Diclaimer: Masashi Kishimoto

warn: OOC, gaje, alur cepet, dan judul tidak nyambung dengan isi. High school fic.

Summry: Hyuga Hinata, seorang siswi di Konoha High school. Dia berpikir bahwa kehidupan SMA akan biasa-biasa saja tapi, apakah dia masih berpikir begitu jika dia bertemu dengan Uzumaki Naruto?

.

.

.

Pagi hari yang cerah di sebuah kota bernama Konoha. Burung-burung berterbangan kesana kemari. Angin pagi yang sejuk pun ikut serta meramaikan pagi hari ini.

Terlihat sesosok gadis muda yang sedang merenung di dalam kelas bertuliskan 11 A. Dia adalah Hinata. Hyuga Hinata. Cewek cantik yang memilik rambut indah berwarna Indigo, dan mata indah seindah bunga Lavender.

.

Hinata POV.

Perkenalkan, aku adalah Hyuga Hinata, teman-teman memanggilku Hinata. Ya, meskipun temanku tidak banyak sih. He he he...

Ini adalah kebiasaanku, datang kesekolah pagi-pagi sekali dan membaca buku atau sekedar melihat-lihat taman sekolah. Oh iya, aku adalah siswi di Konoha High School. Sekolah elit yang mempunyai bangunan yang sangat besar. Di mana terdapat taman yang mempunyai sebuah air mancur, dan beberapa pohon sakura di sekitarnya.

Sesekali aku melirik jam tangan ungu di tanganku, sudah jam setengah tujuh. Pantas saja kelas mulai ramai. Aku melihat seisi kelas, di mana terdapat sekitar 20 kursi, yang masih terisi seperempatnya. Aku juga membalas senyuman teman-teman sekelasku yang baru datang.

Sebenarnya aku sudah mulai bosan dengan yang namanya sekolah. Tapi, bukan berarti aku malas, aku hanya ingin cepat-cepat lulus melanjutkan ke perguruan tinggi, dan bekerja. Pasti enak ya?

"Dooorr!"

"Kyyaaa~" Aku terlonjak saat sebuah suara mengagetkanku. Dan saat aku melihat tersangkanya aku melihat Ino-chan dan Sakura-chan berdiri di sampingku.

Oh iya, mereka adalah teman akrabku di sekolah ini, yang pertama adalah Yamanaka Ino, dia memiliki rambut panjang berwarna pirang, tubuh tinggi dan sempurna, serta wajah cantik. Dia juga di juluki ratu gosip.

Dan yang kedua adalah Sakura Haruno, dia gadis cantik berambut pink, dia gadis yang ceria dan juga adalah rival sekaligus sahabat dari Ino-chan.

"Kamu melamunin apa'an sih Hina-chan?" Ino-chan membuka pembicaraan setelah dia menaruh tasnya. Dan aku melihat Sakura-chan sedang sibuk membolak-balikan buku. Dia belum mengerjakan PR mungkin?

"Aku tidak melamun kok Ino-chan." Sahutku seadanya, ehm... memang aku anaknya pendiam jadi jarang aku berbicara panjang lebar.

"Tapi tadi kamu kok bengong?" Tanya Ino-chan dari bangku depan. Kenapa bangku depan? Itu karena Ino-chan dan Sakura-chan berada di bangku paling depan dan aku di belakang mereka atau bangku nomer dua.

"Sungguh kok Ino-chan," ucapku lagi sambil melirik ke luar jendela.

"Yaudah, ehh? Apa Hina-chan dan kau forehead udah tau gosip yang sedang hangat sekarang ini?" Dan sepertinya Ino-chan akan memulai kegiatan bergosipnya.

Karena aku bukan tipe orang yang suka bergosip, aku hanya menggelengkan kepala, sama hanya dengan Sakura-chan, yang sepertinya mulai tertarik dengan apa yang akan di bicarakan oleh Ino-chan.

"Itu lo Uzumaki-senpai, dia berulah lagi kemarin dia, berkelahi dengan anak kelas 10 yang bernama Jugo atau siapa gitu aku lupa. Katanya si Jugo masuk rumah sakit dan menjalani rawat inap disana." Tutur Ino-chan panjang lebar dengan sekali tarikan nafas.

"Maksudmu Naruto-senpai, pig?" Tanya Sakura-chan. Dan hanya mendapatkan anggukan dari Ino-chan.

"Hiee... itu sangat menyeramkan, semoga saja aku tidak punya urusan dengan dia." Sakura-chan berkata seakan-akan itu adalah hal paling buruk di dunia ini.

