Pairing : Draco X Readers

Note : Kau adalah seorang murid Gryffindor tingkat 4 yang bersahabat baik dengan Trio Emas; Harry, Ron dan Hermione. Perawakanmu sangat menarik. Setidaknya itulah kata teman-temanmu. Hal itu membuatmu digilai murid laki-laki dari berbagai tingkatan, bahkan murid kelas 7. Namun kau tidak peduli dengan itu semua. Dan dari sekian banyak murid laki-laki yang rela melakukan segalanya demi mendapat perhatianmu, ada satu murid yang membuatmu salah tingkah tiap bertemu dengannya. Draco Malfoy.

Y/N : your name
H/C : hair color


"Y/N, ayo ke Aula Besar sebelum jatah makan kita diambil Ron", ucap Hermione memelas sambil melihatmu yang sedang merengut sambil menatap perkamenmu. Kau menoleh ke arah Hermione dan tertawa melihat ekspresi memelasnya. "Kau duluan saja Mione, tinggal satu paragraf lagi lalu aku akan turun", ucapmu sambil kembali menulis esay Ramuan untuk esok hari. "Baiklah Y/N, jangan lama-lama", ucap Hermione sambil melangkah keluar. "Oh Mione! Sisakan pai labu untukku!", teriakmu. Kau sayup-sayup mendengar balasan Hermione. Ruang rekreasi menjadi sunyi. Oh tentu saja, saat ini semua murid sedang berada di Aula Besar untuk memenuhi kebutuhan primer mereka. Semua murid kecuali dirimu yang masih bergelut dengan tugas esay Ramuan dari Profesor Snape. Kau mendesah lega karena paragraf terakhir sudah selesai. Segera kau melangkah keluar dari asrama dan berlari menuju Aula Besar.

Kau hendak berbelok ke kanan menuju Aula Besar ketika tiba-tiba kau menubruk seseorang dari arah berlawanan. Kau terjatuh.

"Ah, ma-maaf aku tidak sengaja", katamu sambil berusaha berdiri. Kau merasakan ada tangan besar yang memegangmu, membantumu berdiri.

"Oh. Apakah kau baik-baik sa-", ucapanmu terputus ketika kau mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang kau tabrak.

"M-Malfoy?!", ucapmu. 'Ah sial, mengapa ia menyeringai seperti itu sih', batinmu sambil berusaha menetralisir jantungmu yang berdegup terlalu cepat. Tiba-tiba kau merasakan lidahmu kelu dan pikiranmu kosong. Jadi yang kau lakukan saat ini adalah memandangi Draco seperti orang bodoh.

"Bilang apa, love?", goda Draco sambil memperlebar seringainya dan menaikkan satu alisnya.

Kau tahu bahwa Draco senang menggoda murid perempuan; tak terkecuali dirimu. Wajahmu sangat menarik. Kau memiliki rambut berwarna H/C yang menjuntai indah dan lembut. Bibir tipismu berwarna kemerahan tanpa perlu diberi lipstick. Pipimu yang mudah merona memberikan kesan imut namun seksi. Bentuk tubuh curvy, dada yang penuh, pinggul kecil dengan pantat bulat, membuatmu mendapat predikat gadis paling menarik di seantero Hogwarts. Namun kau terlalu acuh dengan itu semua, kau hanya fokus pada pelajaran, dan tentunya sahabat-sahabatmu. Hal ini membuat beberapa teman asramamu kesal karena kau selalu menolak ajakan kencan yang diberikan tanpa basa-basi. Bahkan kau pernah meninju Pansy Parkinson karena ia menyebarkan hoax bahwa kau memanfaatkan lelaki yang mengejarmu dan tidur dengan mereka. Tentunya kau melakukan semua ini tanpa sepengetahuan guru dan prefek. Kau ahli dalam bela diri dan pelajaran Mantra, jadi kau dapat pergi keliling kastil di malam hari dengan tenang karena jika ada yang berulah denganmu, ia akan mendapat ganjarannya.

