Fifty Shades of Darker

HAEHYUK

.

FIFTY SHADES OF DARKER
© E. L. James

REMAKE

Genre: Romance/Erotic

Cast:

Lee Hyukjae
L
ee Donghae

yang lain nyusul

.

Warn: Remake, BL/Boys Love, OOC, Typo(s).

Ini FF remake dari novel Fifty Shades of Darker yang aku temuin di internet yaa hihihi. Yang tidak suka hal-hal berbau remake, silahkan keluar sekarang. Ini juga ada beberapa yang aku ubah pastinya karena pengen tetep yaoi hehe.

Soal genre itu aku ngikut genre novel, kan remakeeeee hueheee.
Selamat baca bagi yang baca!

.

Wanna RnR?

.

.

Fifty Shades of Darker

.

.

Hyukjae berhasil bertahan selama 3 hari setelah berpisah dari Donghae, dan sekarang hari pertamanya kerja.

'Ini bisa mengalihkan perhatianku,'

Waktu bergerak cepat tak jelas oleh banyaknya wajah baru, pekerjaan yang harus dikerjakan, dan Mr. Kim.

Kim Jongkook tersenyum pada Hyukjae, mata hitamnya berbinar saat ia membungkuk di depan meja Hyukjae.

"Kerja yang sangat bagus, Hyukjae. Kupikir kita akan menjadi tim yang hebat."

Entah bagaimana, Hyukjae berhasil melengkungkan bibirnya keatas menyerupai senyuman.

"Aku akan pulang jika anda tidak keberatan," bisik Hyukjae.

"Tentu saja, ini sudah jam 5.30. Sampai bertemu besok."

"Selamat malam, Jongkook."

"Selamat malam, Hyukiie."

Hyukjae mengambil tasnya tak lupa ia juga memakai jaket dan menuju pintu. Sesudahnya berada diluar, Hyukjae menghirup dalam-dalam udara sore kota Seoul. Ia menghirup napas panjang, tak langsung mengisi kekosongan dalam dadanya, kekosongan yang sudah ada sejak Sabtu pagi, rasa hampa itu sangat menyakitkan, mengingatkan rasa kehilangan Hyukjae.

Ia berjalan menuju halte bus dengan menunduk, menatap kakinya sendiri dan merenungkan Wanda tercinta, Beetle lamanya ... atau Audi. Hyukjae segera menutup pikiran itu. Tidak. Jangan berpikir tentang dia. Tentu saja, Hyukjae bisa membeli mobil, mobil baru yang bagus.

Hyukjae curiga pria yang selalu mengisi otaknya itu terlalu dermawan dengan pembayarannya, dan pikiran itu meninggalkan rasa pahit di mulut Hyukjae.

Sadar ia kembali memikirkan pria itu, Hyukjae segera menggelengkan kepalanya sedikit kencang.

'Aku tak boleh memikirkan dia. Aku tak ingin menangis lagi, apalagi di jalan. Apartemen kosong. Aku merindukan Sungmin, dan aku membayangkan dia berbaring di pantai Barbados sambil minum koktail dingin.'

.

Fifty Shades of Darker

.

Hyukjae menyalakan televisi layar datar, jadi ada suara untuk mengisi keheningan dan memberikan suasana bahwa ia sedang ditemani, tapi Hyukjae tetap tak mendengar atau menontonnya.

Pria manis itu hanya duduk dan menatap kosong pada dinding. Sampai bel pintu mengejutkan Hyukjae dari kesedihan, dan membuat jantungnya berdebar-debar.

"Siapa itu?" tanya Hyukjae sambil menekan interkom.

"Pengiriman untuk Tuan Hyukjae," jawab yang ditanya dengan bosan, seharusnya ia tahu kalau Hyukjae justru lebih bosan di sini.

Dengan lesu Hyukjae segera menuruni tangga dan menemukan seorang pemuda mengunyah permen karetnya dengan berisik, membawa kotak karton yang besar, dan bersandar di pintu depan.

Hyukjae segera menandatangani paketnya dan membawa ke atas. Kotaknya sangat besar dan itu membuatnya heran. Di dalamnya terdapat dua lusin mawar putih dan sebuah kartu.

Selamat atas hari pertamamu di tempat kerja.
Aku harap semua berjalan dengan lancar.
Dan terima kasih untuk glidernya. Itu sangat bijaksana.
Dengan bangga aku meletakkannya di atas mejaku.

