Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong, shim Changmin
Length : Oneshoot (maybe)
One Night With You
Ya ... Aku tahu, harusnya aku tak pernah memaksamu untuk tetap disini. Di sisiku.
Aku tahu kau sangat tersiksa dengan kehadiranku diantara kalian. Harusnya aku sadar itu.
sampai kapanpun, aku tidak akan pernah bisa merebutmu dari dia. Atau lebih tepatnya, aku tidak akan bisa menggantikan dia dihatimu.
Pergilah jika kau sudah lelah dengan semua ini. Tapi biarkan satu malam saja, aku menghabiskan waktuku bersamamu. Hanya satu malam. Dan setelahnya, kau bebas untuk memilih jalan hidupmu sendiri yang aku tahu pasti akan mengejar dia kembali padamu.
"Joongie..." suara bass itu menyadarkan Jaejoong dari lamunannya. Seharian ini, tak ada kegiatan yang mampu dia lakukan. Tubuhnya seakan menolak semua perintah otaknya untuk bekerja.
"Kau kenapa? Sakit?" Tanyanya lagi melihat respon Jaejoong yang sama sekali tak bersemangat.
"Tidak, aku hanya lelah." ucap jaejoong lirih. Tak berani menatap mata musang itu. Dia tahu, sekali dia menatapnya dalam, maka pertahanannya akan runtuh seketika.
"Mau kuantar pulang?" tawarnya.
"Gomawo,, tapi aku masih ada keperluan. Kau boleh duluan," jawab jaejoong lalu segera melangkah menghindari namja tampan yang memandang aneh sikapnya itu.
"Jae! Kau kenapa? Apa aku ada salah?" Jaejoong membalikkan tubuhnya. Menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Memaksakan sebuah senyum.
"Pulanglah, Yun! Aku hanya ingin sendiri!" dengan sigap Jaejoong segera meninggalkan tempat itu. Mencoba menahan sakit dihatinya. Lagi dan lagi dia harus melihat kejadian itu hari ini.
Yunnie ... Selamanya, mungkin hanya dia yang ada dihatimu. Bukan aku ...
Yunho mengingat kembali apa yang dilakukannya hari ini hingga Jaejoong bersikap seperti itu.
ahh... Yah... Dia mengingatnya.
Hyejin... Pasti itu alasannya.
Walau bagaimanapun, yunho masih mencintai wanita itu. Bahkan mungkin selamanya. Cinta yang bertepuk sebelah tangan menurutnya.
Han Hyejin, teman masa kecil sekaligus cinta pertama Yunho. Orang yg dulu selalu ada untuk yunho dikala senang maupun sedih. Dan kebaikan serta perhatian Hyejin membuat Yunho menyerahkan seluruh hatinya untuk mencintai Hyejin. Bagaimanapun, Yunho hanyalah seorang namja biasa yg dapat dengan mudah jatuh cinta pada yeoja yg sangat mengerti dirinya seperti Hyejin.
Tapi bagaimana dengan Jaejoong? Itulah yg selalu berperang dalam hati Yunho. Rasa iba dan sayangnya pada Jaejoong juga tumbuh seiring berjalannya waktu. Meski dia belum bisa mencintai Jaejoong, tapi rasa sayangnya tetap menggerakkah hatinya untuk selalu ada di samping Jaejoong. Yunho juga tak mau jadi namja yg pura-pura bodoh dengan keadaan, sehingga tidak bisa melihat bagaimana perasaan Jaejoong sesungguhnya terhadapnya. Tapi cinta apakah harus dipaksakan? Namun sikapnya secara tidak langsung menyakiti Jaejoong, dan dia sadar itu. Haruskah dia melepas cinta pertamanya? Tapi dilain sisi, dia juga tak ingin kehilangan Jaejoong. Egois? Memang.
"Hyung..." seru Changmin yang entah sejak kapan berada di sebelahnya.
"Wae?"
"Kau menangis?" Changmin menyeka air mata Jaejoong yg turun tanpa permisi.
