Tittle : Revenge
Cast : DBSK And Other
Genre : Angst/Hurt/Comfort/Romance/NC21/BDSM/GenderSwitch
Marga disesuaikan dengan kebutuhan cerita. Jadi disini ada beberapa karakter yang nadal masukin, bukan berarti nadal ga suka sama orang tersebut, tapi lebih untuk kebutuhan cerita ^^ ingat ini hanya fiksi ^^ siapa saja yang baca maapkan nadal ne? nadal ga bermaksud apa-apa ^^
#catatan: don't like don't read ok?
Jadi buat yang ga suka, silahkan angkat kaki. Monggo
KARENA INI HANYA SEBUAH FIKSI DAN MOHON UNTUK TIDAK MENANGGAPINYA SECARA SERIUS.
Thank you
Happy Reading ^^
Summary : "I'm sure, God has planned the best, and we just need to run the scenario only"
Chapter 1~
'aku yakin, Tuhan telah merencanakan yang terbaik, dan kita hanya menjalankan scenario saja. Dan aku percaya bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang tidak dapat dilalui umatnya, maka dari itu, bantulah aku untuk menjalani scenariomu, Tuhan'
Doa seorang gadis muda telah dipanjatkan dalam hatinya disebuah gereja yang tidak jauh dari kediamannya. Setitik air mata jatuh dari mata bulat nan indah, mengalir bagai sungai menyusuri pipi putih dan mulus tersebut. Jika dilihat, wajah gadis itu bagaikan boneka, hampir tidak ada cacat sedikitpun. Gadis cantik yang telah kehilangan senyumannya sejak 2 tahun silam, ketika semua yang dia inginkan semua ada pada dirinya, kasih sayang juga harta yang melimpah, semua menjadi selimut bagi kehidupan gadis tersebut. Tapi semua sirna ketika musibah menimpa keluarganya. Sang appa meninggal dengan cara bunuh diri setalah merasa depresi karena perusahaan besar yang sudah dibangunnya bangkrut, memiliki banyak hutang dan terpaksa harus menjual semua sahamnya, serta rumah mewah yang menjadi tempat bernaung bersama istri serta anak gadisnya terancam disita. Hal inilah yang memicu appa dari gadis bernama Kim Jaejoong melakukan bunuh diri menggantungkan dirinya didalam kamar.
Dan sekarang hanya tinggal Jaejoong dan juga ummanya yang mengalami tekanan mental setelah kejadian yang bertubi-tubi menghampiri mereka. Tinggal disebuah flat yang terbilang sangat-sangat sederhana, tidak ada barang mewah sedikitpun yang mereka bawa dari rumah lamanya, hanya sisa uang hasil tabungannyalah yang menjadi harapan satu-satunya untuk Jaejoong dan ummanya bertahan hidup, serta untuk biaya pengobatan bagi ummanya. Jaejoong tidak menempatkan ummanya dirumah sakit jiwa, Jaejoong tidak akan pernah tega jika harus melakukan hal itu pada orang yang sudah melahirkannya didunia. Jika dia ingin, dia pasti akan memilih jalan pintas mengikuti jejak yang sebelumnya telah dilakukan oleh appanya terlebih dahulu. Tapi itu semua dia urungkan, dia masih memiliki Tuhan dan juga keyakinan, serta ummanyalah yang menjadi semangat untuknya bertahan hidup.
Jaejoong berjalan keluar dari gereja dan mulai berjalan menuju tempatnya 'bekerja' hampir 2 tahun ini. Jaejoong terus berjalan dengan tanpa membawa apapun selain pakaian yang melekat pada tubuhnya. Pandangannya kosong, otaknya berpikir dan terbagi antara ummanya yang dia tinggalkan dalam flat sendirian, serta dengan pekerjaan yang memaksanya untuk lebih menguatkan fisik terutama batin.
.