Donghae, Lee

.

Hyukjae terpaku menatap kartu yang diketik, ia bisa merasakan nyeri yang luar biasa pada dadanya. Tak dapat diragukan lagi kalau asisten Donghae yang mengirim itu. Mungkin sedikit sekali campur tangan Donghae didalamnya.

Merasa terlalu menyakitkan untuk dipikirkan, Hyukjae beralih melihat mawar itu.

"Mereka sangat indah," ujarnya yang tak sampai hati untuk membuang mawar tersebut ke tempat sampah. Hyukjae yang patuh pada hatinya segera berjalan ke dapur untuk mencari sebuah vas.

Dan tanpa ia sadari terbentuklah sebuah pola: bangun, kerja, menangis, tidur. Yah, berusaha untuk tidur.

Hyukjae bahkan tak bisa melarikan diri dari Donghae dalam mimpinya. Mata coklat gelapnya yang membakar, rasa kehilangannya, rambutnya yang mengkilap dan hitam, semua itu menghantui Hyukjae.

Dan jangan lupakan musik. Hyukjae bahkan sekarang tak tahan untuk mendengar suara musik. Ia berhati-hati untuk menghindari semua jenis musik. Bahkan jingle iklan dapat membuatnya bergidik.

Hyukjae –Lee Hyukjae-. Ia tak bicara dengan siapapun, bahkan ibunya sendiri. Ia tak punya kemampuan untuk mengobrol sekarang. Tidak, lebih tepatnya dia tak ingin membicarakannya dengan siapapun.

Kalau boleh mengibaratkan, Hyukjae sekarang lebih mirip dengan negara kepulauan yang sendiri. Sebuah daratan yang rusak akibat dilanda perang di mana tak ada tumbuhan dan cakrawalanya suram. Ya, itulah Hyukjae saat ini. Ia hanya bisa berinteraksi secara profesional di tempat kerja, tapi itu saja.

.

Fifty Shades of Darker

.

Jika Hyukjae bicara dengan Ibunya, ia tahu kalau ia akan hancur lebih jauh lagi dan ia tak punya apapun yang tersisa untuk dihancurkan. Hyukjae merasa kesulitan untuk makan –itu jelas.

Saat makan siang hari Rabu, Hyukjae bisa minum secangkir yoghurt, dan itulah pertama kali yang ia makan sejak Jumat kemarin. Hyukjae bertahan dengan toleransi yang baru ia temukan untuk minum kopi latte dan Diet Coke. Itu merupakan kafein yang bisa mengisi perutnya, tapi disatu sisi itu membuatnya gelisah. Dengan sengaja Jongkook mulai mendekatinya, mengganggu, dan menanyakan hal-hal pribadi Hyukjae.

'Apa yang dia inginkan?' batin Hyukjae sambil berusaha untuk bersikap sopan, tapi ia harus tetap menjaga jarak.

Hyukjae duduk dan mulai memilah tumpukan surat yang ditujukan pada Jongkook, dan Hyukjae senang bisa mengalihkan perhatian dengan pekerjaan sepele itu.

Tapi e-mail Hyukjae tiba-tiba berbunyi, dan Hyukjae dengan secepat kilat memeriksanya untuk melihat itu dari siapa. Dan coba tebak apa yang ia dapat.

Sebuah e-mail dari Donghae.

Oh jangan, jangan di sini. . . jangan di tempat kerja.

.

Dari: Donghae, Lee
Perihal: Besok
Tanggal: 4 Juni 2016 14:05
Untuk: Hyukjae, Lee

Dear, Hyukjae. Maaf mengganggu di tempat kerjamu. Aku berharap tidak apa-apa. Apa kau sudah menerima bunga dariku? Aku ingat bahwa besok pembukaan galeri temanmu, dan aku yakin kau belum sempat membeli mobil, dan itu adalah perjalanan yang jauh. Aku merasa sangat senang untuk bisa mengantarmu –jika kau mau. Kabari aku.

Donghae, Lee
CEO, SM Enterprises Holdings Inc.

.

Air mata berlinang di mata Hyukjae begitu saja. Buru-buru ia meninggalkan mejanya dan segera ke toilet untuk melarikan diri ke salah satu kamar kecilnya.

