What's Wrong With Wedding? (4W)

Chanyeol X Baekhyun (ChanBaek or BaekYeol)

Romance; Drama; Fluff

Rated T+

Chaptered(?)

authored by: exoblackpepper

.

.

.

.

.

PROLOGUE:

Baekhyun benci pernikahan.

Baginya, pernikahan yang seharusnya menjadi mimpi indah semua orang adalah sebuah mimpi buruk. Terutama yang namanya resepsi pernikahan. Ia benci melihat meja penuh dengan makanan dan minuman yang disajikan begitu menariknya.

Baginya, pernikahan hanya omong kosong dan buang-buang uang saja.

Dan Baekhyun bertekad ia tak akan mau pergi ke acara pernikahan manapun, bahkan pernikahan anggota keluarganya sekalipun. Bahkan ia takkan mau menikah. Anehnya, seseorang bernama Chanyeol datang dan dengan perlahan meruntuhkan tekadnya.

.

.

.

.

.


Chapter 1: The Moment I Met You

.

.

.

Baekhyun, pria tak terlalu tinggi dengan pakaian super simple itu, berjalan gontai menuju kelasnya. Pagi yang benar-benar sial, runtuknya dalam hati. Pertama, ia begadang demi mengedit tugas video kuliahnya yang baru setengah jadi yang katanya wajib dikumpul hari ini -padahal baru kemarin dosennya memberi tugas, sialan. Lalu apartemennya tiba-tiba mati lampu ketika videonya sedang rendering -tahap akhir pengeditan- dan video itu belum sempat ia simpan di dokumen komputernya.

Jadi mau tak mau Baekhyun harus menumpang -meminjam- komputer sepupunya, Yixing –yang tinggal di gedung apartemen seberang apartemennya– dan mengerjakan ulang tugasnya. Beruntung Yixing sudah lulus jadi Baekhyun bisa memakai komputernya semalam subuh.

Dan paginya, ia baru ingat ia tertidur dan ketika ia bangun, jam kamar Yixing menunjukkan pukul 7:50.

Sepuluh menit Baekhyun gunakan untuk mandi dan berlari dengan paniknya ke kampus.

Beruntung lagi, gedung kampusnya berjarak tak terlalu jauh.

Tepat pukul delapan, menurut perhitungannya.

Entahlah namun ketika Baekhyun sampai ke kantor dosen, guru sialan itu belum datang. Ia lirik jam dinding di kantor guru.

Pukul 6:50.

Fuck, desisnya. Rasanya ia ingin melempar seseorang atau benda apapun sekarang.

Mengingat kronologi lengkap pagi-yang-indah-untuk-Byun-Baekhyun membuatnya kesal sendiri. Kenapa ia bisa dengan bodohnya lupa dengan kebiasaan Yixing menyetel jamnya selalu satu jam lebih cepat -alasannya hanya takut jam karet dan Yixing terlalu baik untuk membuat orang menunggu. Jika Baekhyun dapat dianugrahi piala Oscar dengan kategori orang paling sabar tahun 2014, Baekhyun rasa ia pantas mendapatkannya. Matanya menemukan sebuah kartu undangan tergeletak diatas mejanya.

Undangan pernikahan.

"Persetan dengan pernikahan. Aku takkan da-"

Sehun dan Luhan.

"-tang,"

Baekhyun kali ini mengutuk phobia-nya terhadap pesta pernikahan karena demi Dewa Zeus dan anak cucunya, sahabat paling bersahabatnya akan segera menikah. Ia tak bisa membayangkan bagaimana wajah kecewa Sehun ketika tahu sahabatnya sendiri tidak hadir dalam salah satu momen paling penting dalam hidupnya dan Baekhyun tak mau melihat itu. Ia mendesah pelan. Akan kupikirkan nanti saja, batinnya lalu merebahkan kepalanya diatas meja.

"Woahh! Byun Baekhyun mencetak rekor baru datang ke kampus satu jam lebih awal!" Baekhyun menatap pria tinggi itu sangar.

