FT Island Fan Fiction
Hate & Resentment
©MikiHyo
Cast : FT Island with Oh Wonbin
Genre : Friendship
Length : Part (1-6)
Part 1
***
"Buak!"lelaki itu tersungkur ke tanah. Pukulan yang mendarat ditubuhnya benar-benar membuatnya tak berdaya lagi.
"Ho…Hongki…ck…tunggu pembalasanku…"lelaki itu-pun langsung pergi meninggalkan Hongki.
Hongki hanya diam dengan senyum tipis, tak perduli dengan luka yang juga membekas ditubuhnya.
"Cih…pengecut…tak usah banyak omong"Hongki mengelap darah dari bibirnya yang terluka. Ia melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.
***
Hongki berjalan dilorong sekolah menuju kelasnya.
"Lihat luka itu…lagi-lagi dia berkelahi…"bisik siswa-siswi lain dilorong. Mereka menatap Hongki dengan tatapan sinis.
"anak itu benar-benar kasar…untuk apa dia masih datang ke sekolah…"
"aku tidak percaya, orang seperti dia ada disekolah ini…dia menakutkan…"
"BRAKK!"Hongki langsung membanting tasnya kelantai saat telinganya mulai terasa panas mendengar respon negatif dari temannya sendiri.
"hei…para murid-murid teladan…aku tahu orang menyebalkan itu membuat hidup kalian tidak nyaman-kan…"ucap Hongki. Ia langsung menghampiri sekumpulan gadis yang dari tadi membicarakannnya.
"tapi apa kalian tidak malu? Wajah secantik ini ternyata punya mulut seorang yang jelek, aku rasa orang menyebalkan itu akan membuat hidup kalian lebih tidak nyaman lagi…tidak perduli laki-laki ataupun perempuan.."senyum tipis Hongki. Gadis-gadis itu hanya membuang muka untuk menyembunyikan wajah takut mereka.
Hongki-pun mengambil tasnya.
"Ck…aku benci pengecut yang banyak omong…."ucap Hongki sambil melangkahkan kakinya.
"Brakk.."tanpa sengaja Minhwan menabrak Hongki. Ia-pun menatap Hongki dengan wajah takut.
"Hm…ada apa? Adik kelas?"senyum tipis Hongki.
Minhwan hanya diam dengan wajah takutnya.
"Minhwan! Cepat kembali ke kel…!"Seunghyun terkejut saat melihat Hongki.
Hongki hanya menatap Seunghyun dengan tatapan tajam. Mendengar suara Seunghyun, Minhwan-pun langsung berlari meninggalkan Hongki dan kembali kekelas bersama Seunghyun, sementara Hongki tetap diam dengan tatapan tajamnnya.
***
"Lee Hongki! Kau pikir jam berapa ini?"bentak guru yang sedang mengajar saat melihat Hongki masuk kedalam kelas.
Hongki hanya diam dengan tatapan malas dan tetap duduk dikursinya tanpa memperdulikan omongan gurunya.
"Lee Hongki! Apa-apaan sikapmu itu?"
Seisi kelas-pun langsung menoleh kearah Hongki, menatap Hongki dengan tatapan sinis.
Wonbin yang duduk di kursi agak jauh dari Hongki hanya diam dengan kepala tertunduk.
"Ck…lanjutkan saja pelajarannya, tak usah perdulikan aku"ucap Hongki dengan enteng.
"Kau pikir kau bisa semaumu seperti itu?"bentak gurunya -pun kehilangan kesabaran.
"maju dan hampiri aku disini…aku benci teriakanmu!"tegas Hongki.
Guru itu tidak sedikit-pun beranjak dari tempatnya berdiri.
"kau takut aku menghajarmu?"ucap Hongki lagi. Murid-murid-pun langsung menatap kearah gurunya, ia hanya menunjukkan wajah kesal namun enggan beranjak dari tempatnya berdiri.
"ah…bukankah bagus, aku masih mau datang saat jam pelajaran, ck….baik!, aku mengganggu kelas ini, aku pergi sekarang!"kesal Hongki yang langsung mengambil tasnya dan keluar dari kelas.