"Iya, Sakura-chan. Itu sanat menyeramkan." Kataku ikut andil dalam percakapan ini.

Setelah cukup lama terdiam dalam pikiran kami masing-masing bel tanda pelajaran dimulai pun berbunyi.

.

Normal POV.

.

Setelah beberapa jam pelajaran, bell Istirahat pun berbunyi, semua siswa atau siswi di kelas 11 A langsung berhamburan keluar kelas, entah itu untuk sekedar bertemu teman, ke kantin, atau bertemu pacar mereka.

"Apa kamu ingin ikut kami ke kantin, Hinata-chan?" Kata Ino mengajak Hinata. Tapi Hinata hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Mau pesan sesuatu?" Sekarang giliran Sakura dengan suara cerianya.

"Tidak, terima kasih, aku mau ke kamar mandi dulu sudah kebelet." Ucap Hinata dengan senyum Indahnya."Yaudah, kami pergi dulu bye~" Dan setelah kata-kata Ino tadi, mereka berdua langsung menuju ke kantin.

"Sebaiknya aku bergegas ke kamar mandi." Hinata pun beranjak keluar dari kelar tapi, menuju direksi yang berbeda dari SakuIno. Kamar mandi.

.

.

.

"Hoi minggir dari jalanku, minggir semua!" Terdengar teriakan seorang laki-laki di koridos sekolah yang penuh sesak karena waktu istirahat.

Terlihat sesosok pria tampan berambut Kuning, mata sebiru lautan, kulit tan dan seputung rokok yang terselip di mulutnya. Sedang berusaha menerobos kerumunan murid-murid. Dialah Uzumaki Naruto, seorang berandalan di sekolah ini.

"Hey Naruto, berhenti kau!" Dan di belakang Naruto terlihat, err... seekor manusia berpakaian serba hijau mentereng. maito Gay.

"Aduh, bahaya ini kalau ketangkep, pasti aku akan di hukum habis-habisan sama nenek Tsunade." Naruto mulai mencari mencari tempat untuk bersembunyi. Terpikir ide di kepala Naruto untuk bersembunyi di dalam kamar mandi.

"Bruggh..."

Karena Naruto terlalu panik, dan tidak melihat sekitar. Naruto menabrak tubuh seorang perempuan. Perempuan cantik berambut Indigo. Hyuga Hinata.

"Aduh, kamu buta ya? Jalan nggak lihat-lihat!" Bukanya minta maaf, Naruto malah membentak Hinata.

Hinata yang semula ingin minta maaf, langsung ciut saat melihat tersangka yang menabraknya. Dia langsung menundukan kepala, Hinata takut akan di pukul atau disiksa oleh Naruto.

Tapi, sebelum Naruto berbuat sesuatu. terdengan teriakan Guy yang membahana, dengan cepat Naruto masuk kesalah satu bilik kamar mandi perempuan.

Tak berapa lama, Guy berhenti di depan Hinata yang baru berdiri dari insiden tabrakan tadi."Hinata hosh... apa kau hosh... tau kemana Naruto pergi hosth... hosh!" Guy bertanya dengan nafas yang ngos-ngosan, Karena Hinata tidak biasa berbohong, apalagi dengan seorang guru dengan polosnya Hinata menunjuk direksi tempat Naruto bersembunyi.

"Oh, terima kasih Hyuga-san!"

"Sama-sama sensei,"

Tanpa ba-bi-bu lagi, Guy langsung menuju tempat Naruto bersembunyi, dan tak beberapa lama terdengar suara-suara Guy yang menggelora!

.

Ruang kepala sekolah.

.

"Haaaah..." Tsunade menggela nafas untuk yang kesekian kalinya. Dia sudah bosan mengurusi anak seperti Naruto. Yang kerjaanya hanya membuatnya repot.

"Sekarang apalagi yang kau lakukan Naruto?" Tsunade dengan malas bertanya kepada Naruto. "Aku tidak melakukan apa-apa!""Apa benar begitu, Guy-sensei?" Sekarang giliran Guy yang mendapat pertanyaan.

"Tidak! Dia melanggar banyak sekali peraturan. Yang pertama, dia bolos pelajaran. Yang kedua dia merokok di lingkungan sekolah. Dan yang terakhir dia lari saat saya tangkap!" Kelakar Guy panjang lebar dengan semangat masa mudanya.