Pria itu malah terkekeh dan duduk disebelahnya. "Berisik, kau mempermalukanku,"

"Tunggu, kenapa harus malu? Bukankah itu hal yang bagus?" katanya.

Baekhyun mengibas-ngibaskan tangannya seolah mengusir pria tinggi dengan tatapan tajam -namun sebenarnya lembut- itu. "Enyahlah, Sehun,"

Lelaki itu, Oh Sehun, hanya bisa terkekeh kecil melihat tingkah sahabatnya. "Sudah baca undangan itu?"

Baekhyun langsung membenarkan posisi duduknya dan menatap Sehun galak. "Kau tahu aku benci pesta pernikahan dan kau malah mengundangku dasar Oh Setan!" kutuknya sambil menunjuk-nunjuk Sehun dengan kartu undangannya.

"Whoa, whoa, easy dude," Sehun bersumpah pria bermata sipit itu tengah mencekiknya dengan tatapannya. "kau mau aku jadi perjaka tua? Maksudku, kau takkan bisa menolak pernikahan kalau kau sudah terlampau jatuh cinta, kan? Aku akan menjadikan Luhan mutlak milikku segera, Baek,"

Baekhyun meniup poninya malas, "persetan dengan cinta,"

"Aku serius, Byun Bacon," Sehun menepuk pundak pria berwajah setengah depresi disebelahnya. "Kau tampaknya benar-benar perlu mencoba berpacaran,"

"Hell, no. Jodoh akan datang dengan sendirinya. Jangan coba jodohkan aku atau kau kujamin takkan bisa tidur dengan tenang seumur hidupmu," ocehnya panjang lebar yang hanya digubris Sehun dengan senyuman miring.

"Pokoknya kau harus datang. Oh, bukan. Wajib datang, okay? Jika kau tidak menampakkan kedua kaki mungilmu, aku khawatir dengan kelanjutan persahabatan kita," Nada bicara Sehun sedikit mengancam diakhir kalimatnya.

Baekhyun terdiam sesaat.

"Jadi... Baek, Apa kau akan datang?"

Baekhyun menggaruk tengkuknya canggung sambil berpikir keras menimbang apa keputusan yang harus ia ambil kali ini. Mungkin ia memang harus datang. Sekali seumur hidup.

"Y..yea..-"

Sehun langsung tersenyum girang dan memeluk sahabatnya. "Thanks, dude. Kau yang terbaik,"

Mungkin sekali dalam seumur hidupnya. Ini pesta yang terakhir kalinya, batinnya. Semoga saja Baekhyun bisa menahan dirinya. Semoga saja...


April, 2015.

Hari ini adalah hari dimana Baekhyun akan menghadiri mimpi indah sahabatnya, yang merupakan mimpi buruk baginya. Baekhyun tak mempunyai tuxedo atau apapun itu yang sesuai untuk dipakai di acara pernikahan jadi ia lagi-lagi meminjam barang Yixing yang kebetulan punya beberapa pilihan suit.

"Kupikir kau lebih cocok memakai yang ini," Yixing menunjuk salah satu dari empat tuxedo yang dijejerkan rapi diatas kasurnya.

Baekhyun memutar bola matanya. "Semua tampak sama saja, hyung,"

Lelaki ber-dimple itu mengerutkan alisnya, menimbang-nimbang lagi jas mana yang cocok untuk dipakai sepupunya. "Bagaimana dengan yang ini?" Yixing mengeluarkan sebuah setelan lagi dari dalam lemari bajunya dan well, setidaknya ini terlihat berbeda bagi Baekhyun.

Setelan warna silver yang akan menyala jika kau bergerak dibawah lampu dan kau akan tampak seperti bola diskotik.

"Buang itu jauh-jauh, hyung!" Yixing terkekeh geli lalu menyimpannya kembali. Lelaki yang lebih muda mengacak rambutnya asal. "Aku akan ke butik saja, hyung. Terima kasih telah mencoba membantuku dan maaf membuatmu harus mengacak lemari bajumu,"

"No problem, Bacon. Kau bisa kesana sendiri 'kan?"

