Moshi-moshi, minna! Ini fic pertama Hana, jadi kalo kurang bagus maaf ya~~

Warning : KakaSaku, gaje, abal, ancur.

Enjoy…

Disclaimer: Masashi Kishimoto-sensei

Suna's Love Story

Matahari mulai menunjukkan rupanya. Gadis itu terbangun. Rambutnya berwarna pink, mata emeraldnya yang indah, serta kulit putihnya yang mulus menambah kecantikannya. Dia adalah Nona Haruno Sakura . Sebenarnya, sebulan yang lalu harusnya dia bergelar "nyonya", tapi karena satu hal ia tetap dipanggil nona. Alasan itu jugalah yang membuat mukanya masam selama ini. Namun, apakah yang sebenarnya terjadi?

Flashback On

Sebuah mobil Mercy berwarna hitam sedang menunggunya di depan kampus Suna University. Itu adalah mobil milik kekasihnya – tidak, bukan kekasih tetapi calon tunangan. Namanya Uchiha Sasuke. Siapa yang tak kenal padanya? Tampan, kaya, jenius, dan terlebih lagi sikapnya yang cool itu. Sakura memanglah beruntung mendapat kekasih sepertinya.

Sakura masuk ke dalam mobil. Sasuke langsung menyambutnya. "Hai, Sakura-hime. Gimana harimu?". Sakura tersenyum. "Tetap seperti biasa, Sasu-koi.". Sasuke berkata, " Keberatan kalau ku ajak makan siang?'. Sakura menggeleng pelan, dan Sasuke mulai membawa mereka menjauh dari kampus itu. Namun, tanpa disadari ada sepasang mata yang melihat mereka.

Keesokan harinya…

Sakura hendak menuju ke arah Fakultas Hukum. Tiba-tiba seorang gadis menghampirinya. Sakura yang kaget, langsung berkata," maaf, ada yang bisa saya bantu?". Tetapi gadis itu hanya bergumam," jadi ini Haruno Sakura, pacar baru Sasuke itu. Menarik..". Lalu, gadis itu pergi meninggalkan Sakura.

Shikamaru dan Temari yang melihat hal itu menghampiri Sakura. Shikamaru langsung memasang wajah heran. "Kamu kok bisa kenal sama dia? Sama seorang Karin? Apa pacarmu yang memberitahu?". "Hah? Sauke gak ngomong apa-apa tuh.", jawab Sakura. "Jadi kamu gak kenal sama dia? Dia itu mantannya Sasuke loh! Cewe paling seksi se-universitas ini!", jelas Shikamaru. Dan tentu saja, Temari yang cemburu menimpuk kepala si rambut nanas dengan buku setebal 500 halaman. Dapat ditebak, Shikamaru langsung sewot. Melihat kelakuan temannya itu, Sakura hanya tersenyum geli dan masuk ke ruangannya.

Setelah beberapa waktu berlalu, Sakura lulus dari universitas itu dengan nilai tertinggi. Bangga, tentu saja. Begitu juga dengan Sasuke, yang langsung melamarnya hari itu juga. Bagi seorang Sakura, inilah hari tebaik selama hidupnya. Dan rencananya, pernikahan mereka akan dilangsungkan 4 bulan kemudian.

4 bulan kemudian, seminggu sebelum hari pernikahan…

Sasuke menjumpai Sakura di rumahnya. Ia mengajak Sakura ke taman. Sesampainya di taman, mereka duduk bersama. Sakura langsung berkata," katakan saja apa masalahmu Sasuke-kun. Kau selalu mengajakku kemari jika ada masalah.". sasuke tersenyum samar. " Kau tahu saja Sakura.". "Tentu saja. Aku ini calon istrimu kan?", balas Sakura. "Begini Sakura, aku tak pernah berniat menyakitimu, namun ku harap kau mengerti. Aku harus membatalkan pernikahan kita, Sakura.", kata Sasuke sambil menatap mata Sakura. Bola mata Sakura melebar, pertanda ia terkejut, lalu berbisik," mengapa? Apa aku tidak cukup pantas untukmu?". Sasuke menggeleng pelan," Kaulah yang terpantas untukku, Sakura. Namun ada hal lain. Saat itu, sewaktu pesta di rumah Suigetsu, aku mabuk. Tanpa ku sengaja, aku menghamili Karin. Sekarang Karin sedang hamil 3 bulan. Ia mengandung anakku, Sakura, dan aku harus bertanggung jawab Aku janji, setelah anak itu lahir aku akan menceraikannya dan kembali padamu."

Otomatis mata Sakura makin membelalak. "Apa? Menceraikannya dan kembali padaku? Setelah semua yang kau lakukan kau tega berbuat seperti itu? Apa maksudmu? Lebih baik kita berpisah Sasuke. Aku merasa terhina jika calon suamiku sendiri berbuat seperti itu. Tolong jauhi aku.", pinta Sakura. Sakura mulai menangis, dan beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan Sasuke yang diam mematung.

Flashback Off

Kejadian yang sangat melukai hatinya. Untuk mencoba mengobati luka hatinya, Sakura pergi ke Konoha.

Di sana Sakura bekerja sebagai asisten dari seorang kepala bagian yang bernama Yamato. Yamato sangat baik pada Sakura. Ia menganggap Sakura adiknya sendiri. Sakura juga betah bekerja di tempat itu. Atasannya baik padanya, belum lagi keramahan karyawan dan staff lainnya. Sakura sendiri tak berniat pindah ke bagian lain, sampai pada hari itu.

