Disclaimer :

I don't own Shingeki no Kyojin, it's belong to Hajime Isayama-sensei

Warning :

Yaoi Riren/Rivaere EruMin, typo everywhere

.

.

.

"Buku catatan sudah, makanan sudah ini ituuuu... yosh, semua sudah lengkap! Ga ada yang ketinggalan kan?" Eren membuka kembali tas yang akan dibawanya.

"Ereeeeen, ayo cepat turun! Ini kan hari pertama OSPEK jangan sampai telat!" Carla memanggil anak nya semata wayangnya untuk segera berangkat

Iya hari ini adalah hari pertama Eren masuk sekolah SMA Sina, hari ini juga Eren akan mulai menjalani masa OSPEK selama 4 hari.

.

.

.

2 hari sebelumnya

'waaaaah, sekolah ini cukup besar' batin eren berdecak kagum melihat banyak pepohonan tinggi menjulang di sekitar gerbang masuk sekolah, kanan dan kiri jalan nampak sebuah kolam ikan dan bangku-bangku kayu untuk sekedar duduk bersantai.

"Eren, ayo cepat nanti kau terlambat untuk pertemuan pra OSPEK" -(ya apalah itu namanya, tehee :p) suara Grisha ayah nya menyadarkan Eren dan langsung menyusul ayah nya yang sudah beberapa meter di depannya

.

"Selamat pagi, silahkan diisi daftar hadirnya" sambut gadis berambut pirang sebahu itu menyapa Eren dan Grisha dengan senyuman manis .

"Selamat pagi," balas Grisha pada gadis itu, ia melihat nametag yang terpasang pada baju gadis itu Petra Ral. "Eren aku akan berada di tempat pertemuan antar orang tua, kau bersikaplah yang baik pada kaka kelas mu!" ujar Grisha seraya meninggalkan Eren yang sedang mengisi daftar hadir.

"Tentu saja Eren kan anak baik ayah" sambil cengengesan Eren melihat ayahnya, Grisha hanya bisa tersenyum melihat tingkat anak kesayangannya itu.

.

.

.

"Eren!"

"Armin! Mikasa! Kalian di kelas ini juga?" teriak Eren setelah melihat dua sahabatnya itu melambaikan tangan, Eren bergegas mengambil tempat duduk dekat dengan kedua sahabatnya itu. Mereka berbincang bincang sampai terdengar ada bel berbunyi dan tidak lama kemudian 1 orang pria dengan badan tinggi tegap dan berambut pirang serta 1 orang wanita berkacamata dengan rambut berkuncir kuda masuk kedalam kelas mereka. 2 orang itu berdiri di depan kelas dengan senyum yang ramah melihat siswa baru dihadapan mereka.

"Selamat pagi semuanya, sebelumnya perkenalkan nama saya Erwin Smith dan yang disebelah saya ada Hanji Zoe, kita berdua akan menjadi mentor kalian selama 4 hari OSPEK yang akan dimulai 2 hari lagi"

Armin tidak berkedip mempehatikan kakak kelas nya itu, dimata Armin kakak kelasnya itu dikelilingi oleh bunga mawar merah dan berkilauan, dan ah Armin mendapat senyuman dari Erwin yang menyadari Armin tengah menatapnya dengan mata berbinar

"Selama 4 hari itu semoga kita dapat bekerjasama dengan baik dan mendapatkan kenangan yang tidak terlupakan" senyum aneh nampak tergambar di wajah Hanji- agak menyeramkan sih-

.

.

.

"Haaaaah tadi itu berasa lama sekali yah Armin?" tanya Eren sambil berjalan menuju gerbang keluar.

"Ha? Um, iya itu cukup melelahkan, dan mengingat barang yang harus kita bawa untuk hari senin itu rasanyaaaa haduuuuh banyak sekali!" menghela nafas dan menunduk kebawah.

