Title : Hero
Cast : Huang Zi Tao, Wu Yi Fan, Oh Sehun, Xi Luhan, Park Chanyeol, Kim Jong In and OC
Genre : Friendship, little Romance&Humor, Bullying inside, Drama.
Rated : T
Disclaimer : semua cast milik tuhan YME dan orang tua masing2.. Cerita asli milik saya.
Warning : Out Of Character, OC, Boyslove, boyXboy, Yaoi, typo(s), cerita gak nyambung +++ aneh, bahasa gak baku XD
NGGAK SUKA JANGAN BACA!
NGERTI BAHASA INDONESIA KAN? APALAGI KALO BERMASALAH/MERASA GAK SREK LIAT CASTNYA SEGERA CLOUSE INI FANFIC!
DON'T COPY-PASTE ATAU PLAGIAT TANPA SEIJIN SAYA! HARGAI KARYA ORANG COY XD
Huang Zi Tao.
Siapa sih yang tidak mengenal pemilik nama tersebut. Seorang primadona yang menjadi incaran nyaris seluruh pria tampan di XO Senior High School.
Dia cantik?
Tentu. Kau cukup melihatnya sekali saja, maka kau akan beranggapan tengah bertemu dengan tokoh 'Barbie Doll' secara langsung. Tetapi ini versi manusia.
Dia sexy?
Jangan ditanya lagi. Sudah terbuktikan jika pria berstatus TOP di XO-SHS pasti akan meneteskan air liur hanya dengan melihat bodynya yang aduhai di balut seragam super ketat.
Bisa bela diri?
Ah, ini benar sekali. Wushu adalah keahlian yang sudah di kuasainya sejak umur 8th.
Bukankah seorang Huang Zi Tao itu sempurna?
Ya sempurna.
Tapi sangat di sayangkan, kenapa dia yang begitu dipuji-puji keindahannya itu lebih memilih untuk dekat dengan seorang pria 'Nerd' yang di kenal paling 'jelek' di sekolah?
Bahkan rela mengeluarkan jurus-jurus Wushu yang di kuasainya, hanya demi memberi pelajaran pada pria-pria yang hampir selalu membully 'Nerd' kesayangannya?
Sementara masih banyak pria yang lebih tampan yang pantas di sandingkan dengan sosoknya yang sempurna.
Happy Reading ^_~
Sudah 5 menit berlalu sejak bel tanda waktunya untuk istirahat berbunyi. Suasana kantin juga semakin ramai dan padat karena para siswa yang silir-berganti berdatangan demi mendapat seporsi makan siang.
Tidak mau repot-repot untuk mengantri, sekelompok pria tampan lebih memilih duduk santai di salah satu meja kantin. Dengan salah satunya yang menatap tajam para siswa yang berkerumun untuk mendapat jatah makan siang lebih dulu, yang membuat mental beberapa dari mereka menciut karena tatapan tajam si pria tampan.
Kalau sudah begini, sudah di pastikan antrian panjang itu akan renggang karena beberapa siswa memilih untuk menunggu lebih lama, daripada mendapat masalah karena berhadapan dengan kumpulan pria tampan tersebut.
Sebenarnya hanya dua orang dari mereka yang memiliki wajah bak pangeran. Karena salah satunya malah terkesan manis dan cantik sekaligus. Tapi jangan salah, meski berwajah layaknya wanita, ia mempunyai mulut yang tajam.
"Kalian mau pesan apa? Stephen? Lie?" Satu-satunya pria berwajah manis itu bertanya pada kedua sahabatnya.
"Sup panas, seporsi Machang panggang, dan sedikit nasi untukku." Jawab Lie yang bernama lengkap Park Chanyeol. Dia sering di panggil Chanlie oleh Luhan. Bahkan pemuda manis itu hanya akan menyebutnya Lie disaat-saat tertentu seperti ini.
Xi Luhan -nama pria berwajah manis dengan surai pink, mengangguk paham, lalu mengalihkan perhatiannya dari Chanyeol pada pria lainnya.
"1 kaleng soda untukku."
Luhan mengeryit mendengar jawaban singkat Stephen. "Hanya sekaleng soda?" Tanyanya memastikan. "Oh Corp tidak lagi bangkrut 'kan?"
