I LOVE SENPAI'S SISTER

CHAPTER 1

Disclaimer: still belongs Fujimaki Tadatoshi

Summary:

KISE POV: Pertama kali saat aku bertemu dengannya adalah saat aku bersembunyi dari kejaran para fans fanatikku. Saat itu aku melihatnya sedang mendengarkan salahsatu kaset dipojok toko. Tapi, saat aku ingin menyapanya salahsatu fans menemukanku, toko itu menjadi ramai dan gadis itu hilang diantara keramaian. Saat aku masih berfikir bagaimana bisa bertemu dengan gadis itu lagi, siapa sangka ternyata gadis itu sangat dekat denganku?

PLEASE READ AND RIEVIEW IF YOU WANT :-)

ENJOY READING GUYS!

.

.

.

Kise's POV

Aku terus berlari diantara para pejalan kaki. Sambil terus mengeratkan topi yang ada dikepala dan sebuah kacamata hitam agar wajahku tidak terlihat. Tapi aku rasa itu tidak ada gunanya. Entah karena mereka semua mengikuti klub atletik disekolah atau karena semangat yang membara demi mendapat foto ekslusifku. Inilah resiko yang harus kutempuh setelah menjadi salahsatu model disebuah majalah terkenal. Semua berawal saat aku menerima tawaran salahsatu kakak perempuanku yang juga bekerja sebagai model. Awalnya aku hanya iseng menerimanya karena kegiatan klub basket menjadi sedikit membosankan saat aku masih SMP dulu. Tapi akhirnya aku ketagihan dan menjadi seperti sekarang. Dengan modal tinggi, tubuh atletis, wajah tampan, dan pesona yang luar biasa, karirku semakin menanjak. Fans ku juga tidak kalah banyak dengan para senpai-ku di dunia model. Saat aku baru didunia modeling aku sangat senang dengan ketenaranku yang sekarang. Tapi sekarang aku berfikir dua kali tentang itu. Bisakah kau bayangkan setiap apapun yang sedang kau lakukan, bahkan saat kau menguap sekalipun semua orang diseluruh negeri akan tahu? That's scared me! Aku bahkan tidak bisa mengajak para senpai di klub basket SMA untuk pergi bersenang-senang seperti remaja laki-laki kebanyakan. Karena ya.. semua fansku yang ada disekolah dan luar sekolah selalu melihat latihan rutin kami, dan itu membuatku sedikit repot.

Kakiku terus berlari, hingga sebuah ide terlintas dikepalaku. Secepat kilat aku berbelok di persimpangan didepanku. Terdengar seperti suara gemuruh, lebih tepatnya langkah-langkah para fansku. Suara itu semakin sayup terdengar. Aku menghela nafas dan duduk sambil bersandar ditempat pajangan kaset. Aku bersembunyi disebuah toko kaset. Tempatnya tidak rerlalu besar, tapi cukup nyaman. Aku bangkit dan berkeliling melihat koleksi di toko ini. Kebanyakan kaset disini adalah kaset edisi lama. Mungkun toko ini pengoleksi kaset antik. Saat aku sibuk melihat-lihat, entah mengapa tatapanku tertuju pada seseorang yang sedang mendengarkan musik dengan earphone, tepatnya seorang gadis. Dengan kemeja biru yang lengannya digulung sampai bawah siku, baju kaos putih, dan mengenakan celana hotpans serta sepatu kets. Satu hal yang sangat menarik bagiku. Rambut. Dengan model bob pendek, ikal disetiap ujung rambutnya. Rambutnya juga terlihat sangat lembut jika disentuh. Aku terpaku. Bagaimana bisa aku berfikir seperti itu? 'Terlihat lembut jika disentuh'? Mana mungkin aku menyentuh rambut seseorang yang tidak aku kenal?

Aku berusaha mengenyahkan fikiran itu dari kepalaku, namun tidak dengan rasa penasaranku. Dengan langkah perlahan, aku menuju gadis itu. Dia tidak menyadarinya. Mungkin terlalu sibuk mendengarkan musik. Tapi saat aku akan menyapanya, pintu toko itu dibuka dengan kasar, tepatnya didobrak. Para fans yang mengejarku sudah menemukanku. Refleks, mereka berteriak histeris dan berlari berhamburan ke arahku. Suasana toko sangat ricuh. Aku juga sudah mulai sesak karena banyaknya jumlah fans dan tempat yang tidak terlalu luas.

"Anoo.. bagaimana kalau kita mencari tempat yang lebih leluasa lagi ssu? Tidakkah tempat ini terlalu sempit untuk kita semua ssu?" Dengan senyumanku yang paling menawan, mereka semua menurut dan keluar secara teratur dari toko tersebut. Aku meminta maaf kepada pemilik toko karena berbuat gaduh. Saat aku ingin meninggalkan tempat itu, aku berbalik untuk melihat gadis earphone tadi. Tapi sayang, dia sudag tidak ada ditempatnya. Aku sedikit kecewa. Bisakah aku bertemu kembali dengan gadis itu?

