Keep It Secret!
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto, saia cuma numpang minjem
Rated T
Pairing : SasufemNaru
Warning : Typo, OOC, dan teman-teman lainnya, semoga bisa dimengerti.
.
.
.
Chapter 1 : Just A Beginning
Matahari terlihat mulai menunjukkan sinarnya kembali, burung-burung yang terbangun dari tidurnya segera saja menyenandungkan suara mereka yang indah,
Hari ini benar-benar hari yang menyenangkan bukan untuk mengawali hari? Atau mungkin tidak sama sekali...
Di sebuah rumah yang terlihat besar, dengan cat berwarna biru laut disertai hiasan-hiasan kecil di sekitarnya, sebuah kebun kecil yang berisikan tumbuhan-tumbuhan bermanfaat, mari kita lihat ke dalam rumah itu.
...
Tap, tap, tap, suara derap langkah yang berjalan menuju lantai atas terdengar, perlahan langkah kaki itu semakin keras. Seorang wanita cantik berambut merah kini sudah memegang sebuah panci kecil di tangannya, tidak lupa senyuman mengerikan di wajahnya, rambutnya yang berwarna merah kini berkibar-kibar layaknya tertiup angin. Dan ketika wanita itu sudah berdiri tepat di sebuah pintu berwarna kecoklatan, detik berikutnya juga..
Brak!
"Bangun!" suara nyaring wanita merah itu sekarang memenuhi seluruh isi ruangan. Membuat seorang gadis yang tadinya meringkuk di balik selimut tempat tidurnya tersentak kaget, dan tanpa aba-aba lagi,
"Waa!"
Bruk!, suara benturan keras terdengar, tubuh gadis itu terjengkal jatuh dengan tidak elitnya, selimut yang tadi menutupinya tadi kini terlempar jauh dari tempat tidur.
"Bangun! Sudah jam segini, kenapa kau masih tidur!" seru wanita merah itu pada anak perempuannya,
"Hua! Kaasan, jangan membangunkanku seperti itu!" seru gadis itu sekarang, tangan berkulit tannya kini mengusap-usap belakang kepalanya yang terasa sakit, rambut berwarna pirangnya yang acak-acakan membuat wanita merah itu semakin gemas, dan tanpa sadar langsung mengacak-acak rambut putranya itu.
"Cepat kau siap-siap, tadi Tousanmu lupa membawa bekal makan siangnya," ujar wanita itu lagi.
"Jadi?"
"Jadi kau harus mengantarkan ke tempat ayahmu bekerja."
Bibir gadis pirang itu mengerucut pertanda tidak senang dengan kabar Kaasannya, niat untuk tidur seharian karena sibuk dengan kuliah kemarin langsung hancur.
"Hee, tapi Kaasan~" dan begitu ia merengek tidak setuju,
"NA-RU-TO, Antarkan atau kau tidak akan makan ramen selama seminggu penuh." Nada penekanan Kaasannya itu membuat gadis bernama Naruto itu meneguk ludah, dan dengan cepat mengubah keputusannya.
"Iya, iya! Kalau begitu aku mandi dulu!" gadis pirang itu segera beranjak dari posisi tidak elitnya tadi, menyambar handuk kesayangannya dan berjalan dengan gontai ke arah kamar mandi.
"Cepat ya, ini sudah pukul sepuluh!" pekik wanita itu kembali.
"Ya~" yang mendengarkann hanya menjawab malas.
OoOoOOooOoOoOo
Kushina Uzumaki, menatap kepergian anak semata wayangnya itu seraya menghela napas panjang. Yah sifat putrinya itu aka Naruto Uzumaki benar-benar berbanding terbalik dengan sifat Tousannya, Minato Namikaze. Ia berpikir-pikir kembali, apa sifat keras kepala, dan pemarah putrinya itu menurun darinya? Kalau mengenai kecantikan sudah pasti kecantikan wanita itu menurun juga pada putrinya.