Stephen yang bernama asli Oh Sehun, menatap pemuda manis di hadapannya jengah. Benar-benar ya, apa dia tidak tahu jika Sehun tengah badmood saat ini. "Cukup pesan apa yang aku minta, Xi." Balasnya datar. Luhan mengangguk singkat dan berlalu dari sana.
Chanyeol mengedarkan pandangannya kesegala penjuru kantin. Dan matanya menangkap suatu objek menarik.
Seorang pria cantik, tengah duduk santai di salah satu meja kantin sembari menikmati makan siangnya. Kelihatannya dia tidak terganggu sama sekali dengan keadaan sekitar yang mulai rusuh semenjak kedatangannya. Lihatlah, bahkan semua pasang mata disana hanya tertuju pada sosoknya yang mempesona.
Chanyeol menepuk lengan Sehun sedikit keras. Dan pemuda tampan bersurai perak platina itu menatapnya tidak suka atas perlakuannya barusan. "Kau tidak akan marah karena ku pukul setelah mendengar berita ini."
"Apa?" Balas Sehun datar.
"Oh ayolah Steph, pasang senyum super tampanmu, Primadona sekolah ada disini, bodoh!" Serunya sembari menunjuk salah satu meja tidak jauh dari mereka.
Sehun memutar kepala, mengikuti arah yang di tunjuk sahabatnya yang bertubuh sedikit lebih tinggi darinya itu. Dan benar saja, disana duduk seorang pria super manis nan cantik dengan anggunnya, menikmati makan siangnya.
Sehun tersenyum miring kala melihatnya.
"Tumben sekali si 'cupu' itu tidak berada disamping Zi Tao." Ucap Chanyeol sedikit heran. Dan Sehun hanya mengangguk membenarkan. "Tapi ini kesempatan bagus! Kau bisa mendekati Zi Tao dan kami akan mengurus 'cupu' buruk rupa itu!"
oOo^_~Hero~_^oOo
Luhan meletakkan dua buah nampan di atas meja. Ditatapnya Chanyeol yang tengah sibuk berkutat dengan ponselnya. "Mana Stephen?"
Chanyeol memasukkan ponselnya kedalam saku kemeja sekolahnya. Ia menunjuk salah satu meja tak jauh dari posisi mereka berada dengan santai. Luhan mengikuti arah yang ditunjuk pemuda tinggi tersebut, dan membulatkan mulutnya saat melihat orang yang ia cari berada disana bersama seorang pria yang menjadi incaran pemuda Oh.
"Kita tidak punya banyak waktu Han. Ini kesempatan emas untuk mengecoh si 'cupu' itu!"
oOo^_~Hero~_^oOo
Sehun menarik sebuah kursi yang tepat berhadapan dengan sang primadona sekolah. Tersenyum tampan kala pria cantik itu mendongak menatapnya. "Seperti hari-hari sebelumnya, kau selalu terlihat cantik Honey~"
Huang Zi Tao, si primadona sekolah, memutar matanya bosan mendengar pujian-pujian yang sama setiap harinya, dari pemuda yang memang di akuinya sangat tampan. Ia kembali menyantap makan siangnya tanpa menanggapi si pemuda Oh sama sekali.
Sehun menggeser kursinya untuk lebih dekat dengan sang pujaan hati. Lalu meletakkan sebatang cokelat dengan pita bergambar panda yang terlihat sangat manis, tepat dihadapan Huang Zi Tao. "Untukmu," Katanya masih dengan senyum super tampan.
Tao kembali mendongak. Tersenyum sangat manis kearah pemuda tampan dihadapannya, mengambil cokelat tersebut lalu berdiri. Berjalan memutar, dan berhenti di belakang Sehun, lalu dengan manja memeluk lehernya dari belakang.
Ini surga dunia. Batin Sehun senang bukan main. Di tambah si cantik itu menggesek-gesekkan ujung hidung mancungnya pada pipi tirus miliknya.
"Dengar ya Oh Sehun, aku tidak suka memakan makanan yang memicu kegemukan." Bisiknya dengan nada manja. "LEBIH BAIK KAU SAJA YANG MAKAN INI BIAR URAT SELANGKANGANMU BERTAMBAH BESAR!" Lanjutnya kesal. Menjejalkan cokelat batangan tadi ke dalam mulut Sehun, lalu pergi begitu saja setelahnya.