.

.

.

Normal's POV

SMA Kaijou saat itu masih sepi. Hanya beberapa murid yang sudah datang, karena latihan pagi yang dilakukan rutin dibeberapa klub. Tapi, tidak semua murid yang datang sepagi ini untuk mengikuti kegiatan klub. Di kelas 1-C tidak sesepi kelas lainnya. Seorang gadis sedang duduk dikursi yang terletak dipinggir lorong sambil membaca buku. Kulitnya yang putih mulus, sangat kontras dengan blazer abu-abu yang dikenakannya. Rambutnya yang bob curly pendek hitam berkibar ditiup angin musim gugur. Manik mata abu-abunya yang dihiasi kacamata bingkai hitam sibuk membaca setiap kalimat dibuku. Tangan kirinya menopang dagunya dan yang lainnya memegang buku. Ia begitu hikmat membaca hingga tidak menyadari lorong sekolah sudah mulai dipenuhi murid-murid SMA Kaijou yang lain.

"Ohayou Yu-chan!" Gadis itu tersentak hingga menjatuhkan bukunya. "Gomen! Apa Yu-chan sangat terkejut?" Gadis yang dipanggil 'yu-chan' itu hanya menggeleng.

"Tumben sekali Saki-san datang sepagi ini."ujar gadis berkacamata itu.

"Sudah aku bilang gunakan 'chan', jangan 'san'. Sekarang sudah jam 7.25, tidak lihat jam ya? Lagipula, kenapa Yu-chan selalu menolak pergi sekolah denganku dan datang kesekolah sepagi ini?"

"Dan berhentilah memanggilku 'yu-chan'. Yoshi saja cukup. Karena saat Saki-chan datang, koridor mulai ramai. Aku tidak suka ramai." Gadis berambut coklat panjang itu hanya menghela nafas melihat teman akrabnya itu. Saki kemudian merogoh tasnya dan menggenggam sebuah cd album.

"Tadaa! Ini album terbaru dari band favoritku yang baru! Ada tanda tangan mereka juga! Kerenkan?! Aku senang sekali! Karena ini sangat penting bagiku." Saki bersorak-sorak senang karena cd album yang dibelinya. Saat ia sedang mengaggumi cd tersebut, seseorang merampasnya dari belakang.

"Cd album macam apa ini? Apa kau menghabiskan uang dan tenaga untuk cd sampah semacam ini?" Cemooh laki-laki tinggi, rambut dan baju berantakan yang merampas cd album.

"Itu milikku! Kembalikan Yama-san!" Saki menarik baju Yama. Namun dengan telak Yama mendorongnya hingga jatuh tersungkur. Laki-laki berjalan mendekati jendela kelas dan berdiri disana.

"Kau masih meinginginkan cd sampah ini? Kalau begitu, ambil sendiri!" Yama langsung melempar cd album tersebut keluar jendela.

"Cd-ku!" Belum sempat Saki bangkit, dengan cepat Yoshi, yang memperhatikan kejadian itu berlari dan melompat dari jendela. Seisi kelas yang melihat tindakannya itu terkejut. Mereka semua berlari menuju jendela untuk melihat kelanjutan aksi Yoshi. Bagaimana tidak, gadis itu melompat dari lantai dua sekolah. Cedera paling kecil yang didapatnya kemunkinan adalah patah tulang. Yoshi yang masih melompat dengan sigap menangkap cd itu dan berhasil. Dengan cepat, ia menggerakkan tubuhnya agar bisa memposisikan tubuhnya jatuh tepat diantara semak-semak.

BRUKKK! Dan berhasil. Yoshi jatuh diantara semak-semak dan tidak mengalami cedera yang serius. Semua orang yang ada disekitar tempat Yoshi melompat terpaku. Termasuk dengan Kise Ryouta yang kebetulan lewat

.

.

.

Kise's POV

"Kyaa Kise-kun!"

"Ohayou Ouji-sama!"

"Kise-kun sangat tampan!"

Dan berbagai teriakan lainnya. Dengan sabar aku melayani para fansku. Mereka tidak pernah lelah samasekali. Dimulai dengan latihan pagi, istirahat, hingga latihan sore, mereka dengan setia mengikuti kemana aku pergi. sebenarnya aku tidak masalah dengan kehadiran mereka. Tapi tidak dengan anggota basket yang lain, terutama Yakamatsu-senpai. Ia tidak segan-segan menendang punggungku kalau para fans mengganggu konsentrasi latihan kami. Senpai sangat kasar memperlakukannku, tapi aku tahu dia sebenarnya adalah orang yang baik dan sangat memperhatikan anggota timnya. Karena itu aku sangat mengaguminya. Latihan rutin pagi sudah selesai dan aku segera berganti pakaian dan menuju kelas. Tentu saja para fans masih setia mengikutiku.