Jaejoong tersenyum dalam tangisnya.
Tanpa banyak menjelaskan, tentu Changmin tau apa yg membuat sahabat yg sudah dia anggap kakaknya ini menangis. Siapa lagi kalau bukan Jung Yunho?
"Masih masalah Hyejin?" tanya Changmin memastikan. Jaejoong hanya mengangguk pasrah. Hanya changmin yg selama ini bisa mengerti jaejoong. Sementara Yoochun dan Junsu, sahabanya, tak pernah bisa mengerti perasaannya.
Yoochun dan Junsu adalah sahabat Jaejoong yang paling menentang rasa cinta Jaejoong terhadap Yunho. Mereka berdua lelah dan merasa kasian melihat Jaejoong yg selalu tersakiti karena Yunho.
Bukan hanya sekali dua kali Jaejoong harus menangis seperti ini. Dan rasanya jaejoong sendiri belum mau menyerah dengan keadaan.
"Hmm..." Jaejoong menggumam tanda mengiyakan pertanyaan Changmin.
"Tadi, aku melihat mereka berdua di perpustakaan. Mereka terlihat bahagia! Minnie~ah ... Apakah sudah saatnya aku menyerah?"
Changmin tertegun memandang hyungnya itu. Baru kali ini dia mendengar Jaejoong mengucapkan kata menyerah. Sesakit itukah hatinya, hingga dia memilih untuk menyerah kali ini?
"Hyung ..." hanya kata itu yang terlontar dari mulut Changmin. Otaknya tak mampu lagi memilih kata yang harus dia ucapkan, walau hanya untuk sekedar menenangkan hyungnya itu.
"Rasanya sakit sekali minnie~ah... Harusnya dari awal, aku tak pernah memintanya untuk tetap disisiku! Harusnya dari awal aku tak pernah memaksakan perasaanku padanya." tubuh Jaejoong bergetar menahan tangis. Matanya menerawang jauh tanpa batas. Seakan sungai han yg terbentang dihadapannya menghilang tanpa jejak. Yg ada hanya kehampaan. Kosong.
"Menyerahlah jika kau merasa lelah hyung. Tapi jangan pernah sesali itu setelahnya. Jika kau masih ragu, lebih baik mantapkan hatimu dulu untuk memilih jalan yg terbaik, hyung! Karena disaat kau menyatakan kau menyerah dan kau lelah, maka saat itulah rasa cintamu semakin besar!" Jaejoong menatap mata Changmin dalam. Seakan mencari ketenangan disana. Mencerna setiap perkataannya yg mungkin sangat benar.
Haruskah semuanya berakhir sekarang? Itulah yang sekarang memenuhi setiap kerja sistem saraf otak Jaejoong. Seakan menerkan takdir yg akan terjadi jika semuanya berakhir sekarang.
From : Yunnie Bear
To : Joongie
Tadi aku dan Hyejin hanya mengerjakan tugas di perpustakaan, tak ada maksud lain.
Itulah sms dari Yunho yg diterima Jaejoong malam ini. Bibirnya tersenyum menandakan kelegaan, tapi dilema hatinya tak kunjung mereda hanya dengan membaca penjelasan itu.
Dia sangat mengetahui betapa besar rasa cinta Yunho pada Hyejin. Jadi dia tahu, setiap kata yg Yunho ucapkan padanya, hanya untuk menenangkannya saja. Tak mungkin jika kita berdua dengan seseorang yg kita cintai tak ada maksud lain selain hanya mengerjakan tugas. Hasrat untuk melepas rindu atau mengatakan dengan tersirat apa yg kita rasakan tentu ada. Dan jaejoong bisa membaca itu ketika melihat Yunho dan Hyejin tadi siang.
Dari cara mereka saling menatap, semua orang pasti tahu, ada sesuatu tersembunyi diantara mereka berdua.