Membuat pemuda Oh tersebut terbatuk-batuk sebentar lalu berteriak kesal.
"Aarrrgh Sial!"
oOo^_~Hero~_^oOo
Chanyeol membuka pintu kelas XI-A, menelusupkan kepalanya guna melihat suasana kelas. Dan ia tersenyum lebar kala melihat orang yang mereka cari berada didalam sana seorang diri. Ia memberi gestur pada Luhan bahwa keadaan aman. Lalu berjalan memasuki kelas tersebut di ikuti oleh Luhan di belakangnya.
Chanyeol berjalan mendekati seorang pria yang tengah duduk santai tanpa menyadari kedatangannya.
Baju pria itu ditata rapi dengan ujung bawahan yang terselip di balik celana. Jas almamater luar yang berwarna senada dengan celananya tertapa rapi, ditambah dasinya yang tersampir diantara kerah kemeja putihnya. Rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan membentuk poni sehingga menutupi sebagian wajahnya. Serta sebuah tanda bulat hitam cukup besar menghiasi sisi pipi kanannya. Jangan lupakan kacamata tebal bulat yang bertengger di hidungnya yang mancung.
Kuno dan ketinggalan jaman. Itulah pendapat setiap orang yang bertemu pandang dengan pemuda tersebut. Lumayan jika tampan. Sementara pria dihadapan Chanyeol ini terkenal dengan predikat 'jelek dan kuno'. Sebuah predikat double yang memalukan.
"Hey cupu! Lama tidak bertemu," Seru Chanyeol sinis.
Pria yang duduk santai itu terkejut. Dilihat dari gerakannya yang langsung meringkuk dikursinya sembari menatap Chanyeol takut.
Luhan duduk dimeja tepat didepan kursi pria cupu tersebut. Tertawa remeh melihat raut ketakutan pria yang menurutnya lemah. "Bagaimana mungkin ada pria sejelek dan secupu dirimu ini, Yifan?" Ucapnya menyindir. Dan pria itu hanya menunduk takut tanpa mengeluarkan sepatah katapun. "Dan yang lebih aneh lagi, bagaimana mungkin primadona secantik Huang Zi Tao mau dekat-dekat denganmu?!" Lanjutnya nyaris membentak. Membuat pria yang terkenal cupu bernama lengkap Wu Yi Fan, semakin meringkuk ketakutan dikursinya.
Luhan geram sendiri karena tidak mendapat respon berarti dari Yifan. Ia mengambil sebuah buku pelajaran tak jauh darinya, dan menamparkan benda tebal itu kewajah si pria cupu dengan keras.
Yifan hanya meringis kecil. Takut jikalau ia berteriak, pemuda dihadapannya malah semakin geram dan gencar memukulnya. Ia sudah sering diperlakukan seperti ini oleh sebagian siswa di XO-SHS. Karena terlalu sering, sehingga Yifan sudah terbiasa merasakan sakit yang mendera tubuhnya. Ia bahkan hanya diam, tak berniat sedikitpun menghapus lelehan darah yang berasal dari sudut bibirnya.
Harusnya Yifan tahu, karena sifatnya itulah yang membuat orang semakin semangat membullynya. Ya, karena Yifan hanya diam dan tak membalas perbuatan kejam mereka. Hal yang wajar jika semakin hari semakin banyak gerombolan siswa yang membullynya.
Luhan menoleh pada Chanyeol. "Harus kita apakan si 'buruk rupa' ini?" Tanyanya. Dan kembali menatap Yifan yang masih setia meringkuk dikursinya. "Kau tahu Lie, rasanya aku ingin sekali menendang pria ini sampai babak belur! Karena dia setiap harinya kita kena imbas keadaan Mood Sehun yang memburuk?!" Serunya semakin geram. Tentu saja ia geram dan marah, karena penyebab utama mereka kena imbas dari amarah Sehun yang tak bisa mendekati Huang Zi Tao adalah pria cupu dihadapannya ini.
"Kau kira kau saja yang geram Han, aku juga!" Balas Chanyeol geram.
Luhan menyeringai. Lalu memberi intrupsi pada pemuda satunya, untuk menggeret Yifan turun dari kursi.