Baekhyun mengangguk. "Aku bukan anak umur belasan lagi, hyung. Sudah, ya, aku pamit dulu," Dan Baekhyun menghilang dari balik pintu.

Myeongdong. Tempat yang Baekhyun dan kantongnya percayai untuk membeli barang-barang keperluannya yang setidaknya tidak terlalu mahal baginya. Beruntunglah ini adalah hari Minggu yang cukup sepi jadi Baekhyun tak perlu berlama-lama mengantri –yang bahkan akan membuatnya harus bersabar lagi karena disela orang lain– jadi Baekhyun sudah menemukan pilihannya dalam satu jam saja.

Dan untung saja dress-code malam ini adalah casual yet still formal jadi ia tak perlu keluar biaya lebih untuk membeli suit and tie yang harganya cukup untuk makan seminggu –toh Baekhyun juga takkan memakai setelan formal lagi mengingat phobia anehnya itu.

"Oi, pendek!" Baekhyun menoleh kebelakang karena merasa terpanggil –tunggu, kenapa ia mau dipanggil pendek?– ia pun reflek langsung menendang kaki orang yang memanggilnya tadi. "Setidaknya aku lebih putih daripada kau!"

"Rasis," desis Jongin, lelaki tadi. "Ah, kau ke pesta pernikahan Sehun nanti?" Baekhyun mengangguk dan menunjukkan kantong belanjaannya. "Inilah alasan mengapa aku disini, di Myeongdong. Kau?" tanya Baekhyun.

Jongin mengangguk, wajahnya langsung cerah. "Ya, aku akan datang dengan permaisuriku,"

"Kyungsoo akan menghajarmu kalau ia tahu kau memanggilnya dengan sebutan itu,"

"Aku akan 'menghajar'nya juga didalam kamar," Baekhyun memukul lengan atas Jongin dan terkekeh pelan.

Baekhyun melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore, yang berarti ia harus segera bersiap karena pesta akan dimulai pukul 7 malam. "Ah, gotta go now, Jong. Kau juga sebaiknya bersiap-siap. Sampai jumpa nanti!"


Si pemuda –berbalut celana jeans biru muda gantung yang menampakkan pergelangan kakinya yang putih dan sepatu yang ia kenakan tidak seperti sneakers tinggi seperti biasanya– berdiri dengan tegangnya didepan meja penerima tamu. Kemeja pink muda yang membalut tubuh kecilnya itu bahkan membuatnya lebih menarik dari anak kecil manapun, tepatnya gayanya kali ini terlalu imut –walaupun casual dan tetap rapi.

"Hayoung? Apa aku benar?" tanya Baekhyun pada salah satu penerima tamu perempuan yang kurang-lebih sering ia temui ketika ia berkunjung ke rumah Sehun.

Perempuan cantik itu tersenyum dan mengangguk, "Ya, oppa. Oh iya. Sehun-oppa telah menunggumu didalam," katanya sambil mengulurkan suvenir pernikahan pada Baekhyun.

Anak itu benar-benar ingin Baekhyun datang sampai-sampai menyuruh adiknya sendiri untuk menemuinya didalam ruang resepsi. Toh nanti mereka akan bertemu juga.

"Baiklah, kalau begitu aku masuk dulu, Hayoung-ah," Baekhyun melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan besar yang mulai padat itu. Beberapa orang yang berlalu-lalang tampak ia kenali karena memang sering ia temui di kampus. Senyum canggung Baekhyun lontarkan pada beberapa pandangan yang mengarah padanya. Sosok Sehun belum tampak juga karena memang acara belum dimulai. Tadinya Baekhyun berencana untuk menunggu sendirian di pojok ruangan sampai acara dimulai -menghindari beberapa ahjumma kepo.