Dengan wajah lesu dan juga datar Jaejoong mulai memasuki sebuah tempat yang menurut sebagian orang adalah tempat nista dan kotor, tapi tidak dengan orang yang berada didalam, tempat ini bagaikan surga untuk melampiaskan nafsunya. Jaejoong menatap jijik pada beberapa orang yang tengah bergumul mesra di mana-mana, baik di kursi, meja atau tempat lainnya. Jaejoong terus berjalan melewati panggung yang terdapat beberapa orang penari sexy.
"Ya Kim Jaejoong! apa yang kau lakukan disana?! Ini sudah jam berapa?! kau terlambat datang! Cepat ganti pakaianmu dan layani tamu yang ada dikamar 13!" bentak Lee Sooman yang tidak lain adalah atasannya sekaligus pemilik tempat haram tersebut dan menghampiri Jaejoong.
Bisa ditebak dari cara atasannya memerintah, ya Jaejoong bekerja sebagai pelacur disana. Tidak ada pilihan lain selain ini, hanya ini yang bisa menghasilkan uang seperti yang diharapkannya. Uang yang cukup banyak untuk biaya pengobatan ummanya. Ingin rasanya dia keluar dari tempat yang sudah menjadi nerakanya selama ini, namun jika itu dia lakukan, darimana dia akan bisa menghidupi dirinya juga ummanya.
PLAK!
Sebuah tamparan langsung diterimanya ketika tanpa sadar justru terdiam dengan pikirannya sendiri dan membuat atasannya geram.
"Kenapa masih disini?! Cepat ganti pakaianmu!" bentak Sooman dan langsung menarik surai hitam dan panjang milik Jaejoong agar segera beranjak dari tempatnya.
Jaejoong tidak melawan dengan kata-kata ataupun tindakan, jika itu dia lakukan, maka akan berakhir tragis seperti teman satu profesinya yang harus menahan sakit disekujur tubuhnya akibat perlakuan kasar penjaga tempat nista tersebut.
.
Jaejoong berjalan dengan memegangi pipinya, mendekati loker tempatnya menyimpan pakaian ganti. Dalam diam Jaejoong mengganti pakaiannya dengan cepat sebelum ada yang masuk. Beginilah, dia sekarang, Jaejoong yang sekarang dengan pakaian senonoh, juga tubuh molek yang terjiplak jelas dibalik pakaian minimnya. Tidak lupa Jaejoong mengambil sesuatu dari dalam lokernya, menyembunyikannya dalam saku dan beranjak pergi. Jaejoong berjalan dan mengambil minuman yang sudah disediakan bartender.
"Melayani lagi eoh? Kudengar kau akan banyak job melayani beberapa tamu malam ini, dan kau harus hati-hati ne, jika dilihat-lihat orang yang akan menjadi tamumu itu sangat liar untuk ukuran pengusaha" ucap Geunsuk seorang bartender namja yang sudah menjadi teman dekat Jaejoong.
"Gomawo sudah mengingatkanku" ucap Jaejoong menuangkan serbuk dalam minuman didepannya.
"Kau beri obat tidur lagi?" tanya Geunsuk.
"Ne, aku tidak mau tersentuh oleh siapapun, aku jijik dan merasa hina dengan mereka terlebih dengan pekerjaan ini" celetuk Jaejoong.
Tidak diragukan lagi sikap Geunsuk yang akan senan tiasa menyembunyikan keluh kesah serta kelakuan Jaejoong pada tamunya.
"Lalu kenapa kau masih bekerja disini? Kenapa kau tidak mencari tempat lain saja jika kau tidak suka tempat ini" ucap Geunsuk membuat Jaejoong menghentikan aktifitasnya sejenak.
"Jika aku tidak disini, darimana aku bisa mendapatkan uang yang banyak untuk kehidupanku dan juga ummaku" ucap Jaejoong datar kembali menuangkan serbuk obat sebanyak-banyaknya.
"Ya, Joongie.. orang itu bisa overdosis dengan takaran banyak seperti itu" bisik Geunsuk.
"Aku tidak peduli orang ini mati atau tidak, yang jelas aku ingin menyelesaikannya dengan cepat" ucap Jaejoong tajam dan langsung membawa minumannya menuju kamar 13.