Chanyeol dengan patuh melakukannya. Ia menarik Yifan dengan kasar, hingga si pemuda cupu jatuh tersungkur ke lantai. Dengan sigap ia mulai mencengkram kerah kemeja pemuda cupu tersebut, lalu menariknya paksa agar pemuda itu berdiri.
Luhan mengusap pelan kepalan tangannya. Sekali lagi, ia menyeringai senang melihat wajah ketakutan Yifan.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
Luhan melayangkan beberapa pukulan keras tepat di perut pria tersebut. Menghasilkan percikan darah yang menyembur dari mulutnya.
Yifan hanya mampu meringis kesakitan. Tidak membalas atau sekedar memberontak. Jangankan melakukan hal itu, berteriak saja ia sangat enggan melakukannya.
Chanyeol tersenyum senang. Ia melepas cengkramannya pada kerah pemuda itu. "Ku rasa masih ada yang kurang, Han." Katanya sambil memasang seringai menyeramkan. "INI!" Sentaknya geram.
DUAGH!
BRAKK!
Menendang pria di hadapannya dengan sekuat tenaga. Hingga Yifan terpental menabrak salah satu meja disana.
Mulut Yifan lagi-lagi menyemburkan darah. Tapi kali ini lebih banyak. Bahkan di lantai marmer yang berwarna putih itu, banyak percikan-percikan cairan kental berwarna merah pekat. Darah Yifan tentunya.
Yifan terduduk. Meringis kesakitan merasakan sakit yang mendera bagian perutnya sekaligus punggungnya yang menghantam meja. Ia berani bersumpah, baru kali ini ia di bully sampai sekasar ini.
Walaupun sebelumnya ia pernah di bully, Yifan hanya mendapat pukulan-pukulan tak berarti. Hanya menghasilkan memar-memar ringan di wajah atau tubuhnya.
Chanyeol baru saja akan menendang pria itu lagi, jika saja pintu kelas tersebut tidak dibuka secara paksa oleh seseorang dari arah luar.
BRAKK!
Chanyeol maupun Luhan segera menoleh. Dan keduanya terperanjat ketika melihat siapa sang pelaku pembuka pintu.
Huang Zi Tao.
Primadona incaran ketua geng mereka.
"BRENGSEK! APA YANG KALIAN LAKUKAN PADA YIFAN?!" Bentak Zi Tao murka. Ia berjalan cepat menghampiri mereka.
Betapa terkejutnya ia saat melihat Yifan terduduk di lantai dengan wajah dan baju nyaris tertutupi oleh darah.
Baik Chanyeol maupun Luhan, menelan ludah paksa melihat raut murka Zi Tao yang amat kentara. Sepertinya kali ini mereka akan habis di tangan seorang atlet wushu XO-SHS
"Z-Zi, i-ini tidak seperti yang kau-Argghh" Luhan yang memberanikan diri untuk menjelaskan, seketika mengerang kesakitan kala Zi Tao melayangkan bogem mentah tepat di pipinya.
Luhan mengusap pelan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Memperlihatkan betapa kuatnya sang Primadona sekolah tersebut memukul wajahnya.
BUAGH!
Sebuah pukulan telak kembali menghantam wajah Luhan. Tetapi kali ini di mata sebelah kanan miliknya. Membuatnya mengerang sakit merasakan nyeri yang luar biasa pada matanya.
Zi Tao menoleh pada pria yang lebih tinggi darinya, setelah puas memukul Luhan sebelumnya.
"Zi A-aku-"
BUAGH!
Chanyeol mengerang kesakitan menerima bogem mentah tepat pada mata kirinya, sebelum menyelesaikan ucapannya.
BUAGH!
Sekali lagi, sebuah bogem mentah menghantam bibir serta hidung Chanyeol. Menghasilkan lelehan darah dari hidung mancungnya, serta bibir bawahnya yang pecah dan berdarah.
Percayalah, wajah Zi Tao memang cantik layaknya Hello Kitty. Berkebalikan dengan tenaganya yang bagaikan Security, atau bahkan yang lebih kasarnya, layaknya seperti preman.
"ITU BAHKAN BELUM CUKUP UNTUK MEMBALAS PERBUATAN KALIAN PADA YIFAN, BRENGSEK!" Bentak Zi Tao marah. Ia mengangkat kepalan tangannya, berniat kembali menghantam wajah Chanyeol sebelum suara Yifan mengalun di telinganya.
