Yoooo! Yumi ritorne :D! Fic romance lagi :D… Sebenernya pengennya fic ini untuk manga Bronze No Tenshi tapi fandomnya gak ada :( Jadi, Ikki x Esmeralda aja yach hohoho. Seharusnya ada fanfic romance lainnya yang rencananya di publish duluan… Tapi sebenernya fanfic ini untuk temenku… :) SOOOOOOOOOOOOOOOOOO :D Selamat Membaca Semoga Menghibur ^^
.
.
My Love
.
.
Seorang pemuda tersenyum, di sebuah bukit. Memandang langit pagi, biru, tenang nan indah…
.
.
"Hari ini, langitnya cerah sekali… Persis seperti langit waktu aku melamarmu di bukit ini, sayang…"
"…"
.
.
11 Tahun lalu…
Di sebuah bukit hijau, penuh dengan bunga blue bells…
.
.
"Langitnya indah dan tenang sekali ya?" tanya Ikki.
"Iya…" jawab Esmeralda pelan.
.
.
Ikki menatap 'kekasihnya', menunduk dengan wajah sedih… Semenjak kematian ayahnya… Karena bertarung dengan Ikki dan setelah itu Ikki pergi untuk melayani Athena sebagai Saint bersama teman-temannya…
.
Ikki sebetulnya merasa bersalah, apalagi… Baru sekarang ia kembali setelah beberapa tahun meninggalkan pulau ini… Meninggalkan Esmeralda…
.
"Maaf…" ucap Ikki singkat.
"He?" Esmeralda bingung.
"Maaf untuk apa?" tanya Esmeralda.
"Tentu saja untuk membunuh ayahmu! Aku tau kau pasti membenciku karena itu!" jawab Ikki.
.
Ekspresi wajah Esmeralda berubah begitu melihat Ikki manyun antara kesal dan sedih.
.
"Hihihi… Ikki, aku sama sekali tidak merasa itu salahmu… Kau hanya berusaha membela dirimu, tanpa sengaja kau membunuh ayah…"
"Ha? terus kenapa wajah mu seperti itu tadi?"
"Hmm, aku memang sedih dan lagi setelah itu kau meninggalkanku begitu saja serasa harapanku hilang sepenuhnya. Tapi, mau bagaimana lagi…" tutur Esmeralda.
"Untuk itu aku bilang maaf, kamu ini!" kata Ikki merespon.
"Hehe… ya… ya… aku maafkan"
.
Ikki tersenyum, senyum manisnya seperti biasa… Lalu Esmeralda menatap langit dengan mata kosong… Ikki tersipu mengingat tujuannya datang kesini… Tujuan, tidak! Cita-citanya yang ia harap masih dapat terkabul…
.
Ikki menghela napas panjang… Menarik perhatian Esmeralda…
.
"Kenapa?" tanya Esmeralda langsung.
"Kita ini, maksudku… Apa kita masih sepasang kekasih?" tanya Ikki lalu langsung membuang mukanya…
.
Ia tidak bisa, tepatnya tidak berani memperlihatkan wajahnya yang berubah merah… Esmeralda tersipu, kaget dan bahagia.
.
"Terserah padamu…" kata Esmeralda.
"Apa? Terserah padaku? Gampangan sekali kamu!" kata Ikki.
"Lho? Aku berkata jujur! Enak saja kamu bilang aku gampangan" balas Esmeralda.
"Habis, bagaimana kalau kau ditanya oleh seorang lelaki 'apa kau menyukaiku?' lalu kau jawab terserah padamu!" balas Ikki lagi.
.
Esmeralda kesal… pipinya merah…
.
"Itu tidak mungkin bodoh! Tentu saja aku jawab terserah padamu karena kamu kekasihku! Aku tak kan bilang hal yang sama pada lelaki manapun!
Kau pikir selama kau pergi, aku mengencani lelaki lain? Enak saja! Aku… hanya suka padamu… Kupikir malah kau yang tidak serius soal hubungan kita!" tutur Esmeralda kesal.
.
Ikki sampai bingung harus bicara apa setelah mendengarnya… Geli juga ia melihat wajah Esmeralda yang berubah merah.
.
"Boleh aku tertawa?" tanya Ikki innocent sambil menggigit bibirnya.
"Sudah ku duga! Kau pasti tertawa setiap mendengar ungkapan cinta ku…!" jawab Esmeralda sedikit kesal.
.
Ikki pun tertawa lepas, Esmeralda mengomel-omel…
.
"Habis wajahmu manis sekali, aku selalu ingin tertawa saking bahagianya melihat wajahmu…"
"Menyebalkan…!" kata Esmeralda sambil mencubit pipi Ikki.
"Sakit sayang…" Ikki tersenyum.
.
Lalu mencium kekasihnya, memeluknya erat… Seperti saat pertama kali ia melakukan itu saat mereka masih remaja… Esmeralda memejamkan matanya ia sangat bahagia…
.
"Esmeralda…?" kata Ikki setelah membuat jarak kecil antara bibir mereka, matanya tampak serius… Esmeralda terkejut.
.
"Menikahlah denganku…" kata Ikki kemudian memakaikan cincin ke jari manis Esmeralda.
.
Cincin itu…
.
"Hhh… memalukan ya? Bukan emas, perak bahkan bukan perunggu! Hanya blue bells yang ku rangkai menjadi cincin… Wajahmu pun terlihat kecewa. Tak apa, aku sudah jujur mengungkapkan keinginanku…" kata Ikki.
.
Esmeralda memandang cincin tersebut, anggun sekali pikirnya… Ikki yang dingin dapat membuat benda semanis ini…
.
"Pesimis!" kata Esmeralda kemudian.
"Apa?"
"Ya! Kau pesimis sekali, aku belum menjawab sudah merasa aku menolakmu!" jawab Esmeralda.
"Jadi jawabannya?" tanya Ikki mencoba mengontrol diri.
"Cincin ini… indah… yang paling indah di banding emas sekalipun… aku mau…" jawab Esmeralda gugup.
.
Ikki hampir tak percaya, ia pikir ini mimpi… Tapi langit biru itu menyadarkannya… Ia tersenyum, benar-benar kemenangan terindah dan termanis.
.
"Kalau begitu, tak perlu waktu lama. Siapkan semua barang-barangmu, besok juga kita pergi ke Jepang… Menikah, membangun keluarga bahagia…" kata Ikki.
.
"Langit biru itu… saksinya…" kata Esmeralda.
.
Lalu mencium pipi Ikki…
