My Beloved Step Brother Part 1
Disclaimer : Milik Tuhan, agensi, diri sendiri dan Orang tua mereka.
Rate : Mature
Genre : Romance / Incest ga sedarah(?)
Pairing : Jongin X Kyungsoo (KaiSoo)
Warning : BOYLOVE, YAOI, NC, LEMON, AU, OOC
DON'T LIKE DON'T READ.
.
.
.
My Beloved Step Brother© fanboyHAE
.
.
.
—KYUNGSOO POV—
.
Malam minggu yang dingin, yang digeluti dengan hujan yang begitu deras deras. Ketika itu aku sedang berada di rumah Hyeong angkatku yang bernama Jongin. Namja tampan yang sudah beberapa bulan ini memutuskan tinggal sendiri karena ingin belajar mandiri, disamping itu letak rumah kami dan tempat kerjanya terbilang cukup jauh. Namun setiap seminggu dua atau tiga kali aku selalu mengunjunginya sepulang sekolah, walau kami hanya saudara tiri namun aku telah menganggapnya sebagai saudara kandung. Lagi pula kami berdua sama – sama anak tunggal.
Eomma menikah dengan Appa (Ayah kandung Jongin Hyeong) tiga tahun lalu. Pada awalnya aku sama membenci mereka berdua karena aku pikir Jongin Hyeong dan Appa akan merebut perhatian dan kasih sayang Eomma sepenuhnya sehingga menyebabkan Eomma melupakanku. Namun aku salah, karena selama ini mereka sangat menyayangiku. Terlebih Jongin Hyeong.
"Jinja? Kenapa malah hujan lebat seperti ini eoh? Aigoo…" gerutuku saat aku melihat arah luar dari jendela kamar Jongin Hyeong. Ternyata hujan deras telah turun dari langit.
"Wae? Memangnya kau mau kemana, Kyungsoo–ahh?" Tanya Jongin Hyeong yang saat ini sedang berkutat dengan laptop dan pekerjaannya tanpa menoleh padaku. Terlalu sibuk mungkin.
"Ini sudah hampir jam malam, Hyeong. Aku ingin segera pulang dan beristirahat. Lagi pula Appa dan Eomma pasti akan sangat cemas." Jawabku pada Jongin Hyeong.
"Pulang? Dalam keadaan seperti ini? Hyeong tidak setuju. Diluar hujan masih turun dengan lebat, Hyeong tak mau jika kau sakit nantinya. Lebih baik Kyungsoo menginap disini saja, lagi pula ini juga rumah Kyungsoo, kan? Sekalian menemani malam minggu Hyeong." Jawab Jongin Hyeong dengan posesif. Inilah sifat Hyeong yang paling tidak aku sukai. Ia terlalu over protective kepadaku. Padahal aku sudah sekolah di tingkat Senior High School dan bukan anak kecil lagi.
Hu—uh. Menyebalkan.
"Baiklah, Kyungsoo akan menginap di rumah Hyeong. Sebaiknya Kyungsoo menghubungi Eomma dulu sekalian memberitahukan jika menginap di rumah Hyeong…" aku berjalan menuju ruang tamu karena telepon genggam milikku ada didalam tas yang aku tinggal disana.
Tak lama kemudian aku kembali kekamar Jongin Hyeong setelah selesai mengubungi Appa dan Eomma. Kulihat Jongin Hyeong tak lagi berkutat dengan Laptop dan pekerjaannya namun sedang berkutat dengan TV yang biasanya ia letakkan di ruang tengah.
"Kenapa TVnya di bawa ke Kamar, Hyeong? Tumben?" tanyaku saking penasarannya, karena biasanya Hyeong sama sekali tak menyentuh televisinya. Ia lebih suka berkutat dengan Laptop kesanyangannya. Entah browsing ataupun berburu hal lain.
"Hanya ingin saja, lagi pula Hyeong ingin menonton acara televisi sambil tiduran di kasur. Biasanyakan Hyeong sendiri jadi tak asik dan kali ini ada Kyungsoo yang menemani Hyeong." Jawab Jongin Hyeong sambil tersenyum kearahku.
Deg!
Entah kenapa jika aku melihat senyum Jongin hyeing yang begitu mempesona membuat detak jantungku bekerja dua kali lipat. Jongin Hyeong terlihat lebih tampan jika tersenyum seperti itu. Wajahnya yang putih terlihat begitu damai.
Mingkin apa yang aku rasakan ini salah. Terlebih kepada Hyeongku sendiri. Tapi perasaan ini muncul begitu saja. Rasa sayangku terhadap Jongin Hyung berubah seiring berjalannya waktu. Awalnya yang aku rasakan hanyalah rasa sayang terhadap Adik terhadap Hyeongnya, tapi seiring berjalannya waktu, perasaan ini berubah menjadi perasaan cinta. Antar dua laki – laki, bukan antar dua saudara.
