Rii : Ohayou, para senpai n readers sekalian! *teriak-teriak gaje pake toa*

Kenalin, namaku Hikarii Hana, author baru di fanfic Naruto ini n ini adalah cerita pertamaku. Para senpai n readers sekalian bisa manggil aku dengan Hika, Rii, or Hana.

Mohon bantuannya para senpai sekalian! *bungkuk-bungkuk ala Jepang*

.

.

_Secret Love of Dokter Cinta_

Disclaimer :

Naruto bukan punya Rii. Tapi punya sesorang komikus berbakat yang bernama MASHASHI KISHIMOTO

Genre :

Romance / Humor

Pair :

- SasuNaru *YEAHHH!*

- NejiGaa *ALWAYS*

- SaIno

- KibaHina

- ItaDei

- n akan berkembang sepanjang berkembangnya cerita.

Summary :

"Jadi apa yang harus saya lakukan, Dok?" "Sangat sulit tapi akan kuberi saran yang mungkin cocok dengan keluhanmu."

WARNING :

Boys Love, Straight, Miss Typo (s), Gaje, sedikit (banyak banget) OOC, bahasa yang tidak sesuai EYD dll., dsb., dkk.

DON'T LIKE ? DON'T READ!

.

.

Chapter 1

Di sebuah ruangan yang luas yang didominasi dengan warna putih dan dengan aksen-aksen orange. Terdapat banyak lemari-lemari seperti perpustakaan dengan beragam buku dari buku yang rumit sampai buku yang mudah seperti komik memenuhi lemari-lemari di ruangan itu.

Tetapi selain lemari-lemari ada juga meja-meja dan kursi-kursi berwarna coklat madu yang biasanya digunakan untuk belajar, 1 televisi , 2 laptop, 1 komputer, dan beberapa kursi santai dengan berbagai macam bentuk seperti bola, babi, dll.

Di ruangan itu semuanya tersusun rapi sehingga terkesan sederhana tapi mewah.

Di ruangan itu terdapat 2 anak muda sebaya yang sedang mengobrol. Gadis berambut indigo dan pemuda berambut kuning cerah atau nama lainnya pirang.

Gadis indigo itu duduk di salah satu kursi santai berbentuk bulat dengan gambar babi lucu. Sedangkan pemuda pirang duduk di kursi dengan bentuk kursi bola basket.

"Ja-jadi, a-apa yang har-us sa-saya la-kukan, Dok?" tanya gadis indigo itu dengan malu-malu dengan sesekali menundukan wajahnya.

"Gak usah gugup, ya!" kata si pirang lembut dengan raut wajah tidak enak.

Gadis indigo itu menarik nafas dalam-dalam lalu dikeluarkannya pelan.

"Jadi apa yang harus saya lakukan, Dok?" tanya ulang gadis itu. Walau masih malu-malu tapi sudah tidak gugup dan gagap lagi.

"Hehehe…," cengir si pirang.

"Sangat sulit tapi akan aku berikan saran yang mungkin cocok dengan keluhanmu," kata si pirang terkesan santai.

Si pirang dengan mata sapphire-nya melihat mata aquamarine sang gadis. Si gadis yang dilihat seperti itu, pipinya merona, tetapi sang lelaki hanya tersenyum lembut.

"Jadilah dirimu sendiri di depannya. Berusahalah agar kau dilihat jelas olehnya sebagai dirimu bukan orang lain. Kau pun juga harus tahu hal yang disukai olehnya," kata si pirang panjang lebar sambil terus tersenyum lembut.

Sang gadis yang mendengar saran dari orang yang disebutnya 'dokter' itu menjadi terperangah. Pipinya merona, senyum tulus nan lembut perlahan keluar dari wajah cantiknya.

Sang gadis pun berdiri dan membungkuk menghadap Sang 'dokter'.

"Arigatou gozaimasu," kata sang gadis.

" Sama-sama," kata si pirang dengan lembut dan ceria.

KLLEK!

Tiba-tiba pintu di ruangan tempat 2 anak muda itu mengobrol terbuka.

Perlahan-lahan tampaklah seorang wanita berambut merah bermata emerald cantik dari balik pintu beraksen coklat madu itu.

"Naru-chan, sudah selesai bantu temennya ini sudah jam 7 loh. Ayo makan!" kata wanita cantik itu.

"Eumm..maaf, tante. Kami sudah selesai kok. Saya ju-juga mau pamit pulang. Permisi!" kata sang gadis indigo.

Sambil berjalan ke pintu ruangan itu. Setelah sampai, dia membungkuk dalam ke wanita yang dipanggilnya tante. Lalu menghadap si pirang dan berkata "Arigatou" sambil membungkukan badannya lagi.

Lalu gadis indigo pun keluar dari ruangan yang penuh akan buku itu.

Si pirang yang diketahui bernama Naruto itu berjalan ke arah wanita yang merangkap sebagai ibunya itu.

"Kaa-san, Naru itu cowok jadi jangan panggil Naru dengan embel-embel chan. Naru malu, apalagi saat Kaa-san manggil Naru 'Naru-chan' di depan temen Naru" kata Naruto sambil memajukan bibir bawahnya katakan saja dia sedang cemberut.

"Wah, iya-iya. Gomen ne, Naru. Kaa-san gak tahu. Kaa-san janji gak panggil namamu dengan embel-embel chan lagi...," kata Ibunya yang bernama Kushina dengan senyum penuh arti.

"Gitu dong," kata Naruto dengan senyuman lima jarinya sebut saja cengiran imutnya.