Satu-satunya yang sama dari Naruto dengan Minato hanya pada kulit tan mereka, dan satu lagi yang paling bisa dilihat, rambut mereka berdua yang persis sama, yaitu pirang.
.
.
.
.
"Hoahmm~" Naruto masih menguap lebar, setelah menghabiskan waktu lima belas menit untuk membersihkan diri. Gadis pirang itu kini meninggalkan kamarnya dengan handuk yang bertengger manis di lehernya, rambut pirang panjangnya yang masih meneteskan air, Ia berjalan menghampiri tempat Kaasannya berada. Dapur~
"Kaasan.." ujar Naruto kecil.
Kushina yang mendengar panggilan putrinya itu berbalik sekilas dan kembali melanjutkan kegiatan memasaknya, "Naruto, cepat ganti pakaianmu dan bersiap-siap," Ujarnya.
"Tapi sebelum itu aku ingin makan ramen~" rengek gadis cantik itu lagi.
Kushina menghela napas kembali, kemudian mengangguk pelan, "Baik, baik tapi selesaikan dulu tugasmu, nanti kalau sudah selesai. Kaasan akan membuatkan ramen yang enak." Ucapnya lagi.
Mata sayu Naruto yang tadi mengantuk langsung berbinar-binar, dan dengan secepat kilat gadis pirang itu berlari kecil meninggalkan dapur, berbalik lagi ke arah kamarnya.
"Arigatou Kaasan!" seru gadis itu senang.
"Ya~" kini giliran Kushina yang menjawab malas.
OoOoOoOooOoOoOo
"Kau masih tahu kan dimana tempat kerja Tousanmu?" tanya Kushina, wanita ini sedikit ragu dengan ingatan putrinya.
Naruto mendengus pelan, "Tentu saja Kaasan, mana mungkin aku lupa." Jawabnya mantap, gadis itu segera mengambil bekal makanan di tangan Kaasannya itu dan berjalan keluar rumah.
"Kau lupa membawa kunci mobilmu, Naruto!" seru Kushina ketika melihat kunci mobil milik gadis itu masih tersimpan rapi di meja ruang tamu, Ia segera mengambil kunci itu dan ikut berjalan keluar.
"Tidak usah Kaasan, Aku bisa naik sepedaku kok. Lagipula sekalian berolahraga!" seru Naruto, seraya mengeluarkan sepeda kesayangannya itu dari garasi rumah. Membenarkan posisinya dan perlahan mengayuh sepedanya menjauh dari rumah besarnya.
Kushina yang melihat itu entah ia harus merasa bangga atau pusing, bangga karena putrinya tidak seperti gadis-gadis lain yang selalu bermanja-manja ingin mengendarai mobil mewah, dan pusing karena sifat Naruto itu sudah terlalu tomboi seperti dirinya dulu! Takutnya wanita ini melihat sifat Naruto, tidak ada pemuda-pemuda lain yang mau dengan putri cantiknya itu.
"Hah~ benar-benar~" desahnya, kemudian berbalik masuk ke dalam rumah kembali.
.
.
.
.
Di perjalanan~
Naruto mengayuh sepedanya dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat, gadis itu menyenandungkan lagu kesukaannya seraya sambil sesekali memejamkan matanya merasakan tiupan angin yang menerpa wajah tannya. Membuat rambut pirang panjangnya melambai-lambai tertiup angin.
Kebetulan jarak tempat Tousannya bekerja dengan rumahnya tidak terlalu jauh, jadi ia tidak perlu khawatir. Kaki jenjangnya masih terus mengayuh sepeda sampai lima belas menit kemudian.
...
Namikaze Production
"..."