Tapi aku lebih memilih memendam perasaan ini dari pada mengungkapkannya kepada Jongin Hyeong. Aku takut jika ia mengetahui perasaan ini ia akan menghindariku dan berbalik membenciku. Biar saja aku memendam perasaan yang salah ini. asalkan aku masih bisa tetap berada di sampingnya aku sudah merasa sangat senang.
Aku dan Jongin Hyeong mulai merebahkan tubuh kami di tanjang ukuran Quin size milik Jongin Hyeong. Seketika aku mencium bau khas dari tubuh Jongin Hyeong yang begitu membuatku katagihan. Ingin rasanya aku menghirup lebih dalam… Cukup Kyungsoo, jangan berpikir yang macam – macam, Jongin Hyeong bisa curiga dengan gelagatmu yang aneh itu.
Malam semakin larut, hujan belum juga berhenti, malah semakin deras ditambah hembusan angin yang cukup membuat merinding kulit. Sungguh malam yang dingin. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami, kami hanya diam sambil menyimak acara televisi, entah kenapa malah membuatku menjadi canggung. Satu tempat tidur dengan Jongin Hyeong dalam jarak yang begitu dekat, malah membuat jantungku berdetak dua kali lebih cepat. Aigoo, bagaimana jika Hyeong mendengarnya, eoh?
Tiba – tiba suara yang seperti desahan membisikkan sesuatu, persis di telinga kananku. "Kyungsoo –ahh, kau sudah tidur eoh?" Ternyata suara Jongin Hyeong.
"Belum Hyeong, Kyungsoo belum mengantuk… Wae Hyeong?" kataku sambil memeluk diriku sendiri(?). sekedar mencari kehangatan.
"Ani, apa kau merasa kedinginan, Kyungsoo –ahh?" entah pendengaranku yang sedikit terganggu atau memang suara Jongin Hyeong terdengar sangat parau?
"Nde Hyeong, Kyungsoo kedinginan. Hujan dan anginnya sangat tak bersahabat. Padahal sudah memakai sweater tebal…" jawabku sedikit menggigil. Sepertinya hujan memakin deras saja.
"Mau berbagi selimut dengan Hyeong?" Aku mengangguk. Kemudian Jongin Hyeong mulai merapatkan jarak diantara kami hingga tubuh kami saling menempel. Ia membagi selimut yang sejak tadi ia gunakan. Sedangkan tangannya memeluk pinggangku. "Agar lebih hangat." katanya. Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan Hyeong padaku. Lagipula tak ada ruginya ia memelukku. Malah tubuhku menjadi lebih hangat.
Salah satu kakinya kini bertumpu diatas kedua pahaku. Sedangkan kepalanya ia letakkan diperpotongan leher dan pundakku. Membuatku dengan jelas merasakan deru nafasnya yang tak teratur.
"Hyeong…" lirihku saat ia mulai mengeratka pelukannya pada tubuhku. Membuat wajahku merona dan jantungku berdetak cepat. "Sebentar saja, Kyungsoo –ahh." Lirihnya. Aku hanya bisa diam sambil merasakan tubuhnya yang semakin ia rapatakan pada tubuhku. "Kyungsoo –ahh, tolong matikan televisinya." perintah Hyeong padaku. Dengan sigap aku mematikan televisi yang kebetulan remotenya tergeletak tepat disampingku.
Seketika ruangan menjadi sunyi. Hanya terdengar suara Hujan dan sesekali suara petir yang menyambar serta deru nafas kami yang semakin memburu.
"Mau membantu Hyeong, Kyungsoo –ahh?" bisik Jongin Hyeong tepat ditelingaku. Kemudian aku merasakan Jongin Hyeong mengecup kilat perpotongan leherku.
"Hyeong…" antara kaget dan ingin menolak. Tapi karena pelukan Jongin Hyeong yang semakin mengerat, membuatku tak bisa berbuat apa – apa. Mungkin ia tak sengaja?
Dengan gerakan perlahan, aku bisa merasakan tangan kiri Jongin Hyeong mengentuh tangan kananku. Ia meremasnya perlahan, kemudian ia membawa tanganku ke arah menuju daerah bawah hingga menempelkannya pada sesuatu yang menegang. Tunggu? Menegang?
.
.
.
—TBC—
.
.
.
Prolog~
Bagaimana? Mau di lanjut?
No Bash OKE!
DON'T LIKE DON'T READ!
.
.
.
FF KaiSoo pertama. Hadiah(?) untuk Princebabysoo (di twitter) :D
Semoga suka :P khukhukhu