Matamu masih menatap Draco dengan tajam. Tetapi ada getaran aneh tiap mata kalian bersirobrok. Kau mengakui bahwa kau tertarik pada Draco, namun kau menyembunyikannya dalam hati karena kau seorang Gryffindor dan sahabat-sahabatmu pasti akan membunuhmu jika mendengar pengakuanmu.

Kau mendengus dan berjalan melewatinya. Namun Draco dengan sigap meraih lenganmu dan menahan tubuhmu di dinding.

"Aku bertanya padamu Y/L/N. Jawab aku", ucap Draco dingin.

Draco menahan tanganmu, menguncimu agar tak bisa melarikan diri. Jarak tubuhnya hanya beberapa senti saja daei tubuhmu. Kau bahkan bisa mencium aroma tubuhnya. Kakimu seketika melemas. Dengan sekuat tenaga kau menatap matanya dan berkata,

"Brengsek. Minggir kau ular!"

Draco menjauhkan tubuhnya namun menyeretmu menuju gudang sapu terdekat. Ia menguncinya dan merapalkan mantra Muffliato. Draco merapatkan tubuhnya, menghimpitmu. Wajahnya sudah sangat dekat denganmu. Jantungmu berdegup kencang. Kau bisa merasakan wajahmu memanas. Kau mengalihkan padangan dari Draco. Namun Draco meraih dagumu, memaksamu untuk menatap mata biru-kelabunya.

Tanpa kau sangka Draco menyapukan bibirnya ke bibirmu. Sebelum kau menyadari apa yang sedang terjadi, Draco melumat bibirmu dengan lembut. Kau ragu untuk membalas. Namun Draco kian mendesakmu. Akhirnya kau mengalah. Kau membuka bibirmu dan membiarkan lidah Draco menjelajahimu, begitupun tangan kekarnya. Tangannya menjelajahi tubuhmu mulai dari kepala, dada (yang membuatmu mengerang dan Draco menyerngai karenanya), pinggang, dan pantat.

Tangan Draco berpindah, menangkup kedua pipimu. Ciuman kalian makin panas, makin mendesak. Tanganmu berada di tengkuk dan rambut Draco, meremasnya, meminta lebih. Namun, tanpa kau duga Draco mendorongmu menjauh, melepaskan ciumannya. Kalian berdua terengah-engah. Hal terakhir yang kau ingat adalah Draco menyeringai lebar sebelum melepaskan mantra yang dipasang dan keluar, meninggalkanmu dengan sejuta pertanyaan di pikiranmu.


Kau datang dua puluh menit setelah makan malam dimulai. Kau kehilangan selera untuk makan, namun kau tak tahan dengan harum pai labu yang disisakan Hermione untukmu. Kau duduk di sebelah Hermione dengan Ron dan Harry di depanmu. Kau duduk dan langsung menopang dagu, menatap Pai Labumu. Wajahmu seperti sedang berpikir. Ya. Berpikir tentang kejadian tak masuk akal yang barusan terjadi. Demi Godric, kau baru saja membiarkan seorang Malfoy menikmati tubuhmu! Ketiga sahabatmu, Harry, Ron dan Hermione terheran-heran melihat kelakuanmu yang 'tidak biasa' ini.

"Y/N", panggil Harry.

Melihatmu yang masih terdiam, Ron ganti memanggilmu.

"Y/N?", panggil Ron.

Kau menghela nafas, namun tampaknya kau tidak mendengar panggilan Ron. Ron menatap Harry dan Hermione dengan tatapan bingung. Mereka saling berbisik sampai akhirnya Hermione mencoba memanggilmu.

"Y/N? Hei!", panggil Hermione sambil menepuk bahumu.

"Ah?", kau terkesiap, menatap ketiga sahabatmu dengan tatapan bingung.

"Ada apa denganmu? Kau bersikap aneh sejak datang tadi", tanya Harry, lalu menyesap jus labu kuning dari pialanya.

"Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?", tanya Hermione hati-hati.