"Ne Eren, kemana ayah mu? Mikasa bertanya sambil menepuk bahu Eren dari belakang

"Sepertinya sudah pulang duluan," Eren menoleh ke arah Mikasa yang ada di belakangnya. "kan jadwal petemuan or- aduh!" Kalimat Eren terhenti karena dia menabrak seseorang .

Kertas yang dibawa oleh orang yang tertabrak Eren berjatuhan.

"Ah, maaf saya tidak memperhatikan jalan anda tidak apa-apa?" sambil membantu mengambil kertas yang berjatuhan

"Kalau jalan di tempat umum itu harus—" Pemuda berambut raven hitam itu terhenti sejenak melihat wajah Eren dan melihat nametagnya " –harus hati-hati bocah! Agar tidak menyusahkan orang!" nada ketus yang keluar dari pria bertubuh -(yang hanya)- 160 cm ini.

"HEI!" nada suara Mikasa terdengar tidak terima dengan perkataan pemuda ini.

Armin menahan Mikasa agar tidak emosi dan menyebabkan masalah yang besar nantinya, Armin menggelengkan kepala dan Mikasa terlihat lebih tenang sekarang.

"Ma-maaf hmm senpai" Eren melihat logo di lengan baju kiri pria tersebut, dan itu logo untuk kelas 3, Eren tau itu -(tadi pas dikelas udah dikasih tau sama mentornya gituuuu)-

"Yasudah" dia langsung meninggalkan ke 3 siswa baru itu.

"Aaahhh Eren, dia seram sekali seperti 'grumpy cat' tapi keren sih" bisik Armin takut terdengar oleh yang dibicarakan.

"Hah? Hmm tapi memang menyeramkan sekali tatapannya itu "

"Ah yang penting hati hati saja nanti Eren kalo bertemu dengan dia lagi, jangan cari masalah dengan kakak kelas berwajah grumpy cat itu!"

"Hai Hai" melanjutkan perjalanan pulang mereka

Dari jauh nampak seseorang memperhatikan mereka sampai keluar gerbang lalu tersenyum sambil memegang berkas siswa.

.

.

.

Kembali ke pagi saat Eren akan berangkat OSPEK

" Ittekimasu~"

"Eren ini topinya ketinggalan di meja" ibunya mengejar Eren yang berlari keluar rumah

"oh iya" Eren memegang kepalanya yang yang tidak memakai topi dan bergegas mengambil topi dari tangan ibunya "hehehe" cengir Eren lalu kembali berlari .

"Sssss- anak itu" Carla tersenyum melihat Eren bersemangat seperti itu

.

.

.

Banyak kakak-kakak kelas yang berjaga disepanjang jalan, memang karena peraturan OSPEK yang melarang siswa baru untuk memakai kendaraan dan setiap melewati kakak kelas mereka diwajibkan untuk mengucapkan salam dan menundukkan kepala mereka.

'Aaaahh kenapa yang berjaga diluar itu banyak sekali sih? Kan capek menyapa satu satu' batin Eren "Ah ohayou gozaimasu senpai" - 'dan harus tetap menyapa sampai dikelas' Eren berjalan agak lemas, pagi pagi sudah disuguhi kegiatan seperti ini.

Sebelum memasuki kelas siswa baru harus menjalani pemeriksaan barang bawaan dan kelengkapan seragam sekolah lalu berbaris menunggu semua orang dikelas dan mentor datang agar dapat memasuki ruang kelas.

'Hmm dimana Mikasa dan Armin apa mereka belum sampai?' berbicara dalam hati, kepala dan matanya sibuk mencari sosok sahabat sedari kecilnya itu

"sedang apa kau celingukan bocah?"

DEG

Eren tau pemilik suara itu tetapi tidak tahu namanya, ia membatu dan langsung tatapannya lurus kedepan, keringat dingin mengucur di pipinya.

"Ti-tidak sedang apa apa senpai" Eren ingat tatapan dingin yang terimanya 2 hari lalu dari pria 160 cm ini

"Cih" dia meninggalkan Eren dan mengawasi siswa lainnya

'Haaaaaaaah aku tidak mau berurusan denganya, mendengar suaranya saja sudah memberikan efek chills pada ku rasanya '

.