"Cih…kalau saja orang tuanya bukan penyumbang dana terbesar, dia sudah lama dikeluarkan dari sekolah ini…"gumam guru itu.
Jonghun yang baru akan masuk kelas terkejut saat pintu kelasnya terbuka dan Hongki keluar dari kelas. Mereka bertatap pandang selama beberapa detik didepan kelas, dan Hongki langsung pergi.
"Ho…"tak sempat Jonghun memanggil Hongki, ia sudah terlanjur pergi.
"Jonghun, kau sedang apa? Cepat masuk"panggil teman sekelasnya. Jonghun hanya diam sambil terus menatap Hongki, tak lama kemudian ia-pun masuk kekelas.
***
"Ukh...Ho…Hongki Sunbae…"ucap Minhwan dengan nada lirih. Luka akibat pukulan Hongki mulai terasa perih ditubuhnya.
"Sudah kubilang-kan…jangan sok memperdulikanku, kau juga sama saja!"kesal Hongki.
Minhwan hanya diam dengan wajah takutnya.
"Kau memang berharap aku terus membullying-mu yah? Selalu saja cari gara-gara denganku!"bentak Hongki.
"Ta..tapi Sunbae…"
"Jangan karena kau anak ketua komite sekolah makanya kau berlagak sok berkuasa! Untuk apa kau membicarakan nilai-nilaiku? Mau menyelamatkanku untuk bertahan disini? Cih…kau sama saja dengan yang lain, pengecut tapi banyak omong!"Hongki menghajar Minhwan lagi.
"Heii!"teriak seseorang yang datang mendekat.
"Ada orang? Su…Sunbae…kau pergi saja, nanti ketahuan kau menghajar orang lagi…ukh…"Minhwan berusaha menahan sakitnya.
"Sudah kubilang jangan sok memperdulikanku, kau mau aku menghajarmu lagi!"
"Apa yang kalian lakukan?"orang itu sudah melihat Hongki.
"Kalau begitu aku yang pergi…Sunbae, kau tidak usah bilang apa-apa"Minhwan-pun berusaha lari secepatnya agar tidak ketahuan oleh orang lain, Hongki sudah menghajarnya.
"Ho…Hongki?"kaget Jonghun.
Hongki hanya menatap Jonghun sinis. Jonghun-pun menatap Hongki dari atas sampai bawah, ia melihat sekelilingnya, tidak ada orang selain Hongki.
"Kau sedang apa disini? Tadi kau membentak siapa?"Tanya Jonghun.
"Bukan urusanmu"jawab Hongki dengan dingin. Ia-pun melangkahkan kakinya berniat meninggalkan Jonghun. Tapi Jonghun menarik tangan Hongki untuk menahannya pergi. Hongki-pun melepas paksa tangannya dengan kasar.
"Apa-apaan kau?"kesal Hongki. Jonghun terus menatap Hongki.
"Kau berkelahi lagi ya? Luka-lukamu itu…"cemas Jonghun.
"Apa perdulimu? Aku bahkan tidak tahu kau siapa!"kesal Hongki.
"Aku Jonghun! Choi Jonghun teman sekelasmu, bagaimana bisa kau tidak mengenalku?"
"Cih…bagaimana aku kenal dengan teman sekelasku sendiri? Apa kau pernah lihat aku masuk kelas?"
"Bukankah setiap hari kau datang?"
"Datang untuk diusir"sinis Hongki, ia-pun berjalan meninggalkan Jonghun.
"Tu..Tunggu! aku rasa guru-guru juga salah tidak membiarkanmu ikut pelajaran…"ucap Jonghun.
"Lalu?"
"Aku akan bicara dengan para guru, kau juga..jangan seenaknya datang, kau harus tepat waktu"jelas Jonghun.
Hongki-pun membalikkan badannya, menatap Jonghun dingin.
"Berisik…untuk apa kau lakukan itu? Jangan sok memperdulikanku, kau sama saja dengan anak tadi…pengecut tapi banyak omong…"
"Apa maksudmu dengan pengecut? Aku berusaha membantumu!"
"Kau pikir kau siapa? Tidak akan ada orang yang mau mendampingi berandalan sepertiku!"kesal Hongki.