Ron memandangmu penuh tanya sambil menggigit paha kalkun panggang kesukaannya dengan lahap. Ralat, rakus.

Kau menghela nafas. Kau menimbang-nimbang dalam hati untuk menceritakan kejadian tadi.

"A-aku... Aku hanya khawatir dengan Mum dan Dad, mengingat situasi sedang pelik", jawabku berbohong. Kau jago berakting, makanya kau selalu lolos dari detensi. Well, sebenarnya apa yang kau bilang barusan tidak benar-benar berbohong. Kedua orangtuamu memang sedang terkena musibah. Dad di skors selama satu bulan oleh Kementrian karena melalaikan tugas. Mum marah besar saat mengetahui hal itu dan langsung pergi meninggalkan Dad sendirian. Namun kejadian barusan bukan tentang mereka berdua kan? Kejadian yang sebenarnya adalah kau berciuman dengan Mal- oh sudah lah.

Kau mendongakkan kepala untuk melihat respon sahabatmu. Hermione memeluk pundakmu, mengusapnya pelan. Kau bisa melihat tatapan penuh empati yang diberikan oleh ketiga sahabatmu. Kau tersenyum lemah sebagai balasannya.

"Mawkawnlah Y/N. Paiw lawbu tidawk enawk diwmakawn kalauw diwngin. Uhuk uhuk", Ron tersedak. Tangannya memukul-mukul dadanya.

Hermione menatap Ron dengan sebal sambil berkata, "Oh, Ronald! Berhentilah berbicara saat mengunyah! Itu-"

"Menjijikkan", ucapmu dan Harry berbarengan sambil meniru ucapan Hermione.

Hermione memberi tatapan sebal padamu dan Harry sementara kalian berdua hanya tertawa. Kau merasa dirimu sudah lebih baik. Setidaknya tidak selinglung tadi. Kau mulai menyendok pai labumu -yang untungnya masih hangat- sedikit demi sedikit. Ron benar, pai labu memang enak dimakan saat masih hangat. Kau tersenyum memandang ketiga sahabatmu yang sedang berdebat tentang kelakuan menjijikkan Ron; mengunyah sambil berbicara. Ah, ketiga sahabatnya memang tahu cara menghibur dirimu.

Kau menyapukan pandangan ke seluruh Aula Besar dan matamu tertuju pada tatapan Draco. Tatapannya menguncimu, membuat tubuhmu terasa kebas. Bibirnya menyunggingkan senyum yang lebih mirip sebuah seringai.

Hermione tampaknya memperhatikanmu. Ia melihat kau dan Draco saling berpandangan, kemudian memberi kode pada Harry.

"Y/N, apakah kau sibuk waktu libur musim panas nanti? Ayo menginap di The Burrow", ucap Harry setengah berteriak yang membuatmu kaget.

Wajahmu memerah karena salah tingkah. "Uh, ide bagus. Aku akan coba bicara pada Dad nanti, Harry", kau nyengir. Kau melihat sekilas ke arah meja Slytherin dan menemukan Draco sedang menatapmu dengan ekspresi berbeda. Kau bisa menebak bahwa Draco cemburu.

Draco tak suka berbagi. Draco tahu bahwa Harry sengaja mengajakmu bicara karena si Darah-Lumpur-Rambut-Semak itu memergoki kalian sedang bertatapan.


Kau menghabiskan pai labu di piringmu tanpa sisa. Saat ini kau sedang menyesap susu coklat hangat dalam pialamu sambil memperhatikan Trio Emas yang sibuk mendiskusikan pasangan Pesta Dansa masing-masing. Tahun ini Hogwarts menjadi tuan rumah dalam kegiatan Turnamen Triwizard. Sekolah sihir lain yang diundang adalah sekolah sihir khusus pria; Durmstrang dari Bulgaria dan wanita; Beauxbatons dari Perancis. Pesta Dansa termasuk dalam salah satu acara yang digelar dalam rangkaian Turnamen Triwizard. Kau mendengar Harry mengerang saat Hermione menceramahinya karena tak kunjung mendapatkan pasangan. Tentu saja Hermione marah. Harry belum mendapat pasangan padahal ia adalah kontestan Turnamen Triwizard dan Pesta Dansa akan digelar dua hari lagi.