"Eh, tunggu sebentar? Yang pertama dan ketiga aku bisa mengakuinya, Tapi yang kedua, aku tidak merokok!" Sungut Naruto pada Guy, karena Naruto tahu, bahwa pelanggaran itu lah yang paling berat sanksinya. Bisa-bisa di keluarkan dari sekolah.

"Ha ha ha aku punya bukti Naruto. Apa kau mau melihatnya?"

"Boleh, mana buktinya?" Tantang Naruto pada Guy.

"Permisi Tsunade-sama, apa saya bisa memanggil seseorang ke sini?" Guy meminta persetujuan dari Ibu kepala sekolah. Tsunade Senju. Dan mendapat isyarat berupa anggukan kepala.

Dan Guy 'pun meninggalkan ruang kepala sekolah.

.

.

.

Hinata sedang sibuk mengerjakan soal sejarahnya, sebelum ada Guy-sensei masuk ke dalam kelas dan menarik perhatian semua murid.

"ehm... Hyuga-san bisa ikut sensei sebentar?" Guy berbicara kepada Hinata dari depan kelas.

Dengan cepat Hinata menuruti ucapan Guy-sensei, dan mengikutinya. Tapi, didalam pikiran Hinata dia bertanya-tanya. Apa dia melanggar aturan? Atau punya masalah?

.

.

.

Tak beberapa lama mereka. Guy dan Hinata. Masuk ke ruang kepala sekolah.

"Ini dia buktinya Tsunade-sama!" Lapor Guy kepada Tsunade di sertai senyum menghina ke arah Naruto.

"Langsung saja, apakah kau melihat Naruto merokok tadi pagi Hyuga-san?" Suara Tsunade berubah menjadi suara mengintimidasi di telinga Hinata. Dan sekarang Hinata tahu alasan dia dipanggil ke sini.

Hinata menunduk, dia merasa ini pilihan sulit. Dia lebih memilih mengecat rambutnya jadi Hijau dari pada menjawab pertanyaan ini.

"Betul 'kan?" Guy makin mendesak Hinata.

Karena tidak tahan dengan semua tekanan ini. Hinata hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Itu bukti yang kuat Naruto!" Ucap meremehkan Guy.

"Jadi sudah di putuskan karena pelanggaranmu sangat banyak, kau di skorsing selama 2 minggu, tapi kau tidak akan enak-enakan Naruto, setiap pukul 10 kau harus membersihkan semua ruang kelas 12 dan juga kamar mandi," Tsunade mengatakan hukuman yang akan di jalani oleh Naruto. "Dan semuanya kembali ke kelas!"

Muka Naruto berubah cemberut, dengan cueknya Naruto meninggalkan ruang kepala sekolah. Tapi, sebelum dia pergi atau saat dia bersebelahan dengan Hinata. Naruto mengatakan sesuatu.

"Pulang sekolah. Taman belakang. Jika kau masih ingin melihat hari esok!"

Dan di detik itu juga, wajah Hinata menjadi putih.

.

.

.

Dan disinilah Hinata sekarang, berada di taman belakang sekolah duduk di bangku yang ada di bawah pohon sakura.

"Berani juga kau datang sendirian!" Hinata mendengar suara dari balik pohon sakura di belakangnya, dan dia yakin itu suara Naruto.

Dan benar juga, Naruto muncul dari balik pohon sakura dan duduk di samping Hinata.

"Apa kau sudah bosan hidup, ha? Berani-beraninya kau mengadukan ku kepada kepala sekolah." Naruto mulai mengintimidasi Hinata.

"Ma-maaf" Dan hanya suara cicit yang di keluarkan Hinata saking takutnya. Bahkan dia menundukan kepala dan terlihat sungai kecil mulai turun dari dua mutiara Hinata.

Naruto tersentak, dia seperti merasa kalau dia menjadi orang terkejam di dunia, membuat gadis menangis itu bukan sikap dari Seorang Uzumaki.

Dengan lembut Naruto mengangkat kepala Hinata.

"Baiklah aku tidak akan menghukum mu, tapi sebagai gantinya kau harus datang kerumahku pagi-pagi sekali, soal alamatku kau cari sediri!" Setelah berkata demikian, Naruto 'pun melesat pergi.

Dan kondisi Hinata sangat mengenaskan, dengan nafas ngosngosan, muka pucat, dan tubuh bergetar.

Tapi ingat Hinata, hukuman sesungguhnya akan segera di mulai...

.

.

.

T.B.C

.

.

Mau review, flame, konkrit?

Semuanya di terima disini!