Atasannya, Yamato dipanggil oleh direktur perusahaan itu, Tsunade. Semua karyawan tahu Tsunade. Cantik, sexy, berwibawa, tapi amat sangat tegas. Semua hormat- atau mungkin takut- padanya. Tak terkecuali Yamato dan Sakura. Yamato segera masuk ke ruangan Tsunade, sementara Sakura menunggu dan berharap-harap cemas di luar.

Beberapa menit kemudian, Yamato keluar. Sakura menghampirinya dan bertanya, " bagaimana?". Yamato hanya menghela nafas. "haahh… Ternyata dia hanya ingin kau menjadi asistennya.". Sakura terkejut dan berkata, " apa? Bagaimana mungkin?". Yamato hanya mengangkat bahunya. "sana, ia ingin bicara denganmu.". Dan segera, Sakura pergi ke ruangan sang direktur.

"Apa anda ingin bertemu dengan saya, Tsunade-sama?". Tsunade melihat ke arahnya." Ya benar. Silahkan duduk, Haruno-san. Aku menginginkan kau menjadi asistenku. Bagaimana pendapatmu?". Sakura cengok sendiri. " Apa anda yakin Tsunade-sama? Apa yang membuat anda memilih saya?". "Saya rasa alasan saya tidak begitu penting bukan? Atau anda keberatan dengan ini, Sakura-san?", balas Tsunade. Sakura bingung. Nyatanya ia memang agak keberatan. Dia agak berat meninggalkan teman-temannya dulu.

Lalu Tsunade mengucapkan sesuatu yang mengejutkan Sakura. "Jika kau menerima pekerjaan ini, maka aku menawarkan padamu beberapa pilihan. Kau bebas menentukan masa-masa cutimu dengan berlibur atau mungkin melanjutkan kuliah, dan kau bebas meminta kenaikan gaji. Bagaimana?". Tawaran yang tentu sulit ditolak, pikir Sakura. "Baiklah, aku setuju", jawab Sakura dengan yakin, namun agak ragu.

Hari-hari Sakura sebagai asisten Tsunade pun dimulai. Ternyata tak seburuk yang dipikirkannya. Sakura hanya perlu menemani Tsunade dalam rapat-rapat tertentu. Semua berjalan dengan lancar. Sakura juga mendapat teman chatting baru. Nama aliasnya Kaka-kun.

Kaka-kun merupakan orang yang menyenangkan, menurut Sakura. Biar pun ia seorang lelaki, ia memahami perasaan seorang gadis seperti Sakura. Tanpa disadari, Sakura menjadi begitu akrab dengannya. Sebegitu akrabnya mereka, sampai-sampai mereka menghabiskan waktu istirahat mereka untuk ngobrol bersama.

Sakura's POV

Hah… Hari ini melelahkan sekali. Ingin rasanya aku berendam di onsen milik Yamato. Tapi, aku enggan beranjak dari kamarku. Kurasa lebih baik aku memeriksa e-mail ku saja.

Ternyata tak ada yang penting. Hanya beberapa e-mail dari Temari, temanku dan Sasori-nii, kakakku. Rambut kakakku warnanya merah, dengan wajah baby face. Tak heran ia terkenal di kampusnya. Selain itu, Sasori-nii juga selalu melindungiku, apalagi sejak kedua orangtuaku meninggal. Tapi, ia tak pernah memanjakanku. Aku senang dengan sikapnya yang seperti itu.

Aku memeriksa daftar chattingku. Ternyata Kaka-kun juga sedang online. Segera saja ku sapa dia.

Saku : hi! ^_^

Kaka : hi juga! Gimana kabarnya?

Saku : yah, seperti biasa. Kamu gimana?

Kaka : baik. Tadi aku lihat seorang cewe. Cantik banget.

Saku : oh ya? Jadi kamu bilang apa sama dia?

Kaka : gak bilang apa-apa. Menghampiri aja aku gak berani.

Lalu kami chatting seputar gadis itu dan apa yang kami alami tadi. Tak terasa sudah pukul 2 subuh. Aku sangat mengantuk. Ku putuskan untuk menyudahi acara chat ku dengan Kaka-kun. Ternyata dia juga sudah sangat mengantuk. Segera ku tutup netbook ku, dan beringsut ke atas futon ku.

Normal POV

'Hari yang sama.'. Begitulah pikiran Sakura. Setelah bangun, diambilnya handuknya dan masuk ke kamar mandi. Selesai mandi, dikenakannya sebuah kemeja berlengan tanggung dengan warna merah, dan sebuah celana jeans yang tampak pas di tubuhnya. Dibereskannya kamarnya, dan segera berangkat ke tempat kerjanya.

Seperti biasa, ia naik kereta layaknya orang-orang lain. Diperhatikannya sekelilingnya. Yang tampak hanyalah orang-orang yang sibuk dengan urusannya sendiri. Tapi matanya menangkap sesuatu yang menarik. Seorang lelaki berjas hitam, rambutnya yang perak mencuat ke atas, dan badannya tinggi. Sorot mata onixnya kosong, menerawang jauh. Sakura terpesona melihatnya. Sebenarnya Sakura masih ingin berlama-lama menikmati pemandangan itu, tapi nyatanya ia telah sampai ke tempat tujuannya. Dengan langkah berat dan hati kecewa, dia melangkahkan kakinya keluar dari kereta itu, dan melanjutkan perjalanannya ke kantornya. Tanpa disadarinya, hari ini akan terasa berat untuknya.

Nah, gimana? Bagus gak?

Hehehehehe…..

Tunggu lanjutannya yah~~

Tapi….. RIPYUH DULU! (maksa sambil bentak-bentak)

Pokoknya….

RIPYUUUUHHH!

(disumpel pake kaos kaki)

Ripyunya ditunggu yaahhh….

Domo arigatou.