"Aku temanmu-kan? Kita teman sekelas, Hongki…aku yakin kau bisa berubah…"jelas Jonghun.
"Teman?"sinis Hongki. Ia menghampiri Jonghun dan mengangkat kerah baju Jonghun dengan kasar.
"Tidak ada teman diduniaku…jangan mengaku sebagai temanku, kalau akhirnya kau juga hanya banyak omong, tapi sok memperdulikanku"
Tiba-tiba seseorang datang karena mendengar ada keributan.
"Jo…Jonghun?"kaget Wonbin. Dirinya semakin terkejut saat melihat Hongki. Hongki-pun menatap Wonbin, ia melepaskan cengkramannya dari Jonghun.
"Wonbin? Sedang apa kau disini?"Tanya Jonghun.
"Aku…mencarimu, kalian sedang apa?"Wonbin curiga Hongki telah menghajar Jonghun.
"Aa..haha, tidak apa-apa kok…ada apa mencariku?"senyum Jonghun yang langsung menghampiri Wonbin. Wonbin hanya diam dan tak berani menatap Hongki. Sebelum Wonbin mulai berpikir negative, Jonghun-pun mengajak Wonbin pergi dari tempat itu.
Hongki hanya diam tanpa melirik sedikitpun kearah dua orang itu. Itu sudah sekian lama, ia dan Wonbin bertatap muka. Dulu Wonbin adalah sahabat baik Hongki, dan Hongki bukan seorang berandal yang mencerminkan dirinya sekarang. Namun suatu masalah membuat mereka harus berpisah.
***
Flash Back
Hongki dan Wonbin adalah teman satu klub di SMP. Mereka bersama sejak kelas 1.
"Hongki, kau serius-kan akan masuk SMA Seongji?"Tanya Wonbin.
"Tentu saja, kita-kan mengincar klub basketnya!"seru Hongki
"Baiklah, kita sama-sama berusaha! Kau dan aku akan melanjutkan perjalanan basket kita, haha"
Tiba-tiba adik kelas mereka, Minhwan datang menghampiri.
"Ho…Hongki Sunbae…manager memanggilmu"ucap Minhwan.
"Aaa..baiklah, bilang padanya aku segera kesana!"
Minhwan-pun hanya mengangguk dan membalikkan badannya kemudian pergi sambil tersenyum.
"Hei, kau tahu Minhwan sangat mengaggumimu"senyum Wonbin.
"Ha? Dia suka padaku?"
"Bukan suka padamu bodoh! Dia itu fansmu!"
"Apa? Fans untuk apa? Apa aku seorang artis idola?, hahaha"
"Ck…kau itu adalah senior klub basket favoritnya, aku rasa ia menyukai permainanmu, mungkin dia ingin dekat denganmu tapi dia malu…"jelas Wonbin.
"Dari mana kau tahu? Aku tidak merasa apa-apa"
Wonbin-pun bangkit dari duduknya.
"Bodoh! Kau memang selalu tidak peka, itu sudah jelas dari sikapnya, hah…dasar tak berperasaan, cepat berdiri! Pacarmu..oops! Manager sudah menunggumu"senyum nakal Wonbin, ia-pun melangkahkan kaki meninggalkan Hongki.
"Aa! Tunggu, Wonbin! Jangan lupa kau janji mau membantuku di ujian masuk SMA! Kau harus bantu aku!"ucap Hongki.
Wonbin-pun membalikkan badannya dan tersenyum.
"Tentu saja, aku akan terus membantumu…kau temanku, ash…aku pasti menyesal kalau kau tidak masuk SMA yang sama denganku"senyum Wonbin, ia-pun pergi meninggalkan Hongki. Hongki hanya membalas senyumnya, merasa lega masih ada seorang teman disampingnya. Ia-pun pergi menemui Manager.
[Sore Hari]
Wonbin melihat Hongki yang sedang termenung di bawah tiang basket, ia-pun langsung menghampiri sahabatnya itu.
"Ya!…kenapa bengong?"
"Sudah berakhir…"Hongki bergumam.
"Ha? Apa maksudmu?"
"Hubunganku dengannya sudah berakhir…"Hongki menundukkan kepalanya.