"Stop Peach.." Sergah Yifan. Ia yang sudah bangkit entah sejak kapan, memegangi pergelangan tangan Zi Tao. Menahan pria cantik tersebut untuk tidak kembali melayangkan pukulan pada kedua pria yang sudah membullynya tadi.
"Tapi Yifan-" Ucapan Zi Tao terhenti kala sebuah jari telunjuk menempel pada bibirnya. Jari Yifan.
"Kejahatan tidak harus di balas dengan kejahatan, Peach." Yifan tersenyum. "Aku tidak apa. Hanya terluka kecil."
Zi Tao melepas Jas almamater miliknya, lalu menyampirkannya di bagian depan tubuh Yifan. Mencoba menutupi percikan-percikan darah yang mengotori kemeja putih pemuda tersebut.
Para dewan guru pasti akan menindaklanjuti insiden ini jika mereka melihat keadaan Yifan sekarang. Dan ia tidak menginginkan jika nantinya bisa saja Yifan terseret pada masalah yang lebih sulit.
Zi Tao merangkul bahu Yifan untuk membantunya berjalan. "Kita harus ke rumah sakit." Katanya kemudian. "Tidak ada penolakan, Yifan!" Ujarnya kala melihat Yifan akan menolak.
Zi Tao menatap tajam kedua pemuda yang masih berada disana, yang tengah membersihkan darah pada wajah mereka masing-masing. Saat berjalan melewati mereka sembari menuntun Yifan.
Meninggalkan kedua pemuda tersebut yang semakin geram.
Geram pada seorang Wu Yi Fan.
Biang utama penyebab masalah yang menimpa mereka tadi.
oOo^_~Hero~_^oOo
Sehun mati-matian menahan tawanya yang akan meledak, melihat wajah dua orang pria di hadapannya. Sebelumnya ia berniat memarahi dua pria ini, dengan seenaknya meninggalkannya sampai jam akhir pelajaran kemarin. Tetapi niatnya seketika lenyap.
"Hentikan wajah menjijikanmu itu, Steph!" Desis Luhan kesal.
Tidak beda jauh dengan Chanyeol yang memasang tampang kesal, sembari menatap tajam ketua geng mereka. "Kami seperti ini karena membelamu, Bodoh!"
Sehun hilang kendali. Seketika suara tawanya yang menggelegar terdengar ke seluruh penjuru ruangan. Untungnya kelas masih sangat sepi. Hanya mereka bertiga yang sudah stay di kelas pagi ini.
"Berhenti tertawa Steph!" Chanyeol mendengus kesal.
Sehun menghentikan tawanya dengan susah payah. Sekali lagi, ia menatapi wajah Chanyeol serta Luhan.
Sebuah lingkaran kebiruan menghiasi mata sebelah kiri Chanyeol. Jangan lupakan bibirnya yang membengkak, dengan sedikit garis luka pada sisi tengahnya.
Berkebalikan dengan Chanyeol. Lingkaran kebiruan khas memar justru menghiasi mata sebelah kanan Luhan. Juga memar dengan warna sama pada pipinya.
Jelas saja Sehun tergelak melihatnya. Di tambah posisi mereka saat ini, Chanyeol yang mata sebelah kirinya memar, berdiri disamping kanan Luhan. Mereka jadi terlihat menyatu. Chanyeol kiri, dan Luhan kanan.
"Baiklah baiklah.." Kata Sehun akhirnya. Kembali memasang wajah datar khas seorang Oh Sehun. "Jadi, siapa yang membuat kalian sampai seperti ini?"
"Pujaan hatimu, Primadona sekolah. Siapa lagi, memang." Sahut Luhan sebal.
"Dan dalangnya si 'Nerd' menggelikan itu. Wu Yi Fan!" Chanyeol menyambung.
Rahang Sehun mengeras. Mengepalkan tangannya kuat, lalu melayangkan kepalan tangannya pada sebuah meja di dekatnya. Menghasilkan suara peraduan antara kepalan tangannya dengan kerasnya meja.
"Wu Yi Fan, kau akan mati ditanganku! Ditangan Oh Sehun!"
oOo^_~Hero~_^oOo
Zi Tao berjalan menuju kelasnya. Tidak memperdulikan banyak pasang mata yang terus memperhatikannya, seolah ia adalah makanan lezat siap santap.