"Hei, bro!" Jongin tiba-tiba muncul disebelah Baekhyun dan menepuk pundaknya, membuat Baekhyun reflek mengalihkan kepalanya ke arah barat dan menemukan sosok yang tadi ia tak sengaja bertemu di Myeongdong.

"Haish, mengagetkan saja," Baekhyun melihat seseorang yang lebih pendek dari Jongin berdiri disebelah Jongin berpegangan tangan.

"Hai, Kyung," sapanya ramah yang dijawab Kyungsoo –'permaisuri' Jongin– dengan senyum manis.

Belum lama mereka bertiga berbincang, suara khas master of ceremony menggemai ruangan. Acara sudah dimulai dan mereka bertiga memutuskan untuk berdiri lebih dekat ke pelaminan. Lebih tepatnya mereka berada di barisan paling depan bersama teman-teman Sehun dan Luhan lainnya.

"Woah, aku jadi deg-degan sendiri," kata Kyungsoo.

Jongin merangkul pundak Kyungsoo. "Yang menikah itu Sehun atau kau sebenarnya? Kkk,"

Kyungsoo mengendikkan bahunya yang dibalas Jongin dengan satu kecupan di pipi. Jangan tanya apa yang sedang Baekhyun lakukan sekarang. Ia tidak terlalu peduli dengan pasangan –yang auranya terpancar bunga-bunga– di sebelahnya itu. Jantung Baekhyun berdegup ketika ia melihat beberapa kru penyaji makanan mulai menyiapkan sajian untuk disantap nanti dan Baekhyun harus meneguk liurnya agak tidak menetes keluar dari sudut bibirnya. Matanya berpaling pada sebuah meja yang dipenuhi desserts dan buah-buahan yang nampak begitu bersinar di mata Baekhyun.

"Tahan, Byun Baekhyun. Tahan..." batinnya sambil menggigit bibirnya.

Sepertinya Tuhan menyayangi Baekhyun malam ini. Sehun dan Luhan tengah berjalan dengan anggunnya diatas karpet merah bertaburan mawar putih yang amat matching dengan tuxedo mereka, membuat Baekhyun mengalihkan pandangannya dari 'meja-meja terkutuk' itu.

Sejenak Baekhyun kagum. Sehun yang biasanya tampak cengengesan dan seperti bocah kali ini tampak berbeda. Baekhyun bahkan mengakui karisma Sehun hari ini benar-benar kuat, dengan kata lain, ia sangat tampan. Sekarang ia mengerti mengapa Luhan –seniornya– memilih Sehun sebagai pendampingnya seumur hidupnya. Sehun memang akan terlihat sangat berbeda kalau sedang bersama Luhan. Dan jangan lupakan sosok Luhan yang berbalut tuxedo putih yang tampak sangat menawan, membuat lelaki dan wanita manapun menginginkannya –kesempurnaannya.

Baekhyun bersama para hadirin yang lain bertepuk tangan dengan semangat ketika kedua insan itu sudah berada diatas panggung pelaminan. Raut bahagia tak terelakkan lagi dari wajah mereka. Mereka pun mengucap janji suci dan melanjutkan rangkaian acara lainnya.

Seseorang tiba-tiba muncul disebelah Baekhyun. Ia tak yakin tapi Baekhyun rasa ia tak pernah melihat lelaki terlampau tinggi ini sebelumnya. Melihatnya berdiri di sebelahnya saja Baekhyun sudah merasa terintimidasi.

"–selanjutnya. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah untuk Sehun dan Luhan. Ini dia... Wedding kiss!"

Awalnya kedua pengantin baru itu ragu untuk mencium bibir satu sama lain. Namun akhirnya Sehun mengambil langkah lebih dulu. Ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Luhan dan mencium bibirnya. Teriakan dan sorakan hadirin –kecuali Baekhyun yang sedang menahan malu, entahlah Baekhyun itu bisa dibilang cukup aneh– memenuhi ruangan dan kata sang MC mereka belum boleh berhenti berciuman sampai suara tepuk tangan tak terdengar lagi.

