Pairing : KanaFemZero
Rating : T (untuk saat ini)
A.N : Author terinspirasi dari hubungan kakak adik Itachi dan Sasuke, juga Hinata dan Hanabi, bagaimana jika Zero memiliki sifat keduanya seperti sifat Itachi yang akan melakukan apa saja untuk melindungi Sasuke, serta sifat Hinata yang lemah lembut dan menjadi panutan bagi Hanabi,plus penasaran juga jika Kaname memiliki saingan dalam permainan caturnya hehe
~Bab 1~
.
.
"lebih cepat Zero, kau pewaris Kiryu. Klan pemburu terbaik, kita tidak bisa memiliki seorang pewaris yang lemah" Takuya berteriak pada putri sulungnya Zero Kiryu.
"Baik, Otou-sama" Zero menjawab dengan patuh. Dia Zero Kiryu. Usianya 13 tahun putri sulung dan pewaris keluarga Kiryu, Klan pemburu vampire terkuat, hal yang paling berharga untuk Zero adalah adik perempuannya yang saat ini baru berusia 4 tahun.
"Baik, teruskan latihanmu . Pastikan kau tambah kecepatan dan keakuratanmu dalam menggunakan senjata. Nama Kiryu tergantung padamu, dan ayah harap kau tidak menjadi lembut karena adikmu yang lemah itu" Takuya berkata dan pergi meninggalkan Zero yang hanya menatap kosong pada Takuya.
"Hari ini aku tidak bisa bermain dengan onee-chan lagi" Ichiru berkata sambil melihat langit-langit kamarnya.
"Cklek" mendengar suara pintu terbuka, Ichiru menoleh untuk melihat siapa yang memasuki kamarnya.
"onee-chan!" melihat Zero yang memasuki kamar. Ichiru dengan semangat menyambut kakaknya dengan melemparkan dirinya kepelukan Zero.
"maaf ya Ichiru, apa nee-chan mengganggu tidurmu?" Zero bertanya sambil mengelus kepala Ichiru.
"tidak kok" Ichiru menjawab sambil mengeratkan pelukkan nya pada Zero.
"ne ne, onee-chan" Ichiru mendongak melihat ke mata Zero.
"Ya?" Zero menjawab sambil tersenyum sayang pada Ichiru.
"mari bermain vampire dan hunter, aku menunggu nee-chan. Nee-chan berjanji untuk bermain denganku hari ini kan" Ichiru berkata dengan semangat sambil melihat Zero penuh harap.
Zero yang melihat Ichiru melihatnya penuh harap hanya bisa tertawa.
"Baiklah" Zero berkata sambil tersenyum.
"Yatta!" mendengar jawaban Zero, Ichiru melepaskan pelukannya pada Zero dan melompat di sekitar. Zero yang melihat reaksi adiknya hanya tersenyum.
"Dor...Dor...Dor, jangan lari kau vampire" Ichiru berkata dengan semangat sambil berpura-pura menembak vampire dengan senjata mainannya. Zero yang melihat adiknya bermain dengan senyum di wajahnya juga ikut tersenyum.
Ichiru terus bermain berpura-pura menjadi hunter yang sedang berburu vampire. Merasa Zero tidak ikut bermain, Ichiru pun menoleh untuk melihat Zero, hanya untuk melihat Zero duduk tertidur bersandar dinding kamar Ichiru.
Ichiru pun mendekati Zero berniat membangunkannya, tapi berhenti begitu melihat Zero yang seperti kelelahan.
"nee-chan begitu cantik, begitu kuat, begitu baik. Ichiru ingin menjadi seperti Zero nee-chan" Ichiru berkata sambil memeluk dan bersandar pada Zero.
Merasa berat dan ada yang menindih tubuhnya Zero pun terbangun hanya untuk melihat Ichiru tertidur sambil memeluknya.
"Selamat malam Ichiru" Zero berkata sambil tersenyum mengecup kening Ichiru dan memeluknya.
"Onee-chaaaaaan" Ichiru berteriak sambil berlari menghampiri Zero begitu melihat Zero yang berada di depan dan sedang mengenakan sepatunya bersiap untuk pergi.
Mendengar Ichiru memanggilnya, Zero pun berputar hanya untuk mendapati Ichiru melompat padanya.
"Onee-chan, bukannya nee-chan janji padaku hari ini untuk mengajariku bagaimana menggunakan senjata vampire" Ichiru berkata sambil melihat Zero penuh harap.
Melihat Ichiru menatap Zero dengan penuh harap, Zero seperti ingin menggoda Ichiru.
"Benarkah, nee-chan tidak ingat" Zero berkata dengan nada menggoda.
"nee-chan, kau berjanji padaku" Ichiru berkata sambil menyilangkan dada dan menatap tajam Zero, menirukan tatapan tajam Zero yang pernah di lihat Ichiru pada saat Zero memarahi teman pemburunya Kaito Takamiya yang selalu mengganggu Ichiru.
Zero yang melihat tatapan Ichiru hanya bisa menahan tawa karena baginya tatapan itu tidak ada menakut kan nya sama sekali tapi malah membuat Ichiru makin terlihat imut.
"Begitukah?" Zero berkata sambil terus menggoda Ichiru.
"nee-chan!" Ichiru berkata menahan marah karena dia tau Zero hanya menggodanya.
Melihat Ichiru yang menahan marah, akhirnya Zero pun tidak tahan dia tertawa sambil mengelus kepala Ichiru.
"hanya bercanda Ichiru, Zero-ne ingat kok. Tapi maaf ya kita tidak bisa melakukannya hari ini" Zero berkata sambil memberikan senyum menyesalnya.
"Eeeh, kenapa?" Ichiru kecewa mendengar jawaban Zero.
