This fict inspiration from Kim SungKyu 60 seconds MV and song...

This dedicated for all KrispyLays Shipper...

DON'T LIKE? DON'T READ!

I TOLD U BEFORE U READ THIS FICT...

NO BASHING!

Kris berjalan dipinggir trotoar seraya menggenggam mawar putih yang sudah mulai layu. Gerimis menemani tiap langkah kris,seakan mengerti perasaan kris yang sedang bersedih.

" Yixingie..." lirih Kris. Digigit bibir bawahnya menahan sesak didadanya. Langkah Kris terhenti didepan sebuah kafe kecil disudut jalan. Di langkahkan kakinya memasuki kafe itu, Ia memilih duduk disudut jendela kafe tersebut, menikmati suara gerimis yang terdengar mengalun indah ditelinganya.

Semenit kemudian seorang pelayan berwajah manis menawarkan menu pada Kris. Seray melihat daftar menu Kris melirik pada konter kasir yang terletak didekat ia duduk. Seakan waktu terhenti saat ia melihat pemuda berlesung pipi telah tersenyum ramah pada pengunjung kafe tersebut.

Kris tau pemuda itu. Kris kenal dengan pemuda berlesung pipi itu, sangat amat mengenalnya.

"Yixing..." bisik Kris. Pelayan yang berdiri disamping Kris terlihat bingung, Ia mencoba menyadarkan Kris dari lamunannya.

"Permisi tuan... Hey tuan.. Tuan !" seru pelayan itu. Kris tersentak kaget, bergumam maaf lalu memesan secangkir capuccino hangat.

Mata Kris tak lepas dari pemuda yang kini telah tersenyum manis menyambut para pengunjung kafe. Tak sengaja tatapan mata Kris dan pemuda itu bertemu. Dengan senyum manis berlesung pipi itu tersenyum pada Kris.

Jantung Kris berdetak cepat. Ia sadar pemuda didepannya itu Yixing-nya. Ia tau itu benar-benar Yixing. Tapi bagaimana bisa? Yixing sudah tidak ada lagi, lalu pemuda didepannya ini siapa?

KRIS POV

Ku pandangi cicin platina putih yang tersemat dijari tengahku,seraya berfikir siapa pemuda yang mirip dengan Yixing itu. Wajahnya, tubuhnya , senyumnya, itu semua sangat mirip dengan Yixing. Pemuda yang telah kupandangi itu datang membawa bill pesananku.

"Silahkan tuan, ini billnya" ucapnya dengan suara yang persis sama dengan Yixing, suara lembutnya.

"Ahh, iya. Boleh saya tau nama anda?" tanyaku pelan. Sungguh aku ingin tau siapa nama pemuda ini.

"Nama saya Lay tuan, permisi saya harus kembali bekerja" dia memberitahukan namanya lalu pergi dari hadapanku.

Ku letakkan beberapa lembar uang diatas meja lalu berlari kecil menghampiri pemuda bernama Lay itu.

"Tunggu sebentar, err Lay!" seru Kris, pemuda bernama Lay berhenti lalu menatap Kris penuh tanya. Kris menggapai tangan Lay lalu meletakkan cincin platina itu dalam genggaman Lay. Lay menatap wajah Kris heran.

"Cincin ini untuk apa tuan? Mengapa anda menaruh di tangan saya?" tanya Lay heran, Kris hanya tersenyum lalu menatap tajam mata Lay.

"Ini untukmu saja, aku sudah tidak memerlukannya lagi" jawab Kris. Lay bingung dengan apa yang dilakukan dan kata-kata Kris barusan. Ia meletakkan kembali cincin itu ditelapak tangan Kris. Ia tersenyum kecil pada Kris.

"Ini bukan hak saya tuan, ini juga bukan milik saya , saya merasa tidak pantas mendapatkannya,"ucap Lay

"Cincin ini pasti berharga untuk tuan, jadi tuan harus menyimpannya dengan baik," lanjut Lay. Lay pun berlalu dari hadapan Kris menghampiri pemuda bermata teduh yang dari tadi menyaksikan adegan Kris dan Lay. Sedangkan Kris, ia masih terpaku menatap cincin itu tersenyum kecil seraya menggenggam erat cincin platina itu,berlalu keluar dari kafe kecil itu, tersenyum lega menatap langit yang sudah kembali cerah seperti perasaanya. Tanpa ia tau pemuda bermata teduh yang telah memeluk pinggang Lay tersenyum menyeringai menatap kepergian Kris.

END