"Hah~ akhirnya sampai juga~" desah Naruto lega, gadis itu kini sudah berada di depan tempat Tousannya bekerja. Sebuah studio pemotretan atau lebih tepatnya sebuah agency pemotretan yang sangat besar, tempat dimana model-model terkenal melakukan pekerjaannya. Kalian pasti sudah tahu kan jabatan yang di pegang oleh Tousan Naruto,
"Entah kenapa aku sedikit malas dengan pekerjaan Tousan ini~" desah Naruto kembali, mengingat jabatan sang Tousan adalah sebagai pemilik dari perusahaan ini membuatnya risih. Naruto yang tidak suka tampil mencolok harus berusaha membuat dirinya tampak biasa-biasa saja dengan cara...
'Menjadi gadis yang tomboi dan tidak elegan seperti yang Kaasannya inginkan,' itulah yang ia pikirkan pertama kali begitu mendengar permintaan Tousannya kalau ingin menjadikannya seorang model terkenal dan bekerja di tempat ini. Tidak!
'Jadi seorang model itu menyusahkan, Kaasan, Tousan, lagipula aku masih ingin bebas dan tidak terkekang oleh apapun.' Danitulah jawaban terakhirnya yang membuat kedua orang tuanya menyerah seketika.
Gadis pirang itu langsung mengayuh sepedanya ke tempat parkir rahasianya, dimana tidak ada seseorang pun yang tahu yaitu di belakang gedung ini. Mata Saphirenya melirik-lirik apakah ada orang lain di sana.
Sampai...
"Sasuke-kun, kita pergi jalan-jalan saja yuk ~" suara seorang gadis dari arah sana membuat Naruto tersentak kaget, tanpa sadar ia segera menghentikan kayuhan sepedanya dan memilih untuk melihat ada siapa di sana?
"Hn," kini suara bariton menjawab singkat permintaan gadis itu.
"Hei~ Aku bosan bekerja terus, kita bolos saja hari ini~" sekarang malah ada suara gadis lain lagi! Naruto makin penasaran,
"Sepertinya aku kenal dengan suara-suara itu?" bisiknya, gadis pirang itu makin menyembulkan wajahnya untuk melihat suara-suara itu, dan tanpa ia sadari saking asyiknya berkonsentrasi tangan yang memegang sepedanya terlepas, sehingga menimbulkan suara yang sangat berisik.
Krang! Bruaak!
'Kyaa! Kenapa harus jatuh segala sih!' pekik gadis itu dalam hati, Ia secepat kilat mengambil kembali sepedanya yang terjatuh, tapi..
'Gawat! Gawat!' batinnya panik.
Ketika gadis itu mengangkat sepedanya, Naruto merasakan sebuah bayangan besar kini berada tepat di depannya atau lebih tepatnya tiga buah bayangan. Ia mengadahkan wajahnya dengan gugup seraya merutuki tingkah cerobohnya tadi.
Sret, dan begitu ia mengadahkan wajahnya, dapat ia lihat sekarang. Seorang pemuda berbadan tinggi layaknya seorang model proposional, rambut berwarna raven yang mencuat melawan ke belakang bagaikan #pantat ayam#, wajah tampan serta pipi tirus dan tatapan dingin membingkai di wajahnya.
Seorang gadis berambut merah panjang, berwajah cantik dengan sebuah kacamata yang senada dengan warna rambutnya membingkai wajahnya. Serta seorang gadis yang tak kalah cantik berambut merah muda pendek menatapnya kesal sambil menggelayut mesra di tangan pemuda raven di sampingnya.
Tanpa Naruto sadari ia kembali meneguk ludah, keringat dingin mengucur perlahan dari keningnya. Ia tidak tahu harus melakukan apa, lari, berteriak, atau pura-pura pingsan gara-gara melihat tiga orang model terkenal berdiri di hadapannya sekarang!
"..."
Oke pilihan ketiga Naruto akui itu terlalu berlebihan dan sangat tidak mencerminkan dirinya, sedangkan pilihan pertama dan kedua?
Sebelum sempat ia melaksanakan kedua pilihan itu.
"Sejak kapan kau ada disini?" suara bariton itu menyadarkan lamunannya.