Hyejin memang tak pernah secara terang-terangan menerima perasaan Yunho. Tapi sikapnya menyiratkan bahwa dia juga tak ingin kehilangan Yunho. Lalu, sebenarnya disini siapa yang menjadi pengganggu? Jaejoong tersenyum miris menghadapi kenyataan itu.
3 tahun waktu yg cukup lama untuk mengetahui bahwa Yunho memang tidak pernah bisa melupakan wanita itu. Jaejoong gagal membuat Yunho jatuh cinta seutuhnya hanya pada dirinya.
"Cinta datang karena telah terbiasa, joongie~,'' kata-kata yunho itu membuat Jaejoong bertahan selama ini. Awalnya Jaejoong percaya semua itu pasti terjadi. Tapi rasanya takdir tak pernah berpihak padanya. Andaikan dia menyadari itu dari dulu? Mungkin dia tidak akan terjerumus terlalu dalam.
To : Yunnie Bear
From : Joongie~
Temui aku di taman besok malam, Yun! Aku hanya ingin menghabiskan malamku bersamamu besok! Aku harap kau bisa datang!
Jaejoong memantapkan hatinya. Disinilah batas akhir kesabarannya menunggu. Dan dia ingin mengakhirinya dengan indah.
"Kau tidak salah paham kan Joongie? Kamu percaya aku kan?" tanya Yunho pada Jaejoong malam itu di taman tempat mereka menghabiskan waktu bersama.
Jaejoong tak menjawab, dia hanya tersenyum. Yunho tak perlu berkata banyak. Dia tahu senyuman Jaejoong sudah menjawab semuanya.
"Yunnie ... temani aku disini sampai lewat tengah malam ya?" pinta Jaejoong.
"Tapi disini dingin, apa tidak apa-apa?" Jaejoong menggelengkan kepala tanda dia akan baik-baik saja.
Yunho memeluk pinggang Jaejoong untuk memberi sedikit kehangatan. Disambut Jaejoong dengan menyandarkan kepalanya di bahu Yunho.
Malam ini, akan menjadi malam terakhirku merasakan pelukanmu Yun ... Jaejoong tersenyum sejenak, menguatkan hatinya. Lalu memejamkan matanya mengingat kembali masa-masa indah dan sedihnya bersama Yunho 3 tahun terakhir ini. Terima kasih ... batin jaejoong.
"Yun... Sudah lewat tengah malam, kita pulang." ajak Jaejoong diiringi anggukan Yunho.
Entah dorongan dari mana, Jaejoong memeluk Yunho erat, lalu meraih tengkuk Yunho dan mencium bibirnya. Melumatnya sedikit kasar. Kali ini tanpa air mata.
"Terima kasih untuk malam ini, Yun! Dan untuk hari-hari selanjutnya, kau tak perlu menjaga perasaanku lagi. Aku tahu kau masih sangat mencintainya. Jadi, kejarlah dia. Bahagialah bersamanya. Aku tidak akan memaksamu lagi untuk selalu ada disisiku. Semuanya cukup sampai disini." Ucap Jaejoong lalu segera beranjak dari tempat itu. Menahan sakit yang kembali menyerang. Hatinya bagai teriris mengucap kata perpisahan itu. Kata yang tak pernah ingin dia ucapkan pada namja yang paling dicintainya...
"Joongie~" gumam Yunho lirih. Otaknya juga tak mampu mencerna dengan baik semuanya. Joongienya telah pergi?
Memang seharusnya aku tak pernah memaksamu yun. Tak pernah terus berharap kau akan menerimaku seutuhnya. Tapi aku juga manusia yg butuh kasih sayang dari orang yg aku cintai. Untuk itu, maafkan keegoisanku... Selamat tinggal...
END or TBC?
ini ff yang udah pernah aku post di fb tahun 2012.
mungkin ada yang belum membaca, makanya aku post disini.
Tenang aja, ini emang ada sequelnya kok. jadi ditunggu aja ya. :-)
maafkan EYD dan typo dimana mana. maklum dulu jaman alay, jadi terlalu banyak yang harus di edit, kemungkinan besar banyak yang terlewatkan. *bow