.

.

Dikelas yang sudah ditemani mentornya itu mereka sedang mendapat ceramah panjang lebar tentang pengetahuan disekolah yah semacam visi misi, lagu sekolah ll. Sebentar lagi jam 10, berarti sesi ceramah ini akan segera berakhir.

Bel berbunyi menandakan pukul 10 tepat setelah guru keluar kelas, ada 2 orang yang masuk kedalam kelas. Eren membatu (lagi) melihat siapa yang masuk kedalam kelas itu

"Eh Eren, bukankan itu senpai yang kemarin kamu tabrak?" Armin menyenggol lengan pemilik manik mata hijau emerald ini

"Iya Armin, apa yang dilakukannya disini yah?"

"Semuanya perkenalkan ini adalah evaluator kalian selama menjalani OSPEK disini" kata Hanji

"Selamat siang, disini saya sebagai evaluator kalian akan bertugas mendisiplinkan perilaku kalian!" tegas pria berambut raven, bermata abu kelam, tampan sebenarnya dan keren abis cuma sayang aja ehm ehm (cuma) tingginya dibawah rata-rata.

Seisi kelas hanya terdiam merasakan adanya tekanan yang begitu besar tidak ada yang berani untuk tersenyum.

"Selamat siang semuanya, kalian pasti sudah tau nama saya, saya Petra Ral saya menjadi asisten evaluator" Raut wajah yang ditunjukkan Petra berbeda sekali, kali ini benar benar 180° dari wajah malaikat yang mereka lihat saat pertemuan pra OSPEK

"Untuk saat ini kalian segera keluar kelas dengan tertib dan ikuti kami" sang evaluator memberi pengarahan yang segera dilaksanakan tanpa drama drama menyayat hati

Kegiatan yang mereka lakukan sekarang hanyalah tour keliling sekolah

"Hey kau !"

"Hah? Siapa aku?"

"iya kau! Cepat kemari!"

"Hai" Eren bertanya tanya dalam hati 'untuk apa si grumpy cat ini menyuruhku ke depan?'

"kau memimpin barisan kelompok 1 jadi berdiri di paling depan" perintah nya absolut saat ini tidak ada yan bisa melarang "dan kau (menunjuk Armin) pimpin kelompok 2"

Armin dan Mikasa sekelompok dengan didampingi mentor Erwin

"Eh? Sayaaa?" Armin berjalan kedepan hingga tepat berdiri disebelah Erwin, Armin gugup merasakan doki doki yang sepertinya bisa terdengar oleh semua orang

"Tenang saja jangan takut kepada evaluator itu, selagi kau menurut dia tidak akan memarahimu" bisik Erwin kepada Armin yang membut Armin bertambah doki doki karena wajah Erwin dekat sekali dengan Armin. Armin hanya mengangguk

"Dengarkan saya baik-baik, jika kalian membuat kesalahan maka akan mendapatkan hukuman! Dan yang akan mendapatkan hukuman adalah mentor kalian, apakah kalian akan membiarkan saja mentor kalian dihukum karena kesalahan kalian?!"

Armin terdiam dia berfikir bagaimana kalau dia membuat kesalahan? Yang menanggung semuanya adalah Erwin-senpai dan Hanji-senpai (yah walaupun Armin keliatannya cuma khawatir sama Erwin-senpai)

'eh kenapa ini? Ko aku malah memikirkan Erwin-senpai? Aduuh'

.

.

.

Note author :

Hehehe terimakasih yang sudah mau baca fanfict ini ditunggu sekali reviewnya

Ini fanfict pertama benar-benar pertama jadi sepertinya hasilnya tidak memuaskan

Maaf yah yang akhirnya kecewa setelah baca ini menghabiskan waktu berharganya untuk baca fanfict ini #bows