"Eh?!"
"I..itu..aku hanya tidak sengaja lewat."Jawabnya berusaha menyembunyikan kegugupannya meski tidak bisa.
"Jadi kau menguping pembicaraan kami ya?! Dasar!" seru gadis berambut merah itu sekarang. Membuat Naruto mau tak mau merasa kesal juga,
"Aku tidak menguping pembicaraan kalian."
"Lalu kenapa tadi kau diam disini, kalau bukan menguping apalagi?!" seru gadis merah itu sekali lagi.
"..." Naruto malas berdebat. Gadis pirang itu beranjak dari posisinya tadi dan menjalankan sepedanya menjauhi tempat itu, Ia tidak mau berurusan dengan artis dan actor seperti mereka.
"Hei jangan lari!" sekarang gadis merah muda itu berteriak memanggilnya. Naruto santai saja seraya kembali mengayuhkah sepedanya, sebelum...
"Biarkan saja si Dobe itu pergi~" mendengar pemuda berambut raven itu memanggilnya dengan sebutan Dobe, langsung saja membuat kepalanya mendidih, wajahnya memerah menahan amarah yang akan meledak kapan saja.
"Apa kau bilang?!" tanya Naruto, Ia kembali membalikkan badannya, menatap orang yang memanggilnya Dobe tadi.
"Hn, Ayo pergi." Pemuda raven itu berjalan pergi tanpa menghiraukan perkataan Naruto tadi, gadis berambut merah dan merah muda di samping pemuda itu mengangguk senang, mereka berjalan pergi sebelum melemparkan tatapan yang mampu membuat kemarahan Naruto semakin menjadi-jadi.
"Hoi! Teme! Jangan pergi begitu saja!" teriak Naruto kesal, tapi sepertinya ia terlambat karena ketiga orang itu sudah pergi dari tempat tadi.
"Argh! Makanya aku sangat benci sama model sombong seperti mereka!" seru gadis itu kembali.
Ia mengambil sepedanya dengan kesal dan menyambar bekal makanan untuk Tousannya, berjalan meninggalkan tempat itu dengan perasaan kesal.
.
.
.
.
Naruto menghentakkan kakinya dengan kesal, tatapan membunuh ia layangkan pada siapa saja yang berada di dalam gedung itu, bahkan sampai tukang bersih-bersih jadi takut melihat wajah garangnya. Padahal dia itu perempuan!
Mata Saphire Naruto menjelajahi seluruh isi gedung, gara-gara terlalu kesalnya ia sampai lupa dimana ruangan milik Tousannya itu berada.
"Dimana lagi ruangan, Tousan!" gerutunya kesal. Gadis pirang itu masih berjalan menelusuri bangunan itu, sampai kakinya melangkah ke arah sebuah ruangan yang sepertinya adalah tempat dimana model melakukan pemotretan. Naruto berdecak kagum melihat ruangan itu, sinar cahaya yang memenuhi seluruh isi ruangan, serta para model-model yang terlihat cantik dan tampan kini berada di sana.
"Wuah!" serunya,
"..."
"Kyaa! Bagaimana ini!" sebuah seruan atau bisa dibilang teriakan yang lebih besar darinya terdengar nyaring di dalam ruangan itu. Naruto penasaran dengan suara teriakan tadi dan memilih melihat apa yang terjadi.
"Ada apa?" kini seorang laki-laki berambut perak memakai masker bertanya pada wanita berambut coklat yang berteriak tadi.
"I..itu Sasuke menghilang!" pekik wanita itu lagi.
"Apa! Kenapa dia bisa menghilang!" laki-laki perak itu kini terlihat panik, sedangkan wanita coklat di depannya menggeleng tidak tahu.
"Aku tidak tahu, tadi kulihat di ruang gantinya dia tidak ada!"
