pikiran abstrak Taehyung. Seringnya ia tak paham, harus berputar otaknya.
"Entah. Aku bukan indigo."
"Tapi Yoonji noona bisa kan?"
"Apa-apaan kau bawa-bawa namaku?" Min Yoonji, tambatan hati Jimin muncul dari dapur. Taehyung dan Jimin menoleh."Noona, apakah pocong itu ada?"
Tak ada jawaban sampai Yoonji menghampiri mereka dengan senampan nasi uduk. Dua pria di hadapannya segera menyambar makanan lezat itu. "Resep dari Seokjin noona." Celetuk Yoonji.
"Perlu kalian ingat, aku tidak murni indigo. Perempuan-perempuan dari garis ibuku punya kemampuan seperti ini. Mata batinnya akan terbuka pada usia tertentu. Kasus yang sering, seusiaku." Yoonji mengangkat satu kakinya ke atas sofa. Mengekspos paha putih mulusnya beserta sekelebat daleman warna putih dengan corak Kumamon, serasa makan di warteg. Jimin dan Taehyung mengalihkan pandangan pada nasi uduk mereka.
"Aku belum pernah lihat pocong." Yoonji mencomot kering tempe Jimin. "Karena setiap pocong yang akan dikubur, talinya akan dilepas." Dua pria bersahabat itu membulatkan mulut.
Yoonji mencomot dadar iris Taehyung, sekalian dengan sambalnya. "Lagipula, kenapa tak tanya Mingyu? Si malika kan pure jurig."
Di belahan bumi yang lain, tak jauh dari sana, seorang pria hitam seksi bersin sampai bau jigong.
"Tidak berani." Ucap Jimin. "Disana menyeramkan."
"Jeonghan?"
"Iya."
"Rambutnya sudah di potong. Kalian kesana saja."
Dua pria usia tanggung itu mengangguk. Yoonji menegak es jeruknya, sekalian dengan es jeruk Jimin. Kakinya yang satu ia posisikan sejajar dengan kaki satunya di sofa, dengan memberi jarak yang lumayan renggang. Memperjelas wajah kumamon yang bagai tersenyum penuh godaan.
Hayo... Lihat apa kau? Sebentar lagi imsak, belum apa-apa sudah nambah dosa.
Jimin dan Taehyung memerah wajahnya. Kenapa si Mrs. SWAG gak pakai celana saja sih? Itu daleman kemana-mana.
"Gue pamer daleman baru."
Oh. Oke.
"Kenapa sih, Tae? Kau tiba-tiba tanya seperti itu?" Tanya Jimin unjuk suara. Mahasiswa desain dengan senyum kotak menatap sohibnya.
"Semalam Kookie mengirimku gambar pocong."
Oh, perempuan iseng gebetan Taehyung.
"Aku takut..."
Buak!
"Aelah gitu aja takut." Tukas Yoonji usai melayangkan kotak empuk bernama bantal. "Baru gambar. Itu pocong asli ada dibelakangmu."
Taehyung dan Jimin menoleh panik.
"Tapi boong."
Astaga.
Kalau bukan cewek aja ya.
Kalau ga lebih tua aja ya.
Untung swag.
Untung cakep.
Untung sayang. (Yang ini Jimin yang bicara)
"Yasudahlah. Itu gak penting." Yoonji bangkit dari duduknya. Menyudahi asupan zina mata Jimin dan Taehyung. Ia melangkahkan kaki ke dapur, mengikat rambutnya untuk mencuci piring.
"Kalian tak usah takut." Ucapnya sebelum menghilang di balik dinding dapur. Menatap intens pacar beserta peliharaannya.
"Toh, kita semua akan jadi pocong dan sejenisnya nanti."
End
Terimakasih sudah membaca. Review adalah hadiah paling indah untuk author.
A/n : Halo, Lee Thea di sini.
Kali ini saya gak berminat buat cerita berat dulu. Sesekali santai, gak papa kan?
Saya ingin tahu mengenai keberadaan pocong itu sendiri. Bila ada reader yang berkenan untuk menyampaikan pendapat soal pocong, saya akan sangat berterimakasih. Terutama reader yang 'bisa lihat'.
Sekian dan terimakasih.