"Jaejoongie.. sudah kukatakan jaga sikap angkuhmu jika disini" keluh Gaeunsuk melihat punggung Jaejoong yang menjauh dari tempatnya tanpa menanggapi ucapannya.
.
CKLEK
"Aahhh.. ternyata si cantik sudah datang, aku dari tadi menunggumu disini" ucap seorang namja bertubuh gempal yang terlihat berumur ketika Jaejoong masuk kedalam ruangannya "Kemarilah" tambahnya dengan memainkan jarinya memberi isyarat pada Jaejoong untuk mendekat.
TAK
Jaejoong meletakan botol dan dua buah gelas kecil diatas meja kaca yang ada dihadapan namja gempal itu. Jaejoong segera mendaratkan bokongnya disofa tepat disebalah tubuh namja tersebut.
"Aku ingin merasakanmuuuu" desah namja itu tepat ditelinga Jaejoong. Kemudian namja itu langsung memegang dagu Jaejoong dan mendekatkan wajahnya. Tidak lupa dengan tangan nakal lainnya yang tidak tahu malu membelai paha putih Jaejoong.
"Ah tuan, tidakkah sebaiknya kita minum dulu" ucap Jaejoong menahan wajah dan tangan namja tersebut dengan jarinya membuat namja tersebut sedikit kesal dan melepaskan Jaejoong "Biar aku ambilkan" ucap Jaejoong yang langsung menuangkan minuman kesalah satu gelas.
Tubuh Jaejoong seketika langsung merinding ketika kembali merasakan tangan besar dan kasar mulai menggerayangi paha mulusnya yang terekspose jelas. Dengan menahan diri Jaejoong terus menuangkan minuman beralkohol tersebut.
"Ini tuan, silahkan anda minum" ucap Jaejoong menyodorkan sebuah gelas kecil.
"Kau tidak ikut minum? Ambilah, dan kita akan bersulang dan minum bersama sampai puas, setelah itu.. Kau bisa bermain dengaku" ucap namja itu mengambil gelasnya dan beralih merengkuh pinggang Jaejoong.
Jaejoong tidak menjawab, dia hanya menuangkan minuman bercampur obat tidur itu pada gelas yang sengaja disiapkan jika tamunya mengajak minum.
"Ayo kita bersulang" ucap Jaejoong datar dan mengangkat gelasnya.
TING
Mereka berdua bersulang. Tanpa melepaskan pegangan pada pinggang Jaejoong, namja tersebut mulai meneguk minumannya hingga habis. Sedangkan Jaejoong pura-pura minum dengan menempelkan gelas pada bibirnya.
"Haaahhh… Ini memang yang terbaik bisa menghilangkan rasa penatku" celetuk namja itu dan mengenduskan nafasnya pada leher jenjang Jaejoong. Tanpa dia tahu Jaejoong sudah merasa muak dan ingin segera menendangnya.
"Kau mau tambah? Ini punyaku saja" ucap Jaejoong memberikan gelasnya.
"Ini bekas bibir cantikmu" ucap namja itu mengambil gelas dari tangan Jaejoong dan langsung meminum minuman tersebut.
'Kena kau' desis Jaejoong dalam hatinya.
"Hhhmmm bekas bibirmu itu manis sekali.." ucap namja itu menjilati bibir gelas milik Jaejoong "Mmhh… tapi kenapa tiba-tiba aku menjadi pusing seperti ini?" lanjutnya dan langsung memegangi kepalanya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Jaejoong pura-pura khawatir dan mengusap dada namja tersebut.
"Gwaenchana.. Aku hanya sedang merasa pusing saja.. Ayo kita lanjutkan" jawab namja itu lagi.
"Baiklah jika itu maumu" desis Jaejoong.
.