"Siapa?...Manager?"kaget Wonbin.
Hongki hanya mengangguk.
"Ada apa dengan kalian? Kalian bertengkar?"
"Aku juga tidak tahu…dia katakan itu dengan…"
Tiba-tiba terdengar keributan dari arah lain. Hongki dan Wonbin-pun langsung melihat kearah keributan.
"Mi…Minhwan?"kaget Wonbin.
"Siapa mereka?"bingung Hongki saat melihat Minhwan dikelilingi oleh sekelompok berandalan yang kelihatannya melakukan sesuatu terhadap Minhwan.
Hongki dan Wonbin-pun langsung berlari menghampiri Minhwan.
"Akh…"tiba-tiba Wonbin tersungkur ditanah.
"Kau kenapa? Cederamu belum sembuh?"kaget Hongki. Wonbin mengalami cedera saat pertandingan beberapa hari yang lalu, dan masih dalam masa penyembuhan.
"Kau tunggu disini saja, kau tidak boleh lari!"tegas Hongki.
"Ta..tapi…kelihatannya mereka orang yang berbahaya"
"Karena itu biar aku yang menolong Minhwan, kau tunggu sebentar…"tanpa bicara panjang lebar, Hongki langsung berlari menghampiri Minhwan.
"Ukh!"Minhwan jatuh tersungkur akibat pukulan keras sekelompok berandalan itu.
Hongki yang berlari mendekat-pun langsung menghajar salah satu dari kelompok itu dan menolong Minhwan.
"Hei! Kau masih sadar? Buka matamu!"Hongki berusaha membangunkan Minhwan yang pingsan, luka ditubuhnya memang parah, jelas saja ia tidak sadarkan diri.
Sekelompok berandalan yang kesal karena Hongki-pun membalas menghajarnya. Hongki juga tak mau kalah.
"Apa yang kalian lakukan padanya? Apa alasannya?"kesal Hongki sambil terus menghajar berandalan itu.
"Siapa kau? Kami tidak ada urusan denganmu! Pengganggu sebaiknya minggir!"
"Hongki!"teriak Wonbin yang tiba-tiba datang.
"Heh…ada lagi ya temanmu? Hajar dia juga"perintah salah seorang berandal tersebut kepada teman-temannya.
"Wonbin! Jangan kesini!"Hongki berusaha menghalangi para berandal yang juga akan menghajar Wonbin. Namun sulit, Hongki-pun terpaksa menggunakan kekerasan. Sendiri, ia menghajar para berandalan itu untuk melindungi Wonbin dan juga Minhwan. Walaupun babak belur, Hongki tetap berusaha melindungi kedua orang itu. Wonbin juga tidak mau berdiam diri melihat temannya terluka, ia berusaha menolong Hongki, namun cedera tetap menghalanginya, ia terkena pukulan benda tumpul oleh salah satu berandal dan langsung pingsan. Melihat temannya disakiti, Hongki tak berpikir panjang langsung melepaskan pukulan kerasnya kepada orang yang membuat Wonbin pingsan, Ia merebut benda tumpul itu dan memukuli semua berandal hingga pingsan.
Tiba-tiba Jaejin, Kakak Minhwan datang dengan beberapa orang polisi. Ia terkejut melihat adiknya pingsan dengan luka parah, satu-satunya orang yang sadar hanya Hongki yang sedang berusaha membangunkan Wonbin.
"Diam disitu! Kau kami tangkap!"tegas polisi yang langsung menangkap Hongki. Hongki-pun terkejut saat polisi mengepung dirinya.
"Mi…Minhwan! Minhwan! Sadarlah! Apa yang kau lakukan padanya?"kesal Jaejin saat melihat Hongki.
"Ha? Apa maksudmu? Dia dihajar oleh sekelompok berandalan itu!"Hongki berusaha menjelaskan, namun tidak ada yang percaya.
Wonbin yang seharusnya jadi saksi masih tidak sadarkan diri, dan Hongki terpaksa ikut kekantor polisi.
[Di Rumah Sakit]
"Ho…Hongki ditangkap? Dia tidak bersalah pak polisi!"kaget Wonbin.
