Gakuen Alice bukan punya saya. fanfic ini yang punya saya.
Aku kehilangan sahabatkuku saat dia membeli mentega. Tidak, dia tidak meninggal. Dia hanya pergi ke luar dari kota ini. Keluar dari negara ini. Ke negara lain. Dia hanya pergi selama beberapa tahun.
DIA PERGI KE AFRIKA SELATAN UNTUK MEMBELI MENTEGA SELAMA HAMPIR 10 TAHUN!
Sampai sekarang aku tidak habis pikir. Entah dia bodoh atau bagaimana, tapi selama hampir 10 tahun dia tidak pernah menghubungiku. Saat dia pergi, umur kami masih 5 tahun. Aku masih bisa memaklumi kalau saat itu dia tidak menelpon atau menyuratiku atau mencoba menghubungiku atau apalah. Tapi sekarang umur kami hampir 15 tahun! Apa dia tidak mengenal tekhnologi? Sebenarnya dia hidup di Afrika Selatan atau di pedalaman Afrika sih? Apa dia tidak tahu ada tekhnologi bernama internet? Apa dia tidak tahu sekarang ini ada yang namanya facebook dan twitter? Apa dia tidak tahu ada sarana untuk chatting seperti yahoo messenger atau windows live messenger? Kenapa dia tidak mencoba menghubungiku sekali saja? Kenapa? Kenapa?
Apa dia tidak merasa bersalah pergi meninggalkanku dengan alibi membeli mentega? Mungkin sewaktu kecil aku percaya dengan alibinya itu, tapi sekarang, tidak! Mana ada orang membeli mentega sampai sejauh itu? Selama itu?
Kenapa bukan aku yang mencoba menghubunginya? Tentu saja aku tidak mau! Dia yang harusnya berusaha menghubungiku, mencariku, meminta maaf padaku! Seharusnya sebagai laki-laki dia menyadari itu!
Kenapa dia begitu menyebalkan sih?
Masih terukir jelas didalam memoriku saat dia bilang dia akan pergi membeli mentega.
"Misaki! Apa kau punya mentega?"
Saat itu kami sedang memasak telur dadar. Aku tidak berani menggorengnya, jadi dia yang bersedia melakukannya.
"Mentega? Aku tidak punya. Tapi aku punya minyak! Ibuku biasanya menggoreng telur pakai minyak!"
"Tapi lebih enak kalau pakai mentega," katanya keras kepala.
"Benarkah? Ya sudah, kalau begitu aku akan membelinya!" aku berbalik menuju pintu keluar.
"Jangan!" cegahnya sambil menahan tanganku.
"Kenapa? Katamu lebih enak pakai mentega," kataku bingung.
"Aku saja yang beli! Aku tahu dimana membeli mentega enak!"
Lalu dia pergi meninggalkanku didapur rumahku sendirian. Aku menunggunya, tapi dia tidak juga datang. Aku khawatir sesuatu terjadi padanya. Waktu seakan berlari tanpa henti karna tanpa kusadari, malam sudah menjelang. Aku menuju kamar orangtuaku dan menangis di pangkuan ibu. Aku takut dia hilang. Aku takut terjadi sesuatu padanya. Aku mencemaskan si keparat kecil itu.
"Tidak apa-apa, Misaki. Dia baik-baik saja. Dia dan orangtuanya hanya pergi untuk sementara waktu. Mereka berjanji akan kembali lagi," ujar ibuku menenangkanku. Aku menangis di pangkuannya.
"Kapan?" tanyaku sambil terisak.
"Entahlah. Mungkin agak lama, tapi mungkin juga tidak. Ibu tidak tahu pasti. Yang ibu tahu, mereka berjanji akam kembali."
"Mereka pergi untuk membelikanku mentega ya Bu?"
"Err..." ibuku ragu mau menjawab apa. "Mungkin. Tapi mereka pasti akan kembali."
"Seharusnya dia tidak usah pergi...aku tidak butuh mentega..." aku terisak di pangkuannya.
Hah! Membeli mentega katanya! Kenapa dia tidak bilang saja dia akan pergi ke Afrika! Memangnya dia pikir aku akan menangisi kepergiannya, apa?
...oke, mungkin aku akan menangisinya. Tapi aku tidak akan sakit hati karenanya. Paling tidak, tidak sesakit ini.
Ibu bilang dia akan kembali. Tapi sampai sekarang dia tidak kembali! Dia hilang ditelan bumi Afrika! Mungkin dia diinjak gajah Afrika! Atau dia dimakan singa gurun! Atau dia tenggelam di lumpur hisap! HAH! Aku tidak peduli lagi dengannya. Selama ini aku bisa menjalankan hidupku tanpa begitu memikirkannya. Selama ini aku sudah terbiasa dengan orang-orang lain –entah siapa, yang tinggal di rumahnya. Rumahnya di sebelah rumahku. Kamarnya di sebelah kamarku persis. Sejak dia pergi, rumahnya tidak pernah dihuni orang yang sama. Selalu berganti-ganti.
Kenapa aku jadi memikirkan hal itu? Tidak, aku sudah tidak memikirkannya lagi. Aku sudah bisa hidup tanpa bayang-bayangnya.
Aku sudah bisa.
Paling tidak selama ini aku bisa. Sampai aku mendengar kabar bahwa sebentar lagi dia akan pulang. Dia akan kembali tinggal bersebelahan denganku.
gimana? gimana? aaaaa ripiu dong ripiu! review aaaaa. aku udah lama banget gak bikin cerita disini, terus jadi agak bingung pas mau nge-publishnya , *curhat* minta sarannya dong minta sarannya... :D