"Kise-kun, ini kue buatanku. Mohon diterima!"

"Kise-kun, aku ingin minta tanda tanganmu!"

"Kise-kun!"

"Kise-kun!"

Ingin rasanya aku berteriak ditengah-tengah mereka. Agar mereka tahu kalau telingaku cukup lelah mendengar berbagai permintaan mereka. Tapi tentu saja aku tidak melakukannya. Mereka adalah penggemarku. Jika tidak karena mereka, aku tidak mungkin masih menjadi model seperti sekarang. Dengan senyuman, aku menerima berbagai bingkisan dari mereka.

BRUKKK!

Aku dan para fansku terkejut. Kami berlari ke jendela koridor, melihat tempat asal suara yang kami dengar. Suara tersebut cukup besar, seperti suatu benda besar yang jatuh dari ketinggian dan masuk kedalam semak-semak. Benar saja, semak-semak didepan kami bergerak, sontak para fansku yang semuanya adalah perempuan berteriak dan bersembunyin dibelakangku. Semak-semak itu terus bergerak, dan 'sesuatu', atau lebih tepatnya 'seseorang' keluar dari semak-semak itu. Seorang gadis. Iya. Seorang gadis keluar dari semak-semak itu. Dengan rambut yang dipenuhi daun-daun yang gugur, seragam yang sedikit kotor, dan beberapa luka dibagian kaki dan tangannya. Aku terkesiap melihat gadis itu. Rambutnya yang hitam dan halus, kulit putih mulus, dan tinggi. Dialah orangnya. Gadis berkemeja biru di toko kaset.

"Hei kau! Murid yang baru saja keluar dari semak-semak!" Kami semua menoleh kesumber suara. Seorang Sensei berpakaian training menghampiri gadis itu. "Apa yang kau lakukan? percobaan bunuh diri yang gagal hah? Kau tahu akibat yang kau lakukan itu? Kau tidak memikirkan kekuargamu hah?" Gadis itu diam, tepatnya, bengong mendengar ocehan sensei itu. Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali setelah mendengar ocehan sensei. Dan tanpa diduga, ia tersenyum. Senyum sekilas yang sangat indah.

"Apa yang kau bicarakan sensei? Fantasimu benar-benar berlebihan. Manamungkin aku melakukan hal sebodoh itu." Gadis itu mengacungkan sebuah cd didepan wajah sensei. "Seorang brengsek merampas benda ini dari temanku dan melemparnya keluar jendela. Ini adalah benda penting temanku. Manamungkin aku membiarkannya hancur begitu saja."

"Berani sekali kau menggunakan kata kasar seperti itu pada sensei mu! Sebutkan nama dan kelasmu! Aku akan memberikanmu hukuman karena sudah melakukan hal bodoh dan berkata kasar pada sensei."

"Yoshi. Dari kelas 1-C." Mendadak suasana menjadi hening. Wajah sensei itu mendadak menjadi pucat pasi. Tubuhnya juga gemetaran. Aku melihat sekelilingku. Para siswi juga tidak kalah pucat.

"Ahh.. jadi kau yang namanya Yoshi. Jangan ulangi lagi. Jika ada yang mengganggu atau semacamnya, laporkan saja keguru. Kembalilah kekelas." Dengan langkah nyaris berlari, sensei itu meninggalkan gadis yang bernama Yoshi.

"Kenapa Sensei itu malah meninggalkannya? Bukannya di akan memberikan hukuman?" Tanyaku dengan para siswi yang ada didekatku.

"Apa Kise-kun tidak tahu?" tanya salah satu dari mereka

Aku hanya menggeleng. "Aku bahkan baru pertama kali melihatnya."

"Astaga! Kise-kun samasekali tidaktahu tentang gadis itu?! Banyak yang memanggilnya 'Yoshi'. Gosip yang beredar, dia bisa melihat hantu! Dia selalu datang pagi tanpa alasan yang jelas. Katanya, ia datang untuk membasmi roh-roh jahat. Ia juga sangat penyendiri. Gosipnya juga, ada seekor kucing hitam yang selalu mengikutinya! Menyeramkan sekali!"

"Penyendiri? Bukankah tadi dia bilang dia membantu temannya?"

"Dia hanya memiliki satu teman disini. Pokoknya, Kise-kun jangan dekat-dekat dengannnya!" Siswi-siswi didekatku malah sibuk menggosip tentang Yoshi. Aku melihat gadis itu. Yoshi sedang sibuk membersihkan rambut dari daun kering. Tanpa sengaja, mata kami bertemu. Manik mata abu-abunya sangat indah, tapi sangat dejavu. Aku seperti pernah melihatnya. Untuk beberapa saat aku terhipnotis. Saat gadis itu memutuskan tatapan kami, aku tersadar dari lamunanku. Yoshi kemudian meninggalkan tempat itu. Entah mengapa, saat mereka semua tidak ingin mendekatinya, aku justru ingin mengenalnya lebih jauh.

TBC