"Tsk, jadi dia menerima tawaran itu?" gerutu Heechul setelah membaca sebuah artikel di ponselnya.

Sang manager yang sedang sibuk menyetir di sebelah Heechul hanya melirik sekilas tanpa menanggapi gerutuan Heechul.

"Bahkan dia tidak meminta pendapatku lebih dulu."

"Apa dia sengaja ingin membuatku cemburu?"

"Atau jangan-jangan dia mulai bosan kepadaku?"

Heechul terus menggerutu sambil menatap layar ponselnya.

"Apakah itu berita mengenai keberangkatan mereka ke Papua?" tanya Yongsun, sang manager.

Mendengar pertanyaan Yongsun, Heechul langsung menoleh cepat dan menatap Yongsun dengan tajam.

"Kau sudah tahu tentang hal ini, hyung?"

"N-ne, aku mendapat kabar mengenai hal tersebut tadi saat kau sedang syuting. Kupikir kau sudah tahu lebih dulu."

Heechul hanya diam lalu memalingkan wajahnya dan memilih untuk menatap keluar. Yongsun yang sudah hapal dengan sikap sang cinderella Super Junior ketika sedang marah pun hanya menggeleng pelan

"Jangan ke apartemen!" ucap Heechul memecah keheningan.

"Ehem... Jadi, kau kuantar pulang kemana?" tanya Yongsun.

"Ke rumahku. Aku malas bertemu dengannya saat ini."

"Baiklah."

Yongsun memilih untuk mengikuti keinginan Heechul, karena membantah sang cinderella yang sedang marah hanya akan memperpendek usia.

Drrttt... Drrtttt...

Tiba-tiba ponsel Heechul berdering.

Nae Yeobo is calling...

Setelah melihat caller ID sang penelpon, Heechul pun menolak panggilan tersebut dan segera me-non-aktifkan ponselnya. Tidak lama kemudian terdengar bunyi ponsel kembali.

"Ne, yeobseyo..." ujar Yongsun menjawab panggilan pada ponselnya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya masih sibuk mengemudi.

"Hyung, apakah kalian sudah pulang?"

"Ne, kami dalam perjalanan pulang ke rumah Heechul. Sepertinya saat ini dia tidak ingin bertemu denganmu." jawab Yongsun dengan polosnya, dan membuahkan tatapan tajam dari Heechul.

"Hyung, aku ingin berbicara dengannya."

"Changkamman..."

Yongsun menoleh ke arah Heechul sambil menyodorkan ponselnya pada Heechul.

"Dia ingin berbicara denganmu." kata Yongsun.

Heechul tidak menjawab apapun. Dia memilih untuk memalingkan wajah ke arah jendela dan melihat jalanan diluar. Melihat sikap Heechul, Yongsun hanya bisa menghela napas.

"Dia tidak mau berbicara denganmu." ujar Yongsun berbicara pada ponselnya.

"Baiklah hyung, tolong aktifkan loudspeaker ponselmu."

Yongsun segera menekan tombol loudspeaker pada ponselnya.

"Sudah."

"Chagiya, pulanglah."

Heechul yang mendengar suara dari ponsel Yongsun tidak memberikan reaksi apapun. Dia masih bertahan untuk diam dan memandang jalanan diluar.

"Aku tahu kau pasti marah padaku. Aku akan menjelaskan semuanya padamu. Pulang. Sekarang. Aku tidak menerima bantahan apapun. Jika kau tidak pulang ke apartemen, kau akan tahu akibatnya."

Tuut...tuutt..tuuttt...

Setelah menyelesaikan kalimat terakhirnya, panggilan tersebut pun segera diputus oleh sang penelpon. Yongsun pun segera memasukkan kembali ponselnya ke saku, lalu menoleh ke arah Heechul.

"Mm... Jadi, bagaimana?"

Heechul pun mengela nafasnya. sebenarnya dia masih merasa sangat kesal, namun dia tahu dengan jelas jika ancaman yang ditujukan padanya tadi bukan sekedar main-main.