"Harap tenang, kau masih dalam masa penyembuhan. Tidak ada bukti dia tidak bersalah, para berandal itu mengaku dia adalah teman mereka"jelas polisi.
"Apa? Apa-apaan ini? Dia adalah temanku, dia yang menyelamatkan Minhwan!"Wonbin berusaha menjelaskan.
"Kau…Oh Wonbin-kan?"tiba-tiba Jaejin masuk keruangan.
"Kau…Kakaknya Minhwan? Anak ketua komite SMA Seongji?"kaget Wonbin
"Aku tahu tentang dirimu, kau salah satu anak yang mendapat beasiswa istimewa dari Ayah untuk masuk SMA Seongji-kan?"Tanya Jaejin.
Wonbin hanya diam dan mengangguk.
"Ternyata benar…sebaiknya kau bilang yang sejujurnya kepada polisi, orang itu terbukti teman dari para berandal itu, kau sendiri terkena pukulan benda tumpul yang dia pegang-kan? Jangan takut padanya, polisi akan melindungimu"ucap Jaejin.
"Hah? Aku tidak mengerti…Hongki memang tidak bersalah, aku saksi matanya! Kau juga bisa tanya Minhwan!"tegas Wonbin.
"Dia belum sadarkan diri…orang itu benar-benar membuatnya terluka parah…"kesal Jaejin.
"Bukan Hongki! Tapi berandalan itu!"Wonbin terus bersikeras.
"Wonbin sshi! Aku tidak mau dengar lagi saksi palsumu!"gertak Jaejin.
Wonbin-pun terdiam dengan wajah kebingungan.
"Sebenarnya ada apa? Kenapa mereka bilang Hongki teman mereka? Pasti ada seseorang dibalik ini semua, ada yang tidak suka pada Hongki kemudian memfitnahnya!"pikir Wonbin.
"Kalau begitu…Lee Hongki memang bersalah…"ucap Pak Polisi.
"Apa?"Wonbin tidak terima.
"Aku rasa cukup kesaksiannya Pak Polisi. Wonbin sshi masih butuh istirahat"jelas Jaejin. Polisi-pun keluar ruangan.
"Ka…kau…apa yang kau lakukan?"
"Wonbin sshi, sebaiknya kau berada dipihak kami…kalau tidak, bisa-bisa kau kehilangan kesempatan beasiswa itu…"
"Apa? Itu tidak ada hubungannya, aku membela temanku yang tidak bersalah!"
"Apa kau mau mengecewakan orang tuamu?"
Wonbin-pun langsung terdiam kaku.
"Orang tuamu sangat berharap kau masuk SMA Seongji, bukankah mereka bisa merasa lega sekarang, anaknya sudah bisa dipastikan masuk karena beasiswa itu"
Wonbin terus terdiam, ia tidak bisa membalas kata-kata Jaejin. Ucapan Jaejin benar, orang tuanya sangat berharap padanya, tanpa bantuan beasiswa itu Wonbin tidak akan bisa masuk SMA Seongji karena faktor biaya.
Jaejin-pun pamit dan keluar dari kamar Wonbin. Wonbin terus terdiam dengan wajah murung.
"Apa yang harus kulakukan….Hongki…"
"Wonbin tidak membelaku?"kaget Hongki.
"Lee Hongki sshi, kau sudah terbukti bersalah"jelas Polisi.
Hongki terdiam lemas mendengar pernyataan itu.
"Kenapa? Dia saksi matanya-kan?"tanya Hongki lagi.
"Lee Hongki sshi…kau akan diproses sekarang"tegas Polisi yang langsung membawa Hongki ketempatnya.
"Tu…Tunggu! Bagaimana bisa..!"Hongki berusaha melawan, tapi para Polisi itu terus memaksanya.
Tidak…ini tidak benar…pasti ada alasannya, Wonbin tidak akan meninggalkanku
Ujian kelulusan-pun datang, walaupun mendekam dalam tahanan, Hongki tetap mengikuti ujian dengan sewajarnya. Awalnya ia tidak terima, namun ia berusaha mengerti mengapa ia ada ditahanan sekarang, walaupun tidak bersalah, ia ingin tahu alasan Wonbin yang tidak mengatakan apa-apa ataupun menengoknya sesekali.