Naruto mendengar nama Sasuke di sebut-sebut mengerutkan kening, sepertinya dia pernah mendengar nama itu sebelumnya, "Sasuke..ya..ehmm..." gumamnya.
"..." gadis pirang itu mencoba berpikir lagi, sampai..
Ting! Sebuah lampu bohlam menyala terang di atas kepalanya.
"Ahh! Pemuda mengesalkan yang memanggilku Dobe tadi itu kan namanya Sasuke!" pekiknya
"Jadi maksud membolos yang dikatakan gadis-gadis tadi itu, ini~" Naruto mengerucutkan bibirnya kesal, mengingat wajah pemuda pantat ayam itu lagi membuatnya marah. Kenapa dia harus repot-repot memikirkan orang-orang itu,
"Huh! Biar saja mereka membolos, supaya cepat-cepat di pecat oleh Tousan, hee~" ujarnya kembali, Ia tidak menghiraukan suasana panik di ruangan sana dan memilih melanjutkan langkahnya menuju ruangan Tousannya.
.
.
.
.
"Hee~ ruangan itu sepertinya terbuka, Aku ingin melihat ada apa di sana~" ketika Naruto melanjutkan perjalanannya tadi, tak sengaja ia melihat sebuah ruangan lagi yang kebetulan tengah terbuka sedikit. Dan yang lebih mengejutkannya lagi begitu ia melihat tulisan yang terpampang di depan pintu itu..
"Ruangan Sasuke Uchiha." Bisik Naruto kecil, melihat tulisan di sana.
*Smirk*
"Jadi disini ruangan si Teme itu," tangan gadis pirang itu entah kenapa kini menggengam handle pintu di depannya. "Tidak terkunci!" serunya senang.
Seringaian dari wajah cantik gadis itu semakin terlihat begitu menyadari kalau pintu ruangan itu tidak terkunci. Hatinya bersorak gembira, sepertinya dia punya ide yang briliant untuk membalas model sombong itu.
"Lebih baik aku cepat-cepat masuk sebelum ada yang melihat.." gumamnya seraya melangkahkan kakinya masuk ke ruangan itu. Berharap menemukan sesuatu yang dapat membuat malu pemuda tadi.
Naruto masuk ke dalam sana tanpa mengetahui kalau ide briliantnya itu mampu membuat kondisinya sekarang berubah seratus delapan puluh derajat dari kehidupan biasanya. Ya sebuah perubahan dalam kehidupan remajanya, yang tidak pernah ia pikirkan sedikit pun?
TO BE CONTINUED~
A/N :
Minna Mushi balik lagi membawakan sebuah fanfic dengan pair SasufemNaru, hehe Gomen padahal cerita yang lainnya belum kelar udah buat lagi yang baru~ habis nie ide muncul terus, begini deh jadinya nyehehe XD
Oh! Iya untuk fanfic yang menunggu fanfic 'Become His Butler' belum bisa Mushi lanjutkan dulu :) bukan berarti discontinued kok hehe :D
OoooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO
Next Chap : New Models?!
"Wah, jangan-jangan ini penyamaran yang di pakai si Teme kalau pergi keluar, seperti di televisi-televisi itu!"
"Coba kupakai ah~"
"Ketemu!"
"Eh?!"
"Kau sekarang gantikan model Sasuke ya, untuk pemotretan!"
"Tu..tunggu dulu! Aku ini.."
"Ayolah, Aku mohon gantikan Sasuke, Kau hanya perlu menjalani pemotretan beberapa kali saja kok!"
"Aku ini perempuan!"
"Rahasiakan identitasku!"
"Hn, jadi dia yang berani-beraninya menggantikanku kemarin."
"Coba kau pertemukan aku dengannya."
'Kyaa! Awas kalau dia berani macam-macam denganku!'
OooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO
Nah Mushi rasa cuap-cuapnya segitu dulu deh
Untuk akhir Kata
SILAKAN RIVIEW~ \^V^/\^O^7
JAA~