Jaejoong menatap sinis pada namja yang baru saja dia temani, pakaiannya sudah berantakan dimana-mana, hanya pakaian dalamlah yang menemani tidur manis namja bertubuh gempal dihadapannya. Jaejoong tersenyum licik, seperti biasanya, tidak susah untuk membuat tamu bejatnya terkulai seperti ini. Dan seperti biasa, ketika dia terbangun akan merasa dirinya seperti telah melakukan sesuatu. Jaejoong langsung keluar dari tempat tersebut dan cepat-cepat berjalan menuju meja bar untuk duduk sekedar melupakan kejadian tadi.
"Kau sudah selesai? Cepat sekali, tidak seperti biasanya" ucap Geunsuk mengelap salah sebuah gelas.
"Paling lama namja seperti itu hanya akan bertahan membuka matanya sampai beberapa menit saja, setelah itu, dia akan pingsan dan kulecuti pakaiannya dan kemudian aku tinggalkan dia, tidak susah" jawab Jaejoong enteng.
"Kau itu benar-benar.. Ya, itu boss datang" desis Geunsuk yang langsung kembali pada pekerjaannya.
"Ya, Kim Jaejoong. Jika kau sudah selesai, cepat kau layani tamu selanjutnya dikamar 6. Aku sudah membayarmu paling mahal disini. Jadi, jangan kecewakan pelangganku" ucap Sooman tajam.
Jaejoong tidak menjawab dan hanya memandang datar Sooman yang berbicara tajam padanya sampai orang itu pergi dari hadapannya.
"Cepat berikan aku satu minuman lagi" ucap Jaejoong cepat.
Dilain sisi terdapat seorang namja yang tengah memperhatikan gerak gerik Jaejoong yang duduk menunggu Geunsuk. Mata musangnya tidak berkedip sedikitpun menatap lurus pada objek menarik yang tidak terlalu jauh dari tempatnya duduk.
"Kau tidak dengar aku biacara tadi?" tanya Yoochun yang merupakan sahabat namja bermata musang tersebut "Haaahhh.. Kau pasti tidak mendengarkan aku biacara, memang apa yang kau lihat?" tanya Yoochun yang langsung mengikuti harah pandangan Yunho "Pelacur itu? Heuh, kau pasti tidak akan suka dengan pelacur seperti dia" celetuk Yoochun.
"Apa maksudmu?" tanya Yunho karena Yoochun tidak menjelaskan ucapannya secara utuh.
"Aku yakin kau tidak akan suka mendengarnya" lanjut Yoochun.
"Memangnya kenapa?"
"Aku malas menceritakannya, pada akhirnya kau tidak akan mendengarkanku" celetuk Yoochun.
"Cepat katakan" paksa Yunho.
"Baik-baiiiikkkk.. Kau tahu? Dia adalah pelacur paling mahal disini, hanya orang-orang berduitlah yang bisa berkencan dan melakukan 'itu' dengannya. Tapi sayang meskipun sudah membayar mahal, kudengar tidak ada yang pernah sampai melakukan hubungan intim dengannya. Karena saat para tamu itu terbangun dia hanya mendapati dirinya yang setengah telajang" jelas Yoochun panjang lebar.
"Kau tahu itu darimana?"
"Aku sendiri pernah mengalaminya, aku sudah membayar mahal tapi aku hanya menemukan diriku setengah telanjang, yang aku ingat hanya sampai aku minum dengannya, dan setelah itu aku tidak ingat lagi, dan herannya, kenapa masih banyak saja orang yang mau berkencan dengannya? Apa sebegitu tingginya pesona yeoja itu. Aku sih tidak akan melakukannya lagi hanya untuk tidak sadarkan diri dihadapannya, itu hanya menghambur-hamburkan uang saja" desis Yoochun.
"Begitukah? Kita lihat saja, aku atau dia yang akan menang dalam permainannya" desis Yunho tajam.
"Maksudmu?"
"Aku akan coba melakukan kencan dengannya" jawab Yunho datar.
"Kau pasti akan kecewa Jung" ucap Yoochun yang berusaha mengingatkan.
"Kita lihat saja nanti"
-Kembali pada Jaejoong dan Geunsuk-
"Tunggu sebentar Joongie" jawab Geunsuk yang langsung mengambilkan apa yang Jaejoong minta.