"Hhh... Ke apartemen, hyung."

Yongsun pun hanya mengulum senyum

"Ternyata The All Mighty Heenim bisa takut juga eoh?" goda Yongsun.

"Tsk, diam kau hyung!" ujar Heechul dengan wajah masamnya.

Yongsun pun terkekeh. Sangat jarang dia bisa menggoda Heechul seperti saat ini. Yongsun pun segera memutar balik mobil mereka dan melaju ke arah apartemen yang dimaksud Heechul.

.

.

.

Brakk.

Heechu membuka pintu apartemen itu dengan kasar. Dia berjalan dengan cepat menuju kamarnya dan melewati seseorang yang sedang duduk menunggunya di ruang tengah.

Brakk.

Lagi-lagi Heechul membuka pintu kamar dengan kasar. Di dalam kamar, dia membuang tas nya sembarangan lalu memilih untuk duduk dipinggir ranjang membelakangi pintu masuk. Wajahnya terlihat sangat kesal dengan berbagai umpatan yang mengalir lancar dari mulutnya. Tiba-tiba...

Grepp.

"Mianhe, chagiya~" ucap seseorang yang kini sedang memeluk Heechul dari belakang.

"Lepas." ucap Heechul dengan nada dingin.

"Tidak, sebelum kau mendengar penjelasanku."

"Baiklah Jungsoo-ssi, apa pembelaanmu."

Jungsoo? Ya benar. Jungsoo, atau yang lebih kita kenal sebagai Leeteuk, leader Super Junior, adalah namjachingu dari seorang Kim Heechul. Yah, memang tidak banyak yang mengetahui hubungan mereka, hanya SM family dan keluarga mereka. Sudah lima tahun mereka menjadi sepasang kekasih. Tepatnya setelah Hankyung pergi begitu saja meninggalkan Super Junior dan menghakhiri hubungannya dengan Heechul secara sepihak, disaat itulah Leeteuk selalu ada di samping Heechul untuk menghiburnya. Tanpa mereka berdua sadari, ternyata benih-benih cinta mulai bersemi diantara mereka. Namun awalnya Heechul sempat ragu ketika Leeteuk menyatakan perasaannya dan meminta Heechul menjadi kekasihnya, karena dia tidak ingin menyakiti Kangin. Namun Leeteuk segera menarik Kangin ke hadapan Heechul untuk menjelaskan jika hubungan mereka hanya sebatas hyung dongsaeng dan tidak lebih. Sejak itulah Leetuk resmi menjalin hubungan dengan Heechul.

Dan saat ini, Leeteuk yakin jika Heechul sangat marah kepadanya. Terbukti dengan sikap dingin Heechul dan Heechul yang menyebut nama aslinya. Namun, menghadapi kemarahan seorang Kim Heechul bukanlah hal yang baru bagi Leeteuk. Percayalah, dia sudah sangat berpengalaman dalam hal ini.

"Baiklah chagiya, jadi apa yang ingin kau tahu , heum?" tanya Leeteuk masih sambil memeluk Heechul.

"Kenapa kau menerima tawaran itu?" tanya Heechul dengan nada dingin.

"Demi Super Junior tentu saja." jawab Leeteuk.

"Maksudmu?"

"Ne chagiya. Karena Super Junior saat ini sedang vakum, jadi aku menerima job apapun yang ditawarkan padaku agar nama Super Junior tidak tenggelam. Begitu juga denganmu, kan? Kau tampil di berbagai acara demi menjaga nama Super Junior. Dan aku yakin, begitu pula dengan Kangin, Yesung, Wookie, dan Kyunnie." jelas Leeteuk sambil menciumi rambut pink Heechul.

"Hmm. Lalu, kenapa harus dengan Kangin?"

"Aigoo, chagiya ku ini cemburu kepada Kangin, heum? Chagiya, hanya kau yang aku cintai. Bahkan aku selalu terang-terangan melumat habis bibirmu di Super Camp. Atau, kau mengharapkanku berbuat lebih?" canda Leeteuk.