"Zero-ne harus pergi misi Ichiru, Ichiru bermain dengan kaa-san saja ya"suara baru menambahkan. Mendengar nama mereka, Zero dan Ichiru pun menoleh dan melihat ibu mereka menghampiri mereka.
Hana mendengar suara kedua putrinya ribut di depan dan pergi memeriksanya. Hanya untuk mendapati Ichiru yang pasti sedang mencoba mengajak kakaknya Zero bermain dengannya.
Mendengar jawaban dari ibunya, Ichiru pun menoleh dengan semangat untuk melihat Zero
"Benarkah nee-chan, apa misi?. Apakah misinya susah?. Dengan siapa nee-chan pergi misi?. Pergi sendiri?. Atau sama Yagari sensei?. Atau sama BaKaito?" Ichiru bertanya dengan semangat dan menatap kagum pada Zero.
"Satu-satu Ichiru, misi tentu saja memburu Vampire Tingkat-E. Nee-chan pergi misi dengan Kaito Ichiru dan namanya Kaito bukan BaKaito" Zero berkata sambil menahan tawa mendengar julukan Kaito yang diberikan oleh Ichiru.
"Dia itu Baka nee-chan" Ichiru berkata dengan sungguh-sungguh.
Hana melihat kedua putrinya sedang bercanda satu sama lain hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Tiba-tiba mereka mendengar suara bel pintu yang di bunyikan.
"Zero, sepertinya Kaito sudah datang. Pergilah dan Hati-hati" Hana berkata sambil mengingatkan Zero.
"Ya Okaa-san" Zero berkata sambil memakai mantelnya dan pamit untuk pergi.
"Hati-Hati nee-chan" Ichiru berkata sambil melambaikan tangan dengan semangat.
"Ya Ichiru" Zero berkata sambil tersenyum melihat adiknya.
"Kau lama sekali Zero, apakah dia menahanmu lagi?. Kau harusnya mengabaikannya Zero. Orangtuamu saja tidak peduli dengannya, kau terlalu lembut Zero" Kaito berkata pada Zero begitu mereka memasuki kota.
Dia Kaito Takamiya teman serta saingan Zero, walaupun sepertinya yang menganggap mereka saingan hanya Kaito. Kaito sudah tau Zero semenjak mereka berumur 5 tahun dan di ajarkan oleh sensei yang sama Yagari Toga. Kaito selalu iri terhadap Zero selain karena Zero lebih hebat daripada dia, Zero juga merupakan murid kesayangan Yagari sensei dan Yagari sensei sering lebih memperhatikan Zero dari pada Kaito. Karena hal itu Kaito sering mengganggu Ichiru yang bagi Kaito Ichiru merupakan kecacatan Zero.
"Kaito" Zero berkata sambil menatap Kaito dengan tatapan dingin.
Kaito merasa suhu di sekitarnya turun beberapa derajat begitu Zero menyebut namanya dengan nada yang bisa membekukan daerah sekitar kota. Karena mendengar nama nya di panggil Zero, Kaito pun menoleh hanya untuk bertatapan dengan mata ungu yang menatap nya tajam, jika tatapan bisa membunuh Kaito yakin saat ini dia pasti sudah tergeletak tak bernyawa.
"Aku tidak suka kau berbicara tentang Ichiru seperti itu Kaito. Jangan membuatku marah kau tau" Zero berkata pada Kaito dengan nada yang sama dinginnya. Zero tidak suka apabila ada yang menjelekkan nama Ichiru, bagi Zero Ichiru adalah satu-satunya yang dia anggap sebagai keluarga. Karena Zero tau orangtuanya tidak pernah menyukai Ichiru karena bagi mereka Ichiru menghambat Zero untuk membesarkan nama Kiryu.
Mendengar nada Zero semakin lama semakin dingin, Kaito hanya bisa meneguk ludahnya gugup.
"woaaah, tenang Zero aku minta maaf ok" Kaito berkata sambil mengangkat kedua tangannya dengan tanda menyerah.
Zero hanya memberi Kaito melirik sebentar dan terus berjalan pergi.
"Aku kadang lupa seberapa menakutkannya Zero" Kaito berkata sambil mengelus dada dan mengusap keringat dingin yang Kaito tidak tau kalau dia sudah mengeluarkan. Zero kadang begitu menakutkan kalau sudah menyangkut Ichiru, bahkan orangtua Zero sendiri dan president VHA saja tau untuk tidak menjelekkan atau menghina Ichiru didepan Zero.
Kaito masih ingat pernah ada anak baru di VHA yang menjelekkan Ichiru dan di dengar oleh Zero, tidak tau apa yang terjadi begitu Zero menghampiri anak baru itu dan mengajak berbicara 4 mata dengan anak baru, tidak tau apa yang mereka bicarakan. Tapi ke esokkan harinya anak baru itu berada di bangsal psikiater karena menderita mimpi buruk dan terus lari begitu melihat Zero atau meminta maaf begitu mendengar nama Ichiru. Sejak saat itu mereka berhati-hati apabila berbicara dengan Zero dan pastikan mereka tidak menjelekkan Ichiru di depan Zero atau dalam radar pendengaran Zero.
"Kaito cepatlah, kami tidak punya waktu untuk kamu mengkhayal" Mendengar suara Zero, Kaito tersadar dari lamunannya dan berlari menghampiri Zero yang sudah jauh di depan menunggunya dengan tidak sabar.
"Ya Baiklah. Nah waktunya mulai berburu" Kaito berkata sambil menyeringai penuh semangat.
"Ya waktunya berburu" Zero berkata sambil melihat matahari yang sudah mulai terbenam.
~Tbc~
.
.
Please Review