Dan seperti sebelum-sebelumnya, Jaejoong kembali menuangkan obat tidur kedalam botol minuman tersebut.
"Hah, kau itu benar-benar Joongie" keluh Geunsuk yang sudah lelah melihat sikap Jaejoong yang terus memaksakan diri bekerja ditempat ini.
"Jangan banyak biacara, aku pergi dulu" ucap Jaejoong yang langsung membawa botol dan dua buah gelas.
"Jadi itu yang kau lakukan?" batin Yunho dengan smirknya yang masih memperhatikan Jaejoong dari tempatnya.
.
Seperti biasa, aksinya tidak akan berlangsung lama pada setiap tamunya, karena dalam waktu sebentar, tamunya sudah pingsan akibat obat tidur yang dia tuangkan. Jaejoong berjalan santai keluar dari kamar tamu terakhir yang dia layani, dan seperti biasanya Jaejoong meninggalkan para tamu itu dengan pakaian yang setengah telanjang. Dengan perasaan lelah Jaejoong berjalan menuju ruang ganti.
"Hiks.. Hiks.."
"Eonnie?" panggil Jaejoong menghampiri Heechul yang sudah dianggapnya sebagai kakak tengah meringkuk dipojok ruangan "Gwaenchana?" tanya Jaejoong memegang dagu Heechul dan mengangkat wajahnya "Eonnie?! Siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Jaejoong geram dan Heechul hanya menggelengkan kepalanya pelan seraya menangis "Kenapa kau diam saja diperlakukan seperti ini? Padahal kau bisa membalas pukulannya atau apa kan? Lihat pipimu jadi lebam seperti ini" ucap Jaejoong menatap sedih orang yang disayanginya.
"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan Joongie" ucap Heechul disela tangisannya.
"Biar aku yang membalasnya, kau hanya cukup memberitahu siapa orangnya" ucap Jaejoong yang sudah semakin naik darah.
"Andwae, percuma saja kau mencoba membalasnya, dia tidak sebanding lawan denganmu Joongie, dan aku yakin dia sudah pergi" ucap Heechul menahan lengan Jaejoong.
"Dan kau menyerahkan diri lagi pada tamumu?" tanya Jaejoong pelan dan hati-hati, kemudian Heechul kembali menganggukan kepalanya "Sudah aku katakan, ikuti caraku, berhentilah menyakiti dirimu, aku tidak ingin kau terus melakukannya" ucap Jaejoong mengelus wajah kakak angkatnya.
"Percuma saja, Joongie. Aku sudah seperti seonggok sampah yang tidak berarti" ucap Heechul semakin pecah dalam tangisannya.
"Ani, itu tidak benar, kau bukan sampah, merekalah yang sampah. Kita disini untuk bertahan hidup, tidak seperti mereka. Jangan katakan itu lagi, eonnie.. Kumohon" ucap Jaejoong lembut menangkup wajah Heechul.
"Kim Jaejoong!" panggil Sooman dengan keras dan langsung memasuki ruang ganti tanpa permisi membuat Jaejoong dan Heechul terkaget melihat kearahnya.
"Ada apa lagi?" tanya Jaejoong dingin.
"Kau layani tamu yang ada di dalam kamar VIP, cepat kau pergi kesana karna dia tidak suka menunggu" ucap Sooman tak kalah dingin.
"Bukankah waktuku hari ini sudah selesai?! Kenapa aku masih harus melayani namja hidung belang?!" ucap Jaejoong geram yang langsung berdiri melihat pada orang yang kerap kali menggunakan kekuasaannya sesuka hati.
"Joongie pelankan suaramu" ucap Heechul yang langsung berbalik mencoba menahan tindakan Jaejoong yang seperti akan meledak.
"Kau tidak mau melayaninya, maka kau akan kutendang dari tempat ini. Kau pikir dengan mencari uang diluar sana akan sebanding dengan bayaranmu disini, huh? Kau pikirkan itu baik-baik Kim" ucap Sooman lagi.