Tanpa Yifan di sampingnya.
Karena Yifan tidak di izinkan oleh kedua orangtuanya bersekolah untuk beberapa hari, setelah ia mengantarnya pulang kemarin.
Zi Tao jadi merindukan pemuda 'Nerd' itu.
Dan ia benar-benar mengutuk pria yang di ketahuinya bernama Chanyeol dan satunya yang berwajah cantik, kalau tidak salah namanya adalah Luhan.
Kalau saja tidak karena tindakan Bully mereka kemarin, Yifan pasti berjalan di sampingnya. Menghabiskan waktu bersama sebelum jam pelajaran di mulai. Dan bercandaria seperti biasa yang mereka lakukan saat bersama.
Zi Tao menghela nafas. Ia mengambil smartphone miliknya pada saku kemejanya. Menekan beberapa digit angka sebagai kode pengaman, pada layar tersebut.
Ia memilih Icon Message. Mengetikkan beberapa patah kata disana.
To : Yifanfanfan
From : PeachPanda
Yifan, bagaimana keadaanmu?
Send
Zi Tao kembali memasukkan layar pintar tersebut ke dalam saku kemejanya. Ia mendongak, guna melihat jalan. Seketika wajahnya berubah masam saat melihat dua orang pria, berjalan menuju ke arahnya.
Pria yang lebih tinggi, berkulit sedikit kecoklatan. Tetapi sangat pas membalut tubuhnya yang berperawakan tegap. Wajahnya tampan. Rambutnya berwarna cream menjurus putih. Dengan bibir sedikit tebal dan hidung yang bisa di bilang err tidak mancung.
Sementara pria yang lebih pendek, berwajah cukup tampan menurutnya. Berambut coklat terang dengan garis rahang tegas. Tubuhnya cukup tegap. Hanya saja tinggi tubuhnya yang kurang. Upss!
"Lama tidak bertemu, Babe." Pria yang berperawakan tinggi menyapa.
Zi Tao mendengus. "Kau bahkan menyapaku kemarin pagi, Kai."
Pria yang di maksud Zi Tao terkekeh kecil.
Dia -Kim Jong In, atau akrab dipanggil dengan sebutan Kai- menatapi Zi Tao dari atas hingga kebawah. Hal itu di lakukannya berulang-ulang. Membuat yang di tatapi merasa risih. Terlebih tatapan mata itu terkadang berhenti pada bagian ehm dada Zi Tao.
"Berhenti menatapiku seperti itu Kai!" Desisnya kesal. "Kau terlihat seperti Akik-Akik ganjen yang mengincar daun muda!"
Kali ini Kai yang mendengus. Wajah tampan begini di bilang Akik-Akik. Batinnya miris.
"Tumben sekali kau tidak bersama si Cupu itu." Kata Kai kemudian. Karena sedari tadi ia melihat tidak ada tanda-tanda keberadaan pria cupu yang selalu mengekori Zi Tao kemanapun.
Kim Jong Dae -nama pria yang berada disamping Kai- yang sedari tadi hanya diam memperhatikan interaksi kedua pemuda tersebut, mengangguk membenarkan ucapan sahabatnya. "Itu benar. Tumben sekali dia tidak mengintilimu layaknya anak ayam seperti biasa."
"Aku tidak harus menjawab pertanyaanmu 'kan? Minggirlah Kai, aku sedang tidak mood untuk meladenimu."
Kai menyeringai. "Aku tahu cara mengembalikan moodmu." Bisiknya menggoda. "Kita bisa melakukan hal menyenangkan, yang bisa membuatmu berteriak kenikmatan di bawahku.."
Zi Tao melotot garang. "Buang jauh-jauh pikiran mesummu itu, Kim Jong In!" Serunya kesal.
Setelahnya berjalan cepat meninggalkan Kai yang meringis kesakitan sembari mengusap-usap selangkangannya yang mendapat tendangan gratis dari Primadona sekolah barusan.
TBC
Cukup segitu dulu ya chapter 1nya XD.
Ini cuma twoshoot loh. Dan end chapternya udh tinggal share doang.. Jadi, ada review ada next chapter /ketawa jahat/
jangan bosan jadi shippernya KRISTAO ya reader
Love You KTHS & HL:*
Hate you SIDERS