Pamerannya Kangin.

Ia sudah lupa semua tentang itu, bahkan janjinya pada Kangin untuk datang. Dan kesialan lainnya adalah Donghae benar. Akan naik apa Hyukjae ke sana?

Hyukjae memegang erat dahinya sendiri. Mengapa Kangin tidak menelepon? Ah sepertinya bukan Kangin yang tidak menelepon, Hyukjae lah yang begitu pelupa dan tak menyadari bahwa ponselnya ia atur agar tak mengeluarkan suara.

Sial! Aku seperti orang idiot! Nomorku masih ada di Samsung.

Donghae pasti sudah menerima panggilan telepon Hyukjae kecuali Donghae sudah membuang Samsung milik Hyukjae. Dan tunggu sebentar, Hyukjae jadi teringat dan bertanya-tanya bagaimana Donghae tahu alamat e-mailnya?

Ah, dia tahu ukuran sepatuku, alamat e-mail ini pasti tidak banyak masalah untuknya. Bisakah aku bertemu dengannya lagi? Bisakah aku menanggung ini?

Hyukjae memejamkan mata dan memiringkan kepalanya kembali karena kesedihan dan kerinduan yang menusuk hatinya. Tentu saja Hyukjae sebenarnya menginginkan Donghae.

Mungkin, mungkin ia bisa mengatakan pada Donghae bahwa ia sudah berubah pikiran. Ah tapi sepertinya tidak, Hyukjae tak bisa bersama dengan seseorang yang memperoleh kesenangan dengan menyakitinya, seseorang yang tak bisa mencintainya.

Dan memikirkan itu kenangan menyiksa tiba-tiba masuk pikiran Hyukjae. Gliding, pegangan tangan, ciuman di bak mandi, kelembutan Donghae, humor maupun kegelapannya, geramannya dan tatapan seksi Donghae. Hyukjae merindukan itu semua. Padahal baru lima hari, lima hari yang terasa penuh penderitaan dan sangat lama bagi Hyukjae.

Hyukjae memeluk tubuhnya sendiri erat-erat, menahan dirinya untuk tidak menangis. Sangat sederhana. Hyukjae bisa menangis sampai tertidur di malam hari, berharap Donghae tidak meninggalkannya, berharap pria tampan itu bisa berubah, berharap bahwa mereka dapat bersama-sama.

Lee Hyukjae, kau berada di tempat kerja! Kau harus kuat.

Tapi biar bagaimanapun juga Hyukjae memang ingin pergi ke pemerannya Kangin, dan dalam hati, sifat masokis di dalam dirinya ingin melihat Donghae.

Sebelum kembali ke meja kerja, Hyukjae mengambil napas dalam-dalam.

.

Dari: Hyukjae, Lee
Perihal: Besok
Tanggal: 4 Juni 2016 14:25
Untuk: Donghae, Lee

Hai Donghae. Terima kasih untuk bunganya, bunganya sangat indah. Ya, aku sangat senang menerima tawaranmu. Terima kasih.

Hyukjae, Lee
Asisten Kim Jongkook, Commissioning Editor, SIP

.

Memeriksa telepon, Hyukjae menerka bahwa Jongkook masih rapat karena panggilannya yang dialihkan. Kesempatan ini digunakan Hyukjae untuk menelepon Kangin.

Ia mengambil ponselnya –pemberian Donghae dan mencari kontak Kangin kemudian segera menekan simbol hijau untuk menyambungkan.

"Hai, Kangin-ah. Ini Hyukiie."

"Halo, orang asing," balas Kangin dari seberang dengan begitu hangat dan ramah yang hampir membuat Hyukjae menangis kembali.

.

TBC

.


Tanganku gatel mau remake ini, sebenernya pertamanya pengen yang of Grey cuma gajadii..

oh iya kalo misal novel yang asli ga mirip kaya gini maaf ya, soalnya ini aku memang beneran donlot dari internet dan ga pernah baca novel bentuk aslinyaa.

Satu lagi, buat yang baca -kalau ada, ini enak tetap pakai sudut pandang gini atau diubah jadi Hyukjae POV aja ya?

Tolong semuanya dikeluarin aja dikotak ripiu, pasti dibaca kan masuk email eheehehehee!

Sumbernya nanti coba aku inget" lg karna lupa wokokoko

See ya! ^^