"Joongie-ah.. Lakukanlah seperti biasa yang kau lakukan" bisik Heechul.
"Baiklah aku akan melakukannya, dan kau jangan banyak bicara lagi disini, aku akan segera melayaninya dan mengakhirinya dengan cepat" desis Jaejoong dan membuat senyuman sinis Sooman muncul.
"Bagus jika kau sadar" ucap Sooman kemudian meninggalkan Jaejoong dan Heechul.
"Eonnie, aku pergi dulu ne?"
"Hati-hatilah Joongie" ucap Heechul pelan dan Jaejoong mengangguk dan langsung meninggalkan Heechul sendiri.
Perasaan Heechul mulai merasa tidak enak, seperti mendapatkan firasat buruk akan Jaejoong. namun dia menampik semuanya dan berpikir positif bahwa semua akan baik-baik saja.
.
CKLEK
"Kita bertemu lagi, Kim Jaejoong" ucap namja bermata musang yang duduk dengan santai melihat Jaejoong mulai masuk kedalam ruang VIPnya.
Seketika Jaejoong berhenti bergerak dengan tatapan yang sulit diartikan, berdiam diri didekat pintu dengan memegang botol juga gelas ditangannya.
"Kau terkejut aku berada disini?" tanya Yunho bangkit dari duduknya dan mendekati Jaejoong "Bahkan aku lebih terkejut melihat kau ada disini dan…. Menjadi pelayanku" bisik Yunho tepat ditelinga Jaejoong membuat Jaejoong dengan susah payah menelan ludahnya "Kau gugup?"
"Ani" jawab Jaejoong singkat.
"Masih bertahan dengan wajah angkuhmu itu, eoh?" tanya Yunho mengelus pipi halus Jaejoong.
"Cepat kita selesaikan ini" ucap Jaejoong yang langsung berjalan mendekati meja dengan menahan emosinya.
TAK
Jaejoong langsung menaruh gelas serta botol diatas meja dan mendaratkan bokongnya.
"Kau sudah tidak sabar rupanya" ucap Yunho yang justru tidak beranjak hanya melipat kedua tangannya didepan dada.
"Kau mau minum? Biar aku tuangkan" ucap Jaejoong tidak menanggapi omongan Yunho dan langsung menuangkan segelas bir yang sudah bercampur obat tidur.
"Untukku?" tanya Yunho yang langsung duduk disebelah Jaejoong.
"Ne.. ini" ucap Jaejoong menyodorkan gelas tersebut.
"Kau minumlah, kita akan minum bersama, aku tidak kuat jika harus minum sendirian" ucap Yunho menitah dengan senyuman mengejeknya.
Jaejoong yang mengerti dengan otak picik Yunho hanya memaksakan senyumannya.
"Mianhae, aku tidak terbiasa untuk minum" tolak Jaejoong halus.
"Kau tidak terbiasa? Maka kau harus mencobanya" ucap Yunho "Ini, ambilah punyaku, aku akan mengambil sendiri" ucap Yunho menyodorkan gelas miliknya.
"Tidak usah.." ucap Jaejoong.
"Ayo, kau pasti suka jika sudah mencobanya" ucap Yunho memaksa dan memegang tangan Jaejoong agar mau menerima gelas pemberiannya "Dan aku akan mengambil untukku sendiri" ucap Yunho dan langsung menuangkan segelas bir. "Ternyata kau itu licik juga" ucap Yunho tiba-tiba seraya memainkan gelas berisi bir di tangannya.
"Apa maksudmu?" desis Jaejoong tajam.
"Aku tahu apa yang kau lakukan dengan minuman ini" ucap Yunho memperhatikan gelasnya.
"Aku tidak mengerti sama sekali dengan yang kau ucapkan" ucap Jaejoong lagi.
"Masih tidak mau mengaku? Baiklah, maka aku yang akan mengatakannya" Yunho langsung menolehkan kepalanya kearah Jaejoong "Kau sudah menaruh obat tidur ke dalam bir ini kan? Oleh karena itu kau menolak untuk minum?" tebak Yunho.