Heechul pun memberikan tatapan tajam kepada kekasihnya, dan Leeteuk yang ditatap hanya bisa terkekeh.

"Baiklah..baiklah... Alasanku mengajak Kangin, karena hanya dia yang memungkinkan untuk ku ajak."

Mendengar jawaban Leeteuk, Heechul hanya mengernyit heran.

"Bukankah masih ada member yang lain dan aku?"

Heechul nampaknya tidak rela jika Leeteuk pergi dengan Kangin. Bukan karena dia meragukan Leeteuk, namun karena dia tidak suka dengan fakta bahwa ELF lebih sering memasangkan Leeteuk dengan Kangin. Bahkan mereka menobatkan Leeteuk sebagi eomma dan Kangin sebagai appa di Super Junior. Dengan pergi nya mereka berdua, Heechul yakin jika nanti media sosial dibanjiri dengan KangTeuk shipper.

Seolah mengerti kegelisahan Heechul, Leeteuk pun mengecup singkat pipi Heechul dan mengeratkan pelukannya.

"Nugu, heum? Kyuhyun? Aku tidak mau menghadapi kuda bersenjata yang mengamuk. Yesung? Seperti yang kau tahu chagiya, dia tidak akan pernah mau berpisah dengan ponselnya. Ryeowook? Aku yakin dia sangat bersemangat jika ku ajak, namun tentu saja si kepala besar itu tidak akan membiarkan kekasihnya terluka. Lalu kau? Aku yakin jika chagiya ku ini tidak akan mau kulit seputih susunya tergores sedikitpun. Aku benar kan?" jelas Leeteuk sambil mulai mengecupi leher jenjang Heechul.

Heechul pun mulai menggeliat karena risih dengan kegiatan Leeteuk yang terus menciumi lehernya, namun dia tidak berusaha menghentikan kekasihnya itu.

"Ja-jangan sok tahu! Sesekali kurasa sshhh... tak apa memiliki sedikit goresan. La-lagipula aku iniiihh... namja jika kauuhh... lupa!" ujar Heechul sambil terus menggeliat resah atas perlakuan Leeteuk yang kini sudah mulai meraba tubuhnya.

Mendengar perkataan Heechul, Leeteuk pun menghentikan kegiatannya tanpa menjauhkan wajahnya dari leher Heechul. Dia menatap kekasih cantiknya dari samping.

"Cantik." ujar Leeteuk.

Heechul pun menolehkan wajahnya ke arah Leeteuk, membuat wajah mereka berada sangat dekat. Mereka saling bertatapan, dan wajah Heechul seketika memerah melihat wajah tampan sang kekasih dari jarak yang sangat dekat. Melihat wajah Heechul yang memerah, Leeteuk pun tersenyum dan mengecup singkat bibir kekasihnya itu.

"Chagiya, nae sarang, my love, dengarkan aku, meskipun kau mau ikut, aku tidak akan rela membiarkan namja cantikku ini tergores sedikitpun. Lagipula..."

Leeteuk sengaja menggantung kalimatnya, sengaja membuat Heechul penasaran.

"Lagipula apa?" tanya Heechul.

Leeteuk pun menyeringai tampan sebelum menjawab Heechul.

"Lagipula, aku lebih rela jika tubuhmu mulus mu ini penuh dengan kiss mark dariku."

"Yak, eumpph..."

Sebelum Heechul sempat menyelesaikan kata-katanya, Leetauk sudah menyambar bibir pink alami sang kekasih dan mulai menindihnya. Dan selanjutnya yang terdengar hanyalah desahan dan erangan dari kamar tersebut.

.

Beberapa hari kemudian...

.

Dorm mewah itu terlihat lengang, namun jika didengar dengan seksama, terdengar suara tombol joystick yang ditekan dengan cepat dan saling bersahutan dari sebuah kamar di dorm itu.

"Yak, Kim Kyu, aku akan mengalahkanmu!" ujar Heechul dengan tangan yang terus menenkan tombol joystick dengan lihai.