"Kenapa kau tidak pergi dengan Y/N saja, Harry", tanya Ron sambil memandangku dan Harry bergantian, diikuti dengan tatapan Hermione.

"Oh, itu... itu..", kau memiringkan kepala dan menggaruk kepalamu yang tidak gatal.

"Y/N pasti sudah punya pasangan, Ron! Jangan ngaco", sembur Harry pada Ron yang dibalas dengan tatapan biasa-saja-dong oleh Ron.

"Jadi, Y/N, siapakah pria beruntung yang menjadi pasanganmu?", tanya Hermione antusias. Suaranya cukup keras sehingga beberapa pasang mata memperhatikanmu saat ini. Kau bisa melihat mata Hermione berbinar-binar. Tentu saja Hermione penasaran. Sejak Professor McGonagall mengumumkan tanggal Pesta Dansa hampir separuh murid laki-laki mengajakmu menjadi pasangan mereka. Namun impian mereka berakhir dengan tragis karena kau menolak mereka semua tanpa basa-basi.

"Uh.. Well..", kau salah tingkah. Saat ini tidak hanya Hermione saja yang menatapmu namun juga Harry, Ron, Ginny, Neville, Dean, dan beberapa teman yang duduknya berdekatan.

"Sebenarnya... Uh... Itu.. Rahasia. Ya, itu rahasia, hahaha. Aku ingin menjadikan itu sebuah kejutan bagi kalian semua", kau tertawa untuk menutupi kepanikanmu. Kau terpaksa berbohong kali ini karena kau tidak ingin mendapat ceramah panjang lebar dari Hermione seperti dirinya menceramahi Harry. Kau belum mendapat pasangan untuk Pesta Dansa karena kau menunggu Draco untuk mengajakmu. Wait, what? Seorang Y/N yang hobi menolak lelaki kini mengharapkan Draco Malfoy mengajaknya ke Pesta Danda?! Sepertinya dirimu sudah tidak waras. Kau bergidik karena pemikiranmu yang 'tidak wajar' itu.

Hermione hampir melayangkan protesnya ketika Professor McGonagall mendentingkan sendok pada pialanya dan membuat suara "tingtingiting" yang bergema di Aula Besar. Kau membuang nafas lega. Thank God, Professor McGonagall sangat tepat waktu, batinmu. Professor McGonagall memberi pengumuman bahwa besok ada perubahan kegiatan pembelajaran karena pada pukul tiga sore semua siswa diperbolehkan turun ke Hogsmeade untuk melengkapi kebutuhan diri untuk Pesta Dansa. Pengumuman itu disambut gembira, terdengar pekikan senang dan bisik-bisik penuh antusias. Setelah memberi pengumuman sisanya, McGonagall menyuruh murid-murid untuk melanjutkan kegiatan masing-masing. Makan malam telah usai.


Kau melangkah keluar Aula Besar bersama Trio Emas. Syukurlah Hermione tidak menanyakan pasanganmu lagi. Saat ini ia malah sibuk menceramahi Harry dan Ron karena belum membuat essai Transfigurasi sebanyak tiga perkamen untuk kelas esok pagi jam tujuh. Kau cekikikan melihat ekspresi bodoh mereka berdua.

"Umm, guys.. Sepertinya aku akan jalan-jalan sebentar. Aku ingin menenangkan pikiranku", ucapmu pada ketiga sahabatmu saat sampai di depan lukisan Nyonya Gemuk, pintu Asrama Gryffindor.

Harry menepuk pundakmu dan berkata, "It's okay Y/N. Kami mengerti keadaanmu saat ini", dan ia menyunggingkan senyum.

