21/09/2012/10:15 A.M
All Characters is belong to Masashi Kishimoto
This Story is dedicated to All SasuHina Lovers
Warnings : AU, OOC, Typos, Exp-Lemon, Chapter pendek (1000-2500 Words).
Untuk chapter-chapter selanjutnya, bagi pembaca di bawah umur, bisa meng-skip bagian Lemonnya, karena saya mencantumkan peringatan ketika adegan Lemon berlangsung. Tenang saja, tidak membaca Lemon bukan berarti tidak akan nyambung pada cerita selanjutnya. dalam fict ini, Lemon is just for fun.
My Rule :
Dump,Trash,or Disgusting for Ya'?
Out!
No Flamer Needed!
.
.
Prolog
.
.
Awan Cumulonimbus bergulung memenuhi langit abu-abu, menghalangi sinar matahari sejak berjam-jam yang lalu, titik-titik hujan berat mengahantam atap rumah sederhana ber cat putih. Sebuah rumah tak terurus dengan teras belakang yang penuh dengan guguran daun aspen. Petir berkilat membelah langit. Menggelegar seperti deburan badai ombak di lautan.
Angin kencang menyibak-nyibakkan gorden berwarna putih yang panjang sampai menyentuh lantai, mengembung saat angin berhebus kencang melewati dua jendela besar yang terbuka, menciptakan bayang-bayang diatas lantai marmer putih.
Televisi yang menempel di dinding berkilat-kilat menampilkan jutaan titik-titik hitam dengan suara desisan yang bising. Di ruang temaram itu terdapat sebuah ranjang yang dibalut oleh seprai putih. Seseorang terbaring diatasnya. Menutup kedua kelopak matanya dengan tenang. Posisi tidurnya menelungkup dengan wajah mengadap sisi kiri. Telapak tangannya menindihi sebuah buku tebal berwarna cokelat yang terletak di sebelah bantalnya.
Di setiap ia memejamkan mata, gadis itu selalu berada di sana. Dia nyata, kedua iris pucatnya, senyuman tipisnya, garis merah pada wajahnya saat dia tersipu, rambut panjangnya, dan semuanya, dia sempurna.
Bayangan gadis itu seketika berubah menjadi sebuah taman belakang rumah dimana pohon aspen berbatang putih yang mulai ber guguran meneduhkan cuaca terik hari itu. Ayunan bergoyang pelan tertiup angin musim gugur yang lembab. Seorang gadis yang sama menenteng keranjang piknik. Menghamparkan kain putih bermotif kotak-kotak merah. Saat sang gadis duduk di atas kain yang sudah terhampar rapi, pria itu masih berdiri di depan kompor barbeque, membolak-balikkan sosis. Lalu gadis itu mengambil kamera digital dari saku nya, mengarahkan pada sang pria yang masih membolak-balikkan sosis yang mulai matang. Gambar dari pria itu berhasil tersimpan pada memori kamera. Ini terlihat seperti piknik di belakang rumah pada minggu pertama di bulan September, hari-hari terbaik musim gugur di sepanjang tahun.
.
.
Wait For the Next Chapter
.
.
Katakan sesuatu tentang pengantar ini.
Tinggalkan pesan di kotak Review ya ^^