"Terlalu cepat seratus tahun untuk bisa menang melawan GaemKyu, hyung." sahut Kyuhyun sambil terus menekan joysticknya.

Heechul pun kewalahan menghadapi seorang master game seperti Kyuhyun, namun bukan Kim Heechul namanya jika dia kalah begitu saja.

"Omo! Kyu, Siwon menghubungimu!" pekik Heechul.

Mendengar nama kuda tercintanya disebut, Kyuhyun pun refleks menoleh untuk melihat ponsel yang tergeletak disebelahnya tanpa mem-pause game nya. Heechul pun menyeringai, dia tidak menyiakan kesempatan itu.

"Yeay! Aku menang...!" sorak Heechul.

Kyuhyun hanya mendengus kasar, karena termakan tipuan murahan Heechul.

"Kau curang, Kim Heechul!" ketus Kyuhyun.

"Hahahahahaha... Yang penting aku menang! Ayo Kim Kyu, kita mulai lagi!" ajak Heechul.

"Shireo!"

Heechul pun hanya menggendikkan bahunya dan kembali memulai permainan sendiri. Kyuhyun memilih untuk membuka akun twitternya yang selama ini sering terabaikan. Saat sedang asik menjelajah twitternya, tiba-tiba matanya terbelalak saat melihat postingan terbaru dari sang leader, yaitu foto kaki sang leader yang penuh dengan luka. Kyuhyun pun menoleh ke arah Heechul yang sedang asik bermain game.

"Chul hyung, apa kau tahu jika hari ini Teuki hyung pulang?" tanya Kyuhyun.

"Ne, dia sudah menghubungiku semalam untuk memberitahukannya. Wae?"

"Apa kau juga tahu kalau dia tidak baik-baik saja, hyung?"

"Apa maksudmu?" tanya Heechul.

Dia pun segera menghampiri Kyuhyun dan melupakan gamenya.

"Lihat ini!" kata Kyuhyun sambil menunjukkan foto kaki Leeteuk.

Heechul pun membelalakkan matanya ketika melihat foto kaki Leeteuk yang penuh dengan luka. Tanpa berkata apapun, dia keluar dari kamar Kyuhyun dan pergi meninggalkan dorm untuk kembali ke apartemennya.

.

.

.

Clek.

Terdengar suara pintu dibuka dan Leeteuk pun memasuki apartemennya. Didalam, dia mendapati namja cantiknya tengah duduk bersedekap dengan wajah tertekuk di ruang tengah. Leeteuk tahu jika saat ini kekasihnya kesal karena melihat foto kaki penuh luka yang dia posting. Leeteuk pun tidak ambil pusing, dia malah dengan sengaja menjatuhkan tubuhnya tepat di sebelah Heechul dan menyandarkan kepalanya ke bahu sang namja cantik.

"Chagiya, aku pulang..." bisik Leeteuk tepat di telinga Heechul.

"..."

Heechul tidak memberikan respon apapun. Dia tetap memandang lurus kedepan tanpa memperdulikan Leeteuk yang kini malah meletakkan kepalanya di pangkuan Heechul. Leeteuk mengambil sebelah tangan Heechul dan meletakkannya di kepalanya, meminta Heechul mengelus rambutnya, sementara tangan Heechul yang lain dia genggam dan diletakkan tepat diatas dada kirinya.

"Chagiya, aku sangat lelah..." keluh Leeteuk dengan mata terpejam.

Heechul pun menunduk dan dia mendapati wajah malaikat kekasih tampannya terlihat sangat kelelahan. Heechul pun mulai menggerakkan tangannya untuk mengelus pelan rambut halus Leeteuk, membuat Leeteuk tersenyum masih dengan mata terpejam.

