Fairy tail bukan punya saya


Ch 1:

Hari ini adalah pesta perpisahan bagi para murid Fairy Tail High school angkatan ke-23 Tahun 2014 kelas 12-A, dan biasanya kalau pesta perpisahan itu Palingan seru kan... tertawa.. bercanda bersama teman yang nantinya bakalan jarang ketemu ... tapi tidak untuk pemuda bernama Gray Fullbuster yang dari tadi kerjanya merenung memikirkan sesuatu .

"Jadi...ada apa? dengan mu Gray?" Tanya Erza yang heran dengan tingkah gray karna selama pesta perpisahan berlangsung dia hanya diam merenung.

"Tidak..." Hanya itu jawaban dari sang pemuda berambut raven itu.

"Ayolah... gray kita sudah bersahabat cukup lama kenapa kau tidak mau mengaku hah?" Kata erza menyiku gray.

"Aku bingung itu saja..."Gray tertunduk.

"Kenapa? Masalah apa sampai kau jadi pendiam seperti ini hah?"

"Tidak...hal sepeleh saja kok"

"Oh yah? berhentilah berbohong Gray itu tidak baik.."

"Soal Lucy...dan...Juvia" dia pun mengankat kepalanya dan meminum air yang dari tadi dia pegang.

"Kenapa? dengan mereka berdua hah?"

"Tidak hanya mau tanya..Mereka Datang kan...?" Tanya gray melihat sekitar ruangan yang di penuhi teman-teman sekelasnya.

"Oh...kalau soal Lucy dia tidak bisa datang..."

"Kenapa?" tanya Gray melihat Erza yang sekarang sedang sibuk melihat layar hp nya.

"Dia pergi mengurusi berkas-berkas nya untuk masuk kuliah..."

"Masuk jurusan apa dia?" Tanya gray.

"Katanya sarjana Hukum.." Erza masih sibuk dengan hp nya.

"Oh...kuliah dimana dia...?"

"Universitas Tokyo.."

"Oh...lalu Juvia mana?" Tanya gray agak lesuh menyebut nama juvia.

"Juvia juga sama..." Kali ini erza menatap mata gray karna sedikit Heran dengan tingkah nya barusan.

"Jurusan apa?"

"Kedokteran.."

"Kuliahnya di mana.."

"Berlin,Jerman...dia dapat Beasiswa ke sana.." Kata erza yang sekarang melihat rasa kesepian di mata gray.

"Hei gray... sebenarnya? Kamu kenapa?" Kata erza menanyakan pertanyaan yang belum gray jawab dengan jelas beberapa menit lalu.

Gray yang pun Hanya tertunduk dan meminum air putih yang ada di tangan nya dan menjawab "beberapa hari yang lalu Juvia menyatakan perasaan nya padaku" kata gray tertunduk lemas.

"Lalu...?" Kata erza tiba-tiba menatap gray dengan mata yang serius.

"Aku menolak nya karna aku pikir aku suka lucy...tapi.."

"Tapi apa gray?" Kata erza heran dengan kelakuan teman nya ini.

"Tapi saat dia menyatakan perasaan nya padaku dadaku rasanya mau meledak,tapi saat dia pergi menjauh meninggalkan ku rasanya hatiku seperti di iris-iris" kata Gray panjang lebar dan ia masih tetap tertunduk lesuh.

"Lalu sekarang masalah nya apa?"

"Aku bingung sebenarnya? siapa yang aku suka"

"Kamu Payah..." Kata-kata itu keluar dari mulut erza.

"Hah? Kau bilang apa tadi erza" tanya gray mengira ia salah dengar mungkin karna di situ terlalu ribut .

"Sudahlah lupakan yang tadi aku bilang...beritahu aku apa yang kamu suka dari lucy..."

"Tentu saja karna dia cantik dia teman ku lalu karna dia baik..." Kata gray biasa-biasa aja.

"Kamu pernah merasakan dadamu akan meledak kalau dia tersenyum?" tanya Erza membuat gray mengankat kepalanya melihat erza heran.

"Hah...aku...nggak pernah" jawab pemuda itu jujur.

"Kalau dia dekat dengan mu pernah rasa wajahmu memanas?" Tanya erza lagi .

"Tidak pernah..." Kata gray jujur.

"Berarti rasa suka mu hanya sebatas teman gray" kata erza tertawa kecil dan gray pun mulai berpikir.

"Lagi pula kamu tidak boleh Mengambil pacar orang..." Erza menambahkan.

"Hah?! Lucy sudah punya pacar?!" tanya Gray kali ini kaget.

"Tentu..dia pacar nya natsu" kata erza tertawa sedangkan gray heran...dia sangat-sangat heran kenapa? Masa sih...dia kalah sama is idiot Natsu,Natsu udah punya pacar sedangkan dia belum sama sekali.

"Nah...kalau kamu sama-sama dengan juvia dan dia tertawa bagaimana?" tanya erza mengembalikan fokus pembicaraan.

"Kalau dengan juvia rasanya aku bahagia..." Kata gray udah mulai tersipu.

"Lalu...apa? muka mu sering memanas kalau dia bersama mu?" Tanya erza tertawa kecil melihat gray tersipu.

"Sering..." Kata gray kini mukanya udah merah.

"Nah...katakan pada ku dengan jujur bagaiman perasaan mu saat tadi aku bilang dia akan pergi jauh?" Tanya erza kali ini menahan tawa.

"Kehilangan...rasanya aku kehilangan..." Kata gray tertunduk.

"Gray ku bilang padamu itu bukan lagi rasa suka melainkan..."Erza mengantungkan kalimat nya.

"Apa?"Tanya gray penasaraan.

"Cinta..." Kata erza tersenyum sedangkan sang pemuda berambut raven itu melihat erza heran.


Dan itulah chapter 1 .jujur sebenarnya saya berencana membuat nya menjadi one-shoot tapi teman saya bilang "heih...bikin multi-chap aja...panjang banget cerita mu itu adek..." Jadi saya bikin multi-chap. dan soal tanggal-tanggal dia atas, nomor angkatan itu nggak ada yang special saya cuma nulis sembarangan aja.

"Tolong hargai jasa author dengan me-review cerita saya"

Celine-nee-sama~