Baekhyun sedikit menundukkan kepalanya, semburat malu benar-benar muncul di kedua pipinya. Tanpa ia sadari, lelaki tinggi di sebelah Baekhyun hanya bisa terkekeh tertahan melihat reaksi aneh Baekhyun.

Tiba-tiba tangan Baekhyun ditarik oleh seseorang yang ternyata adalah Jongin dan Kyungsoo. "Ada apa?" tanya Baekhyun.

"Ayo kita selamati Sehun! Lihat itu sudah banyak yang mengantri untuk bersalaman," Baekhyun mengangguk saja.

Baekhyun dan Jongin-Kyungsoo bergabung dengan barisan yang terus berjalan sampai akhirnya mereka berhenti ketika giliran mereka. "Congratulations, Sehandsome! Kau tampak luar biasa malam ini," ucap Jongin sambil memeluk Sehun ala lelaki.

Sehun melihat ke sebelah Jongin. Baekhyun. "Hei, Baek! Kau benar-benar datang!" Baekhyun harus sedikit berjinjit agar dapat memeluk sahabatnya itu. Lelaki yang lebih pendek tersenyum senang.

"Senang melihatmu bahagia seperti ini, Sehun-ah. Aku takkan melewatkan hari terpenting sahabatku, bukan? Memang kau mau persahabatan kita berakhir suram?" kata Baekhyun panjang lebar yang dijawab Sehun dengan kekehan khasnya.

"Sana kau makan dulu. Aku sudah menyiapkan makanan-makanan enak yang pasti akan kau sukai, Baek!" seru Sehun.

Ya, aku sudah sangat mengantisipasinya, Sehun.

"Ah, ya. Nanti kita lanjutkan lagi mengobrolnya!" Baekhyun mengangguk dan bergilir dengan hadirin lain yang ingin memberi selamat pada Sehun dan Luhan.

Ini dia saat-saat yang paling menakutkan bagi Baekhyun.

Ia tidak takut gemuk, apalagi takut makanan manis. Ia hanya takut satu hal. Ia takut ia tak bisa mengendalikan dirinya ketika banyak makanan berada didepan matanya. Rasanya Baekhyun ingin memakan semua, melahap semua tanpa tersisa. Bisa saja ia melakukan itu semua. Tapi cara Baekhyun makan tak se-elegan dan se-rapi yang kalian dapat kira.

Kasarnya, Baekhyun itu jorok.

"Oke. Plan A. Makan perlahan dan dengan elegan. Jika terjadi hal yang dihindari, langsung kabur dari tempat ini secepatnya," monolognya dalam hati.

Pertama-tama Baekhyun mengambil kue. Choco lava, air liurnya bahkan hampir mengalir dengan sendirinya. Pandangan Baekhyun tidak terlepas dari adonan coklat yang menggiurkan itu, cairan kental berwarna coklat mengalir dari dalam choco lava saat dipotong, semakin menyulut nafsu makannya.

Sekejap jantung Baekhyun berdegup lebih cepat, ia tak dapat menahannya lagi.

Dengan gerak cepat ala ninja Baekhyun menempelkan ujung piring ke bibirnya dan menyeruput krim coklat yang meleleh tadi lalu melahap kuenya langsung satu mulut sekaligus.

Ini bahkan baru permulaan.

Baekhyun langsung menyambar minuman terdekat dan meminumnya seperti orang belum minum selama sebulan. Ekor matanya menangkap stand mi hitam -jjajangmyeon- di sebelah stand dimsum. Perutnya bergejolak lagi. Lelaki bermata sipit itu menjilat bibirnya dan berjalan cepat menuju tempat yang ditujunya itu.

Ia langsung menyambar sepiring jjanjangmyeon yang disajikan pelayan dan memakan mi itu sampai titik saus penghabisan (piringnya benar-benar langsung bersih seperti habis dicuci).

Lelaki tak terlalu tinggi itu akan selalu begitu jika bertemu "surga makanan" semacam ini tanpa mempedulikan orang lain. Beberapa orang yang melihat aksi Baekhyun ada yang berbisik-bisik, tertawa-tawa, dan menatap jijik.