Cukup lama mereka saling terdiam dalam keheningan, sampai tiba-tiba Leeteuk merasa ada air yang menetes ke wajahnya. Leeteuk pun segera membuka matanya dan dia terkejut mendapati namja cantiknya tengah berlinang air mata. Leeteuk pun segera bangkit dan memeluk sang kekasih. Heechul pun membalas pelukan Leeteuk dengan erat. Hati Leeteuk terasa tersayat melihat Heechul menangis. Kekasihnya ini bukan tipe namja yang mudah menangis, tapi kali ini kekasihnya bahkan sampai terisak keras karena dirinya.

"Uljima chagiya... Nan gwenchana..." ucap Leeteuk pelan sambil mengelus pelan punggung namja cantiknya, berusaha menenangkan.

"Hiks... Kakimu terluka hiks... begitu banyak, hiks... dan kau bilang hiks... tidak apa-apa?" tanya Heechul sambil melepas pelukan Leeteuk dan menatap Leeteuk dengan sebal.

"Kekeke... Hanya karena kakiku terluka, bisa membuat seorang Kim Heechul menangis tersedu? Aigoo... Manisnya nae chagiya..." goda Leeteuk sambil kembali hendak memeluk Heechul, yang segera ditepis oleh kekasihnya itu.

"Tsk, aku tidak sedang bercanda Park Jungsoo!" bentak Heechul.

Leeteuk hanya tersenyum lembut menghadapi kemarahan Heechul.

"Aku sungguh tidak apa chagiya... Meskipun banyak, itu semua hanya luka kecil karena tergores dedaunan. Lagipula sebelum pulang tadi Yongsun hyung sudah membawaku ke dokter. Jadi kau tidak perlu khawatir lagi, nae chagiya..." jelas Leeteuk sambil mengusap air mata di pipi Heechul kemudian mengecupnya lembut, membuat pipi putih itu bersemu merah.

"Benar kau sudah tidak apa?" tanya Heechul ingin memastikan.

Leeteuk yang melihat wajah cantik namjanya memerah karena menanis pun merasa gemas dan tanpa menjawab, dia melumat bibir manis Heechul. Awalnya Heechul kaget dengan tindakan Leeteuk namun tidak menunggu lama, dia pun segera membalas lumatan sang kekasih. Mereka terus saling melumat sebagai bentuk penyaluran rasa rindu, sampai tanpa disadari Heechul, Leeteuk sudah menindihnya di sofa itu. Karena merasa nafasnya habis, Heechul pun menepuk pelan dada Leeteuk dan Leeteuk pun melepaskan ciumannya.

"Hhh... Kauhh.. Belum... Menjawabhh pertanyaankuhh..." ujar Heecchul dengan nafas tersengal akibat ciuman luar biasa Leeteuk.

"Kau masih bertanya? Bukankah ciumanku tadi telah menjawabnya, chagiya?" goda Leeteuk, membuat wajah Heechul semakin memerah.

Tanpa aba-aba, Leeteuk pun segera menyerang leher jenjang Heechul, membuat Heechul menggeliat pelan.

"Yeobo... Bu-bukankahhh... Kakimu sedang terlukaahh..." ucap Heechul di tengah desahannya.

Leeteuk mengangkat sedikit kepalanya sebelum menjawab "Kakiku yang terluka chagiya, tetapi apa yang berada diantara kakiku sangat-sangat sehat." ujar Leeteuk sambil menempelkan juniornya yang ternyata sudah menegang dibalik celananya ke paha Heechul dan menyeringai tampan.

Melihat Leeteuk yang menyeringai tampan, Heechul pun balas menyeringai cantik.

"Baiklah, tunjukkan padaku kalau dia sangat-sangat sehat." ujar Heechul sambil dengan sengaja lututnya menyenggol junior Leeteuk yang dirasa semakin mengeras, membuat Leeteuk menggeram pelan.

"Dengan senang hati, chagiya..."

Leeteuk pun langsung kembali menyambar bibir Heechul dan dimulailah pergulatan panas di atas sofa diruang tengah itu.

"Sarenghae nae cinderella..."

"Nado saranghae nae cheonsa..."

FIN

Hohohohohoho...

Mwoya ige?

RnR please...