Kushina menyeringai kepada anak semata wayangnya. "Tapi cuma di depan temenmu, NA-RU-CHAN~"

Seketika cengiran Naruto yang baru beberapa detik terpampang di wajahnya kini menghilang tanpa bekas terganti dengan raut cengok akan kelakuan Ibunya.

Kushina pun pergi dari ruangan 'Perpustakaan' keluarganya yang dipakai Naruto tadi sambil terkekeh melihat kelakuan anaknya yang kekanakan walaupun umurnya sudah 16 tahun.

Naruto yang seakan tersadar dari kecengokannya pun mulai pergi dari ruangan itu dan tak lupa menutup pintunya. Ia pun lalu pergi menuju Rumah utama yang jaraknya hanya beberapa meter dari Perputakaan keluarganya.

Ia pun berjalan melewati taman rumahnya yang memiliki berbagai macam tumbuhan, kolam ikan yang disekelilingi bebatuan danau, dan bunga-bunga kecil yang tumbuh di sekitar taman sehingga terlihat asri.

.

~Secret Love of Dokter Cinta~

.

"Citt-citt-cit,"

Burung-burung bernyanyi merdu di luar sana. Matahari pun mulai muncul di ufuk timur bersiap untuk melaksankan tugasnya yang telah ia lakukan selama milyaran tahun. Hari ini pun mulai cerah karenanya seperti biasa menandakan rutinitas para makhluk bumi akan dimulai namun tidak bagi makhluk hidup malam yang ada di bumi.

Di sebuah rumah terkesan sederhana tapi cukup mewah untuk hanya ditempati 3 orang.

Seorang lelaki muda imut dengan rambut pirang dan 3 garis halus di masing-masing pipinya masih terjaga dalam tidurnya di kasur empuk dengan sprei bergambar rubah berekor sembilan versi anime. Dia tidur dengan pulas, tidak menyadari awal harinya akan dimulai dengan 'kebanjiran'.

Pintu kamarnya terbuka, muncul seorang wanita dengan rambut merah dengan membawa ember hitam.

Wanita itu berjalan ke arah si remaja lelaki. Ember yang dibawanya perlahan-lahan semakin naik.

Saat sang wanita tepat berada di samping tempat tidur si remaja lelaki. Ia pun menumpahkan isi air seember yang ada di ember itu. Dan…

BYYYUURRRR!

"WUAAAAA!" teriak si remaja lelaki a.k.a Naruto sambil berdiri di ranjangnya memecah keheningan pagi sehingga burung-burung yang bertengger manis di ranting pohon di luar dekat kamarnya berterbangan mencari tepat lebih hening.

"APA-APAAN SIH, KAA-SAN!" teriak Naruto layaknya memakai toa, memekakkan telinga siapa pun di dekatnya.

"Kaa-san cuma menyiram kamu. Soalnya kamu susah kalau dibangunin. Kaa-san capek harus teriak-teriak dari bawah untuk bangunin kamu tapi tetep aja kamu gak bangun dan ujung-ujungnya terlambat sekolah," kata Kushina santai sambil menyentil dahi anaknya yang sekarang lebih tinggi darinya karena anaknya berdiri di atas kasur.

"Aduhh~. Iya-iya Kaa-san. Sono keluar dulu Naru mau mandi," kata Naruto pada Ibunya sambil memegang dahinya yang seperti tergigit semut.

Kushina pun keluar dari kamar anaknya sambil terkekeh.

.

~Secret Love of Dokter Cinta~

.

Naruto dengan menaiki skateboard, dia pergi menuju sekolahnya 'KONOHA HIGH SCHOOL'.

Sekolah elit yang terkenal mendunia dengan fasilitas oke, guru-guru berkualitas, lingkungannya yang asri, dan segala kebijakan-kebijakan sekolah yang sangat sesuai dengan standar pendidikan masa ini dan kemampuan anak.

Dengan waktu beberapa menit, Naruto pun telah sampai di gerbang sekolahnya yang besar berwarna biru langit.

"Ohayou, Izumo-san, Kotetsu-san!" sapa Naruto pada satpam-satpam sekolahnya.

"Ohayou, Naruto!" balas sapa kedua satpam muda tersebut sambil membalas senyuman atau cengiran Naruto. Naruto pun melanjutkan perjalanan menuju ruangan loker.

Dalam perjalanan menuju ruang loker, Naruto selalu tersenyum kepada setiap orang yang ditemuinya. Karena semua orang dari adik kelas, teman sebaya, kakak kelas, sensei-sensei di KHS ini telah mengenal Naruto, maka mereka pun membalas senyuman lima jari Naruto itu.

Mengapa Naruto yang kemampuan otak gak pintar-pintar amat, wajah gak maskulin amat untuk ukuran cowok bisa terkenal sampai segitunya di KHS?

Selain karena dirinya yang ceria, mudah akrab dengan orang lain, wajahnya yang imut untuk ukuran cowok, dan ayahnya yang terkenal. Warga sekolah KHS mengenal Naruto karena dia adalah seorang….

DOKTER CINTA.

.

TO BE CONTINUED

.

Rii : Bagaimana senpai-senpai sekalian? Pantaskah cerita ini Rii lanjutkan?

Naruto : Bego loe. Haruslah. Lihat dong gaje gini. Gue pengen tau bagaimana kalau gue jadi dokter cinta ne *lihat-lihat cerita*

Rii : Urusai! * lakban mulut n mata Naruto*

REVIEW, PLEASE!