Kau tersenyum sambil mengucapkan terima kasih lalu melangkah ke lorong lantai tujuh, meninggalkan mereka bertiga yang sedang berdebat dengan Nyonya Gemuk karena tak kunjung dibukakan pintu. Sayup-sayup kau mendengar suara Hermione yang mengingatkanmu untuk tidak berkeliaran lewat dari jam malam. Kau melambaikan tanganmu tanpa berbalik, memberi tanda bahwa kau mendengarnya.

Kau melangkahkan kakimu dengan asal mengitari kastil. Akhirnya kau sampai di tangga putar menuju ruang kelas Astronomi. 'Oh crap', batinmu melihat tempat itu agak gelap. Walaupun terdapat beberapa lilin yang menempel di dinding tetap saja tempat itu gelap, menurutmu. Kau mungkin ahli dalam bela diri dan mengutuk orang, namun kau benci kegelapan, hal itu tak jarang membuatmu merasa sesak bahkan pingsan. Kau segera mengeluarkan tongkat dari jubahmu dan menggumamkan Lumos, seketika cahaya menyala di ujung tongkatmu. Kau ingin turun dan kembali ke asrama tapi malam sudah semakin larut, akhirnya kau memutuskan untuk duduk di pinggiran jendela besar yang berada lima langkah dari posisimu saat ini. Kau melirik jam tanganmu. Masih ada waktu sekitar satu jam sampai jam malam diberlakukan.

Kau menatap ke luar jendela; melihat bulan yang sedang bersinar terang dengan bintang-bintang di sekelilingnya. Pikiranmu saat ini terlalu penuh; ketidakjelasan hubungan orangtuamu, Draco, pasangan Pesta Dansa, Draco, dan Draco. 'Ugh, mengapa aku harus repot-repot memikirkan lelaki itu?', kau menghela nafas dan memutar bola matamu, 'Ini aneh. Tidak mungkin aku suka padanya. Tapi mengingat kejadian tadi sebelum makan malam, itu sangat ane-'

"Well, well, look what we have here. Kau bisa saja kulaporkan dan mendapat detensi, Miss", sebuah suara menginterupsimu. Kau tersentak. Suara berat itu! Suara itu! Tanpa mengalihkan pandangan dari bulan yang bersinar kau sudah tahu bahwa itu adalah suara,

"Malfoy", ucapmu sinis, "Apa yang kau lakukan? Menguntitku, eh?", kau melanjutkan kalimatmu lalu menoleh.

Lelaki di depanmu menyeringai, sesuatu yang menjadi ciri khasnya. Ia berjalan mendekatimu. Refleks kau mengarahkan tongkatmu ke depan hidungnya. Kau mencoba mengatur nafas agar detak jantungmu saat ini kembali normal. Namun bukan Malfoy jika ia langsung menyerah. Ia mendekatkan wajahnya ke arah tongkatmu.

"Apa yang akan kau lakukan, eh? Mengutukku seperti kau mengutuk lelaki-lelaki yang memperebutkanmu itu?", ucap Draco dengan angkuh.

Kau sedang tidak mood saat ini; baik untuk bertengkar maupun adu argumen. Pikiran-pikiran tidak mutu yang memenuhi otakmu membuat dirimu merasa lelah. Tujuanmu kemari adalah untuk menenangkan pikiran, bukan menambah beban pikiran.

"Shove off, Ferret. Aku sedang tidak minat adu argumen denganmu", kau menatap mata biru-kelabunya dengan tajam. Kau dapat melihat seringainya makin lebar. Dan sialnya, jantungmu malah berdetak makin kencang karena kegirangan. Mungkin memang diriku sudah tidak waras, batinmu.

Kau tidak begitu mengingat kejadian setelahnya. Yang kau ingat adalah Draco menangkup wajahmu dengan kedua tangannya, tongkatmu terjatuh, bibir Draco dan bibirmu saling berpagut dan kalian saling berpelukan.


Well, sekian dulu ceritanya, Readers!
Let me know what you think about this story, yeah?
Waiting for your reviews :)