Ujian berakhir, begitu juga ujian masuk, Hongki bebas dari tahanan dan memulai lagi hidupnya. Wonbin benar-benar tidak memberi kabar apa-apa, Hongki kehilangan kontak dengannya sejak saat itu. Pengumuman datang, dan Hongki berhasil masuk SMA yang ia janjikan bersama Wonbin, walaupun mereka tidak ujian bersama, namun Hongki yakin akan bertemu Wonbin lagi disekolah itu.
Upacara penerimaan murid baru dilaksanakan hari ini, Hongki mencari-cari Wonbin hampir disetiap sudut sekolah, namun tak kunjung menemukannya.
"Wonbin…kau benar-benar ada disini-kan? Aku sudah berusaha keras untuk bisa masuk kesini"gerutu Hongki sambil duduk termenung di pinggir lapangan.
"Kau hebat bisa masuk kesini"tiba-tiba terdengar suara Wonbin dari arah yang tidak jauh. Hongki-pun langsung menoleh kearah yang dituju. Ada Wonbin disana.
"Wo…!"Hongki langsung terdiam saat melihat Wonbin bersama dengan seseorang.
"Kau lebih hebat, bisa masuk karena beasiswa"senyum Jonghun yang sedang berbincang dengan Wonbin.
"Haha, tidak begitu. Aku juga berusaha untuk mendapat beasiswa itu"senyum Wonbin.
"Ah, Wonbin goon~ apa ada temanmu juga yang masuk disini? Aku sama sekali tidak ada, tidak ada teman yang satu SMP denganku~"
Wonbin langsung terdiam.
"Won…"panggil Hongki dengan suara pelan.
Mendengar suara orang yang ia kenal, Wonbin-pun langsung menoleh, ia sangat terkejut melihat Hongki tak jauh didepannya. Jonghun juga menoleh, namun ia tidak mengenali Hongki.
Wonbin terus melihat kearah Hongki. Hongki-pun tersenyum.
Tiba-tiba Wonbin langsung menarik tangan Jonghun dan mengajaknya pergi.
"Aa…haha, aku tidak tahu…mungkin ada…"senyum paksa Wonbin sambil mengajak Jonghun pergi dan meninggalkan Hongki.
Langkah mereka-pun semakin jauh, Hongki hanya bisa terdiam kaku melihat sikap Wonbin. Entah kenapa ia merasa tidak bisa menanyakan alasannya langsung kepada Wonbin.
"Kenapa….?"
"Tentu saja, aku akan terus membantumu…kau temanku"tiba-tiba kata-kata Wonbin terngiang dikepalanya.
"Kenapa sikapmu….?"
"Kau bilang akan terus membantuku-kan…kenapa tidak berikan saksi yang benar kepada Polisi saat itu? Ada apa denganmu…?"
"Dasar si bodoh Hongki, kalau butuh bantuan bilang padaku! Kau anggap aku ini apa?"
"Baik…Baik…aku akan membantumu…ayo semangat! Aku akan selalu disampingmu sebagai Teman! Hehe"
"Padahal kau selalu bilang begitu…Bodoh!"kesal Hongki. Ia langsung membanting tasnya dengan kasar.
"Kenapa tidak membelaku? Pengecut! Kau selalu bilang akan membantuku tapi kenapa? Banyak omong tapi kau Pengecut! Aku benci orang sepertimu!"amarah Hongki semakin menjadi, namun air matanya-pun ikut mengalir setelah menerima kenyataan barusan.
Sore itu-pun berakhir dengan menyakitkan, akhirnya ia bisa bertemu Wonbin tapi tidak seperti yang ia bayangkan. Hongki tidak mengerti apa yang terjadi, namun hatinya sudah termakan kebencian.
Flash End.
TBC...
FF pertama di acc pertama ffn *banzai~
#ngek
Readers...mohon reviewnya ya~ *bungkuk
kritik-saran-komen, aku terima
biar aku punya semangat untuk bikin ff lagi, OK?
Thank you so much buat yg udah mau baca, Honto ni Arigatou, Jeongmal Gomawo~
