PROLOG
.
.
Park Jimin
Sebut namanya, dan kau akan tahu bahwa pemilik namanya bukanlah seorang wanita sembarangan.
Siapa tak mengenal wanita dengan rambut merah alami sejak lahir ini? Dia adalah pemilik "Reyne Gallery". Perusahaan yang bergerak di bidang seni rupa. Menjualnya hingga ke luar negeri dan menjaga kualitas serta keaslian barangnya. Perusahaan raksasa, yang namanya tak asing ditelinga para penikmat seni.
Mereka menyebutnya "Rose". Sang dewi bersurai merah, memiliki wajah cantik namun dengan ekspresi paling dingin se-sedunia. Ada pula yang menyebutnya "Dewi Kematian" padahal Jimin sama sekali tak pernah membunuh seseorang.
Tidak pernah.
Orang-orang yang itu sendiri yang memilih membunuh dirinya sendiri. Lalu dengan mudahnya kerabat dan keluarga si mati menuduh "Rose"-lah penyebabnya, dialah yang telah membunuhnya. Memang apa yang dia lakukan?
Dia hanya seorang pengusaha yang terlalu cinta kekayaan. Saking cintanya, dia dengan rendah hati membangun sebuah bank "gelap" yang biasanya membantu para pemilik usaha yang berada di ujung kehancuran dengan meminjamkan dana. Dan lagi, orang-orang itulah yang ada padanya bukan dia yang menawarkan.
"Rose" juga tak memberikan bunga yang besar. Hanya saja, memang ada "harga khusus" yang harus dibayar untuk kemurahan hatinya. Bukankah itu sudah sebanding? Jika pun bantuannya tak kunjung dibayar kembali, maka seharusnya sudah wajar jika ada aset jaminan yang harus disita.
Park Jimin hanya meminta bantuannya dibayar kembali, lalu kemudian terdengar bahwa kabar bahwa orang yang telah dibantunya itu ternyata mati. Jadi, apa salahnya?
Terserah.
Agatha tak peduli bahkan jika semua orang di dunia ini membenci dan memusuhinya, dia tak takut. Obsesinya hanya satu. Menjadi wanita pertama yang ada di puncak rantai kehidupan. Jika itu tercapai, baru dia bisa mati dengan tenang.
.
.
Min Yoongi
Putra satu-satunya keluarga Min yang baru mendaki karir untuk mendapatkan kepercayaan sang ayah.
Kevin sebenarnya sama sekali tak tertarik dengan dunia bisnis, tapi sialnya dia adalah "Sang Terpilih" untuk mewarisi seluruh kekayaan Min Grop yang sudah turun temurun menempati Puncak Kekuasaan. Perhotelan, Perbankan, Industri Hiburan, bahkan media massa berada dibawah naungannya. Yoongi bahkan tak berkuasa atas dirinya sendiri untuk menolak.
Dia sudah berusaha semampunya, tapi perusahaan keluarganya bukan jenis yang bisa dia atasi sendirian.
Ayahnya sangat gila hormat, menginginkan agar Kevin berdiri kokoh memimpin kerajaan yang dia wariskan. Sementara itu, Yoongi merasa semua yang berada disekitarnya tak satu pun dia percaya. Orang-orang yang selama ini di hadapannya dan ayahnya menundukkan kepala penuh hormat, sebenarnya musuh dalam selimut yang siap menggunting dalam lipatan kapanpun dia lengah.
Yoongi benar-benar tertekan. Dia ingin berhenti. Namun, jika itu terjadi maka orang-orang itu bisa saja menghabisi orang-orang yang dikasihinya. Tidak. Dia tak bisa membiarkan itu.
Hingga dia mendengar rumor tentang "Rose", si Dewi Penyelamat yang tak pernah menolak siapapun yang mengharap bantuan. Namun, bisa dalam sekejap bisa berubah menjadi Dewi Kematian saat bantuan tak terbayar setimpal.
Haruskah dia mencoba peruntungan dengan "Sang Dewi"?
Dan, jika ini tak berhasil apakah siapkah dia untuk mati?
.
.
"Baiklah, jika aku membantumu. Apa bayaranku?"
"Apapun yang kau inginkan, Rose."
"Hmm, menarik. Tapi, apa yang bisa aku ambil darimu? Kau terlihat memiliki segalanya, tapi kau datang meminta uluran tanganku. Sama sekali tidak mengesankan, tuan Min."
"Aku. Bayaran untuk bantuanmu, adalah aku beserta semua yang kumiliki."
Rose tertawa keras, untuk pertama kalinya. Dan entah mengapa justru malah mendengar itu bulu kuduk Yoongi meremang. Apa tadi dia mengatakan sesuatu yang lucu?
Tawa Rose masih menggema keseluruh ruangan sedang pewaris muda Min tak tahu, apa yang patut ditertawakan dari itu.
TBC
A/N : Aku gak bisa. Gak bisa ninggalin tempat ini. Terserah-lah mau dibilang plin-plan apa gimana, tapi aku gak bisa.
Maaf telah membuat "drama". Tolong abaikan saja cerita kehidupan nyata saya. Dan silahkan nikmati saja ini.
Mohon doanya ya, semua target saya untuk tahun ini bisa goal tanpa harus meninggalkan tempat ini. Sekali maaf...