"Jangan sok tahu.." desis Jaejoong yang perasaannya sudah menunjukan lampu kuning harap-harap cemas.
"Oh ayolah, aku bukan orang bodoh seperti lainnya yang kau fikirkan. Jika kau memang tidak memasukannya, aku ingin lihat jika kau meminumnya, akan baik-baik saja atau justru akan pingsan" tantang Yunho seraya mendekatkan wajahnya pada Jaejoong dan membelai paha mulus Jaejoong yang jelas terlihat.
"Aku tidak akan meminum ini karena aku bukan peminum" jawab Jaejoong serayamemejamkan matanya guna menahan emosinya.
"Berarti aku benar hahaha, kau itu tidak pandai untuk menipuku" ucap Yunho berdiri dari duduknya.
"Jika tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan dan lakukan, aku akan pergi"
TAK
Jaejoong menaruh gelasnya degan kasar dan berdiri hendak berjalan menuju pintu.
GREP! BRUK!
"Akh! Apa yang lakukan?!" pekik Jaejoong yang terkejut dengan Yunho yang menarik dan membanting tubuhnya keatas sofa.
"Aku akan menghilangkan sifat dinginmu itu, dan aku akan menunjukkan bagaimana sakitnya penolakan" ucap Yunho mengungkung Jaejoong dan mengelus pipinya.
"Menyingkir dariku!" teriak Jaejoong dan langsung mendorong Yunho.
Namun sayang, tenaganya sangat-sangat tidak sebanding dengan lawannya, tubuh Jaejoong yang lebih kecil dan juga hanya seorang yeoja membuatnya tidak berdaya karena Yunho kini justru menahan kedua tangannya.
"Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja, Kim. Aku sudah membayar mahal dirimu. Jadi jangan coba-coba bermain-main denganku" desis Yunho tajam dan langsung menyerang leher Jaejoong.
"Andwae!" teriak Jaejoong yang sudah mulai panik tidak bisa melakukan perlawanan "Lepaskan aku brengsek!" teriak Jaejoong dan berusaha berontak.
PLAK!
"Diam atau aku akan menamparmu lagi!" ancam Yunho yang langsung menduduki paha Jaejoong agar gadis itu berhenti bergerak.
"Menyingkir dariku atau aku akan teriak!" dengan terus berusaha mendorong tubuh Yunho.
"Diamlah jika kau tidak mau aku menyakitimu! Teriaklah! Tidak akan ada yang bisa menolongmu!" bentak Yunho dan melepaskan kedua tangan Jaejoong untuk melepaskan sabuk dicelananya.
"Pergi dariku!" ucap Jaejoong memukul-mukul dada Yunho.
PLAK!
Satu tamparan lagi yang sangat-sangat keras langsung membuat si empunya pipi terdiam lemas tak berdaya merasakan pening yang langsung menjalar.
"Diam dan ikuti semua permainannya atau aku akan melakukan hal yang lebih buruk dari ini!" ucap Yunho yang langsung mengikat kedua tangan Jaejoong dibelakang dengan sabuknya.
"Lepaskan aku!" bentak Jaejoong yang masih saja berusaha untuk melawan dengan kembali menggerakan kakinya.
PLAK! PLAK! PLAK! PLAK!
Lagi.. Tamparan bertubi-tubuh diterima Jaejoong hingga membuatnya nyaris pingsan dengan sudut bibir yang berdarah dan juga dengan posisi paha yang masih diduduki oleh namja brengsek dihadapannya.
"Kau memang brengsek, Jung" ucap Jaejoong pelan namun tajam.
PLAK!
Sekali lagi Yunho kembali menampar pipi Jaejoong yang langsung terkulai dengan tangan terikat diatas sofa. Tidak pingsan, namun Jaejoong berusaha mempertahankan kesadarannya. Yunho langsung berdiri dan menurunkan resleting celananya.
"Kita mulai permainannya, cantik"
_TBC_