"Es krim!" teriaknya dalam hati dan langsung mengarahkan tubuhnya menuju stand es krim.

Baekhyun sedikit berlari dan karena sedang dalam mode tidak sadarkan diri, ia menabrak seseorang.

Orang tinggi yang berdiri di sebelahnya tadi.

Dan baju kemeja putih yang kelihatannya mahal itu menjadi korban kedua.

"Ups..."

Saat itu juga, mereka seketika menjadi pusat perhatian.

Tangan Baekhyun reflek menarik lelaki tinggi itu keluar dari ruangan pesta menuju kamar mandi.


"Astaga, ya Tuhan, maafkan aku," kata Baekhyun setengah panik sambil mengambil beberapa helai tisu dan mengelap noda bekas makanan yang menempel pada baju lelaki itu.

Lelaki tinggi itu memegang tangan Baekhyun, menghentikan kegiatannya. Baekhyun mendongakkan kepalanya. Tanpa sadar, jarak wajah mereka cukup dekat karena pria tinggi itu agak sedikit menundukkan kepalanya melihat Baekhyun yang lebih pendek darinya. "Hentikan, aku tak apa-apa," katanya dengan suara bass-nya yang menarik dan seutas senyum tipis.

Wow. Tampan juga.

Baekhyun meneguk liurnya pelan dan perlahan melepas tangannya dari tubuh lelaki itu.

"A.. Aku benar-benar tak sengaja, sumpah!" Baekhyun menunjukkan gestur 'peace' disamping wajahnya. Lelaki itu malah mendekatkan wajahnya pada wajah lelaki di depannya. Baekhyun yang tak terbiasa dengan jarak seminim ini perlahan berjalan mundur hingga berhenti tepat didepan pembatas wastafel.

Entah kenapa Baekhyun malah memejamkan matanya rapat-rapat, mengantisipasi hal apa yang selanjutnya akan terjadi.

Tiba-tiba ia merasakan sesuatu mengusap sudut bibirnya.

"Bahkan masih ada saus mi hitam dan choco lava di ujung bibirmu? Ckckck, kau ini anak TK atau apa," Lelaki itu mengusapkan ibu jarinya membersihkan noda yang tertinggal di bibir Baekhyun. Reflek Baekhyun membuka matanya dan langsung berhadapan dengan tatapan mata si lelaki tinggi.

Rona merah mulai muncul ke permukaan kedua pipi Baekhyun. Jujur saja ia tak sanggup berada di dekat lelaki ini lama-lama, jantungnya bisa-bisa terkena penyakit. Seperti sekarang. Jantung Baekhyun berdegup lebih cepat dari biasanya gara-gara perlakuan lelaki tampan bak model itu.

"Te..rima.. Kasih," ucap Baekhyun terbata-bata ketika ia tidak merasakan sesuatu lagi d bibirnya.

Ia tersenyum, lagi. Dan mengacak surai Baekhyun pelan –tak mau merusak tatanan rambut yang menurutnya menarik itu.

Lelaki tinggi bermata indah itu mengulurkan tangannya, "Park Chanyeol,"

Suara bass itu terdengar merdu di telinga Baekhyun, yang malah membuatnya tampak seperti orang bodoh menatap wajah di depannya itu lekat-lekat seakan terpesona –ya memang sudah terpesona sih.

"B..baekhyun. Byun Baekhyun,"

Dan semenjak saat itu, perasaan yang sama mulai timbul diantara mereka.

.

.

.

TBC/End?


Chingchongs:

Sekelebat ide tiba2 muncul di otak dan taaadaaaaa

pasti absurd ya :")

cuma iseng aja sih.. makanya pendek tuh cuma 2k+

SILAKAN REVIEW KAWAN2 SEMUA

REVIEW ANDA MENENTUKAN KELANJUTAN FF INI HOHOHO

Best regards,

exoblackpepper